Sabtu, 07 Juli 2018

PERSEMBAHKANLAH KEKAYAANMU UNTUK MEMULIAKAN TUHAN

PERSEMBAHKAN KEKAYAANMU UNTUK MEMULIAKAN TUHAN

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, anda tahu tentang lagu: 'Cinta dan Permata'? Lagu ini sangat terkenal sebagai nasihat dalam rumah tangga; kebahagiaan tidak terletak banyaknya harta dan kekayaan yg dapat diberikan pada pasangan hidup. Apa jadinya bergelimang harta namun batin tersiksa; menghadapi sikap dan perbuatan yang terus melukai batin dan perasaan, tiada perhatian dan tiada kasih sayang. Apa jadinya rumah tangga terus dingin, tak ada kehangatan dan kemesraan, senyuman jauh, tawa hilang yang ada hanya kemurungan dan wajah kesal.  Lagu Cinta dan Permata nasihat yang sangat baik, jangan taburi cinta permata, tetapi hujanilah dengan kasih sayang, kejujuran dan ketulusan itulah yang utama.

Kitab Pengkotbah diyakini bersumber dari Raja Salomo, seorang raja yang terkenal, dia kaya raya. Pengalamannya dibagi-bagi kepada setiap orang agar hati-hati terhadap kekayaan.

Di sini kekayaan dilihat dari tiga sudut. Kendati Allah mungkin memberi manusia kemampuan tertentu untuk menikmati kekayaan, namun (1) kekayaan adalah penyebab banyak ketamakan dan ketidakadilan di antara para pejabat pemerintah (5:7,8); (2) perolehan kekayaan tidak pernah memberikan kepuasan, sebab semakin orang mendapatkannya semakin banyak dia menginginkannya (5:9-11); dan (3) kekayaan merupakan harta yang tidak aman, sebab orang mengejar kekayaan hanya untuk memberikannya kepada orang lain (5:12-16).

1. Jabatan dan Penghormatan

Pengkhotbah 5:9 (TB)  (5-8) Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.

Pengkotbah memberikan nasihat tentang jabatan dan kehormatan. Pada umumnya orang memahami jabatan akan mendatangkan kehormatan. Sehingga orang berlomba untuk mendapatkan jabatan dan kedudukan tertinggi. Benar idealnya demikian posisi tertinggi dalam suatu negara akan mendapat kehormatan. Namun Pengkotbah membuat nasihat kritis apakah kuasa dan jabatan otomatis mendatangkan kehormatan? Adalah suatu kemalangan mendapatkan jabatan namun tidak mendapat kehormatan. Bisa saja orang dalam mencapai jabatan tapi jadi lupa diri dan kehilangan kehormatan. Ada juga kehilangan kehormatan karena sikap dan pribadi yang tidak terpuji. Bagi Pengkotbah, ini adalah suatu kemalangan di kolong langit ini:  punya jabatan tinggi namun tidak terhormat. Oh Alangkah malangnya jika demikian adanya. Jabatan tinggi idealnya diiringi dengan sikap terpuji dan sendirinya akan mendapat kehormatan.

Maka benar apa kata Pengkotbah, ini adalah suatu kesiasiaan, jika ada orang mengejar posisi tinggi bahkan menjadi raja dalam suatu daerah namun kehilangan kemuliaan dan kehormatan, karena sikap ambisius, rakus jabatan dan mencapai kesusksesan dengan cara-cara yang tidak terhormat.

2. Siapa mencintai uang tak akan puas dengan uang. (Ayat 10)

a. Kekayaan tanpa penguasaan diri adalah kesiasiaan;
Catatan kritis kedua dari Pengkotbah ini adalah sikap terhadap cinta uang. Sejalan dengan apa yang disamlaikan oleb Paulus kepada Timoteus: akar dsri segala kejahatan adalah cinta uang (1 Tim 6:10). Disini Alkitab tidak mengatakan uang itu jahat dannuang itu dosa, sama sekali tidak. Uang dan kekayaan adalah obyek, dia netral namun manusia yang mencintai uang dan harta itulah akar kejahatan.

Barangsiapa mencintai uang tidak akan  pernah puas dengan uang. Itu benar, adanya: coba kita bayangkan hidup kita dimulai dengan "0" (nol). Atas kerja keras kita boleh memiliki sepeda, setelah memiliki sepeda ingin sepeda motor, setelah sepeda motor tentu ingin punya mobil, rumah, mobil mewah, rumah mewah dan lingkaran keinginan. Selagi ada keinginan di dalam diri manusia, manusia akan terus merasa kurang.

Semua orang punya keinginan itu adalah sifat alamiah di dalam diri manusia. Disinilah Pengkotbah hadir memberikan nasihat jika demi mencapai keinginan orang kehilangan kehormatan dan kemuliaannya itu namanya kesiasiaan.  Bagi Pengkotbah mencapai keingingan akan menjadi pencobaan di dalam diri manusia jika tidak ada pengendalian diri. Orang yang menjadi kaya tak akan puas dengan kekayaan.
Adalah kemalangan jika demi untuk mencapai keinginan diri kita kehilangan kesadaran diri.

b. Bertambah kekayaan bertamba pula kesusahan.

Pengkhotbah 5:12 (TB)  (5-11) Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur.

Ini peringatan penting dari Pengkotbah, siapa yang mau jadi kaya harus bersedia menanggung kesusahan. Semakin bertambah kekayaan yang diperoleh semakin banyak orang disekelilingnya menikmati kekayaannya. Bukan hanya itu Kekayaan rupanya memiliki kesusahannya sendiri. Kekenyangan orang kaya akan mebuat dia susah tidur. Bagi Pengkotbah alangkah bahagianya jika orang bekerja dan menikmati hasil pekerjaannya dan diapun boleh tidur nyenyak.

c. Jangan sampai kekayaan mendatangkan malapetaka
Pengkhotbah 5:13 (TB)  (5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri.

Peringatan ini sangat penting kekayaan jangan sampai mendatangkan mala petaka. Atas peringatan ini saya langsung teringat atas peristiwa "penggandaan uang" ala Kanjeng Dimas. Banyak menjadi korban praktek penggandaan uang ini dari berbagai lapisan sosial. Bukan kekayaan yang mereka dapatkan namun kehilangan uang, kehilangan harta batangan emas hingga korban nyawa. Selain itu juga telah banyak menjadi korban Investasi bodong melalui MLM. Semuanya ingin menikmati kekayaan namun justru kebalikannya yang datang ditimpa kerugian bahkan mala petaka.

3. Tuhan yang membuat kaya, dan mukiakanlah Tuhan lewat kekayaanmu (Amsal 10:22).
Pengkotbah tidak anti kekayaan, namun mengingatkan kesiasiaan dan mala petaka di balik sisi kekayaan. Ibarat memiliki dua sisi demikianlah kekayaan, disatu sisi pujaan dan impian bagi orang - memperoleh kekayaan akan hidup bahagia dan penuh kehormatan. Namun sebaliknya dibalik menjadi kaya banyak kesiasiaan dan tersimpan malapetaka.

Dari apa yang diajarkan pengkotbah, biarlah kita menikmati pekerjaan kita masing-masing, dan lewat pekerjaan kita itu Tuhan memberkatinya mendatangkan sukacita dan bahagia bagi kita. Menjadi kaya ada di tangan Tuhan karena Tuhanlah yang membuat orang menjadi kaya.

Sejalan dengan pesan Pengkotbah, Yesus juga mengajarkan agar kristis terhadap kekayaan. Dalam pengajarannya tentang orang kaya sukar masuk sorga bahkan lebih mudah onta masuk lobang jarum dari pada orang kaya. Demikian dengan pengajaran lainnya
- orang kaya yang bodoh (Luk 12:13-21)
-  orang kaya mudah  (Mat 19:16-26)
- Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31)
Jika kita periksa semua pengajaran Yesus tentang kekayaan, Yesus tidak anti kekayaan tetapi mengingatkan ada bahaya di dalam kekayaan itu sendiri. Kekayaan bisa menjadi mammon dan berhala bagi orang yang mendewakan kekayaan.

Menjadi kaya adalah pemberian Tuhan, jika ada berkat Tuhan pada kita mari bersyukur dan memuji Tuhan. Semua yang kita miliki:  kekayaan materi berupa harta benda, kekayaan berpikir, kemurahan hati dan segala potensi yang kita miliki mari persembahkan untuk memuliakan Tuhan.

Sahabatku! Tuhan memberikan kekuatan bagi kita melakukan firmanNya. Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam
Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...