Rabu, 31 Maret 2021

TAAT KEPADA KEHENDAK ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 01 April 2021


“TAAT KEPADA KEHENDAK ALLAH”


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Matius 26:39b (TB)  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."


Matthew 26:39b (KJV)  O my Father, if it be possible, let this cup pass from me: nevertheless not as I will, but as you will.


Setiap orang tentunya menginginkan kehidupan yang enak, baik, penuh dengan kebahagiaan, rasa aman, sukacita dan tawa. Tidak seorangpun dari kita yang menginginkan agar penderitaan demi penderitaan menimpa kehidupan kita. Justru kita senantiasa berusaha sekuat tenaga agar terhindar dari penderitaan dalam hidup ini. Mari sejenak kita memposisikan diri kita dalam posisi Yesus Kristus yang diperhadapkan dengan penderitaan dan kematian yang tidak akan lama lagi dialami-Nya. Bagaimanakah perasaan kita? Apakah yang akan kita lakukan jika kematiaan kita telah di depan mata? Tentu perasaan kita sangat sedih, takut, khawatir, tidak rela untuk berpisah dengan keluarga dan orang-orang yang kita kasihi. 


Dalam nas ini, kita menyaksikan apa yang dilakukan Yesus untuk menyongsong kematianNya dan bagaimana perasaan Yesus kala itu. Yesus bersama Simon Petrus, Yohanes dan Yakobus anak Zebedeus pergi ke taman Getsemani. Yesus berdoa di sana. Yesus merasakan kesedihan yang sangat mendalam, seperti mau mati rasanya (Mat.26:38). Dia berkata kepada ketiga muridNya yang turut serta denganNya, agar berjaga-jaga dengan Dia. Yesus merasakan ketakutan sebagaimana ketika manusia hendak menghadapi kematian. Yesus merasakan dan mengungkapkan keinginanNya yang wajar untuk luput dari kematian itu. Namun, Yesus juga mengungkapkan kesediaanNya dalam menerima kehendak Allah Bapa. Jadi, jelas yang dilakukan Yesus ketika mendekati kematianNya adalah: “Berdoa”. Apa isi doa Yesus? Inilah yang menjadi renungan hari ini: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Mat.26:39b). Yesus mengungkapkan permohonanNya dari hati terdalam. 


Cawan adalah penderitaan yang akan dialami Yesus menuju kematianNya di kayu salib. Yesus merasakan seutuhnya apa yang dirasakan manusia ketika menjelang kematian. Yesus akan mengalami penderitaan, siksaan, cambuk, hinaan sampai lambungNya ditikam hingga Ia menghembuskan nafasNya menuju kematian di kayu salib. Yesus mengetahui bahwa “Cawan penderitaan” itu tidak mungkin berlalu dari diriNya, Dia akan menghadapiNya segera seperti yang dikehendaki oleh Allah Bapa. Apa yang akan dialami Yesus telah dinubuatkan sejak lama. Yesus mengetahui apa yang akan terjadi pada diriNya, yaitu mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia. Matius 26:24 “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan, Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan”. 


Cawan penderitaan Yesus menjadi cawan berkat bagi kita orang-orang berdosa sebab dengan demikian dosa-dosa kita telah diampuni di dalam Yesus melalui kematianNya. Yesus telah menjadi kurban perdamaian kita di hadapan Allah. Dia telah menebus dosa-dosa kita. 


Melalui doa Yesus di taman Getsemani ini, kita diajak untuk merenungkan dan menghidupi firman Tuhan:


-Berdoa:

Doa adalah nafas hidup orang percaya. Sebagai orang percaya hendaknya kita meneladani ketaatan Yesus saat akan menghadapi kematianNya. Yesus tidak melarikan diri atau bersembunyi. Dia mengetahui tak seberapa lama lagi orang-orang yang akan menangkapNya akan tiba.Tetapi, yang dilakukan Yesus adalah berdoa. Dia memberi waktu khusus berdoa di tempat yang sunyi, jauh dari keramaian. Fokus kepada permohonanNya. Sementara ketiga orang murid yang diminta oleh Yesus untuk berjaga-jaga itu pun tertidur lelap tanpa beban. Yesus berdoa dengan permohonan yang sama sampai tiga kali sebelum Ia ditangkap. Ini menunjukkan kesungguhan dalam diriNya, dalam ketakutan Yesus tetap berdoa. Dengan berdoa, tunduk dan taat kepada Allah Bapa, Ia memperoleh keberanian untuk bangkit dan menerima cawan penderitaan itu. Cawan yang menjadi berkat dan penebusan manusia berdosa. Jadi, kita juga harus meneladani Yesus. Dimana Yesus sungguh-sungguh hidup di dalam doa. Sebagai orang percaya, kita juga harus berdoa, baik dalam sukacita maupun dukacita. Kita harus semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Bapa. Ketika kita menghadapi ketakutan dan pergumulan hidup ini, ketika kita berdoa maka kita akan memperoleh keberanian dan keteguhan iman di dalam Tuhan. Sebagaimana juga yang pernah dialami oleh raja Daud ketika menghadapi musuh dan sangat dekat dengan kematian, dia berdoa kepada Allah: Ke dalam tanganMulah kuserahkan nyawaku… (Mazmur 31:6). Demikianlah, kita akan memperoleh keberanian dalam menakhlukkan ketakutan-ketakutan kita, termasuk kematian itu.

-Berserah 

Berserah berarti menyerahkan seluruh totalitas kehidupan kita ke dalam tangan Allah Bapa seperti doa Yesus: “…tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Setiap manusia memiliki kehendak yang berbeda-beda di dalam hidup ini (free will). Ketika kita berdoa di hadapan Allah, kita harus menyerahkan diri dan hidup kita seluruhnya kepadaNya. Jangan pernah memaksakan kehendak kita kepada Allah, karena Allah adalah Pencipta kita, kita manusia adalah bagian dari ciptaan tanganNya. Dalam doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, Dia pernah berkata: Jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga (Mat.6:10). Jadi, yang terjadi adalah kehendak Allah Bapa, bukan manusia. Demikian juga Yesus menunjukkan kepada kita, ketaatanNya kepada Allah Bapa. Bukan kehendak kita, bukan kehendak manusia yang terjadi melainkan kehendak Allah Bapa. Ketika kita berdoa dan mengungkapkan segala permohonan kita kepada Allah, kita harus tunduk, taat, merendahkan diri dan berserah sepenuhNya kepadaNya, sebab kita yakin Allah memiliki rencana terindah bagi kita. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). Jadi, marilah kita mempercayakan kehidupan kita ini ke tangan Allah Bapa. Sebab Allah Bapa jauh lebih mengetahui apa yang terbaik di dalam kehidupan kita. Dia telah menyediakan keselamatan bagi kita orang berdosa di dalam AnakNya Yesus Kristus Juru Selamat kita. 

Mari kita berserah kepada kehendak-Nya. 

KJ 364:1 “Berserah kepada Yesus”, 

Berserah kepada Yesus tubuh, roh dan jiwaku; 

kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus. 

Aku berserah, aku berserah; 

kepadaMu, Juru S’lamat, aku berserah!

Tuhan memberkati kita, Amin.


Salam Passion

Dari Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak-RN

Selasa, 30 Maret 2021

IA TETAP DIAM

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5303179479754075/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 31 Maret 2021


*IA TETAP DIAM*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


Markus 14:61 (TB)  Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?"


Mark 14:61 (RWV)  But he held his peace, and answered nothing. Again the high priest asked him, and said to him, Art thou the Christ, the Son of the Blessed?


"Diam itu emas" demikian ungkapan yang sering kita dengar, ada saatnya seseorang diam tidak menghiraukan pertanyaan atau mengkomentari situasi atau keadaan. Karena saat seseorang bereaksi bisa berubah keadaan yang lebih sulit dari keadaan sebelumnya. 


Demikianlah Yesus dalam persidangan di Mahkamah Agama. Yesus memilih diam atas berbagai pertanyaan Imam Besar. Imam besar menanyakan apakah Yesus benar Mesias Anak Allah?  Yesus tahu bahwa semua pertanyaan yang ditanyakan kepadaNya tidaklah bertujuan untuk menanyakan suatu kebenaran, namun sebagai jebakan. Jikalau Yesus menjawab: "Ya", maka itu suatu bukti untuk mempersalahkan Yesus, dengan menghujat Allah karena mengakui diri Mesias Anak Allah. Jawaban yang ini akan memiliki konsekwensi berat menurut hukum Agama Yahudi.  Jika dijawab:  "Tidak" maka apa yang diajarkan dan disaksikan oleh halayak ramai yang telah mengelu-elukan Yesus sebagai Mesias Anak Allah buyar sudah, karena Yesus sendiri tidak mengakuinya sebagai Mesias. 


Yesus diam bukan berarti tidak pro kebenaran. Yesus dalam hidupnya adalah untuk kebenaran. Yesus tidak menjawab pertanyaan Imam Besar dalam persidangan Mahkamah Agama karena pertanyaan mereka tidak didasarkan pada keinginan untuk mencari kebenaran. Mereka hanya mau menunjukkan kekuasaan bahwa mereka berhak untuk memvonis dan membebaskan Tuhan Yesus.  Mengenai Kemesiasan Yesus, semua orang telah menyaksikan sendiri bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah.


Baiklah kita kutip beberapa pengakuan menarik tentang Kemesiasan Yesus, selain dari pada orang-orang yang menerima mujizat kesembukan, pengajaran dan kotbah Tuhan Yesus, ada pengakuan-pengakuan yang menakjubkan akan Kemesiasan Yesus, yaitu:


1. Matius 16:16 (TB)  Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"  


2. Yohanes 11:27 (TB)  Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."


3. Pengakuan Prajurit di KalvariMatius 27:54 (TB)  Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."


Sahabat yang baik hati, kebenaran bukanlah apa yang disampaikan oleh mulut, tetapi dibuktikan dengan perbuatan nyata. Demikianlah Yesus dalam Mahkamah Agama yang menanyakan apakah Yesus benar, Mesias Anak Allah. Yesus memilih diam karena pertanyaannya tidak perlu dijawab karena mereka sendiri telah menyaksikan apa yang dilakukan oleh Yesus yang disaksikan oleh mata kepala mereka sendiri.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 29 Maret 2021

TINGGAL DAN BERJAGA-JAGALAH DENGAN AKU

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 30 Maret  2021


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


"TINGGALLAH DAN BERJAGA-JAGA DENGAN AKU"


Matius 26:38 (TB) Lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku”


Matthew 26:38 (NKJV) Then He said to them, "My soul is exceedingly sorrowful, even to death. Stay here and watch with Me."


Ada istilah atau jargon di orang Batak yang mengatakan “Sisakkui sahitna be” (“mengantongi penyakit masing-masing”) yang bermakna bahwa apa yang sedang kuderita tidaklah begitu penting untuk diketahui orang lain. Cukuplah hanya diri sendiri yang mengetahui dan mempergumulkannya sendiri. Dalam taraf tertentu ada yang dapat kita tanggung tanpa membutuhkan topangan dari orang lain. Tetapi jika memang hati kita tidak sanggup untuk menahan penderitaan itu, kita membutuhkan teman mungkin hanya sebagai tempat untuk berbagi apa yang sedang melanda hati kita. Hal itu akan menolong kita sebab mereka ikut bersama dengan kita dan merasakan apa yang sedang kita rasakan. Berbagi hal-hal yang baik adalah baik namun berbagi kepedihan hati, pergumulan hidup dengan orang yang bersama dengan kita akan menolong kita dalam menghadapi pergumulan tersebut. Memang bukan hal yang mudah mengakui pergumulan, ketakutan dan kelemahan kita kepada orang lain. Kita berusaha terlihat tegar dan kuat, serta menyembunyikan berbagai kecemasan. Seolah-olah tak ada persoalan yang dapat menjatuhkan kita. Kita menutup diri karena tidak ingin dinilai lemah, bahkan kerdil. Sering orang beranggapan jika mengakui kelemahan, atau menceritakan kepedihan hati dianggap sebagai orang yang cengeng dan mudah menyerah, pada hal belum tentulah demikian. 


Namun tidak dengan Yesus. Para murid-Nya telah menjadi saksi mata bagaimana Dia melakukan berbagai mukjizat, serta senantiasa mengajar dengan penuh kuasa. Tapi pada malam sebelum Dia ditangkap, Dia menunjukkan sisi kemanusiaan-Nya dengan sangat jelas di Getsemani. Di sana Dia mengalami kegentaran dan kepedihan, bahkan hingga berpeluh darah dalam doa-Nya. Dan Dia mengakuinya kepada Petrus, Yohanes dan Yakobus (ay. 37-38). Dia meminta agar mereka mendekat dan berjaga-jaga ketika Dia berdoa.


Murid-murid-Nya menyaksikan betapa Dia bergumul menghadapi cawan penderitaan yang akan ditanggung-Nya. Tindakan Yesus ini menunjukkan bahwa sebagai manusia, mengalami ketakutan dan kesedihan itu sangat wajar. Memang kita tidak dianjurkan mengumbarnya kepada semua orang, tetapi membaginya dengan orang-orang tertentu yang diharapkan dapat memahami keadaan kita. Yesus menganggap mereka bertiga adalah muridNya yang sudah mengerti, mengenal dan memahamiNya sehingga Yesus menyampaikan apa yang Dia rasakan saat itu ketika akan menghadapi penderitaan. Dengan mengatakan tinggallah dan berjaga-jagalah bersama dengan Yesus yang akan menghadapi penderitaan tersebut. Para murid gagal memahami Yesus, mereka malah tertidur. Mereka ada di sana namun mereka tidak berjaga-jaga. Setelah Yesus selesai berdoa, Dia mendapati murid-muridNya tertidur, Yesus mengingatkan mereka untuk tetap berjaga-jaga dan Yesus pergi berdoa. Dan kemudian Yesus mendapati mereka tertidur, akhirnya Yesus membiarkannya dan pergi kembali berdoa dan setelahnya Yesus membangunkan mereka. 


Jika dalam hal ini Yesus menyampaikan perasaanNya kepada muridNya, sebab Dia mengetahui apa yang akan dihadapiNya, Yesus mengharapkan muridNya untuk tinggal dan berjaga-jaga. Artinya Yesus mengalami penderitaan itu bukanlah karena dosa yang Dia lakukan, tetapi karena dosa manusia. Yesus akan mengalami kematian demi menyelamatkan manusia. Dosa manusia membuat hati Yesus sangat sedih dan mau mati rasanya. Oleh karena itu saat ini Yesus meminta kepada kita supaya kita tinggal di dalam Yesus dan kita berjaga-jaga di dalam Yesus. Sebab keinginan daging menjadi jalannya iblis untuk memasuki dan menguasai hati kita. tetapi ketika kita berjaga-jaga dan tidak dikuasai oleh keinginan daging maka kita akan kuat dalam melawan setiap godaan-godaan yang tidak baik. 


Sahabat yang baik hati! Dalam masa Passion ini, kita sedang merenungkan, bagaimana Yesus mengalami penderitaan untuk menebus kita umat manusia. Betapa menderitanya Tuhan Yesus karena kasihNya bagi kita. Satu permintaan Tuhan Yesus melalui ayat harian kita hari ini adalah untuk tetap tinggal dan berjaga-jaga di dalam Yesus, bukan mengikuti keinginan daging, tetapi mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yesus. kita telah mengetahui bagaimana perasaan Yesus ketika harus menghadapi cawan penderitaan itu demi kita, umat yang dikasihiNya. Cara kita merespon kasih dan kebaikan Tuhan Yesus yang menyelamatkan dan mengampuni dosa kita adalah selama kita hidup di dunia ini, tinggallah di dalam Yesus dan berjaga-jagalah senantiasa di dalam Yesus. Bagikanlah apa yang kita rasakan terutama kepada Yesus, jika kita membutuhkan orang yang tepat untuk menghadapi kepedihan hati kita, bagikanlah kepada orang yang tepat yang dapat menolong kita untuk tetap tinggal di dalam Yesus dan tetap berjaga-jaga di dalam Yesus. 


Allah Mahakasih yang menyelamatkan kita di dalam Yesus Kristus menolong saudara dan kita semua untuk tetap berjaga-jaga hingga hari kedatanganNya kelak. 

Amin


Salam : Tim 12 Renungan Pdt. Nekson M Simanjuntak (MP)

Minggu, 28 Maret 2021

MENJADI KESAKSIAN BAGI SEMUA BANGSA

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5292557894149567&id=216559085082832&sfnsn=wiwspmo

FIRMAN  TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 29 Maret 2021


*MENJADI KESAKSIAN BAGI SEMUA BANGSA*


Selamat pagi sahabat  yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mateus 24:14 “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."


Matthew(KJV) 24:14 “And this gospel of the kingdom shall be preached in all the world for a witness unto all nations; and then shall the end come” 


Sahabat yang baik hati, kita akan mengakhiri bulan Maret, tidak terasa waktu begitu cepatnya berjalan dan bagi kita orang Kristen minggu akhir dibulan Maret ini akan diantarkan kepada minggu kesengsaraan dan penderitaan Tuhan Jesus melalui jalan salib dan Salib itu sendiri. Salib simbol penderitaan dan hukuman yang mengerikan dan menakutkan tetapi bagi orang ber Iman salib adalah simbol pembebasan, symbol kemerdekaan, symbol pengampunan juga symbol berakhirnya kuk dosa dan kematian. Kita merdeka, kita bebas, kita disucikan melalui pengorbanan Yesus di salib. 


Salib menjadi lambang pemberitaan sukacita dan damai sejahtera Allah. Salib menjadi bukti kasih Allah yang paling dan luar biasa bagi dunia, bagi manusia dan seluruh ciptaan. Benarlah yang dikatakan oleh injil Yohannes bahwa misi Allah dalam diri Tuhan Jesus (Yohannes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 3:17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia). 


Dengan demikian pemberitaan tentang salib bukan lagi pemberitaan tentang hukuman kepada dunia melaikankan pemberitaan tentang keselamatan, pembebasan dunia, misi pemberitaan itu tidak akan pernah berhenti sampai akhir zaman, agar semua selamat dan bersukacita, agar dunia dan seluruh isinya lepas dari kebinasaan.

Injil Kerajaan Allah harus diberitakan sampai ke ujung dunia sebelum akhir jaman. 


Sahabat yang baik Mateus 24 :14 harus kita baca secara keseluruhan bahwa pasal tersebut adalah bagian dari Khotbah Yesus tentang “Akhir zaman". Pemberitahuan akhir zaman itu akan didahului dengan rupa-rupa penderitaan. Siapakah di antara kita menginginkan hidup menderita saat ini dan akhirnya? Tidak seorang pun yang menginginkan penderitaan datang dalam sejarah kehidupanya saat ini dan pada masa depan, kita mengejar dan melakukan apa saja untuk mendapatkan kebahagiaan, sukacita dan kesenangan. Tetapi firman Allah dengan tegas menyatakan bahwa kita tidak usah takut dan lari dari penderitaan dan siksaan yang akan dihadapi oleh orang percaya kepada Yesus Kristus. Kata menderita yang dimaksudkan adalah menderita karena nama Kristus. Karena mempertahankan iman percayanya kepada Kristus seseorang rela dikucilkan oleh lingkungan, pekerjaan,  dijauhi oleh teman dan sahabat, dan diperlakukan tidak adil oleh sesama; itulah penderitaan.


“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.” ( I Petrus 4:14). Setiap penderitaan selalu mendatangkan dukacita, tetapi firman Tuhan memperingatkan agar kita jangan menderita karena dosa, melainkan karena kebenaran. Penderitaan yang datang bagi orang Kristen yaitu penderitaan yang menguji kemurniaan iman kita . Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya”. Penderitaan yang disikapi secara tepat akan memuliakan Allah. Menderita bagi Allah sudah merupakan kemuliaan, karena Roh kemuliaan tinggal di atas kita (I Petrus 4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.)


Sahabat yang baik hati, saat ini kita diperhadapkan dengan persoalan yang seoalah-olah tidak pernah habis-habisnya, pendemi covid 19 yang mengambil sukacita, mengubah pola hidup dan pola pikir yang biasa dilakukan oleh manusia dan menghadirkan dukacita dan penderitaan yang berkepanjangan, teman dan Iman seolah-olah tidak berguna lagi, kehidupan sosial pun semakin tipis, bahkan kehidupan dan kebiasaan gereja yang selama ini dilakukan lumpuh, sehingga mencari pola alternative lain, Iman dan peran Imam hampir hilang begitu saja karena pandemic ini. Kapan penderitaan ini berakhir?apakah ini juga sudah di nubuatkan dalam teks renungan ini?apakah iman akan semakin degradasi/surut dan bahkan hilang, ajaran alternative dan ajaran sesat akan semakin berkambang dalam situasi saat ini? 

 

Sahabat yang baik, jika kita memahami segala hal secara penuh dan sempurna, bukankah kita tak lagi membutuhkan iman? Aku sangat menyukai Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Jika kita belum melihat apa-apa, dengan kacamata iman kita dapat dengan yakin menyatakan bahwa sesuatu yang besar akan terjadi karena kita mengenal siapa Tuhan kita. Karena kita tahu karakter-Nya dan kebesaran-Nya, kita dapat percaya bahwa Dia selalu memegang kendali atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Keadaan di sekitar kita mungkin terlihat mencekam dan mengerikan, tetapi Tuhan memegang kendali penuh. Kita mungkin merasa sudah melakukan segalanya yang kita bisa untuk masuk ke universitas yang kita impikan dan tak kunjung berhasil, tetapi Tuhan tetap punya rencana yang terbaik. Lutut kita mungkin terasa sakit karena kita terus berdoa tapi seolah tak mendapat jawaban, tetapi Tuhan tetap mendengarkan dan bekerja untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Biarlah keteguhan hati kita akan karakter Tuhan memberi kita penghiburan dan kekuatan untuk melewati setiap badai hidup kita. Jika kita bersedia meluangkan—bukan hanya menyisakan—waktu untuk mengenal Tuhan dan mendengar suara-Nya, Tuhan pasti akan menghargai usaha kita mencari wajah-Nya. Menunggu memang tidak selalu menyenangkan, tetapi Tuhan berjanji memberikan kekuatan baru bagi kita yang menanti-nantikan Dia (Yesaya. 40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Dalam setiap pergumulan dan penderitaan yang kita hadapi Dia, Allah beserta dan bersama kita, dia tidak akan meninggalkan kita, Dia akan datang kembali kepada kita  ( Yohannes 14: 18-20)”Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Sahabatku yang baik, bertahanlah dalam penderitaan bertekunlah dalam doa dan senantiasalah berpengharapan kepada Dia, jangan sesat, Dia senantiasa setia menjagamu Dia akan menuntunmu menjalani hari-hari yang berat yakinlah.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Penulis Renungan Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RS

Sabtu, 27 Maret 2021

BEESUKACITA KARENA PENGASIHAN TUHAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5287053738033316/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu Palmarum, 28 Maret 2021

Nas: Mazmur 31:8-16


*BERSUKACITA KARENA PENGASIHAN TUHAN*


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, coba anda ingat kapan  anda terakhir merasakan hidup tekanan dan tak berdaya? Jika anda sulit mengingatnya itu pertanda hidup anda saat ini bahagia, karena sulit mengingat kapan terdesak. Kiranya kebahagiaan tetap menyertai hidup kita semuanya.


Kotbah Minggu ini merupakan pengalaman Daud yang mengalami derita yang menyesakkan, ditekan oleh musuh, berjuang sendirian hingga tak berdaya. Tetangganya melupakannya bahkan sudah hilang dari ingatan seperti orang mati. Hari-hari hidupnya penuh dengan derita namun Pengasihan Tuhan membuatNya bersorak-sorai dan bersukacita. Ibarat kisah happy dalam kisah-kisah film setelah sang aktor melalui drama kehidupan yang menyedihkan bahkan nyaris mati.  Demikian pemazmur menjalani hidupnya penuh derita namun akhirnya bahagia. Atas semua pengalaman itu, Pemazmur berkesimpulan: aman dalam tangan Tuhan. 


Demikian kotbah yang kita bacakan dari Mazmur 31 ini, ada suatu kisah bahagia yang dirasakan oleh pemazmur setelah melewati semua derita yang dialaminya. Kebahagiaan itu ada karena pengasihan Tuhan. Dalam segala kesesakan yang dia alami, Dia memohon pertolongan kepada Tuhan dan Tuhan pun menjawab doanya. Pemazmur menerima pertolongan dan pengasihan dari Tuhan. 


Kotbah ini tentu menginspirasi kita semua agar tetap berpengharapan, sehebat apapun pergumulan yang dihadapi kita percaya Tuhan menilik dan memperhatikan kita. Mari kita ambil bahagian yang harus kita pikul yaitu menjalani dengan penuh iman dan keyakinan. Biarlah Tuhan mengambil bahagianNya, menolong dan menopang kita. 


Marilah kita menggali pengalaman Pemazmur dari kotbah ini, yang dapat kita jadikan pelajaran dalam hidup.


*1. Tuhan menilik sengsaraku dan memperhatikan kesesakanku.*

Atas semua pengalamannya, Daud menyampaikan sesungguhnya aman dalam perlindungan Tuhan. Tuhan tidak membiarkan hambanya tenggelam oleh derita. Tuhan menilik dan memperhatikannya. 


Dalam Mazmur ini Daud merasakan ada banyak orang yang mengancam jiwanya. Mazmur 31:13 (TB)  (31-14) Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, — ada kegentaran dari segala pihak! — mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. 


Atas kenyataan inilah Daud memohon dalam ayat 3 "bersegeralah melepaskan aku." dan ayat 5 "Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring".


Keterangan ayat ini mejelaskan penderitaan dan kesengsaraan yang dialami Daud sungguh-sungguh merupakan produk dari musuh-musuhnya. Dia dikondisikan untuk menderita. Nusuh-musuhnya ingin melihatnyanjatuh. Lawannya pun memiliki  pengaruh dan kuasa. Daud sendiri merasa tidak dapat melepaskan diri dengan kekuatan diri.


Pengalaman seperti ini terjadi pada diri Daud, saat dikejar oleh Saul. Saul adalah raja yang memiliki kuasa dan pasukan. Dari semua usaha Daud menangkap dan menjatuhkan Daud. Pada saat yang sama pertolongan Tuhan nyata atas Daud. 


Inilah yang disyukurinya dengan berkata pada ayat 8: Aku akan bersorak-sorai dan bersukacita sebab Engkau menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku.


Pengalaman Daud ini meneguhkan kita semua bahwa dalam segala keadaan yang menyesakkan dan tiada pertolongan, yakinlah Tuhan tak akan membiarkan kita tenggelam oleh derita. Tuhan sendiri menilik dan memperhatikan sengsara yang menimpa kita. pertolonganNya tak terlambat.


*2. Hidupku habis dalam duka*

Dalam keadaan terdesak, Daud sungguh tidak berdaya, tidak ada lagi orang lain yang menolong. Dia sendirian menghadapi deritanya. 


Air mata adalah kekuatan di dalam diri seseorang menghadapi duka, saat tak berdaya menghadapi kesulitan tentu air mata adalah sahabat saat duka. Namun, lihatlah Air mata pemazmur ini habis sudah. Hari-hari yang dilalui penuh dengan duka. Deritanya pun terlalu lama sampai air matanya kering.


Tiada lagi harap untuk meminta pertolongan terhadap orang karena dia sudah dilupakan orang. Ibarat seseorang yang terkepung musuh:Dia telah memilih pasrah dalam doa dan memohon pengasihan Tuhan. 


Pemazmur sendiri tidak dapat mengandalkan dirinya karena tubuhnya sendiri tak dapat menopang dan membuat dia berdiri tegak. Ibarat seorang petarung yang kehabisan tenaga dan tak berdaya lagi harus menerima pukulan KO. Atau ibarat orang sakit, tak mampu berdiri karena tulang-tulangnya lemah dan tak mampu menopangnya untuk bangkit. 


Mazmur 31:9-10 (TB)  (31-10) Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku. 

(31-11) Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah. 


Dalam keadaan demikian, Pemazmur hanya bersandar pada pengasihan Tuhan. Dirinya dan pertolongan orang lain tidak akan dapat membantu dia dalam kesesakan dan deritanya. 


Apa yang dialami Daud ini memberikan penguatan bagi kita. Dalam keadaan tak berdaya tetaplah memiliki asa. Jangan kutuki keadaan apalagi meyalahkan diri berlebihan, hal itu bisa melumpuhkan asa kita. Dalam duka yang mendalam ingatlah dibaliknya akan ada kebahagiaan. Tuhan akan berperan menolong dan membantu kita membalikkan keadaan..


*3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku.*

Sebagaimana disampaikan di awal bahwa penderitaan yang dialami Pemazmur adalah dikondisikan oleh musuhnya. 


Saat Daud berhadapan Goliat, semua orang melayallrahnbahkan anggap remeh pada Daud karena telah ikut berperang melawan Diliatin. Tapi lihatlah saat semuanya ketakutan melawan Goliat, Daud maju ke memenuhi tantangan Goliat. Daud menahlukkan dan memenggal kepala Goliat.


Demikian dengan pengalaman Daud berhadapan dengan Saul. Sesungguhnya Daud adalah penolong bagi Saul, namun karena kebencian dan iri hati Saul ingin membunuh Daud. Ada banyak pengalaman Daud terkepung, namun saat itu dia mendapat pertolongan Tuhan. Bacalah 1 Samuel 19-20 Saul berencana untuk membunuh Daud, namun orang-orang dekat Saul sendiri dipakai Tuhan menolong Daud. Daud memiliki persahabatan yang baik dengan Yonathan, anak kandung dari Saul. Yonathan membantu Daud melepaskan diri dari cengkeraman Saul.


Daud menghadapi pemberontakan anaknya Absalom yang hendak mengkudeta dirinya dan mengambil alih takhta kerajaan darinya. Daud pun harus mengungsi dannpada akhirnya harus meratapi kepergian anaknya itu. Baca 2 Samuel 18:1dst


Kisah Daud berhadapan dengan musuh banyak diwarnai dalam kitab 1-2 Samuel dan 1 Tawarikh, semua ini menjelaskan bahwa sehebat apapun musuh-musuh Daud yang ingin menjatuhkannya, Tuhan sendirilah pelindung bagi Daud. Daud memiliki kuasa,  kemampuan dan pasukan namun hanya dari Tuhanlah pertolongan dan keselamatan. 


4. Merayakan Palmarum - merayakan pengasihan Tuhan.


Minggu Palmarum adalah Minggu menyambut passion. Minggu ini diangkat dari kisah Yesus memasuki Yerusalem. Yesus telah melayani di Kapernaum, Samaria, Yudea dan sekelilingnya melalui pengajaran, kotbah dan penyembuhan. Menyempurnakan semua pelayananNya Yesus memasuki Yerusalem untuk menyerahkan dirinya sebagai kurban keselamatan. 


Yesus datang ke Yerusalem sebagai bukti pengasihan Allah. Manusia tidak dapat menyelamatkan diri dari derita dosa, karena oleh dosa membuat manusia jatuh dan terasing dari kasih karunia Allah. Manusia yang terasing semakin jauh dari kebenaran dan menempuh kematian abadi.


Yesus Kristus memasuki Yerusalem merupakan pengasihan Allah yang harus disambut dengan sorak-sorai. Tuhan datang menyelamatkan umatNya. Inilah yang kita sambut di Minggu Palmarum ini. Yesus akristus datang sebagai bukti pengasihan Allah. 


Selamat merayakan Palmarum dan mensyukuri pengasihan Tuhan Allah dalam hidup kita. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 26 Maret 2021

MENASIHATI DENGAN BIJAK

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5282261918512498/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu 27 Maret 2021


*MENASIHATI DENGAN BIJAK*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Matius 18 : 15

"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.


Matthew 18:15

“If your brother or sister sins, go and point out their fault, just between the two of you. If they listen to you, you have won them over.


Sahabat yang baik hati, tentu kita pernah mendengar istilah niat baik harus disampaikan atau dikerjakan  dengan cara yang baik juga. Demikian nas kita di pagi hari ini, sesungguhnya dalam Matius 18:15-17 terkandung tahap-tahap (3 tahap) bagaimana kita memberi nasihat dengan bijak agar orang merasakan dan mau berubah dengan sungguh-sungguh berubah, tidak hanya dalam perkataannya namun terlihat dalam setiap perbuatannya kemudian. Nas kita di ayat 15 adalah satu langkah awal dari pentingnya saling menasihati atau mengingatkan. Dalam tahap Pertama disebutkan, bila saudaramu berbuat dosa, kepada kita atau kepada siapapun, tegorlah dia di bawah empat mata. Ini merujuk pada Imamat 19:17: Jangan engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu. Kenapa harus di bawah empat mata? Agar dia merasa  tidak dipermalukan, dan dia mau lebih terbuka. Harus ditegor tentu dengan baik dan kasih, agar  dia menyadari dosanya dan mau bertobat. Kita sama-sama berharap dengan satu langkah (15) ini saja jika dilakukan dengan baik akan menghasilkan buah pertobatan yang memuaskan.


Saya pernah membaca sebuah cerita tentang Gereja vs Bar. Seorang laki-laki pergi ke gereja. Dia lupa matikan telephone genggam [HP]. Tiba-tiba HP nya berdering saat pendeta sedang memimpin doa. Pendeta marah kepadanya. Jemaat semua menegurnya dengan keras setelah doa karena dia sudah mengganggu suasana doa yang hening dan tenang. Istrinya juga terus menegur seperti seorang dosen yang sedang memberi kuliah karena kelalaiannya sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Orang-orang melihat dia sambil mencibir bibir bahkan meremehkannya. Sejak itu, laki-laki itu tidak pernah lagi melangkahkan kakinya ke gereja itu. Selanjutnya malam itu, dia pergi ke bar. Masih merasa gugup dan terguncang. Dia tidak sengaja menumpahkan minumannya di meja. Pelayan bar minta maaf dan memberikannya lap untuk membersihkannya sendiri. Petugas kebersihan mengepel lantai. Manager bar itu memberikan minuman pengganti. Dia juga memberikan pelukan dan berkata, “Jangan kuatir, siapa sih yang tidak pernah berbuat salah? Sejak saat itu, dia tidak pernah berhenti datang ke bar itu. 


Sahabat yang baik hati, Setiap waktu dalam hidup kita seharusnya dilihat sebagai suatu kesempatan untuk hidup dengan cara yang dapat membawa orang lain semakin dekat kepada salib Kristus, bukan semakin jauh dariNya Kadang-kadang sikap kita sebagai orang percaya, malah mengantarkan jiwa-jiwa ke neraka. Kamu dapat membuat perbedaan dengan bagaimana caramu memperlakukan orang secara khusus ketika mereka melakukan kesalahan. Selain langkah pertama di atas, tentulah perilaku kita harus mendukung apa yang kita katakan sehingga tidak bertolak belakang antara perkataan nasihat dan perbuatan kita. Apakah itu perbuatan baik yang kita lakukan kepada tetangga, kebaikan yang kita tunjukkan kepada seorang teman, cara kita membalas kemarahan dengan kasih, atau kemampuan kita untuk bersikap lemah lembut ketika orang lain berlaku kasar, tidak menjadi hambar oleh karena cara-cara yang penyampaian yang tidak tepat. Dengan demikian, sahabat yang baik hati kita harus dapat menjawab semua orang sembari memperkenalkan kasih Kristus kepada mereka. Kita semestinya hidup sedemikian rupa sehingga orang lain dapat mengatakan “Jika kekristenan seperti itu, maka Saya menginginkannya”. 


Sahabat yang baik hati, Apabila kita hidup dan cara kita bermakna bagi orang lain, kita akan membuat setiap hitungan menit menjadi berarti, baik bagi mereka yang mendengar kabar baik dari kita, maupun bagi orang-orang yang melihat perubahan yang Allah kerjakan di dalam hidup kita. Banyak orang yang sedang menantikan perilaku kita yang baik, ketabahan atau kesabaran kita. Jangan sampai orang hanya mengingat kemarahan kita. Setiap ada kesalahan atau ha-hal yang tidak sesuai denga aturan main, kemarahan atau amarah yang menonjol sehingga sulit untuk memperbaiki kesalahan (Dosa) yang ada. Adakah bagian hidup Saudara yang menghalangi kesaksian Saudara? Jika ada yang menjadi penghalang di hadapan Saudara untuk mewartakan Injil itu, mintalah kepadaNya: Siapkan hati dan jiwaku Ya Tuhan, untuk mempergunakan waktu yang ada untuk hidup saling menasihati: Di rumah, di tempat kerja, dan pada setiap keadaan dan untuk membuat Yesus Kristus menarik bagi semua orang. Kita wajib saling mengasihi siapapun orangnya. 


Sahabat yang baik hati, mari kita semakin menyadari  bahwa banyak persoalan hidup yang kita hadapi disebabkan oleh kata-kata yang salah, yang kita ungkapkan dengan tidak benar, maupun kita sadari atau tidak kita sadari. Setiap orang Kristen hendaknya memahami hal ini. Pemazmur pernah memohon kepada Tuhan, dengan demikian: “Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku. Janganlah condongkan hatiku kepada yang jahat, untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang fasik bersama-sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan; dan jangan aku mengecap sedap-sedapan mereka”. (Maz 141: 3 - 4). Oleh karena sedap-sedapan orang pun (Makanan, Minuman, Uang dll). Kita sering tersumbat melakukan kasih karena tergoda dengan keinginan kita sendiri. Pada akhirnya hati kita menjadi tertutup melakukan kebaikan itu. Akhirnya, marilah kita memberi nasihat lebih bijak dan tepat lagi.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: TIm Page Pdt.Nekson Simanjuntak- Pdt. FS

Kamis, 25 Maret 2021

BERBAHAGIALAH ORANG YANG MURAH HATI

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 26 Maret 2021


BERBAHAGIALAH ORANG YANG MURAH HATI


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Matius 5:7 (TB) : Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.


Mateus 5:7 (KJV) : Blessed are the merciful: for they shall obtain mercy.


Nats kita hari ini adalah salah satu dari delapan ucapan bahagia yang dikhotbahkan Yesus di Bukit (Mat 5: 3 - 10) kepada murid-murid-Nya dan orang banyak: "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." Tentu semua orang ingin menggapai kebahagiaan, tanpa kecuali. Apa sebenarnya kebahagiaan itu? Banyak versi berbahagia, namun dalam pandangan umum manusia berbahagia adalah kalau punya banyak uang atau harta, punya pendidikan tinggi serta jabatan atau pekerjaan bagus, punya anak dan cucu, sehat serta bebas dari kesusahan. Dalam artian kebutuhan manusiawi seseorang sudah terpenuhi. Akan tetapi tidaklah demikian versi Alkitab dimana kebahagiaan sejati tidak tergantung atau terpaku pada kondisi hal-hal duniawi seperti disebutkan dalam pandangan di atas. 


Kebahagiaan yang dicirikan oleh rasa sukacita dan damai sejahtera umat percaya datang dari Tuhan melalui iman kepada Yesus Kristus. Memiliki Kristus sebagai satu-satunya milik yang paling berharga. Dan kebahagiaan terbesar umat percaya adalah karunia keselamatan kekal melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, sekaligus diangkat sebagai anak-anak Allah dan pewaris kerajaan-Nya. Dengan memiliki relasi yang harmoni dengan Tuhan, maka apapun yang kita hadapi, apakah memiliki banyak harta atau keadaan miskin dengan ragam penderitaan, apakah kondisi kesehatan baik ataupun tidak, atau lainnya, kesemuanya itu tidak akan bisa merampas kebahagiaan sejati yang bersumber dari Tuhan.


Harus kita imani bahwa karunia kebahagiaan yang kita alami semata-mata merupakan kemurahan hati Allah kepada kita. Kita sebagai ciptaan Allah yang segambar dengan-Nya melalui nats hari ini diserukan Yesus untuk juga bermurah hati seperti halnya Bapa-Nya yang sudah lebih dulu sangat bermurah hati kepada kita anak-anak-Nya. Karena Bapa kita di sorga adalah murah hati, bahkan Ia rela memberikan Putera-Nya Yesus Kristus untuk mati di kayu salib demi menebus dosa umat manusia, yang oleh-Nya kita diselamatkan. Dalam Lukas 6:36 dikatakan: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."  Murah hati berarti memperdulikan orang lain yang sedang dalam kekurangan atau penderitaan, untuk kemudian menawarkan pertolongan secara konkrit. Bermurah hati bukan hanya menunjukkan perasaan kasihan atau simpati dalam ucapan kata-kata indah terhadap orang yang tengah berada dalam kesulitan atau pergumulan hidup, tetapi berusaha mengerti dan merasakan apa yang orang lain rasakan,  untuk kemudian melakukan tindakan nyata menolong keluar dari kesulitannya. Kamus Merriam-Webster mendefinisikan kemurahan (mercy) sebagai belas kasihan atau kesabaran yang ditunjukan kepada sesama. Dalam artian termasuk terhadap seteru atau musuh kita yang pernah menyakiti, melukai hati bahkan menyengsarakan kita. Karena seberapa besarpun kesalahan orang lain kepada kita, tidaklah sebesar kesalahan yang kita perbuat di hadapan Allah, namun Allah tetap bermurah hati kepada kita. Allah menunjukkan contoh yang sangat luar biasa mengenai kemurahan hati dengan mengorbankan putra-Nya yang Tunggal bagi kita orang berdosa yang sebenarnya tidak layak menerima kemurahan. Dengan teladan yang luar biasa inilah seharusnya kita meneladani apa yang Tuhan lakukan bagi kita. Lihatlah  contoh kemurahan hati Orang Samaria dalam Luk 10:30-37.


Oleh karena itu salah satu karakter yang harus dimiliki setiap orang percaya pengikut Yesus adalah bermurah hati. Orang yang murah hatinya berarti penuh belas kasihan dan rasa iba terhadap orang menderita, baik karena dosa, dukacita, miskin, lemah, dan lainnya. Orang yang murah hati suka memberi, tidak kikir dan suka menolong, punya empati terhadap kelemahan orang lain. Orang yang murah hati itu sungguh ingin mengurangi penderitaan itu dengan menuntun orang itu kepada Kristus sehingga ia dapat menerima kasih karunia dan pertolongan Allah. Karakter inilah yang harus dikembangkan dalam diri setiap anak-anak Tuhan, sebab keKristenan itu identik dengan kasih yang tercermin dan terpancar melalui kemurahan hati dalam keseharian kita.  Dengan menunjukkan kemurahan hati sebagai satu buah-buah Roh kepada orang lain, kita sendiri akan beroleh kemurahan dari Allah. Itu janji Tuhan!


Sahabat yang baik! Kebahagiaan kita ada di dalam Tuhan, oleh karenanya kita harus mengarahkan segala karunia yang telah kita terima, untuk mencapai kebahagiaan kita di dalam Tuhan. Artinya, berkat kesehatan, rejeki, kepandaian, talenta, keluarga, dan lainnya  kita arahkan untuk kemuliaan Tuhan. Di atas segalanya, marilah kita berusaha agar ‘gambaran Allah’ yang ada pada diri kita tidak dirusak oleh dosa. Orang yang murah hati akan mendapat balasan belas kasihan dari Allah, belas kasihan yang memenuhi kebutuhan kita pada saat kita perlukan, belas kasihan yang memelihara kehidupan kita (Mzm. 41:3). Mari kita saling peduli, saling memberi, dan saling berbagi karena itulah tanda orang yang bermurah hati. Ingatlah, berkat-berkat yang Tuhan berikan kepada kita hanyalah titipan yang tidak hanya diperuntukkan bagi kepentingan diri kita sendiri, tapi juga sebagai saluran berkat kepada sesama yang membutuhkan dalam rangka menggenapi rencana Tuhan demi puji-pujian dan kemuliaan-Nya. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Pdt. Nekson M Simanjuntak 

Rabu, 24 Maret 2021

MENYERAHKAN SEGALANYA KEPADA ANAK

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Kamis, 25 Maret 2021


MENYERAHKAN SEGALANYA KEPADA ANAK


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.


Yohanes 3:35 (TB) Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.


John 3:35 (KJV) The Father loveth the son, and hath given all things into his hand.


Sahabat yang baik hati sering sekali hubungan atau Kasih Tuhan Yesus Kristus kepada umat manusia digambarkan seperti kasih seorang bapak kepada anaknya. Tetapi seiring berjalannya waktu jika kita perhatikan apakah kasih seorang bapak kepada anaknya masih bisa kita percayakan seperti itulah kasih Tuhan kepada kita? Karena didalam kehidupan kita saat ini, sudah semakin rumit dan sedikit brutal. Banyak yang kita dengar bahwa seorang ayah membunuh anaknya karena alasan materi, ada yang memperkosa putrinya sendiri dan hal-hal lain yang tidak lagi menunjukkan kasih atau cinta kepada anaknya. Tetapi bukan berarti kita memungkiri kasih dan cinta seorang bapak yang diberikannya kepada anak-anaknya dengan tulus. 


Firman Tuhan pagi ini menjelaskan bagi kita bagaimana kasih Allah kepada anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. Bukan hanya Roh-Nya saja yang dikaruniakan kepada Yesus dengan tidak terbatas tetap Allah memberikan segala sesuatunya kepada anak-Nya. Yoh 5:20 menyebutkan bahwa kasih Bapa bagi anak mendorong Bapa menunjukkan segala sesuatu yang dikerjakan-Nya kepada Anak.


Ayat renungan pagi ini menyebutkan Bapa telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Anak. Yohannes mencerminkan keyakinan tentang Yesus yang dalam bahwa Ia merupakan sasaran kasih Bapa. Kasih yang benar-benar berbeda dari kasih antara dua orang manusia bahkan kasih antara anak dengan bapak. Dalam penjelasan kitab tidak ada sesuatu yang pernah atau dapat merusak hubungan dalam kasih ini. dan kasih Bapa (Allah) kepada Anak (Yesus) merupakan gambaran kasih Bapa kepada orang-orang percaya kepada Yesus (Yoh 17:23) “Aku didalam mereka dan Engkau didalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”. Allah mengasihi kita seperti mengasihi Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus. 


Sahabat yang baik hati sebagai anak-anak Allah maka kita juga harus menjadi anak yang menuruti perintah Bapa. Kita telah diberikan tugas untuk saling mengasihi, Tuhan juga telah memberikan harta yang paling berharga yaitu keselamatan. Untuk itu bapak/ibu saudara/saudari seperti kasih Bapa (Allah) kepada Anak-Nya (Yesus) begitu jugalah kasih Yesus kepada kita. Maka seperti Yesus menuruti perintah Allah (songon pangoloion ni Jesus tu parsuruon ni Debata) begitu juga kita harus menuruti perintah Tuhan. 


Marilah kita hidup saling mengasihi satu dengan yang lain. Apakah itu antara keluarga, sahabat, sanak saudara atau bahkan orang lain. Kita hidup turut dengan kehendak Allah. karena Dia telah memberikan kita segala sesuatunya yang kita perlukan didalam hidup kita sejak bumi ini dicipkatakan.  


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - BGP

Selasa, 23 Maret 2021

NUBUATAN AKAN DIGENAPI

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 24 Maret 2021


*NUBUATAN TENTANG ANAK MANUSIA AKAN DIGENAPI*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Lukas 18: 31 (TB) Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.


Luke 18:31 (KJV) Then he took unto him the twelve, and said unto them, Behold, we go up to Jerusalem, and all things that are written by the prophets concerning the Son of man shall be accomplished.


Sahabat yang baik hati. Renungan hari ini merupakan Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus. Pemberitahuan Pertama tentang penderitaan Yesus dapat kita baca dalam Lukas 9: 22 dan Pemberitahuan kedua dapat kita baca dalam Lukas 9: 43b-45. Pemberitahuan ketiga pada ayat renungan hari ini, Yesus mengajak kedua belas murid-Nya untuk pergi ke Yerusalem menghadiri perayaan keagamaan Yahudi di Yerusalem, yaitu Pesta Paskah. Pesta Paskah dalam agama Yahudi adalah memperingati peristiwa keluaran dari Mesir. Pada Pesta Paskah itu, seluruh kaum Yahudi, baik dari Timur, dari Tengah, dan dimana pun mereka bermukim akan berkumpul di Yerusalem. Para peziarah itu menjalankan upacara-upacara penyucian sebelum pesta. Pada waktu Paskah, penyembelihan domba-domba mengingatkan orang Yahudi bagaimana Allah pernah melindungi umat-Nya dari kebinasaan melalui darah domba-domba, ketika Ia membawa umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir.  Pada Pesta Paskah kali ini, Yesus sudah tahu bahwa nyawa-Nya sedang terancam, namun Dia tetap datang menghadiri Pesta Paskah itu untuk menggenapi janji Allah akan karya penyelamatan-Nya. 


Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya bahwa perjalanan ke Yerusalem kali ini akan berakhir pada penderitaan dan kematian-Nya. Seperti dalam pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus, dalam pemberitaan ketiga ini pun diberitahukan bahwa penderitaan dan kematian itu bukanlah akhir dari karya Allah, tetapi merupakan jalan kepada kemuliaan. Dengan demikian maka segala sesuatu yang dituliskan oleh nabi-nabi yang berkenaan dengan Anak Manusia akan digenapi/ dipenuhi. Ayat 31 ini merupakan penggenapan dari pemberitaan nabi-nabi mengenai Anak Manusia yang akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Hal ini terbukti ketika Yesus diserahkan oleh orang Yahudi kepada tentara Romawi yang mengolok-olok, menghina dan meludahi-Nya. Mereka akan menyesah dan membunuh Dia, namun pada hari yang ketiga Ia akan bangkit. Pemberitahuan tentang penderitaan Yesus yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi akan digenapi. Dalam Yesaya 53: 3, 7-8 mengisahkan tentang penderitaan Mesias, dalam Yesaya 61: 1-2 tentang kabar keselamatan kepada Sion dan Hosea 6: 2 tentang kebangkitan pada hari yang ketiga. Dalam hal ini yang mau dikatakan bahwa segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi oleh Yesus Kristus, Sang Mesias. 


Sahabat yang baik hati. Meskipun Yesus sudah tahu bahwa perjalanan-Nya di dunia akan berakhir di Yerusalem dengan menanggung derita, sengsara bahkan teraniaya sampai di Kayu Salib, Dia tetap pergi kesana karena ketaatan-Nya kepada Allah yang telah mengutus-Nya. Karya penyelamatan Allah harus digenapi didalam diri Yesus. Dia tidak menghindar sedikitpun pada pengutusan Allah. Dia tetap tunduk, patuh dan taat untuk melaksanakan semua yang telah diperintahkan Allah kepada-Nya. Bahkan Yesus memanggil kedua belas Murid-Nya dan mengajak mereka pergi ke Yerusalem agar para murid itu menyaksikan sendiri peristiwa penderitaan-Nya. Inilah yang menjadi kabar suka cita bagi kita umat percaya, bahwa Yesus telah menanggung derita untuk menyelamatkan kita. Penderitaan yang harus dipikul-Nya adalah jalan menuju kemuliaan agar kita beroleh keselamatan.


Sahabatku, dalam minggu-minggu peringatan akan sengsara Yesus, kita mau diarahkan untuk menjadi umat yang taat dan setia kepada-Nya. Lihatlah akan ketaatan dan kesetiaan Yesus kepada Allah Bapa yang telah mengutus-Nya, kitapun juga hendaknya menjadi umat yang taat dan setia kepada-Nya. Yesus tidak menghindar dari penderitaan dan kesengsaraan yang menimpa-Nya, tetapi Dia jalani dengan kepatuhan kepada Bapa. Demikianlah kita sebagai umat percaya, sekalipun sedang menanggung derita dan sengsara pada saat ini, tetaplah memiliki iman dan pengharapan kepada Allah bahwa Dia akan menyelamatkan dan menolong kita. Tidak ada derita dan sengsara yang terlampau berat jika dibandingkan dengan sengsara dan derita Tuhan Yesus. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam : Tim Page Pdt. Nekson M Simanjuntak (JZ)

Senin, 22 Maret 2021

TUHAN ALLAH ADALAH SATU-SATUNYA

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 23 Maret 2021


“TUHAN ALLAH ADALAH SATU-SATUNYA”


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Zakharia 14:9 (TB)  Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya. 

Zechariah 14:9 (KJV)  And the LORD shall be king over all the earth: in that day shall there be one LORD, and his name one.


Ada satu lirik lagu rohani yang berjudul: “No other name but the name of Jesus” (Don Moen) dengan penggalan lirik sebagai berikut:

No other name but the Name of Jesus

No other name but the Name of the Lord

No other name but the Name of Jesus

Is worthy of glory, And worthy of honor

And worthy of power, And all praise…

Yang berarti: Tidak ada nama lain, selain Yesus Kristus,Tuhan  Allah, hanya bagiNya segala kemuliaan, hormat, kuasa dan semua pujian…


Sebagaimana yang disaksikan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 2:10-11 “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!”. 

Sebagai pengikut Kristus, kita menyaksikan dalam kehidupan kita bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat kita. Keselamatan yang kita peroleh semata-mata adalah hanya oleh karena kasih karunia Allah  yang dianugerahkanNya di dalam Yesus Kristus. Sehingga kehidupan setiap orang yang telah diselamatkan olehNya berfokus pada Yesus Kristus. 


Dalam nas hari ini, Zakharia menerima penglihatan dari Allah bahwa kemenangan terakhir di tengah-tengah dunia ini adalah Tuhan Allah menjadi Raja atas dunia ini. Penglihatan Zakharia ini merupakan janji Allah kepada umatNya yang sedang berada dalam pembuangan, sementara kota Yerusalem telah runtuh. Allah berjanji kepada umatNya akan memulihkan kembali Yerusalem yang runtuh itu. Yerusalem adalah kota Bait Allah, dimana Allah hadir di tengah-tengah umat yang dikasihiNya. Runtuhnya Yerusalem, membuat umat itu takut, khawatir dan putus asa. Dimanakah Tuhan Allah? Apakah Dia telah meninggalkan kita? Pertanyaan itulah yang senantiasa mengganggu pikiran mereka. Melalui pengalaman yang dialami oleh umat Israel di tengah-tengah pembuangan itu, Allah menyatakan janjiNya kepada mereka, bahwa Allah akan memulihkan umatNya, Yerusalem kota tempat kediaman Allah itu. 

Mungkin kita pernah bahkan sering merasa takut dan khawatir dalam hidup kita seperti umat Israel dalam teks ini. Kita takut menghadapi berbagai pergumulan hidup, kita merasa bahwa Allah meninggalkan kita, kita merasa tidak mampu menghadapi setiap tantangan dalam hidup kita dan sebagainya. Namun, kita tidak perlu takut. Berulang kali Yesus berkata “Jangan takut!” Mengapa kita harus takut? Bukankah Tuhan Allah senantiasa setia menemani kita untuk menjalani kehidupan kita dengan berbagai tantangan di dalamnya? Rasul Paulus berkata: Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Kor.10:13). Jadi, Allah senantiasa setia bersama orang-orang percaya. Sebab Dia adalah Raja. Kerajaan, kekuasan dan kemuliaanNya kekal sampai selama-lamanya.

Inilah yang disaksikan oleh Zakharia dalam penglihatannya. Ia menyuarakan bahwa Tuhan Allah akan menjadi Raja atas seluruh bumi, Dia adalah satu-satunya dan namaNya adalah satu-satunya (ay.9). Ada banyak raja dan penguasa di tengah-tengah dunia ini, namun kerajaan dan kekuasaan mereka bersifat sementara karena tidak ada yang abadi di tengah-tengah dunia ini. Sebab manusia dan yang ada padanya akan binasa dan berakhir. Kehidupan manusia hanya sementara. Jadi, hanya Allah saja yang kekal, sebab Dia sendiri yang telah menciptakan dunia ini dari yang tidak ada menjadi ada (Creatio ex nihillo). Dia adalah Allah yang dari kekal dan sampai selama-lamanya. Oleh karena itu, setelah kita menyaksikan bahwa Allah adalah Raja yang kekal dan namaNya adalah satu-satunya yang layak kita puji, kita dipanggil dan diberi tanggungjawab, yaitu sebagai berikut:


1. Memuji Allah senantiasa

Hanya nama Allah saja yang patut kita puji dalam kehidupan kita sampai kesudahan dunia ini. Allah telah setia kepada kita manusia ciptaanNya. Sebagai buah iman kita, kita harus menyatakan kesetiaan kita kepada Allah, dengan tidak berpaling dariNya. Hanya memuji dan menyembah namaNya saja dalam hidup kita. Sebab nama Allah adalah kudus, penuh kemuliaan dan kuasa. 


2. Memperbaiki diri

Mengapa bangsa Israel terbuang ke Babel? Karena dosa-dosa mereka, mereka telah berpaling dari Allah. Allah menghukum mereka, agar mereka bertobat dan memperbaiki diri. Ujian selalu datang dalam kehidupan kita. Ketika ujian, cobaan dan kesulitan hidup terjadi, kita tidak boleh putus asa. Kita harus meyakini bahwa Allah telah  memiliki rencana terindah dalam kehidupan kita. Tanggungjawab kita adalah marilah kita intropeksi diri, memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik. Tidak boleh larut dalam sikap menghakimi Tuhan atas cobaan atau ujian yang sedang kita hadapi. 

3. Melakukan kehendak Allah 

Sebagai orang percaya kita dipanggil untuk melakukan kehendak Allah. Apakah yang dikehendaki Allah dari diri kita? Percaya, taat, setia dan melakukan kehendakNya itulah yang diinginkan oleh Allah dari kita manusia ciptaanNya ini. Tidak ada seorangpun manusia yang sempurna dalam melakukan aturan/hukum Allah. Tetapi sebagai manusia yang menyadari dosa-dosanya, kita harus senantiasa memperbaiki diri kita dan melakukan kehendak Allah sebagai wujud iman dan kepercayaan kita kepadaNya. Marilah kita ingat bahwa Allah adalah Raja atas seluruh bumi, Dia adalah Esa dan namaNya adalah satu-satunya yang kita puji selama-lamanya.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara.amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RN

Minggu, 21 Maret 2021

MINTALAH PADA TUHAN YESUS

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 22 Maret 2021


MINTALAH PADA TUHAN YESUS


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Yohanes 14: 14 (TB)

Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.


John 14: 14 (NIV)

You may ask me for anything in my name, and I will do it


Sahabat yang baik, kepada siapa saudara meminta sesuatu yang diyakini pasti diberikan? Biasanya kita berani meminta sesuatu hanya kepada orang yang sudah kita kenal pribadinya dan kemampuannya dalam memberikan yang kita minta tersebut. Tentu, kita tidak akan menghabiskan waktu dan tenaga meminta sesuatu kepada orang yang kita yakin dia tidak mampu memberikannya. Demikian pulalah dalam kehidupan kita. Dengan segala kekurangan yang kita miliki, kita tentu membutuhkan sosok yang dapt memberikan apa yang kita butuhkan dalam hidup. Melalui renungan pagi ini, kita ingin diingatkan agar selalu meminta kepada Tuhan yang empunya segalanya. Pertanyaannya, siapakah Tuhan tempat kita meminta itu?


Dalam Injil Yohanes, penulis Yohanes secara khusus ingin menegaskan tentang keilahian Yesus. Hal ini disebabkan karena Injil Yohanes ditulis untuk mereka yang tidak percaya kepada keilahian Yesus. Pada waktu itu, banyak aliran-aliran yang tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan sebab Dia dianggap hanyalah manusia biasa dan anak dari tukang kayu. Oleh karena itulah, melalui tulisan ini Yohanes ingin agar setiap pembacanya dapat percaya bahwa Yesus itu adalah Tuhan dan Juruselamat.


Ayat 14 ini secara tersirat ingin menunjukkan identitas Yesus yang sesungguhnya. Dalam hal ini ingin ditegaskan bahwa Yesus bukanlah sosok yang sembarangan, Ia memiliki kuasa yang dengan namaNya Ia dapat melakukan apapun. Nama Yesus berkuasa karena ia adalah Tuhan Allah yang datang ke dunia dalam rupa manusia dan untuk menyelamatkan manusia. Bahkan di dalam Yoh. 14:6 Yesus  mengatakan: "Aku adalah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku". Pernyataan ini dengan tegas ingin menunjukkan posisi Yesus dan relasinya dengan Allah yang Mahakuasa itu. Yesus adalah Tuhan dan satu-satunya jalan menuju keselamatan. Hal ini ditegaskan agar setiap orang yang mendengar dan belajar dari pengajaran Yesus dapat mempercayaiNya sebagai Tuhan dan  Juruselamat yang mampu memberikan segala yang kita butuhkan. 


Sahabat yang baik, jika kita sudah mengenal Yesus dan menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka selayaknyalah kita senantiasa percaya dan berserah hanya kepadaNya. Kita harus percaya pada kemahakuasaanNya yang mampu menyelamatkan kita bukan hanya dari dosa dan maut, tetapi juga menyelamatkan kita dari kesusahan, kelaparan dan permasalahan hidup.  Dia yang akan mencukupkan segala yang kita perlukan, dan menyediakan segala yang kita butuhkan. Yang pasti di dalam Yesus, hidup kita dipelihara Allah. 


Oleh karena itu, melalui renungan pagi ini kita diingatkan untuk:

1. Senantiasa bersandar dan bergantung hanya kepada Yesus Tuhan kita. Bersandar artinya bahwa kita mempercayakan diri sepenuhnya pada pertolonganNya. Jangan pernah ragu, sebab Ia adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Di dalam Dia, kita tidak akan dikecewakan sebab Dia Mahatahu apa yang terbaik bagi kita

2. Senantiasa meminta hanya kepada Yesus. Jangan pergi meminta kepada kuasa yang lain di dunia ini, sebab Yesus bahkan berkuasa atas segala kuasa yang ada di bumi. Jika di dlam iman kita datang kepadaNya dan berseru di dalam doa menyampaikan permohonan kita di dalam namaNya , maka Ia akan bertindak melakukannya. Sebab Dialah sumber dari segalanya. Dia berkuasa memberikan segala yang kita pinta di dalam doa.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - MHS

Sabtu, 20 Maret 2021

YESUS KRISTUS IMAM BESAR DAN KORBAN KESELAMATAN

 KOTBAH MINGGU JUDIKA

Nas: Ibrani 5:5-10


YESUS KRISTUS IMAM BESAR DAN KURBAN KESELAMATAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan penjelasan tentang Yesus Kristus sebagai imam dan sekaligus kurban keselamatan sekali untuk selama-lamanya. 


Kehadiran Yesus sebagai imam besar dan korban sekali untuk selamanya memiliki pesan yang sangat penting. Seperti orang yang membutuhkan pertolongan, yang sudah berulangkali melakukan upaya pertolongan namun selalu berulang juga kesulitan yang sama terulang lagi. Dalam tradisi Yahudi setiap umat akan membeeikankurban penghapusan dosa, namun usai itu tahun berikutnya akan datang untuk memberikan kurban penghapusan dosa dan demikianlah seterusnya.  Tidak seorangpun imam besar yang memimpin upacara penghapusan dosa sekali untuk selama-lamanya. Itu hanya dilakukan oleh Yesus Kristus. Yesus hadir menolong dan menyelamatkan kita sekali untuk selama-lamanya. 


Di kalangan Yahudi, imam itu terdiri dari keturunan Lewi, dari keturunan Lewi ini diangkat pemimpin jemaat yang mengajar di Synagoge (tempat ibadah dan pengajaran Yahudi) di luar Yerusalem. Dari imam-imam dipilih imam kepalang yang bergabung dalam Mahkamah Agama Yahudi dan mereka menetapkan satu Imam Besar. Sekali setahun Imam Besar itu masuk ke ruang maha Kudus di Bait Allah di Yerusalem untuk menyampaikan doa dan menyerahkan kurban keselamatan kepada Tuhan.


01. Kristus Imam Besar ditentukan Oleh Allah.


Agar mempermudah memahami hakekat Kristus dalam keselamatan, maka penulis kitab Ibrani menjelaskan  praktek keagamaan Yahudi yang demikian bahwa  Yesus Imam Besar, bukan dipilih oleh manusia tetapi ditetapkan oleh Allah. 


Ibrani 5:5 (TB)  Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",  


Yesus bukanlah dipilih oleh manusia sebagai Yuruselamat karena kepiawaiannya mengajar, atau kehebatannya melakukan tanda dan mukjizat. Yesus tidak diangkat menjadi Yuruselamat karena people power. Yesus sendiri ditetapkan oleh Allah menjadi Imam Besar yang menolong dan menyelamatkan umat manusia dari dosà dan kematian. 


02. Imam Menurut Peraturan Melkisedek.

Ibrani 5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." 


Melkisedekh hanya dua kali disebutkan di dalam PL. Raja Salem (Yerusalem). Setelah --> Abraham mengalahkan Kedorlaomer, ia disongsong oleh Melkisedek (Kej. 14:17 dst.), dan Abraham memberikan kepadanya sepersepuluh dari rampasan yang ia peroleh. Melkisedek yang digambarkan sebagai seorang 'Imam Allah yang Mahatinggi', yang membawa --> roti dan --> anggur, kemudian menjadi suatu model yang sangat berarti dalam tradisi Ibrani dan Kristen. Daud mewarisi dinasti Melkisedek (Mzm. 110:4)


Mengapa Penulis Ibrani menghubungkan Yesus Kristus sebagai Imam Besar menurut peraturan Melkisedek? Tentu penulis Ibrani hendak menghubungkan kehadiran Yesus Kristus dengan penetapan Yesus Kristus sebagai penegakan Raja Keadilan, yang memerintah dari Yerusalem. 


Yesus Kristus adalah Anak Allah yang diurapi menjadi memerintah Kerajaan Allah. Yesus hadir di dunia ini mendirikan dan menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah. 


03. Yesus bukan saja Imam Besar namun sekaligus korban perdamaian sekali untuk selama-lamanya. Pengorbanan Yesus dilakukan secara sempurna melalui peristiwa salib. 


Sudah menjadi ketentuan dalam agama Yahudi bahwa setiap kekuarga harus memberikan korban bakaran yang ditentukan dan dikhususnya. 


Dalam Im. 7:11 dst telah ditetapkan korban binatang yang dipersembahkan dengan syukur atas suatu kebajikan yang diterima. Daging korban dimakan bersama oleh yang mempersembahkan korban dan imam yang menumpangkan tangannya di atas kepala binatang korban. 


Sekalipun imam dapat menyeleksi korban yang paling tambun dan tak bercacat, tidak ada kurban yang sempurna sekali untuk selamanya. Korban yang sempurna dan tidak bercacat hanya dilakukan oleh Yesus Kristus. Kesempurnaan Yesus sebagai kurban keselamatan dibuktikan dengan ketaatan dan kesetiaan Yesus Kristus  hingga mati di kayu salib. Itulah yang dilakukan sebagai pengorbanan yang sempurna dan tak bercacat bagi Allah. 


Sahabat yang baik hati! Kita percaya hanya Yesuslah Yuruselamat, penolong yang sempurna bagi umat manusia. Manusia oleh dosa seharusnya akan binasa, namun oleh kasih dan pengorbanan Kristus kita semua diselamatkan.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen


Pdt Nekson M Simanjuntak


Jumat, 19 Maret 2021

DIUTUS UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 20 Maret 2021


“DIUTUS UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH”


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


Yohanes 6:38 (TB)  Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.


John 6:38 (KJV)  For I came down from heaven, not to do mine own will, but the will of him that sent me.


Setiap orang tentunya memiliki banyak keinginan atau kehendak dalam hidupnya sehari-hari. Apakah keinginan atau kehendakmu? Menjadi orang yang sukses, berhasil, dan berguna bagi orang-orang di sekitar kita, khususnya orang-orang yang kita kasihi. Jika manusia saja, yang merupakan ciptaan tangan Allah memiliki banyak keinginan atau kehendak dalam hidupnya, tentunya Allah Sang Pencipta terlebih dahulu memiliki kehendak dalam hidup kita manusia. Apakah yang dikehendaki Allah untuk hidup manusia? Kehendak Allah, tentunya adalah kehendak yang terbaik, yaitu menyelamatkan, mengampuni dan memperbaharui hidup manusia yang dikasihiNya. 


Setiap manusia tidak luput dari dosa. Kita telah mewarisi dosa asali yang telah dilakukan oleh manusia pertama di dunia ini, yaitu Adam dan Hawa. Dengan demikian, kita manusia telah memiliki nature (kodrat) sebagai manusia berdosa. Lalu apakah konsekuensi dari dosa? Roma 6:23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. Jadi, konsekuensi dosa adalah hukuman, kematian, penderitaan, penyakit, terutama kita manusia berdosa menjadi jauh dari Allah. Allah tidak menginginkan kematian orang jahat, namun Allah menginginkan agar manusia berdosa itu kembali dari dosa, dan hidup menurut firman Allah. Yehezkiel 33:11 “Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!” Jadi, Allah berkehendak agar manusia itu memperoleh keselamatan. Keselamatan itu hanya diperoleh oleh manusia atas kasih karunia Allah semata. Dia telah memperdamaikan diriNya dan menyelamatkan manusia berdosa melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Juru Selamat manusia berdosa, yang turun dari sorga meninggalkan kemuliaanNya untuk turun ke bumi menyelamatkan umat yang dikasihiNya. 


Dalam nas ini, Yesus berkata: Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku (ay.38). Apakah kehendak Allah terhadap manusia ciptaanNya? Apakah kehendak Allah, sehingga Dia memberikan AnakNya Yesus Kristus untuk turun ke bumi? Melalui nas ini, kita dapat mengetahui apa yang dikehendaki Allah dalam kehidupan kita, yaitu sbb:


1. Percaya kepada Yesus Juru Selamat (Yoh.6:29)

Pada saat Yesus mengajar orang banyak dalam teks ini, memang banyak orang mengikuti Dia. Mereka mengikuti Yesus dengan berbagai alasan. Sebagian orang ada yang penasaran dengan apa yang hendak diperbuat Yesus, sebagian ada yang ingin melihat tanda-tanda mujizat yang dilakukan oleh Yesus, dan sebagian memang ada yang telah percaya kepada Yesus. Mereka meminta tanda dari Yesus. Sebenarnya hal yang mudah bagi Yesus untuk melakukan tanda mujizat. Tetapi Yesus mengetahui isi hati orang-orang di sekitarnya yang ingin mencobai diriNya. Yesus sangat bijaksana dengan mengatakan bahwa bukan Musa yang memberikan nenek moyang orang Yahudi yaitu bangsa Israel untuk makan roti Manna, tetapi Allah sajalah yang telah memberikan roti yang benar tersebut. Roti Manna telah berlalu, tetapi Roti yang sesungguhnya tetap ada di dalam diri Yesus Kristus. Itulah sebabnya Yesus berkata: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi” (ay.35). Kita adalah manusia yang lapar dan haus akan keselamatan atas dosa-dosa kita. Itulah sebabnya, lapar dan haus kita itu terpenuhi di dalam Yesus Kristus Juru Selamat. Cara untuk menerima keselamatan yang disediakan oleh Allah, hanya melalui iman dan percaya kepadaNya, sebab dengan kasih karuniaNya yang besar, Dia telah menyelamatkan kita dari hukuman dosa. Jadi, marilah kita percaya kepada Yesus, Juru Selamat kita.


2. Jangan ada yang hilang (Yoh.6:39)

Allah tidak menginginkan manusia itu hilang. Tidak seekorpun dari domba-dombaNya ia biarkan tersesat dan hilang dari kawanan. Itulah sebabnya Yesus adalah Gembala yang terbaik bagi kita. Yoh.10:11 Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Jadi, Yesus telah memberikan nyawaNya sendiri untuk menyelamatkan kita manusia berdosa dari hukuman itu. Sebab itulah yang dikehendaki oleh Allah. Di dalam Yesus Kristus, Dia ingin melakukan kehendakNya yaitu menyelamatkan manusia, agar tidak seorangpun dari mereka yang hilang. 


3. Dibangkitkan pada akhir zaman untuk beroleh hidup yang kekal (Yoh.6:39-40)

Allah sangat mengasihi manusia dan seluruh ciptaanNya. Allah tidak menginginkan manusia berdosa itu mati dalam dosanya, Allah ingin menyelamatkan manusia, mengampuninya dan memperbaharui hidup manusia itu ke arah yang lebih baik dengan melakukan pertobatan yang sungguh-sungguh. Allah menghendaki agar manusia yang dikasihiNya itu memperoleh kehidupan yang kekal. Yoh.3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Allah menginginkan agar pada akhir zaman yaitu kesudahan dunia ini, manusia yang dikasihiNya memperoleh kehidupan yang kekal dalam kerajaan Allah. Jadi, sudah sangat jelas bahwa Allah mengkehendaki yang terbaik dalam hidup kita. 


Sahabat yang baik hati! Marilah kita menerima kehendak Allah dengan cara beriman, percaya, bertobat dan memperbaharui hidup kita ke depannya. Amin.


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak- RN

Kamis, 18 Maret 2021

MATA TUHAN TERTUJU KEPADA MANUSIA

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 19 Maret 2021


MATA TUHAN TERTUJU KEPADAMU


Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Mazmur 32:8 (TB)  Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu. 


Psalms 32:8 (RWV)  I will instruct thee and teach thee in the way which thou shalt go: I will guide thee with my eye. 


Mungkin anda sudah pernah mendengarkan kisah "Jejak Kaki". Seornag berjalan di sepanjang pantai dan jejak kaki itu empat, dua jejak kaki sang pejalan kaki dan dua jejak kaki Tuhan. Namun aneh saat ada jalan berlumpur, berdiri dan sulit sang pejalan kaki hanya melihat dua jejak kaki. Maka diapun mengeluh: "Ya Tuhan, bukan kah Engkau sudah berjanji akan menyertai aku dalam.perhalanan ini? Saat ada jalan berlumpur, berduri dan sulit Tuhan meninggalkan aku, lihatlah bahwa jejak kaki ini hanya dua. Maka, Tuhan pun menjawab: Akh...coba kamu perhatikan dua jejak kaki itu bukanlah jejak kakimu, tetapi jejak kaki-Ku. Karena disaat engkau menjalani jalan yang berlumpur, berduri dan sulit disitu aku menggendong Engkau.


Kisah Jejak kaki ini sering terjadi dalam kehidupan orang percaya. Kita merasa bahwa saat-saat sulit kita merasa ditinggalkan Tuhan. Kita menilai dan menganggap Tuhan telah melupakan dan meninghalkan kita. Padahal sesungguhnya, Dia tidak pernah tidur memperhatikan kehidupan kita.


Demikianlah juga renungan di pagi hari ini. Bukan kita yang mencari Tuhan, tetapi Tuhan sendirilah yang mencari kita. Bukan kita yang mencari jalan agar dapat berjumpa dnegan Tuhan namun justru Allah sendirilah yang membuka jalan. Buka. Kita yang membuat, menentukan dan mencari petunjuk agar dapat hidup menurut jalan yannf dikehendaki Tuhan. Justru sebaliknya Allah sendiri yang memberi jalan, petunjuk dan tanda-tanda yang harus kita ikuti mengikut Tuhan. Tuhan tidak membutuhkan perhatian dari kita, tetapi Tuhan sendirilah yang memperhatikan kita.


Mata Tuhan tertuju kepada kita! Coba anda banyangkan sebesar apakah kita manusia ini jika dibandingkan dengan seluruh alam ciptaan Tuhan. 

 Luas permukaan Bumi yang ditutupi oleh air setara dengan Luas permukaan 510.072.000 km2dengan 148.940.000 km2 daratan (29,2 %) dan 361.132.000 km2 perairan (70,8 %)

Itu masih Bumi saja, padahal Bumi masih dari satu planet dari sekian jutaan planet yang ada. Mungkin ukuran manusia tidak lebih besar dari sebutir debu dibandingkan semuanya itu. Tetapi sekalipun demikian mata Tuhan tertuju kepada manusia yang diciptakan segambar dengan rupa Allah,  kasih Allah kekal dan abadi untuk umat manusia.


Mata Tuhan tertuju kepada kita, ungkapan menjelaskan Tuhan tidak akan pernah meninggalkan manusia. Tuhan tidak pernah tertidur memperhatikan umatNya seperti diungkapkan dalam Mazmur 121:3 (TB)  "Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap."


Sahabat hang baik hati! Inilah yang harus kita syukuri selalu. Mata Tuhan tertuju kepada kita. Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita. 


Sahabatku, TUHAN memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Rabu, 17 Maret 2021

HASILKANLAH BUAH PERTOBATAN

 


FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 18 MARET 2021


HASILKANLAH BUAH PERTOBATAN


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


Matius 3:8 (TB)  Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 


Matthew 3:8 (RWV)  Bring forth therefore fruits worthy of repentance: 


Yohanes Pembaptis merupakan suara yang berseru-seru di padang gurun menyuarakan pertobatan. Kehadiran Yohanes pembaptis membuat orang terkejut karena seruan pertobatan itu dihubungkan dengan kedatangan kerajaan Allah. Yohanes pembaptis berkata dalam Matius 3:2 (TB)  "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"  


Seruan pertobatan itu sangat menohok karena keadaan masyarakat memang jauh dari kehendak Allah. Masyarakat sengsara oleh penindasan, kaum religius seperti Farisi, Sadusi asyik berpolitik akhirnya kering akan siraman rohani dan pembinaan spiritualitas. Ada juga yang kepada Yohanes pembaptis seperti pemungut cukai dan  tentara. Semua lapisan masyarakat disapa oleh Yohanes pembaptis agar bertobat.

Pertobatan satu-satunya syarat untuk mempersiapkan diri menyambut kehadiran kerajaan Allah.


Yohaens Pbaptis dalam mentampaikan seruan pertobatannya tidak segan menasihati siapapun. Dia menegur Herodes tercatat dalam Markus 6:18 (TB)  Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" 


Seruan Yohanes Pembaptis ini semacam gerakan moral untuk memperbaiki diri masing-masing dan menghasilkan buah yang baik di dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Pertobatan mutlak karena hukuman akan segera tiba.  Ibarat perapian, api sudah menyaka tinggal membakar. Ibarat seperti pohon yang hendak ditebang, kapak sudah tersedia untuk segera menebangnya. Demikianlah kerajaan Tuhan sudah dekat, perlindungan satu-satunya adalah pertobatan.


Ada dua langkah kongkrit yang disuarakan oleh Yohanes Pembaptis 


Pertama kesediaan dibaptis. Bagi Yohanes Pembaptis bukti pertobatan adalah dengan kesediaan diri dibaptis.  Yohanes pembaptis melakukan baptisan di sungai Yordan. Baptisan Yohanes adalah tanda bahwa seseorang mau dan bersedia berubah dari kehidupannya yang lama kepada yang baru.


Kedua, pertobatan disertai dengan perbuatan. Pertobatan yang nyata melalui sikap hidup nyata, meninggalkan kebiasaan buruk kepada perilaku baik yang seturut dengan kehendak Allah. Orang yang bertobat dibuktikan dengan menghasilkan buah-buah yang manis, pikiran dan perbuatan yang membangun sesama.  Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis menyampaikan: "hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."


Sahabat yang baik hati! Tidak ada gunanya merayakan baptisan bahkan sampai ada yang rela dibaptis ulang namun tidak disertai pertobatan dan perubahan perilaku. Pertobatan harus dibuktikan dengan buah-buah perbuatan baik. Pertobatan  jika tidak disertai dengan buah pertobatan itu semuanya tidak berarti. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 16 Maret 2021

DARI DIA, OLEH DIA UNTUK DIA

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 17 Maret 2021


DARI DIA, OLEH DIA DAN UNTUK DIA


Selamat Pagi! Saudaraku yang kekasih, marilah mengambil waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan


Roma 11:36 (TB)  Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


Romans 11:36 (UKJV)  For of him, and through him, and to him, are all things: to whom be glory for ever. Amen.


Tidak semua kejadian dalam hidup dapat dijawab bisa saja terjadi pada hidup ini suatu kejadian yang sulit di mengerti dan tidak ada jawabannya?  Itu karena keterbatasan akal manusia dan akhirnya kita mengakui dan menerima suatu jawaban bahwa ini adalah rahasia Tuhan. Ini adalah suatu hikmat yang harus kita pelajari dalam hidup ini memberikan ruang kepada Tuhan. Sehingga kita semakin pasrah dan menyerahkan hidup ini sepenuhnya kepada Allah. 


Coba kita bayangkan bagaimana orang Israel menolak Yesus yang telah menyaksikan mujizat dan segala kuasa yang ditunjukkan  kepada mereka, namun bagi Paulus ini suatu hikmat Allah yang dalam, dimana Allah mengeraskan hati umatNya dan membuat mereka tegar tengkuk agar Injil sampai ke ujung bumi pada akhirnya mereka tertinggal dan cemburu karena keselamatan Allah ada pada bangsa lain. Bacalah: Roma 11:25, 30 (TB)  Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.

Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,


Satu lagi marilah kita mengambil contoh pembebasan Umat Israel dari Mesir. Musa bersusah payah berhadapan dengan Firaun agar diijinkan keluar dari Mesir, tulah demi tulah disampaikan atas petunjuk Tuhan. Namun ada catatan Alkitab mengatakan: "Tuhan mengeraskan hati Firaun". Sepintas ini kurang masuk akal, kalau Tuhan yang menyuruh Musa membebaskan umatnya dan Tuhan yang menyampaikan tulah demi tulah kepada Mesir namun mengapa Tuhan mengeraskan hati Firaun? Kita mengambil makna agar umat Isrsel mengetahui bahwa pembebasan mereka bukanlah murahan, tetapi sesungguhnya suatu perjuangan berat dan hanya karena tangan yang kuat dari Tuhan yang membuat mereka dapat bebas dari perbudakan Mesir. Sehingga pembebasan dari Mesir adalah suatu hal yang harus diingat dalam sejarah kehidupan Israel turunt temuru  bahkan dihapalkan sebagai kredo dari generasi ke generasi.


Renungan hari ini menyegarkan kita kepada makna kehidupan bahwa sumber dan tujuan hidup ada pada Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tidak terlepas dari kehendak Allah. Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada kita, Allah mengatur akhir segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini. Karena itu kita harus menyadari sepenuhnya hikmat dan rahasia Allah pada hidup kita dengan pasrah dan menjalani hidup ini di dalam iman dan seturut dengan kehendak Allah.


Hal kedua dari renungan ini mengingatkan kita agar bersyukur senantiasa. Apa yang ada pada diri kita adalah bersumber dari Allah: segala rahmat, kebaikan dan kemujuran yang kita peroleh adalah bersumber daripada Allah. Tidak ada satupun yang ada pada hidup kita yang tidak bersumber dari padanya karena itu kita harus bersyukur.


Ketiga bahwa kita harus menyadari bahwa hidup kita ini harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah. Tidak ada satupun yang dapat menghindar dari tuntutan pertanggungjawaban dihadapan penghakiman Allah. Segala sesuatu dalam hidup kita harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak. Kita semua berdiri dihadapan Allah memberikan pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan sepanjang hidup. Hal ini mengingatkan kita agar seluruh tindakan kita di dunia ini mesti dapat kita pertanggungjawabkan dan selalu memuliakan Allah.


Dari Dia, oleh Dia dan Untuk Dia. Hidup ini adalah pemberian Allah, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah oleh Dia dan segala sesuatu yang kita lakukan di Dunia ini adalah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Tak seorang pun yang dapat mengelak dari penghakiman Allah kelak. Terpujilah Tuhan sumber kehidupan dan padaNya kita kembali.


Sahabatku, TUHAN memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Senin, 15 Maret 2021

TUHAN, SEGERALAH MENJAWAB AKU

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 16 Maret  2021


TUHAN, SEGERALAH MENJAWAB AKU!


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 102:3 (TB) Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku! 


Psalm 102:2 (NKJV) Do not hide Your face from me in the day of my trouble; Incline Your ear to me; In the day that I call, answer me speedily.


Keadaan yang sulit atau menghadapi masalah dalam hidup ini, berbagai macam cara orang dalam menyelesaikannya. ada banyak orang ketika menghadapi masalah barulah dia memikirkan untuk berdoa, memohon tuntunan dari Tuhan, namun jika dirasa hidup baik-baik saja, tidak ada masalah yang begitu serius kehidupan doanya pun menjadi agak terlupakan. Seolah-olah doa itu hanya dibutuhkan ketika menghadapi masalah dan pergumulan yang sedang melanda. Seorang pengkhotbah pernah berkata: “doa bukan ban serap yang dikeluarkan saat diperlukan, tetapi doa adalah kemudi yang mengendalikan sebuah perjalanan”. Apakah kita harus menunggu hidup kita “kempes” dulu baru kita mengeluarkan doa? Doa bukan hanya sekedar prasyarat, sebab tidak enak rasanya kalau tidak berdoa. Atau hanya syarat supaya pulang, “pimpinlah doa itu, inang supaya kita pulang”.  


Kesadaran akan kebutuhan kita yaitu pertolongan Tuhan, sebab kita tidak dapat menghadapi hidup ini tanpa pertolongan Tuhan. kesadaran inilah yang mendorong kita untuk datang ke hadapan Tuhan, menyampaikan permohonan dan tidak hanya sekedar prasyarat saja. Benar-benar menghidupi dan hidup di dalam doa. Baik situasi hidup yang sepertinya tidak ada masalah, atau situasi hidup yang penuh dengan kesuksesan, dan juga situasi hidup yang menghadapi penderitaan dan kesengsaraan. Bahkan keadaan yang sedang kita hadapi sekarang ini, kita memohon kepada Allah, supaya Allah memulihkan keadaan sekarang ini. Kita percaya Allah hidup, abadi dan tak berubah. Kita percaya Allah menolong umatNya dalam generasi ini sama seperti Dia menolong umatNya dalam generasi-generasi yang lampau. 


Penulis mazmur ini merasa begitu menderita hingga dikatakan kehilangan nafsu makan. Ketika kita menghadapi penyakit dan keputusasaan, hari-hari kita berlalu dengan suram, dan kita tidak pesuli dengan kebutuhan dasar kita. dalam masa-masa ini, Allah sendirilah yang merupakan penghiburan dan kekuatan kita. bahkan ketika kita terlalu lemah untuk berjuang, kita bisa bersandar kepadaNya. Sering, jika kita mengakui kelemahan kita, Allah selalu menyediakan kekuatan besar bagi kita. 


Berdoa, menyampaikan permohonan, berteriak memimta pertolongan dari Tuhan karena iman percaya kepada Allah yang sanggup untuk menolong dalam menghadapinya. Permohonan yang disampaikan oleh pemazmur adalah supaya Allah tetap menghadapkan wajahNya dan menyendengkan telingaNya kepadanya. Jika Allah menghadapkan wajahNya, artinya Allah masih berkenan untuk tetap menyertai dan terus menyertai umat yang dikasihiNya, Allah tidak bersembunyi namun pemazmur memohon wajah Allah sebagai jaminan perlindungan dalam menghadapi keadaannya yang tersesak. Wajah Allah memberi kelegaan dan ketenangan di tengah situasi yang tersesak. Pemazmur juga mengatakan supaya Allah menyendengkan telingaNya kepada seruan pemazmur. Kita percaya bahwa setiap doa permohonan, seruan kita kepada Allah semuanya di dengarkan oleh Allah dan jika pemazmur mengatakan supaya Allah segera menjawabnya semua ini karena keadaan atau kesesakan yang sedang dihadapinya. Kita percaya doa dan permohonan kita kepada Allah semuanya di dengarkan oleh Allah, dan semua doa kita pasti dijawab oleh Tuhan, meski tidak semua doa terkabul.


Ketika Tuhan menjawab ya terhadap doa kita, tentu iman kita akan semakin bertumbuh, ketika Tuhan menjawab tunggu, maka kesabaran kita akan bertambah, ketika Tuhan menjawab tidak untuk sesuatu yang kita minta, sukacita dan syukur kitalah yang akan bertambah, sebab ketika Tuhan berkata tidak untuk sesuatu yang kita minta, berarti Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik untuk kita. 

Sahabat yang baik hati, bagaimanapun keadaan kita sekarang ini, sesulit apapun keadaan kita atau bahkan hidup kita yang mungkin baik-baik saja, tetaplah hidup di dalam doa yang menjadi pengendali dan kemudi dalam setiap kehidupan kita. sebab tanpa pertolongan Tuhan kita tidak akan dapat tetap berada di jalan yang benar, sekalipun itu keadaan bersukacita. Doa dan permohonan kita sampaikan kepada Allah sebab kita percaya akan Allah yang berkuasa dan menolong kita dalam menghadapi situasi hidup kita, terlebih dalam situasi kesesakan kita. 


Tuhan Mahakasih menolong dan menuntun kita untuk tetap terhubung kepada Tuhan melalui doa-doa kita, percayalah bahwa Allah senantiasa menghadapkan wahajNya bagi kita dan menyendengkan telingaNya bagi kita. Satu kepastian yang kita yakini adalah bahwa Allah pasti menjawab seluruh permohonan kita sesuai dengan kehendak Tuhan dan waktunya Tuhan.  

Amin


Salam : Tim Page Pdt. Nekson M Simanjuntak (MP)

Minggu, 14 Maret 2021

PADA WAKTU AKU BERKENAN

 FIRMAN  TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 15 Maret 2021


PADA WAKTU AKU BERKENAN


Selamat pagi sahabat  yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Jesaya 49:8a “Beginilah firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia,”


Isaiah (KJV) 49:8a “Thus saith the LORD, In an acceptable time have I heard thee, and in a day of salvation have I helped thee: and I will preserve thee, and give thee for a covenant of the people,”


Sahabat yang baik hati, tidak terasa hari ini sudah berada di pertengahan bulan Maret. Waktu terus berputar tiada henti. Waktu tidak pernah bergerak lebih cepat saat sukses atau lebih lambat saat kita bergumul. Sang waktu berjalan terus tanpa menunggu respon kita akan waktu. Ada yang unik, dalam firman Tuhan pagi ini, yaitu Tuhan berkenan setiap saat untuk menjawab semua pergumulan kita.


Tuhan menyapa dan menyatakan kesediaannya menolong dan menyelamatkan bangsa Israel. Pertolongannya dengan rencana yang luar biasa yaitu dengan memakai “orang lain”. Siapakah dia orang lain yang dipakai Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel? Yaitu raja Koresh, raja orang Persia dipakai Tuhan membebaskan Israel dari pembuangan Babel.


Kita memang harus membaca perikop ini dari ayat pertama untuk lebih jelasnya, dimana Allah memilih dan berkenan kepada seorang hamba yang Allah telah rencanakanNya dari awal untuk keselamatan bangsa Israel yang notabone bukanlah dari keturunan/suku Israel melainkan dari bangsa lain bahkan lebih tepatnya musuh bangsa Israel. Musuh menjadi penyelamat?apakah itu mungkin?orang yang kita benci menjadi penolong kita?  


Sahabat yang baik Kitab Yesaya pasal 49 secara keseluruhan adalah nubuatan pengharapan kelepasan terhadap orang-orang Israel yang mengalami kesusahan, kesulitan dan penderitaan yang bagi orang Israel itu tidak akan pernah berakhir. Bangsa Israel merasakan bahwa Allah telah meninggalkan mereka, Allah telah menjauh dari mereka. 


Allah sendiri sering sekali memakai penderitaan dan persoalan hidup yang kita hadapi untuk mengajari kita, mengkoreksi diri kita akan apa yang sudah kita lakukan, kenapa bisa seperti itu ? (Yesaya 55: 8-9 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.) Ayat inilah jawabanNya, Allah bisa memakai siapa saja dan apa saja untuk menyatakan dan memuluskan rencana dan kuasaNya.  Jika Allah bekanan memakainya untuk keselamatan dan sesuai dengan rencanaNya, maka tidak seorang pun dapat menolak keputusan Allah. Kita juga harus mengingat bahwa Allah ada dalam setiap waktu yang terjadi dalam kehidupan kita  (Pilipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku).


Sahabat yang baik, Allah membentuk kita seturut kehendakNya. Dia adalah Allah pencipta segala sesuatu yang baik dan terbaik dalam diri kita. Allah adalah tukang periuk terbaik (Yeremia 18:5-6).  Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya: "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!). 


Allah tidak menginginkan pembinasaan terhadap orang-orang yang dikasihiNya, Allah selalu bertindak dan memberikan yang terbaik, sekalipun dari padangangan duniawi Allah dan waktunya sungguh sangat lambat dan lambat dalam setiap rencanaNya, tetapi disitulah kuasa Allah bahwa dunia tidak mampu mengukur dan memamahi rencana dan kuasa Allah. (2 Petrus 3:9). Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.


Sahabat yang baik, perkenanan Allah untuk menolong dan menyelamatkan kita adalah kebahagiaan yang luar biasa. Perkenaan Allah membuktikan bahwa Allah masih mengasihi kita. Allah berkenan bukan karena kesetiaan kita, Allah berkenan dalam semua kekurangan dan kelemahan kita karena Dia setia dengan janjiNya.  Allah mau mendengar kita seperti yang dikatakan dalam “Mazmur 121 :2-8 “pertolonganku ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi  Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.”


Inilah yang kita syukur bahwa Allah berkenan setiap saat untuk menolong kita. Allah tidak diam dan membiarkan kita dalam dalam kubangan penderitaan: 

1. Kasih Allah kepada kita lebih besar, lebih dalam, lebih tinggi dan lebih lebar dari yang kita mengerti dan harapkan, Dia Allah yang setia dalam setiap perkataan dan janjinya, sekalipun kita tidak setia ( 2 Tim 2: 13)

2. Rencana penyelamatan yang Dia lakukan tidak seperti yang kita pikirkan dan kita harapkan, itu membuktikan Dia Allah yang besar dan berkuasa, 


Sahabat yang baik, tidak ada doa yang sia-sia. Semua doa yang kita sampaikan di dengar oleh Tuhan.  Allah mendengar, Allah memperhatikan, Allah akan menjawab doa dengan mengutus penolongan.  Pertolongan kita hanyalah didalam kuasa Tuhan Jesus. Tuhan Yesus adalah bukti kehadiran Allah untuk menolong dan menyelamatkan kita dalam semua persoalan hidup kita, Dia telah sama dan mengerti semua persoalan kita, Dia telah  menyelamatkan kita dalam persoalan besar yaitu kematian karena dosa kita. Tuhan Yesus telah menyelamatkan kita dari upah dosa yaitu kematian selamanya-lamanya.  


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam idup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RS

ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...