Sabtu, 29 Februari 2020

TUHAN MENJAWAB SERUANKU

Kotbah Minggu INVOCAVIT, 1 Maret 2020
Nas : Matius 9:27-31

TUHAN MENJAWAB SERUANKU

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah minggu ini menyakinkan kita bahwa Yesus mendengar seruan orang yang memohon kepadaNya. Tuhan Yesus baik dan tidak pernah mengabaikan apalagi meninggalkan begitu saja orang yang data berseru memohon kepadaNya.


01. Kisah tiga bersaudara buta dari Sidikalang-Dairi
Tahun 2011, salah satu kegiatan kami Panitia Jubeleum 150 tahun HKBP Di Distrik VI Dairi waktu itu adalah "operasi katarak" bagi masyarakat Dairi. Kebetulan ada lembaga donor yang menawarkan program ini yakni TEARS INTERNATIONAL. (Hingga saat ini lembaga ini terus melakukan bhakti sosial khusus untuk operasi katarak dan mata di Indonesia.)
Pada saat itu ada 176 mata yang dioperasi dari 120 orang. Orang yang dulunya rabun dan samar bisa melihat dengan jelas dan ada juga yang tertutup dan gelap namun akhirnya bisa melihat kembalu. Sungguh meruoakan sukacita yang besar bagi seorang buta.

Salah satu dari keluarga yang sembuh itu ada kisah yang membuat saya tertegun yakni dengan tiga pemuda bersaudara dari Desa Lae Rambong, satu desa terpencil di pedalaman kecamatan Tiga Lingga.  Dapat anda bayangkan bagaimana ibunya yang sudah tua merawat tiga anak buta. Mereka bertiga mengalami kebutaan anak-anak, permukaan mata tertutup yang membuat  tidak bisa melihat. Setelah mereka diobservasi dokter bahwa mereka memungkinkan untuk dioperasi. Tiba waktu yang dtentukan tim dokter pun melakukan operasi kepada seluruh yang dinyatakannikut termasuk ketiga bersaudara itu. Setelah tiba pembukaan perban saya menyaksikan sendiri, apa yang keluar dari mulutnya: "daga...daga...tiur ni portibion" (wah...wah...sungguh terangnya dunia ini). Puji Tuhan ketiga bersaudara ini bisa melihat kembali. Sejak itu saya dekat dengan mereka hingga kini. Setelah melihat mereka menjadi anak-anak yang baik dan rajin bekerja.

Perkenalan saya dengan ketiga pemuda buta dapat merasakan bagaimana perasaan orang buta.   Beban bagi keluarga, tidak jarang mendapat ejekan dan celaan dari orang disekitarnya. Ingin terlibat namun dia terbatas melakukan aktifitas, dunia gelap baginya namun setelah operasi dia merasakan sungguh terbebas dari kegelapan.

02. Pergumulan dua orang buta mengikut dan berseru pada Yesus
Demikanlah dua orang buta yang dikisahkan dalam kotbah Minggu ini. Mereka telah lama merasakan gelapnya dunia, terbatasnya gerak gerik dan tak bisa melihat apa yang dilihat oleh orang-orang disekitarnya. Mereka hanya mereka-reka dan menduga-duga dengan imajinasinya masing-masing.  Orang buta biasanya memiliki pendengaran yang lebih tajam dan perasa yang lebih peka. Pendengaran orang buta lebih tajam diatas rata-rata manusia yang normal melihat.  Tentu mereka telah mendengar berita tentang Yesus yang menyembuhkan berbagai penyakit. Dimana Yesus ada disana Yesus menyembuhkan, mengajar dan berkotbah. Kedatangan Yesus menjadi kesempatan berharga bagi mereka untuk memperoleh kesembuhan mereka. Itulah sebabnya mereka berseru dan memohon kepada Yesus

a. Berseru dan mengikut Yesus: "Yesus Anak Daud, kasihanilah kami!".
Seruan orang buta dalam kotbah ini benar-benar lahir jeritan hati yang mendalam meminta pengasihan dan belaskasihan Tuhan Yesus.  Ketika Yesus melintasi wilayah mereka, mereka mengikuti Yesus dan  berseru: "Tuhan, kasihanilah kami."

Kata "mengikutiNya", menunjukkan keseriusan dan keinginan yang kuat bagi mereka. Mungkin mereka sudah berseru namun tak mendapat respon dari Tuhan Yesus. Tuhan Yesus terus berjalan dan tak menjawab mereka. Kedua orang buta tersebut putus asa atau tidak kecut dan tawar hati, namun mereka terus mengikuti Yesus. Ini menjelaskan ada upaya yang konitniu dari kedua orang butasampai menerima pertolongan dari Tuhan Yesus.

b. Keyakinan pada Yesus Anak Daud!
Selain keseriusan untuk terus mengulikuti, kedua orang buta ini memakai istilah Yesus sebagai Anak Daud. Mereka tidak hanya meminta apa yang mereka butuhkan, tetapi mereka percaya bahwa Yesus dengan kuasa yang dimilikiNya dapat menyembuhkan mereka.  Pengenalan mereka akan Yesus ada, sebagaimana yang pengaharapan orang Israel akan Mesias. Bahkan ketika Yesus menanyakan apakah mereka percaya Yesus dapat melakukan hal tersebut, keduanya menjawab: ya Tuhan, kami percaya.

3. Yesus menyembuhkan
Usaha mereka tak sia-sia, akhirnya setelah Yesus memasuki satu rumah dan berhenti di sana bari orang buta itu disapa oleh Yesus. Jadi selama perjalanan mereka seolah diabaikan,  apakah Yesus tidak peduli? Sesungguhnya Yesus sungguh peduli dan lihatlah Yesus menyapa dalam Matius 9:28b (TB)  Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?"
Setelah kedua orang buta itu menjawab, Ya Tuhan, kami percaya.
Yesus menyembuhkan keduanya:
Matius 9:29 (TB)  Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."

Kata-kata ini menjadi kesembuhan bagi mereka. Yesus menyembuhkan kedua orang buta tersebut dan mata mereka dapat melihat. Ini suatu pelajaran yang berharga. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan menjawab doa kita. Jika ada orang berkata saya sudah berseru kepada Tuhan atas apa yang saya minta namun belum dijawab, teruslah mengikuti Yesus, segala sesuatu indah pada waktunya.

4. Mengingat dan memberitakan perbuatan Kristus
Sekalipun Yesus sudah menyampaikan agar mereka memberitahukan kepada siapapun, namun kata hati mereka yang telah melihat terangnya dunia ini. Mereka tidak diam. Dulu mereka buta, sekarang melihat, dulu mereka rasakan gelap dan terbatasnya aktifitas mereka, sekarang mereka mau menyaksikan kasih dan perbuatan Yesus.

Itulah yang mau ditunjukkan oleh penulis Injil Markus, kedua orang buta mengungkapkan kegembiraan dan kebahagiaan mereka atas karya dan perbuatan Yesus dalam hidup mereka. Mereka tak lupa akan Yesus, tetapi memberitahukan kesembuhan mereka kepada dunia.

Sahabat yang baik hati! Minggu invokavit, memberikan kepastian setiap orang yang berseru kepada Yesus akan dijawab. Itulah kehidupan orang percaya. Tak pernah ragu akan kebaikan Tuhan Yesus dalam hidupnya. Seperti orang buta yang mencari pertolongan, mereka mengikut Yesus sampai Yesus mejawab dan menyembuhkannya.  Demikianlah kita masing-masing dengan beban dan pergumulan hidup kita.  Datanglah kepada Yesus dan percaya padaNya. Teruslah berseru,  Yesus akan menolong dan membantu kita melepaskan diri dari beban dan pergumulan masing-masing.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 28 Februari 2020

BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIAMPUNI DOSANYA

BERBAHAGIALAH ORANG YANG DIAMPUNI DOSANYA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 29/02/2020

Mazmur 32:1 (TB)  Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!

Psalms 32:1 (RWV)  [A Psalm] of David, Maschil. Blessed is he whose transgression is forgiven, whose sin is covered.

Salam Mazmur 32 kita menemukan bagaimana Pemazmur melakukan perenungan yang mendalam sungguh alangkah bahagianya dan bersukacitanya seseorang yang ditutupi pelanggaranNya dan diampuni dosanya. Siapakah yang sanggup berdiri dimuka umum, Sementara seluruh kekurangannya telah diketahui publik?  Mazmur 32 merupakan nyanyian atas kebaikannTuhan yang berkenan mengampuni Dan berkenan menutupi kekurangan. Tuhan itu baik yang tetap terbuka menerima Permohonan maat atas kesalahan dan dosa.

Kita sering mendengar orang berkata begini: "jangan segan-segan menegor jika ada kesalahan kami agar bisa kami perbaiki." Sesungguhnya prinsip demikian sangat baik dalam managemen, ingatlah usaha akan semakin maju jika mau mendengarkan evaluasi dan memperbaiki kekuarangan. Namun bagaimana kalau ini berkaitan dengàn pribadi kita? Orang yang berpikir maju akan menerima hal yang sama, namun tunggu dulu tidak semua orang suka ditegor dikala salah, malah dalam berbagai keselahan orang sering menuntut untuk mendukungnya sekalipun dalam keadaan yang salah. 

Dalam renungan hari ini kita bersyukur atas  kebaikan Tuhan yang berkenan mengampuni dan menutupi kesalahan kita.  Apalagi kesalahan itu telah membuat kita gelisah dan tidak tenang. Tuhan memaafkannya dan melupakanNya. Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahan kita. Yeremia 31:34b (TB) "demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."

Setidaknya ada dua hal ornagbyang melakukan keaalahanndihadapan Tuhan, yakni malu dan takut. Hal itu terjadi pada Adam dan Kain. Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa? Mereka itu takut dan malu (Kej 3:20). Demikian juga dengàn Kain yang membunuh adiknya Habel, Setelah Tuhan memanggil dan menanyakan dimana Babel adiknya itu? Awalnya Kain berusaha menutupi dosanya. Namun ketika Tuhan membuka kasus itu Kain akhirnya takut bertemu orang karena Hal yang sama akan orang lakukan kepadaNya. Dia menggangap hidupnya sebagai seorang pelarian. (Kej 4:14). Demikian dengàn Daud, ketika Natan mengingatkannya, Daud sangat malu dan menangisi kesalahannya berhati-hati.(Baca 2 Samuel 12:11-12)

Sahabat yang baik hati! Manusia yang bersalah dihadapan Tuhan akan takut dan malu serta tak sanggup berhadapan dengàn orang lain.  Tuhan itu baik, berkena menutupi kekurangan dan pelanggaran. Namun bukan berarti Tuhan mengabaikan dan mengijinkan kita berdosa sama sekali tidak. Justru Mazmur ini menuntun agar kita sendiri dengàn segala kesadaran mengakui kesalahan itu secara terbuka di hadapan Allah karena Tuhan berkenan mengampuninya.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan. Segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 27 Februari 2020

TOLONGLAH AKU YANG TIDAK PERCAYA INI

TOLONGLAH AKU YANG TIDAK PERCAYA INI

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan,  inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 28/02/2020

Markus 9:24 (TB)  Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

Mark 9:24 (RWV)  And immediately the father of the child cried out, and said with tears, Lord, I believe; help thou my unbelief.

Setiap orang tua pasti berupaya memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Berbagai upaya pun dilakukan agar anaknya dapat memperoleh pendidikan terbaik dan jika sakit akan berusaha untuk perawatan kesehatan yang baik.
Demikianlah orangtua dalam perikop renungan ini. Dia memiliki seorang anak yang sakit aneh. Di jaman PB mungkin sakit seperti ini dianggap sebagai dirasuki roh jahat. Gejalanya disebutkan pada Markus 9:17-18 (TB)  Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia.
Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."

Bahkan jika kambuh anak itu Markus 9:18, 20, 22 (TB)  "Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."
Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa.
Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami."

Gejala demikian sama dengan penyakit ayan atau epilepsi. Hingga sekarang memang belum ada obat yang dapat menyembuhkan epilepsi. Sewaktu-waktu bisa kambuh jika ada ketegangan atau kepanikan. Sangat disarankan seorang yang mengidap epilepsi untuk tenang, dan jangan membiarkan sendirian beraktifitas karena jika kambuh bisa sangat fatal seperti masuk ke api, kecebur di air dll.

Jaman PB penyakit demikian sungguh sulit dipahami, karena sebentar normal dan sebentar lagi kejang-kejang dan menakutkan. Wajar saja mereka menyebur dirasuki roh jahat. Dapat kita bayangkan bagaimana orangtuanya sangat kebingungan menghadapi penyakit demikian. Syukurlah Tuhan Yesus datang dan orang tua anak tersebut memohon belas kasihan Tuhan Yesus.

Sebelum menyembuhkannya, Yesus memberikan satu pertanyaan kepada orangtua tersebut: apakah dia percaya Yesus dapat menyembuhkannya?
Ada yang menarik dari jawaban orangtua tersebut: "Aku percaya. Tolonglah aku yang kurang percaya ini."
Disini ada pengakuan yang dualistik dan ini menjadi gambaran realitas hidup orang percaya. Percaya namun  tidak percaya. Orang tua tersebut percaya kepada Yesus sanggup dan mampu menyembuhkan anaknya. Makanya dia mengatakan: Aku percaya. Namun mengapa disambung dengan kalimat berikutnya, tolonglah aku yang tidak percaya ini? Kalimat ini menunjukkan bahwa kesadaran diri dihadapan Tuhan Yesus, sesungguhnya kita orang yang berdosa, yang tidak layak dihadapanNya menerima kasih karunia.  Sekaligus edukasi yang hendak disampaikan oleh penulis Injil Markus bahwa sesungguhnya kita harus menyadari siapa diri kita yang sesungguhnya di hadapan Tuhan.  Yesus menyembuhkan anak tersebut bukan karena kesalehannya, tetapi karena Yesus yang maha baik dan mengasihi kita orang yang berdosa. Anugerah keselamatan yang kita terima bukanlah karena kesalehan kita, tetapi karena kasih dan kebaikan Tuhan.

Sahabat yang baik hati! Yesus sangat baik dan teramat baik, Dia mengasihi orang yang tidak percaya melalui rangkulan kasihNya. Yesus tetap berbelas kasihan kepada kita, sekalipun kita sering mengabaikan Yesus dalam hidup kita.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 26 Februari 2020

HUKUM, KASIH DAN KEADILAN

HUKUM, KASIH DAN KEADILAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua, Kamis, 27/02/2020

Zakharia 7:9 (TB)  "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!

Zechariah 7:9 (RWV)  Thus speaketh the LORD of hosts, saying, Execute true judgment, and show mercy and compassions every man to his brother:

Hukum, kasih dan keadilan adalah tiga landasan kuat ajaran Alkitab bagaimana praktek hidup orang percaya di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat.
Ibarat tungku nan tiga, demikianlah orang percaya melakukan hukum, kasih dan keadilan. Hal ini sangat oenring karena masyarakat tanpa hukum bisa menjadi liar (anomia), anarkis dan tidak peduli akan norma-norma. Dengan adanya hukum akan membatasi kebebasan seseorang demi kepentingan bersama serta menghargai orang lain. Hukum tanpa kasih akan tirani, bengis, kejam dan tanpa belaskasihan. Kasih tanpa hukum menjadi lemah karena bisa saja dengan alasan kasih setiap orang yang melakukan kejahatan atau kesalahan meminta dikasihani dan diampuni. Kasih tanpa keadilan juga bisa timpang, pilih bulu dan akan terjadi diskriminasi. Keadilan akan menjamin orang diperlakukan sama di tengah-tengah masyarakat. Jadi ketiganya diatas harus secara bersama-sama dilakukan orang percaya sebagai buah dari penghayatan iman.

Demikianlah seruan Zakaria kepada umat Allah akan apa yang mereka lakukan setelah pemerintahan Darius mengambil alih kekuasaan Babilonia (Zak 7:1). Biasanya dalammperalihannkekuasaan akan terjadi perubahan besar. Dalam peralihan ini ada kampanye ditengah-tengah umat Allah untuk melaksanakan doa puasa. Namun dalam pasal 7, Zakaria menyampaikan kritik terhadap pelaksanaan ibadah puasa yang semu. Seolah-olah jika mereka melakukan puasa, berkabung dan membuat abu di kepala (band Ester 4:16) maka Tuhan telah berpihak kepada mereka dan mendengar doa mereka. Puasa harus sungfuh-sungguh dari dan disertai lertobatan. Bagi Zakaria, ibadah puasa penting, menahan diri tak makan dan minum, berkabung namun bukan berarti dengan berpuasa telah melakukan kehendak Allah dengan benar. Zakaria mendesak bukti perpuasaan untuk kemajuan bangsa adalah melakukan: hukum, kasih dan keadilan.
Zakharia 7:9-10 (TB)  "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!
Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing."

Dengan demikian menurut Zakaria, puasa tak disertai pertobatan iadalah kosong dan semua. Ibadah puasa harus disertai tiga hal: hukum, kasih dan keadilan. Tanpa itu ibadah puasa yang semu

Sahabat yang baik hati! Hukum, kasih dan keadilan merupakan dasar teologis sosial yang alkitabiah yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Dengan hukum seluruh hak dan kepentingan warga masyarakat terjamin dan memiliki rasa kepastian. Namun dalam melaksanakan hukum harus ada kasih, karena setiap orang  tidak pernah lepas dari kesalahan. Maka hukum bukanlah sebagai sanksi untuk membalaskan pelanggaran, namun edukasi yang menyadarkan setiap orang dan mendidik semua orang jadi jangan pernah abaikan pelanggaran hukum. Kasih yang terbesar telah diberikan oleh Yesus dalam hidupNya: mengampuni dan memberikan nyawanya untuk menebus dosa kita.  Selain kasih, keadilan menjadi dasar dalam hukum. Hukum itu memastikan tidak ada permbeda-bedaan. Di manapun kita berada mulailah hidup dalam keadilan

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 25 Februari 2020

KOYAKKANLAH HATIMU

KOYAKKANLAH HATIMU

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Rabu, 26/02/2020

Yoel 2:13
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.

Joel 2:13 (RWV)  And rend your heart, and not your garments, and turn to the LORD your God: for he is gracious and merciful, slow to anger, and of great kindness, and repenteth of the evil.

Hari Tuhan adalah salah satu yang ditekankan oleh Yoel kepada umat Allah. Pada hari Tuhan, manusia tidak dapat berdiri dihadapanNya, karena hari Tuhan adalah penghakiman dan hari kesudahan segala bangsa, bumi dan segala isinya. Hari Tuhan adalah hari pemusnahan dari yang Maha Kuasa (1:16), tak ada yang bertahan dihadapanNya, tak ada sorak sorai, tapi ratap tangis. Itulah sebabnya sebelum hari Tuhan datang, Yoel menekankan agar berbalik kepada Allah.

Bagi Yoel hari Tuhan itu sudah dekat, laksana api yang menghanguskan dan memakan habis tanaman dan tak ada yang luput. Hari Tuhan seperti masa perang dimana pasukan musuh datang menerobos tembok pertahanan musuh dan tak ada yang dapat bertahan dan akhirnya tunduk dan ditahlukkan. Alasan inilah yang dikemukakan oleh Yoel bahwa dengan memahami hari Tuhan maka semua orang menjadi takut akan Tuhan, takut akan penghakiman dan pehukumanNya.
Dengan mengingat hari Tuhan menghentakkan itu, Nabi Yoel menyerukan pertobatan.

Mengoyakkan hati berarti bersedia menyadari kesalahan dan memohon pengampunan Tuhan. Setiap orang harus menyadari kesalahannya dan segera bertobat saerta meninggalkan segala jalannya yang tersesat. Yoel 2:12-14 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.

Mengoyakkan hati lebih dari mengoyakkan jubah. Dalam tradisi Alkitab, jika seorang menyesal dan melihat sesuatu yang tidak dapat di terima dalam hatinya maka seseorang mengoyakkan jubahnya sebagai tanda menyesali keadaan. Itu suatu bukti bahwa dia nenar-benar menyesali keadaan dan keadaan seupa takan terulang lagi. Yoel mengyerukan pertobatan itu bukan hanya manusia dewasa, tetapi seluruhnya anak-anak, teruna, kaum bapak dan kaum ibu, imam-imam, pelayan-pelayan dan pelayan di altar. Dengan menyebutkannya satu-persatu unsur masyarakat  untuk bertobat. Di hari Tuhan tidak ada yang tersembunyi, tiada yang ditutup-tutupi. Manusia harus mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Allah.

Sahabat yang baik hati! Banyak hal yang menjengkelkan masyarakat akhir-akhir ini. Pernyataan seorang komisioner KPIA yang tidak boleh berenang laki-laki dan perempuan karena dapat menyembabkan kehamilan. Seorang pejabat publik orang kaya wajib mengawini orang miskin. Perkataan gubernur DKI mengelola banjir dengan menampung dan memasukkannya ke tanah. Semuanya kedegilan-kedegilan hati, sangat menyesatkan dan membuat masyarakat sengsara dan mengalami kerugian dan penderitaan. Benar peringatan Amsal: jika pemimpin tidak visioner mak, liarlah bangsa (Amsal 29:18). Demikian dengan peringatan nabi  Yoel jika para pemimpin sebagai gembala alpa atas tugas dan tanggungjawab di tengah-tengah bangsa bangsa itu akan terancam akan kebinasaan. Demikianlah bangsa Indonesia yang kita cintai ini, jika tak ada pertobatan para pemimpin yang mengotlyakkan hati maka tak akan maju-maju. Jika segera menyadari kesalahan dan bergegas memperbaikinya maka akan meraih berkat dan kasih karunia.

Baiklah kita tak usah menunggu mereka berubah. Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Kasih karunia Tuhan yang mengampuni dan mengasihi. Mari mengoyakkan hati dan tanggalkan segala perbuatan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan telah lama menunggu pertobatan kita dan hendak memberikan kasih karunia yang melimpah dalam hidup kita.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 24 Februari 2020

KEMULIAAN DI BALIK PENDERITAAN

KEMULIAAN DI BALIK PENDERITAAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa, 25/02/2020

2 Korintus 4:17 (TB)  Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

2 Corinthians 4:17 (RWV)  For our light affliction, which is but for a moment, worketh out for us a far more exceeding and eternal weight of glory;

"No pain no gain” jika diterjemahkan berarti “tiada piala kemenangan tanpa jerih juang” suatu ungkapan yang sangat memotivasi kita agar tabah dalam menjalani kesusahan karena dibalik kesusahan tersedia upah kemenangan. Kebahagiaan, kemenangan dan kemuliaan tidak datang sendirinya dari langit atau warisan turun temurun yang menjadi milik. Kemuliaan datang dari hasil kerja keras dan perjuangan.  Kemenangan adalah upah kemenangan. Demikian juga dalam hal iman, perjuangan iman yang kita alami tidak akan sia-sia, tetapi telah tersedia mahkota kemulian dari Tuhan.

Anda pasti tahu Delman, bukan? Delman adalah alat tranportasi tradisional berupa kereta roda dua atau tiga yang dibawa oleh kuda, kadang ada satu kuda kadang ada dua atau lebih tergantung pada penggunaannya. Konon menurut ceritanya, pengunggang kuda menggantungkan wortel di depan, wortel adalah makanan kesukaan kuda. Maka kuda pun berlari untuk mencapai wortel ini dan terus berlari, dijalan mendaki dan berliku, di jalan berlubang dan berbatu, dia tidak peduli, sang kuda terus berlari dan berlari fokus untuk menggapai wartel dan mungkin sesekali mendapat cambuk dari pemilik kuda. Ketika delman sudah sampai ke tujuan, sang pemilik kuda akan membuka wortel dan memberikan kepada kuda.

Contoh itu sangat sederhana yang mungkin dapat kita sejajarkan dengan apa yang disampaikan Paulus dalam renungan hari ini. Paulus memberikan motivasi kepada jemaat mula-mula, dalam berbagai kesulitan yang dihadapi, dalam berbagai pengejaran dan penganiayaan yang dialami, tetaplah mengerjakan keselamatan dan setia kepada Yesus Kristus. Karena di balik semua penderitaan telah tersedia kemuliaan dan kebahagiaan yang tiada tara. Penderitaan yang sesaat ini tidak sebanding dengan mahkota kemuliaan yang abadi yang dianugerahkan kepada orang percaya. Demikian dengan Wahyu 2:7 “Barangsiapa menang, dia akan Kuberikan makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.”

Sahabat yang baik hati!  Tetaplah setia kepada Yesus Kristus dalam berbagai cobaan dan penderitaan yang kita jalani. Percayalah, Tuhan telah mempersiapkan upah yang besar bagi orang-orang yang setia kepadaNya.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Minggu, 23 Februari 2020

ALLAH MENYATAKAN DIRI DIRI KEPADA MUSA

ALLAH MENYATAKAN DIRI KEPADA  MUSA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Senin, 24/02/2020

Keluaran 3:6
Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

Exodus 3:6 (RWV)  Moreover he said, I am the God of thy father, the God of Abraham, the God of Isaac, and the God of Jacob. And Moses hid his face; for he was afraid to look upon God.


Musa adalah tokoh besar dalam bagi Israel, yang dikenang secara turun temurun. Musa dipakai Tuhan membebaskan bangsa Israel, membentuk bangsa Israel dengan memeberikan Taurat dan menuntun mereka menuju Tanah perjanjian. Sekalipun Musa tidak sampai di Kanaan, namun oleh Musa bangsa Israel semakin mengetahui rencana Tuhan terhadap bangsa Israel: menjadi umat yang besar dan akan mewarisi tanah Kanaan sebagai tanah Perjanjian.

Sebelum Tuhan menyatakan diri kepada Musa, kemungkinan besar Musa sudah mendengar nama Tuhan Israel, yaitu Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Namun pengenalan akan Tuhan tidak cukup hanya didengar dan diketahui melalui pengajaran atau cerita turun temurun. Pengenalan Allah adalah pengalaman pribadi: perjumpaan pribadi dengan Tuhan dimana Allah menyatakan diri secara langsung kepada Musa.

Dalam kitab Keluaran ini, Allah menyatakan diri kepada Musa. Siapakah Allah ini sangat penting bagi Musa kalau-kalau bangsa Israel menanyakan siapakah Allah yang mengutus Musa dan yang menyatakan maksudNya membawa umat Israel keluar dari perbudakan Mesir. Bangsa Israel telah menderita dalam perbudakan Mesir, mereka dipaksa rodi (kerja paksa), kebijakan raja terhadap mereka menghimpit populasi Israel di Mesir dilakukan dengan membunuh bayi-bayi laki-laki yang lahir. Seluruh bidan Mesir dibekali agar melakukan kebijakan tersebut serta kebijakan lainnnya yang menindas dan menyengsarakan kehidupan bangsa Israel di Mesir.
Keadaan sengsara ini tentu membawa mereka kepada suatu pengharapan siapakah yang dapat membawa mereka keluar dari kesengsaraan ini?  Seperti nyanyian Mazmur: mataku memandang gunung-gunung dari manakah pertolongan kepadaKu? (baca Mazmur 121:1)

Jalan hidup Musa yang ditempa 40 tahun di Istana Firaun dan 40 tahun ditempa di padang gurun bersama mertuanya menjadi grand design atau rencana Allah yang besar bagi hidup Musa. Dipanggil dan diutus Allah untuk membebaskan umat Israel keluar dari perbudakan Mesir. Ketika Musa menggembalakan ternak mertuanya Jitro Allah memanggil dia dan menyatakan maksudnya. Allah telah mendengar jeritan umatNya dan mengutus Musa untuk membawa mereka keluar dari Mesir ke Kanaan tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Allah sendiri akan menuntun umatNya keluar dari Mesir dan Allah sendiri yang akan menghantarkan umatNya mendiami Tanah Perjanjian sebagaimana dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Tentu missi ini adalah missi yang sangat besar.

Musa menyadari dirinya siapa dia adalah orang yang kecil dihadapan Firaun, lagi-lagi seorang buron. Hal inilah yang dipertanyakan Musa siapakah Musa dan siapakah yang menyuruhNya membawa mereka keluar dari Mesir. Allah meyakinkan Musa bahwa Allah yang menyatakan diri kepada Musa dan mengutus Musa membawa Israel keluar dari Mesri adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Keluaran 3:14 (TB)  Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
AKU ADALAH AKU: suatu kata yang memiliki makna yang luas untuk sebutan Allah; tidak ada analogi apapun yang dapat didefinisikan dan dapat disetarakan dengan Allah. Allah adalah Allah sendiri yang memiliki hakekat dan definisinya sendiri. Allah leluhur mereka: Allah Abraham, Ishak dan Yakub. AKULAH AKU suatu definisi yang menjelaskan tidak ada limit dan batasan yang dapat menjelaskan Allah. Tetapi Allah yang bekerja dan berkarya dan hidup dalam pengalaman sejarah leluhur Israel, memelihara, menuntun dan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Allah sendiri membentuk dan menjadikan Israel menjadi bangsa yang besar sebagaimana janjiNya kepada Abraham.

Sahabat yang baik hati, Allah yang menyatakan diri kepada manusia dengan tujuan menyatakan kehendaknya dan kehendak Allah itu adalah keselamatan umat manusia.  Keselamatan Allah dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus. Marilah percaya dan setia kepada Tuhan dan bersedia dipakai Tuhan untuk mewujudkan rencanaNya di dunia ini. 

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan salam hidup saudara. Amen

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 22 Februari 2020

BERSERAH PADA PENGHARAPAN TUHAN

Kotbah Minggu, 23 Februari 2020
Nas: Mazmur 31:1-9

BERSERAH DALAM PERLINDUNGAN TUHAN

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati!  Mungkin kita pernah mengalami kondisi terdiam tak sanggup berkata apapun. Dalam bahasa Inggris disebut "speechless"  untuk menggambarkan suasana hati tak dapat berkata apa-apa lagi atas suatu kejadian atau peristiwa yang dialami seseorang. Seolah tak berdaya dan pasrah menerima apa adanya.  Bagaimana orang percaya menghadapi situasi demikian? Bagi orang percaya sekalipun tak ada lagi akal untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi, masih ada yang dapat dilakukan, yaitu: penyerahan diri dan pasrah kepada Tuhan. Biarkan Tuhan bertindak untuk memberikan jalan keluar atas persoalan hidup kita.

Demikianlah Daud dalam konteks Mazmur 31:1-9 ini mengalami berbagai tekanan dan beban hidup. Hidupnya tertekan dan terus dalam ancaman musuhnya. Daud pernah dikejar dan telah dikepung pasukan Saul, tak ada lagi ruang baginya untuk lolos. Daud tersesak dari seluruh penjuru mata angin, jiwanya merana, matanya telah sakit karena menangis. Daud merasakan sudah habis dalam duka. Mazmur 31:10 (TB)  (31-11) Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah.

Bagaimanakah Daud mengatasi segala pergumulan ini:

1. Menjadikan Tuhan sebagai benteng kekuatan dan kubu pertahanan.
Mazmur 31:2 (TB)  (31-3) sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!

Dalam semua pergumulan yang dihadapi. Daud tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, namun mengundang  dan menjadikan Tuhan sebagai gunung batu dan kubu pertahanan.
Gunung batu dalam konteks gurung merupakan benteng dan tempat perlindungan dari badai gurun. Jika badai gurun menerpa pasir beritiup maka blakan menimbun dan mengubur apa saja yang dilaluinya Maka satu-satunya yang dapat menyelamatkan orang yang berjalan di badai gurun berlindung di balik gunung batu.
Sedangkan kubu pertahanan menjelaskan benteng dalam pintu gerbang kota. Kubu pertahanan adalah tempat berlindung para penjaga kota menghadang musuh. Semakin kuat kubu pertahanan suatu kota semakin sulit musuh untuk menerobos dan menahlukkan satu kota.

Demikianlah Daud dalam konteks ini menjadikan Tuhan sebagai gunung batu dan kubu pertahanan dalam mengahadapi segala pergumulan dan musuh-musuhnya.

2. Pasrah dan Menyerahkan Diri Pada Keputusan Tuhan.
Daud sudah habis akal dan tak tahu mengatakan apapun dalam.keadaan yang dialaminya. Maka Daud pasrah, menyerahkan diri dan  berseru: "ke dalam tanganMulah kuserahkan nyawaku." Nas ini adalah doa saat mengalami kesesakan, Daud pasrah dan menyerahkan hidupnya pada Tuhan. Dia sepenuhnya berserah kepada keputusan atas apa yang akan terjadi dalam hidupNya.

Ya Tuhan ke dalam tanganmu kuserahkan nyawaku. Doa ini menjadi doa yang umum bagi kalangan Yahudi saat menghadapi kesesakan dan bergumulan berat.

Kepasrahan ini memiliki dua makna:
Pertama, pengharapan bahwa di dalam Tuhan ada keselamatan dan jalan keluar. Keadaan sulit karena jangkauan berpikir yang terbatas, namun perbuatan Allah sungguh tidak terbatas seperti tertulis dalam 1 Korintus 2:9 (TB)  Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 

Kedua, doa ini adalah kebulatan hati menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Jika kesesakan ini menjadi akhir dari hidupnya, Pemazmur telah tenang karena sudah menyerahkan nyawanya kepada Tuhan.

Kepasrahan seperti itu kita lihat juga pada do Tuhan Yesus di kayu salib. Lukas 23:46 (TB)  Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. 
Demikian dengan Stefanus ketika dieksekusi mati dilempari dia berdoa menyerahkan nyawanya. Kisah Para Rasul 7:59 (TB)  Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku. Pernyataan demikian lahir dari iman di dalam Tuhan ada jalan dan sekaligus memastikan jika kematian pun tiba, telah akan bersama-sama dengan Bapa dalam kehidupan yang kekal.

Sahabat yang baik hati!  Kotbah minggu ini menjadi doa kita semua dalam seluruh aktifitas, pergumulan dan beban hidup. Bila beban menekan dan pergumulan mendesak, jangan berputus asa. Pasrah sempurna bukan berarti tanda keputusasaan, tetapi suatu pengharapan dan kepastian di dalam Tuhan. Biarlah Tuhan yang memberkati apapun keputusan yang kita ambil dan biarlah kita pasrah menjalani keputusan Tuhan dalam hidup ini. Amen

Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 21 Februari 2020

TINGGIKANLAH TUHAN

TIGGIKANLAH TUHAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Sabtu, 22/02/2020

Mazmur 99:9 (TB)  Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!

Psalms 99:9 (RWV)  Exalt the LORD our God, and worship at his holy hill; for the LORD our God is holy.

Mungkin kita spontan mengatakan mengapa Tuhan ditinggikan? Bukankah Tuhan itu sudah berada di tempat yang  maha tinggi? Bahkan dalam bahasa Yunani berada di "uranous" yang dapat juga diterjemahkan di langit ke tujuh. Dalam PL, ketika Tuhan memperkenalkan diri kepada Abraham, Tuhanlah yang empunya langit bahkan mengatasi langit diatas segala langit. Ulangan 10:14 (TB)  Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;

Tentu masih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Tuhan itu Maha Tinggi, Mahamulia dan Agung. Bahkan manusia sungguh tak dapat terjangkau Tuhan dengan segala keberadaannya.

Ajakan Mazmur untuk meninggikan Tuhan adalah untuk menyadari keberadaan Tuhan dalam hidup manusia. Dengan menyadari keberadaan Tuhan yang serba maha itu, maka manusia:

1. Diajak untuk menjadi penyembah Allah, satu-satunya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Dia juga yang empunya segalanya dan menentukan segala sesuatu yang terjadi ciptaanNya. 

Dalam setiap ibadah minggu, selalu ada unsur liturgi yang disebut dengan "doxologi" artinya pujian untuk mengagungkan Tuhan.  Formula itu dirumuskan dengan kalimat: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi" dan semua jemaat menjawab: Amin.

Bagi kaum Israel untuk mengajarkan ini mereka membuat satu formula yang dihapalkan yang disebut dengan SHEMA. SHEMA itu tertulis pada Ulangan 6:4-9  "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!...dst.
Dalam setiap ibadah-ibadah mereka akan ada pujian atau tahlil. Seluruh umat wajib meninggikan Tuhan.

2. Meninggikan Tuhan berarti menempa diri menjadi orang-orang yang rendah hati dan sujud di hadapan Tuhan. Kita adalah debu tanah yang diciptakan Tuhan segambar dengan rupa Allah dan memberikan nafas kehidupan serta akal bagi manusia maka bagaimana pun keberadaan kita selalu rendah hati karena hanya Tuhanlah yang patut ditinggikan dan di muliakan.

Sahabat yang baik hati! Marilah mengikuti ajakan Mazmur ini untuk.meninggikan Tuhan. Ajakan ini wajib kita respon karena segala perbuatan Tuhan yang telah mengangkat kita menjadi anak-anakNya. Sesungguhnya kita adalah tanah liat, atau mungkin kita adalah sebutir pasir di antara semua ciptaan Tuhan. Namun kita berharga di mata Tuhan, memelihara dan menebus kita dari kematian.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 20 Februari 2020

KEMATIAN KEDUA BAGI YANG TIDAK SETIA

KEMATIAN KEDUA BAGI YANG TAK SETIA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 21/02/2020

Wahyu 21:8 (TB)  Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Revelation 21:8 (RWV)  But the fearful, and unbelieving, and the abominable, and murderers, and immoral persons, and sorcerers, and idolaters, and all liars, shall have their part in the lake which burneth with fire and brimstone: which is the second death.

Jika renungan kemarin, Kamis 20/02/2020 tentang upah kemenangan bagi orang yang setia maka renungan hari ini merupakan hukuman kepada orang jahat, yang melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan tidak setia dalam iman.
Perbuatan-permuatan dimaksud diuraikan secara jelas: orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Jika kita lihat daftar perbuatan buruk sebagaimana disebutkan diatas merupakan kekejian bagi Tuhan dan perbuatan buruk yang sangat dibenci oleh masyarakat umumnya. Maka gereja harus ikut ambil bagian menjaga dan memelihara diri agar tetap hidup menurut kehendak Allah: mengasihi, menghasilkan yang baik dan segala perbuatan yang berguna bagi ornag lain. Sebaliknya mereka yang mengabaikan kehendak Allah dan melibatkan diri dengan perbuatan-perbuatan kekejian bagi Tuhan menerima hukuman yang kekal.

Pemberitahuan kematian kedua ini sekaligus sebagai peringatan keras kepada semua orang percaya agar menjaga diri dari setiap perbuatan yang bercela dan tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Ada memang orang yang tidak percaya pada kebangkitan. Mereka mengajarkan manusia hanya hidup di dunia sekali saja, selesai itu berakhirlah segalanya dan kematian adalah akhir. Maka selagi masih hidup, nikmatilah hidup ini.

Alkitab menjelaskan bahwa dibalik kematian akan ada kehidupan. Semua orang akan mati, namun akan dibangkitkan kelak. (Band 1 Tes 416-18 dan 1 Korintus 15:51-52). Kristus akan datang kelak untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Barangsiapa yang percaya akan memperoeh hidup yang kekal, sebaliknya barang siapa yang tidak percaya menerima hukuman yaitu kematian yang kedua.

Dengan adanya ajaran tentang kebangkitan hidup, manusia diingatkan di dunia ini kelak akan mempertanggung jawabkan kehidupannya di penghakiman terakhir. Di penghakiman akhir akan ada buku kehidupan yang mencatat segala perbuatan selama hidupnya. Tuhan maha tahu,  karena itu tidak seorangpun yang dapat membela perbuatannya semuanya terulis dalam buku kehidupan.

Sahabat yang baik hati! Ada satu lagu dalam BE HKBP No 528  mengingatkan perjalanan hidup ini:

1. Tudia ho dung mate ho, sai pikkir ma tu dia ho
Jempek tingkim, ujung na ro, Tu dia ho dung mate ho,
Dung mate ho, dung mate ho, sai pikkir ma tudia ho.
Jika ajalmu t’lah tiba

(terj: Kemana kau, renungkanlah
Singkat hidupmu, maut tiba
Kemana kau, renungkanlah
Karena maut seg’ra tiba
Kemana kau, renungkanlah)

3. Lilu do ho di dosami, mago do ho, mago do ho.
Unang be togang, mulak, ro! Tu dia ho, dung mate ho?
Dung mate ho …..

(Dosamu membutakanmu
Kau tersesat, kau tersesat
Jangan keraskan hatimu
Bertobatlah, kembalilah
Karena maut seg’ra tiba
Kemana kau, renungkanlah)

Lagu ini senantiaaa mengingatkan kita, kemanakah kita kelak. Apakah memperoleh kehidupan yang kekal atau kematian yang kekal. Keputusannya ada pada kita. Yesus telah datang ke dunia ini dan  menyediakan kehidupan yang kekal orang yang percaya kepadanya.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 19 Februari 2020

UPAH ORANG MENANG

UPAH ORANG MENANG

Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan,  inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Kamis, 20/02/2020

Wahyu 3:5 (TB)  Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Revelation 3:5 (RWV)  He that overcometh, the same shall be clothed in white raiment; and I will not blot out his name out of the book of life, but I will confess his name before my Father, and before his angels.

Ada tujuh jemaat di Asia kecil menjadi alamat penerima kitab Wahyu ini. Lihat Wahyu 1:11 (TB)  katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
Ketujuh jemaat ini memiliki karakteristik maaing-masing dalam menghadapi pergumulan gereja mula-mula. Sekaligus merupakan representasi dari keseluruhan gereja mula-mula yang mengalami pengejaran, penganiayaan dan penderitaan. Kitab Wahyu menjadi pembuka harapan dan sumber kekuatan bagi mereka bertahan menghadapi pergumulan. Semua penderitaan akan segera berakhir dan saatnya akan tibu menerima upah sorgawi dari Tuhan.

Bagaimana gereja mula-mula menghadapi penderitaan? Jika kita membaca keseluruhan kitab Wahyu kehidupan orang percaya digambarkan seperti pertandingan atau pertarungan. Pertarungan itu bukanlah satu rounde tetapi rounde demi rounde  yang seolah tiada akhir, namun dikuci dengan sampai maranatha, kedatangan Kristus kedua. Pertarungan itu harus dijalani dan berjuang dengan setia sampai pada ronde terakhir untuk penentuan hasil akhir.   Gereja mula-mula harus berjuang melawan penganiayaan dari penguasa yang diabolis (jahat). Penderitaan itu tahap demi tahap akan datang sebagaimana diungkapkan berupa simbol materai, sangkakala dan cawan. Simbol-simbol ini sekaligus sebagai pemberitahuan, peringatan dan bentuk penderitaan yang akan dialami serta tanda-tanda zaman yang akan nyata. Maka gereja harus berjuang dan bertahan sampai akhir. Karena Kristus telah mempersiapkan upah kemenangan bagi yang setia sampai akhir.

Siapa yang menang itulah penerima mahkota kehidupan. Ada dua istilah yang diberikan kepada orang yang mengakhiri pertandingan sampai rounde terakhir, yaitu: dikenakan pakaian putih dan namanya tertulis dalam buku kehidupan.
Pakaian putih adalah gambaran kekudusan dan perbuatan-perbuatan yang tidak tercela (band.Wahyu 19:8 (TB)  Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Pakaian putih dimaksudkan juga adalah orang-orang yang menerima pengampunan dosa dan pengudusan dari Yesus Kristus. Dosa yang merah seperti kain kirmizi telah dibersihkan menjadi putih seperti salju (band Yes 1:18).

Hal kedua menjadi upah bagi orang yang memang, berjuang sampai akhir nama mereka akan dituliskan dalam buku kehidupan. Ini suatu bukti jaminan keselamatan, mereka yang terus berjuang dalam iman dan memenangi seluruh penderitaan yang dijalani karena Kristus beroleh kepastian dan jaminan keselamatan. Maka perjuangan iman mereka tidak sia-sia karena telah tercatat di Sorga.

Pernah murid-murid bertanya kepada Yesus apakah upah mereka jika telah melakukan missi dengan berbagai karunia-karunia roh yang mereka miliki sebagai muri. Maka Yesus menjawab: Lukas 10:20 (TB)  Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Inilah upah dan sumacita terbesar dari semua upah orang yang setia di dalam Tuhan, yakni: kehidupan yang kekal.

Sahabat yang baik hati! Jubah putih dan nama terulis dalam buku kehidupan adalah upah bagi orang yang terus setia dalam iman. Menjadi motivasi yang sangat berharga bagi orang percaya menjalani hidup ini. Kita percaya, tiada penderitaan yang tidak berakhir dan tiada pertandingan tanpa hasil. Sekalipun banyak tantangan dan harus menjalani pergumulan dan penderitaan, tetaplah setia karena upah kemenangan yang akan dianugerahkan Tuhan telah disediakan Tuhan bagi orang yang setia.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 18 Februari 2020

PAKAILAH PERKATAAN YANG BAIK DAN MEMBANGUN

PAKAILAH PERKATAAN YANG BAIK DAN MEMBANGUN 

Selamat Pagi! Sahabat yang baikhati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini, untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 19/02/2020 Efesus 4:29 (TB) Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Ephesians 4:29 (RWV) Let no corrupt communication proceed out of your mouth, but that which is good to the use of edifying, that it may minister grace to the hearers.

 Konon ada kebiasaan golongan Quaker di Amerika, ketika orangtuanya mendengar anaknya 'cakap kotor' maka spontan orang tuanya akan membawa anak tersebut ke kamar mandi dan mencuci mulutnya dengan sabun. Sikap itu dilakukan agar anak jangan melakukan hal tersebut lagi. Perkataan kotor jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan buruk bagi anak. Demikian dengan sikap lainnya seperti bohong atau berbicara tidak benar terhadap orang lain. Itulah cara mereka menjaga dan memelihara anak dari perkataan kotor. Nyatanya di Amerika kelompok Quaker ini dikenal sebagai orang yang berperilaku baik dan jujur. Menurut cerita bahwa orang Amerika akan selalu mencari orang Quaker
untuk posisi menteri keuangan atau direktur keuangan di perusahaan besar. Kebiasaan buruk akan menjadikan karakter buruk, sebaliknya kebiasaan baik akan menempa diri menjadi orang yang memiliki karakter baik. Hal ini yang ditekankan dalam renungan ini agar jemaat mula-mula di Efesus menjauhkan diri dari segala perkataan kotor dari mulut mereka.

Karena itu akan menjadi kebiasaan buruk dan mewariskan kebiasaan buruk pada orang yang mendengarkan. Perkataan buruk dan kotor dari jemaat mula-mula tentu akan menjadi citra negatip di mata masyarakat. Untuk itulah Paulus menasihatkan agar mereka membiasakan diri untuk memakai perkataan baik, yang enak didengar, yang memotivasi dan membangun sesama. Perkataan yang baik yang keluar dari mulut kita akan menjadi cerminan diri. Semakain perkataan baik dan berhikmat keluar dari mulut kita maka semakin tampak juga kualitas kepribadian kita di hadapan orang banyak. Benar apa yang diakatan oleh orang bijak: aku berpikir aku ada. Apa yang kita katakan tentu lahir dari pikiran kita sendiri. Orang yang mengeluarkan kata-kata kotor tentu terpapar pikiran yang kotor. Mungkin ada yang mau membela diri, bagaimana kalau kita emosi dan diperlakukan tidak baik? Apakah perkataan dari mulut kita bisa dimaklumi? Renungan hari ini mengatakan tidak, dalam situasi apapun kala tenang dan tegang, kalau baik dan susah baiklah perkataan kita selalu mengeluarkan perkataan yang baik dan membangun. Itulah sebabnya Paulus berkata pada Kolose 4:6 (TB) "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." (Sai tong ma lambok hatamuna, songon na siniraan, asa botoonmuna alus na patut tu ganup jolma.)

 Sahabat yang baik hat! Mari hidup dengan membiasakan apa yang baik dan menghasilkan yang berguna bagi orang lain. Dalam keadaan apapun baiklah perkataan yang keluar dari mulut kita perkataan yang baik dan membangun. Jaga dan pelihara hati agar terjaga menghasilkan buah-buah yang positif bagi orang lain. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 17 Februari 2020

CIPTAAN BARU DI DALAM KRISTUS

CIPTAAN BARU DI DALAM KRISTUS 

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Selasa, 18/02/2020

2 Korintus 5:17 (TB) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 2 Corinthians 5:17 (RWV) Therefore if any man is in Christ, he is a new creation: old things have passed away; behold, all things have become new. Ciptaan baru istilah yang dipergunakan oleh Paulus agar lebih mudah membedakan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Setiap ornag yang percaya kepada Yesus Kristus adalah ciptaan baru dan memasuki manusia baru. Jika pada manusia lama manusia mewarisi dosa asali Adam, maka di dalam Kristus kita mewarisi kasih karunia Kristus. Di dalam Kristus manusia lama dan dunia yang lama telah berlalu. Kita diseberangkan dari kematian kepada kehidupan. Kejatuhan manusia dalam dosa akan terus mewariskan dosa dan upah dosa adalah maut. Tidak seorang pun yang dapat menyangkal hal itu pada dirinya. Syukur kepada Allah yang menciptakan kita menjadi baru. Kristus melalui kuasa kematian dan kebangkitanNya telah menyeberangkan manusia dari kematian kepada kehidupan yang kekal. Allah menciptakan manusia, segambar dengan rupa Allah namun oleh dosa, citra kesegamabaran dengan rupa Allah telah rusak oleh dosa. Dosa merusak hubungan dengan Tuhan, merusak hubungan dengan sesama, merusak hubungan dengan alam bahkan merusak hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Penebusan Kristus membuat manusia menjadi ciptaan baru, yang memulihkan citra kesegambaran dengan rupa Allah. Sebagai manusia baru hbungan manusia dengan Allah, sesama, alam danndiri sendiri dipulihkan kembali menurut kehendak Allah.

Apakah konsekwensi manusia baru? Memasuki suatu dunia baru tentu bersedia mematuhi ketentuan baru. Jika pada manusia lama manusia berpusat pada keinginan sendiri, kmemenuhi kepuasan diri sendiri dan ingin mencapai "sama dengan Allah". Maka di dalam ciptaan baru, Allah telah mencapai manusia dan mengambil rupa sama dengan manusia. Penciptaan manusia baru bertujuan agar hidup manusia berpusat pada Kristus. Manusia hendak meninggalkan hakekat yang berpisat pada diri sendiri menjadi manusia yang yang berpusat kepada Kristus. 2 Korintus 5:15 (TB) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Karena itu, hukum yang berlaku dalam manusia baru adalah hukum Kristus: mengasihi, mengampuni dan berguna bagi orang lain. 

Sahabat yang baik hati! Inilah panggilan kita menjadi manusia baru di dalam Kristua. Hidup yang megabadikan diri bagi semua orang. Manusia baru adalah hidup yang berpusat pada Kristus yang mempersembahkan diri berguna bagi orang lain dan demi kemuliaan nama Tuhan.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

 Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 16 Februari 2020

BEBAS UNTUK MELAKUKAN HAL BERGUNA

BEBAS MELAKUKAN HAL BERGUNA Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Senin, 17/02/2020 1 Korintus 6:12 (TB) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. 1 Corinthians 6:12 (RWV) All things are lawful to me, but all things are not expedient: all things are lawful for me, but I will not be brought under the power of any. Agama sebagai penjaga moral tentu memiliki berbagai perintah dan larangan. Semua itu untuk menjaga kebaikan manusia dihadapan Allah dan terhadap sesama manusia. Namun terkadang larangan itu menjadi kaku dan menjadi beban. Apalagi menjadi kebiasaan yang baku menjadi penentu: benar atau salah, dosa atau tidak berdosa, halal atau haram, tahir atau najis. Sehingga peraturan keagamaan menjadi dualistik, bukan lagi sebagai etika atau guide dalam kehidupan yang memandu orang untuk melakukan apa yang seharusnya. Di Korintus, ada permasalahan yang dterjadi ditengah-tengah jemaat. Hal itu berkaitan dengan kebebasan orang Kriaten. Bagi Paulus manusia telah dimerdekakan oleh Kristus (1 Kor 7:21; Galatia 5:1). Dengan dasar manusia merdeka ini dipahami bahwa apapun boleh dilakukan seseorang yang telah dimerdekakan oleh Kristus. Maka muncullah berbagai permasalah apalagi dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat lokal diperbolehkan atau ditidak. Di Korint ada ritus kekafiran yang menyembah dewa kesuburan sekali setahun dan diikuti dengan percabulan. Demikian dengan mempersembahkan daging korban dimkuil. Maka bolehkah memakan daging yang dipersembahkan dikuil atau tidak. Permasalahan di Korintus ini semakin tajam karena sebahagian membolehkan dan sebahagian mengharamkan berperkara dan berperadilan. Disinilah Paulus hadir memberikan penjelasan bahwa kita kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan yang bertanggung jawab. Inilah yang disebut dengan etika Paulus: kebebasan yang bertanggungjawab, yakni: a) kebebasan jangan menjadi batu sandungan 1 Korintus 8:9 (TB) Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. b) kekebasan dipergunakan untuk melayani semua orang. 1 Korintus 9:19 (TB) Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. c) kebebasan untuk melakukan yang berguna 1 Korintus 6:12 (TB) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. Dengan pengertian diatas, kebebasan seorang Kristen bukanlah kebebasan yang tanpa hukum (antonomian), tetapi setiap orang percaya memiliki kesadaran (coinsience) di dalam bathinnya dari setiap pribadi lepas pribadi umtuk menjaga dan memelihara diri hidup di dalam kehendak Kristus Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 15 Februari 2020

MEMELIHARA PERINTAH TUHAN DENGAN BENAR

Kotbah Minggu Sexagesima, 16 Februari 2020
Nas: Markus 7:1-8

 *MEMELIHARA PERINTAH TUHAN DENGAN BENAR*

 Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, ada ungkapan yang sangat menarik memulai kotbah ini menarut anda mana yang benar: "membenarkan yang biasa" atau "membiasakan yang benar"? Tentulah opsi yang kedua bukan? Membiasakan yang benar, itulah seharusnya menjadi 'habit' orang percaya. Membenarkan yang biasa sama saja dengan membiarkan seseorang melakukan sesuatu tanpa menyadari mengapa dan apa tujuan melakukan kebiasaan sehingga ada ketaatan yang buta. Bahkan ketaatan terhadap kebiasan akan membuat orang hidup dalam formalisme, kaku dan kehilangan kreatifitas serta daya cipta seseorang. Membenarkan yang biasa membakukab bahwa kebiasaan adalah kebenaran dan barang siapa melanggarnya akan dianggap dosa dan kejahatan. 

Membenarkan kebiasaan itulah paham yang dilakukan oleh kaum Farisi dan ahli Taurat. Coba anda bayangkan bagaimana seseorang tidak bisa menolong ternak yang jatuh sumur karena taat pada kebiasaan tidak boleh bekerja pada Sabath. Apalagi kebiasaan itu dianggap sebagai pengayatan keagamaan. Pemahaman seperti ini akan membuat agama menjadi kaku, manusia kehilangan daya kreatif dan agama menjadikan manusia untuk menghalalkan yang biasa dan mengharamkan yang tidak biasa yang belum tentu salah. Itulah yang dipraktekkan oleh kaum Farisi, ahli Taurat, termasuk kelompok Saduse, kebiasan agama menjadi alat ukur kebenaran. Sikap demikian akan membuat manusia berorientasi mengerjakan kebiasaan dari kulit luar. Tidak ada lagi paradigma baru, karena dianggap sebagai dosa dan pelanggaran. Maka fungsi agama akan menjadi status quo dan tidak maju. Dalam keadaan demikian agama akan menjadi penjara bagi pemeluknya. Agama seharus membebaakan manusia dari belenggu kehidupan yang munafik dan menuntun orang untuk hidup menurut keyakinan yang hakiki dari dalam bathinnya. Manusia tidak lagi mendalami pemaknaan dirinya di hadapan Tuhan, tetapi semuanya berorientasi pada bertindak dan berperilaku agar dianggap benar menurut kebiasaan. Pada pihak imam atau agamawan menjadi hakim penilai atas perbuatan dan perilaku orang lain benar atau salah, berdosa atau tidak.

 Disinilah kehadiran Yesus mengubah pemahaman Farisi dan Ahli Taurat yang picik dan munafik. Ayat-ayat kitab suci dan kebiasaan menjadi tameng yang menyembunyikan kemunafikan dan menaziskan orang lain. Marilah kita ambil beberapa pelajaran berharga dari kotbah ini:

*1. Transformasi: Yesus hadir untuk membiasakan yang benar.*
Pemahaman keagamaan demikianlah yang diterobos oleh Tuhan Yesus menghadapi kaum Farisi, Ahli Taurat dan Saduse. Yesus hadir melakukan perubahan mindset, keagamaan bukanlah mau membenarkan yang biasa tetapi membiasakan kebenaran. Yesus menegaskan: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat." (Markus 2:27). Artinya peraturan keagamaan itu semestinya hadir untuk menolong manusia menemukan essensi dirinya dihadapan Tuhan yang memberkati. Dengan peraturan keagamaan manusia dapat menolong dan membangun hubungan manusia yang sehat.

 *2. Makan Roti tanpa cuci tangan?* Dalam konteks kotbah Minggu ini, kaum Farisi dan ahli Taurat melihat murid-murid tidak cuci tangan saat mau makan roti. Menurut kebiasaan, jika ada orang pergi ke luar rumah atau ke pasar, maka saat dia kembali ke rumah jika hendak makan roti harus cuci tangan. Hal itu didasari pemikiran siapa tahu dia berjumpa dengan orang yang dianggap nazis, maka agar roti yang hendak dimakan tidak ikut nazis maka seseorang harus cuci tangan. Itulah latar belakangnya sehingga setiap makan roti harus cuci tangan. Disini murid-murid tidak cuci tangan, mungkin juga ada alasan murid-murid tahu apa yang dilakukan sebelumnya yang tak mengharuskan dia cuci tangan. Namun karena dilihat Farisi langsung dinilai najis oleh Farisi.

 *3. Jika ada yang salah kenapa harus menaziskan?* Banyak kebiasan atau adat istiadat Yahudi, namun sangat disayangkan semua itu menjadi ukuran najis atau tidak, berdosa atau tidak berdosa, Tahir atau najis. Semua jadi berpikir dualistik, tidak didasari pikiran kritis. Cara berpikir yang hitam putih membuat manusia melakukan sesuatu bukan lagi atas kesadaran, kebaikan dan manfaat tapi terkungkung di dua pilihan halal atau haram, tahir atau nazis. Markus 7:5 (TB) Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Kaum Farisi sangat provokatif melihat apa yang tidak biasa dilakukan Yahudi pada diri murid-murid. Mereka menyalahkan itu bukan lagi atas dasar pikiran kritis yang membangun, tetapi memang dari awalnya sudah mencari-cari kesalahan Yesus dan para murid-muridnya. Jika sudah sinis, kebaikan yang dilakukan orang pun akan selalu dianggap salah. Bahkan kesalahan sedikit akan membatalkan kebaikan yang sudah banyak dilakukan oleh Tuhan Yesus dan murid-murid. Kata yang dipergunakan Farisi untuk menyalahkan murid adalah nazis. Itu menunjukkan kepada publik bahwa murid-murid adalah orang yang harus dijauhkan, tidak boleh berbaur dengan masyarakat. Orang yang Nazis harus membasuh dirinya dengan membawa kurban penghapusan salah dan datang kepada imam untuk mendapat legitimasi ketahirannya. Itulah sifat Farisi yang untuk mempengaruhi orang banyak menjauhkan diri dari Tuhan Yesus dan murid-muridnya karena mereka adalah kaum yang nazis. Sungguh ironis, dalam praktek kehidupan sehari-hari, praktek semacam itu riskan terjadi. Sesungguhnya bukan kesalahan itu yang disoroti tapi idiologi dibalik menyalahkan itu yang tercapai. 

*4. Yesus hadir membongkar kemunafikan kaum Farisi dan Ahli Taurat.* Markus 7:6 (TB) Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Disini Yesus membongkar kemunafikan Farisi dan ahli Taurat. Mereka berlindung dibalik Taurat, Adat dan kebiasaan. Tetapi sesungguhnya bukan kebenaran itu yang mau ditegakkan, namun kesalahan itu akan menjadi cara jitu untuk mengurangi pengaruh Yesus dihadapan orang banyak. Murid Tuhan Yesus harus meneladani Yesus yang melakukan pembaharuan budi. Yesus melayani, mengampuni dan memaafkan, memperingati dan membebaskan orang dari perbuatannya yang dinilai salah untuk diperbaharui. Itulah tugas pastoral orang percaya. Bukan menguber kesalahan atau istilah jaman now memviralkan kesalahan orang. Namun bagaimana kita mengubah dan memperbaharui orang agar setiap orang menghayati kehendak Allah dalam hidupnya. Yesus melawan pikiran picik kaum Farisi yang mengangkat diri hakim atas apa yang dilakukan oleh orang.

 *Penutup: Filter Socrates*
Baiklah kita membiasakan yang benar bukan membenarkan apa yang biasa. Mari jauhkan sifat munafik seperti orang Farisi dan ahli Taurat, memakai ayat-ayat kitab suci, adat dan kebiasaan untuk menyalahkan orang lain. Apa yang biasa belum tentu benar, kalau pun ada orang yang tidak melakukan apa yang biasa bukan berarti harus dijudge atau divonnis nazis. Mengharamkan orang lain adalah haram bagi orang percaya.

 Zaman now, zaman viral sedikit-sedikit viral: dalam membicarakan, mengomentari dan memviralkan berita. Sebagai murid-murid Tuhan Yesus kita harus tetap berpikir kritis dengan pikiran yang obyektif sehingga kita dapat membedah mana yang baik dan buruk agar dapat membiasakan apa yang benar. Dalam melakukan itu ada baiknya meminjam "filter Socrates" (saringan Socrates). Socrates adalah filsuf yang sangat terkenal, dia menganjurkan sebelum bicara baiklah digunakan tiga saringan ini:
1. Benar, periksa fakta dan kebenarannya. Jika hoaks anda akan menjadi korban kebohongan. Jika kita sudah mengetahui secara benar maka pakailah filter kedua
2. Baik, baiklah itu kita sampaikan? Ada banyak fakta dan kebenaran namun tanyakanlah selalu baik buruknya. Jika itu sudah dinilai dengan baik, maka pakailah filter ketiga
3. Berguna, tanyakanlah berguna atau bermanfaatkah itu untuk membangun kita dan orang lain? Ada banyak yang baik namun belum tentu berguna dalam hidup saya dan anda.

 Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati! Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 14 Februari 2020

BIARKANLAH ANAK-ANAK ITU DATANG PADAKU

Bahan Sermon GSM 23 Feb 2020 Nas: Markus 10:13-16 Biarkanlah Anak itu Datang Pada Yesus 01. Agak ironis memang, murid-murid Tuhan Yesus yang seharusnya bertugas mengajak dan mengundang orang agar datang kepada Tuhan Yesus, namun dalam perikop ini murid-murid marah dan melarang ibu-ibu yang membawa anaknya hendak dijamah dan diberkati Tuhan Yesus. Yesus marah kepada murid dan tidak membiarkan perilaku seperti itu terjadi. Yesus marah kepada murid-murid membuktikan hal seperti itu tak boleh terulang dihadapanNya. Jika kita periksa PB hanya dua kali kata yang menunjukkan Yesus marah, pertama ketika Petrus menegor Yesus memberitahukan tentang penderitaan. Maka Yesus memarahi Petrus (Markus 8:33), kemudian nas kita dimana Yesus marah kepada murid-murid karena melarang anak-anak datang kepada Yesus. Satu lagi kemarahan Yesus pada peristiwa membersihkan Bait Suci. Yesus menjungkirbalikkan meja penukar uang di Bait Suci (Mark 11:15) 02. Sikap Yesus terhadap perbuatan murid yang melarang anak-anak menjadi pelajaran penting bagi pembaca Alkitab: Yesus adalah milik semua, siapapun dapat datang kepada Tuhan Yesus. Hal ini kita lihat pada sikap Yesus pada semua orang: dia menerima Zakaeus seorang pemungut cukai, dia mengampuni perempuan yang berzinah, dia menerima Farisi Nikodemus, dia bersahabat dengan orsang Zelot dan memakai nelayan menjadi murid-muridnya. Artinya Yesus tak pernah membedakan status sosial orang menjadi muridNya. Siapapun itu semuanya dapat dipakai Tuhan menjadi muridNya. Yesus juga tidak membedakan umur dan status dalam ruma tangga menjadi murid. Siapapun baik ayah, ibu anak, tua, muda dan anak-anak semuanya sahabat Tuhan Yesus. Kerajaan Allah bukan miliki orang dewasa saja, yang tahu memilah mana baik mana buruk atau ornag-orang yang dianggap berhikmat. Tetapi kerajaan Allah adalah milik semua orang siapa saja yang datang kepada Tuhan Yesus. Kerajaan Allah itu adalah anugerah Allah di dalam diri Yesus Kristus. 03. Apakah kekhususan Anak-anak? Yesus bukan hanya membiarkan anak-anak itu datang padaNya, tetapi ada kehususan anak-anak yang harus dipelajari oleh murid-murid Tuhan Yesus pada diri anak. Biarkanlah anak itu datang kepadaku, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Yesus memakai anak-anak menjadi parameter pada sifat orang-orang yang hendak memiliki Kerajaan Sorga. Hal ini ditunjukkan dengan kalima: "orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah". Banyak hal yang dapat kita gali dari sifat anak: - kepolosan, tulus dan memgatakannapa adanya. Tidak pernah ada terpikirkan hal buruk bagi orang lain - anak-anak tidak pernah menyimpan kesalahan, bisa saja mereka berantam sebentar dengan kakak atau teman bermainnya namun tak lama kemudian bisa kompak tertawa bersama. Disini perbuatannya tidak pernah melukai hati dan cepat berdamai. - keyakinan dan percaya, seorang anak yakin pada orang tuanya. Benar coba anda bayangkan anak yang baru berjalan, dengan membujuknya dia akan berjalan tanpa memikirkan resiko jatuh. Sifat anak adalah tulus melakukan apa yang kita mintakan - anak tergantung sepenuhnya kepada orangtuanya. Tidak pernah seorang anak langsung mandiri tetapi tergantung sepenuhnya pada orang tuanya. Tentu masih banyak lagi hal bak dan sifat-sifat yang kita pelajari dari diri anak dan di saat kita melihat ini disini kita memiliki kekayaan spiritualitas. Sekali lagi Yesus menegaskan dalam Markus 10:15 (TB) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 04. Keempat hal diatas mungkin menjadi petunjuk bagi kita akan sifat-sifat anak-anak yang harus dimiliki oleh orang yang hendak memiliki Kerajaan Sorga: ada ketulusan, memaafkan, mengampuni dan cepat berdamai, percaya dan mamun melakukan perintah Tuhan dan tergantung sepenuhnya kepada Tuhan 05. Tuhan memberkati anak-anak Setelah mengajari murid-muridnya, Yesus merangkul anak-anak tersebut dan memberkati mereka. Itu sebagai bukti bahwa Tuhan Yesus menerima anak-anak di pangkuanNya. Dasar ini juga dipakai gereja menerima baptisan anak-anak. Siapapun dapat datang kepada Tuhan Yesus dan memperoleh Kerajaan Allah. Anak-anak dapat dibaptis dengan diserta Kenji dan komitmen orang tua mengasuh, mendidik dan membimbing anak hingga dewasa imannya (sidi) 06. Apa yang dapat kita kembangkan dari nas ini: 1. Peran GSM yang sangat penting untuk menjadi bahagian dari orang yang mencari, mengajak dan membawa orang kepada Yesus bukan sebaliknya menghalangi atau menghambat anak-anak datang kepada Tuhan Yesus. Notes: Jangan sampai kita menjadi penghalang bagi orang lain untuk datang kepada Tuhan Yesus. Justru sebaliknya kita yang mengajak dan mengarahkan orang lain agar mau datang kepada Tuhan Yesus. 2. Sifat kekanak-kanakan tentu tak bagus, namun ada sifat yang positip yang dapat kita gali dari diri anak-anak. Hal seperti ini sangat perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari hari: - tulus, tidak berbohong, cepat berdamai, percaya dan yakin dan mau belajar dll 3. Yesus itu bukanlah milik orang dewasa saja. Yesus itu mili semua kalangan dari orang tua hingga anak-anak. Inilah yang harus kita syukuri bahwa siapapun kita Yesus mau menerima kita menjadi muridNya. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

BERBAHAGIA HIDUP TAK BERCELA

BERBAHAGIA HIDUP TAK BERCELA Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Sabtu, 15/02/2020 Mazmur 119:1 (TB) Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Psalms 119:1 (RWV) ALEPH. Blessed are the undefiled in the way, who walk in the law of the LORD. Mazmur 119 adalah mazmur yang paling panjang terdiri dari 176 ayat. Selain pasal terpanjang, Mazmur 119 sangat indah karena disusun dengan rapi secara alphabetis. Tentu itu tidak tampak pada terjemahan Alkitab, namun dalam teks Ibrani asli itu sangat indah. Dalam teks Ibrani Mazmur ini disusun alphabetis dari abzad huruf Ibrani Alef - ( אַ ) sampai huruf "Tau" ( תַּ). Setiap Alpabet disusun 8 bait syair indah yang di mulai dari Alef, setelah itu delapan ayat berikutnya Gimmel dan seterusnya sampai huruf terakhir Ibrani adalah Tau. Jumlah huruf Ibrani adalah 22 huruf kali 8 ayat bersrti 176 ayat. Artinya Mazmur 119 ini disusun suatu nyanyian indah dan didalamnya ada pengajaran iman orang percaya dimulai hurus A delapan baris syair, kemudian dilanjutkan huruf B delapan bait syair demikian sampai Z. Semuanya rangkaian isi bait syair Mazmur 119 menekankan bahwa seluruh alphabetis dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk memuji dan memuliakan Allah. Semua huruf-huruf yang menjadi kata, kata membentuk kalimat dan kalimat itu menjelaskan suatu kisah kehidupan bahagia di dalam Tuhan. Itulah Mazmur 119 kebahagiaan orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Salah satu pengajaran yang diungkapkan oleh Mazmur 119:1 adalah kebahagiaan orang yang memelihara Hukum Taurat. Taurat Tuhan membimbing orang untuk hidup menurut kehendak Allah dan tidak bercela. Istilah tidak bercela merupakan suatu istilah ibadah. Dalam peraturan agama Yahudi, ada kewajiban setiap orang untuk mempersembahkan kurban-kurban Bakaran berupa ternak: bisa lembu, domba, burung tekukur dll. Korban ternak itu dipersembahkan sebagai kurban Bakaran sebagai dupa yang harum bagi Tuhan. Sebelum dipersembahkan biasanya imam memeriksa korban tersebut apakah ada cacat atau cela. Imamat 1:10 (TB) Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Pemeriksaan itu penting karena Tuhan tidak menghendaki korban yang dipersembahkan dihadapan Tuhan bercacat atau bercela. Di kala ditemukan maka kurban itu harus diganti dengan korban yang lain tidak bercela dan bercacat. (Notes: ketika Yesus membersikan Bait Suci, kbiasaan inilah yang membuat para imam berdagang korban di Bait Suci. Sehigga para perantau dapat dengan mudah membeli kurban bakaran). Memeriksa korban bakaran yang tak bercacat adalah pekerjaan imam. Itulah suatu tindakan imam agar kurban persembahan itu benar-benar yang terbaik bagi Tuhan. Sahabat yang baik hati! Bisakah manusia mempersembahkan hidupnya dengan tidak bercela? Sering kali kita mendengar bahwa manusia tidak ada yang sempurna, adakesalahan dan ada cela. Jika demikian apakah kita tidak mendapatkan kebahagiaan? Sejak manusia jatuh dalam dosa maka semua telah memiliki dosa warisan dalam hidup ini, sehinga hari demi hari kita menderita akibat dampak dosa. Namun Tuhan tak membiarkan kita diperhamba oleh dosa. Tuhan sendiri mengutus anakNya yang tunggal dan menjadi kurban persembahan yang harum bagi Tuhan. Yesus Kristuslah yang menebus dan menyucikan kita dari segala dosa dan cela sehingga kita menjadi layak di hadapan Allah. Jadi kita layak.mempersembahkan korban yang tak bercela dihadapan Tuhan karena pengudusan Tuhan Yesus melalui pengorbananNya di kayu salib. Itulah yang kita syukur dan itu jugalah kebahagiaan kita orang percaya. Yesus Kristus telah menebus kita dari dosa dan cela. Dia mengampuni dan menhapuskan dosa-dosa. Seperti kebahagiaan orang yang dihapuskan hutang yang membebani hidupnya lebih dari itulah sukacita orang percaya di dalam Kristus Yesus yang telah menebus dosa kita dengan lunas. Sebagai ungkapan sukacita dan syukur kita, mari persembahkan hidup kita sebagai kemuliaan bagi nama Tuhan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 12 Februari 2020

KETAATAN SEORANG HAMBA

KETAATAN SEORANG HAMBA Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 13/02/2020 Titus 2:9 (TB) Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, Titus 2:9 (RWV) Exhort servants to be obedient to their own masters, and to please them well in all things; not answering again; Salah satu yang dibekali para rasul jemaat mula-mula adala etika Kristen. Etika adalah sikap hidup yang baik, benar dan tepat yang seharusnya dilakukan oleh seseorang dalam hidupnya. Gereja sebagai persekutuan orang percaya sejak awal telah membekali anggota jemaat sebagai komunitas yang beretika, tepatnya etika Kristen. Seperti Paulus dalam Titus 2:1-9 menjelaskan etika hidup orang yang menerima Yesus Kristus. Bagaimana sikap orang tua, perempuan dan pemuda serta hamba. Orang tua harus hidup sederhana, bijaksana, terhormat dan sehat dalam iman (2:2), perempuan harus bijaksana, beribadah dan menjadi guru bagi yang lain (2:3-4), orang muda harus menguasai dirinya, teladan dan hidup jujur dan tidak bercela (2:5-8) dan bagi para hamba harus hidup taat, jangan membantah dan jangan curang (2:9-10). Aktifitas hidup semua orang percaya harus memuliakan nama Tuhan. Perubahan hidup mereka akan menjadi warna baru yang berdampak dalam dirinya, keluarga, lingkungan masyarakat dan dalam lingkungan kerjanya. Mengenai hamba, Paulus mengajarkan bahwa mereka harus taat dalam segala hal kepada tuannya dan jangan membantah. Disini, kekristenan bukan mau melanggengkan perbudakan. Sama sekali tidak. Ketaatan itu sangat berdasar karena: Pertama seorang budak dijaman itu dipahami sebagai milik tuannya. Maka apapun yang terjadi pada seorang budak sepenuhnya milik tuannya. Pada pihak budak tidak ada alasan apapun untuk tidak taat pada tuannya karena dia adalah milik tuannya. Kedua hukum dan budaya dijaman itu mendukung otoritas tuan atas budaknya. Bahkan akan menjadi beresiko bagi seorang budak jika dia memberontak, membantah atau melarikan diri dari tuannya. Orang Kristen mula-mula banyak banyak berlatar belakang dari masyarakat sederhana termasuk para budak. Namun etika hidup yang diajarkan kepada orang-orang Kristen, yakni kasih dan ketaatan membuat orang semakin sympatik kepada orang Kristen. Maka sekalipun orang Kristen dianiaya dan dikejar, jumlah orang yang mau menjadi Kristen bukan semakin berkurang tetapi semakin bertambah-tambah. Itu karena etika hidup yang dilakoni oleh anggota jemaat mula-mula. Ajaran kekristenan mengajarkan kasih dan ketaatan sebagai etika hidup. Para hamba bukan saja dinasihati tunduk dan hormat pada tuan yang baik, namun juga kepada tuan yang begis. Agak radikal memang tetapi itu tertulis dalam Alkitab 1 Petrus 2:18 (TB) Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. Rasa hormat dan taat pada tuan disinilah hamba menunjukkan loyalitas yang membuat dia berharga. Selain koyalitas ajaran ini menekankan Etika Kristen adalah mengutamakan kewajiban. Orang yang sudah melakukan kewajibannya dengan baik maka penghargaan akan menjadi hak yang dimilikinya. Sahabat yang baik hati! Hal hormat dan tunduk pada tuan atau atasan tentu sangat berbeda dengan konteks di jaman now. Apalagi sekarang kepemimpinan itu transparan, ada uraian tugas dan ada batasan wewenang yang jelas. Jika tidak sesuai dengan SOP siapapun berhak untuk tidak menurutinya. Hormat dan taat pada atas memang kewajiban, namun ketaatan yang berdasarkan pada norma dan aturan yang benar. Sahabtku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 11 Februari 2020

PERENCANAAN DAN KEPUTUSAN HANG MATANG

PERENCANAAN DAN KEPUTUSAN YANG MATANG Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Rabu, 12/02/2020 Lukas 14:28 (TB) Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Luke 14:28 (RWV) For which of you, intending to build a tower, sitteth not down first, and counteth the cost, whether he hath sufficient to finish it? Menjadi murid Yesus bukanlah pekerjaan mudah tetapi sangat sulit, membutuhkan pertimbangan sebelum membuat keputusan untuk mengikut Yesus. Dalam konteks Perjanjian Baru, menjadi murid Tuhan Yesus mendapat perlawanan dari agama Yahudi, dicurigai oleh Romawi menjadi kaum yang bekerjasama dengan kaum pemberontak (Zelotis), ditambah lagi alasan-alasan pribadi dan keluarga yang sulit untuk ditinggalkan. Jadi menjadi murid Yesus pada jaman gereja mula-mula sungguh merupakan suatu keputusan yang berani dan bersedia menanggung segala konsekwensi. Inilah yang diingatkan kembali dari narasi hari ini bahwa menjadi murid harus didasari perencanaan yang matang. Semasa pelayanan Tuhan Yesus, banyak orang berduyun-duyun hendak mendengar pengajaran, kotbah dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Kemana Yesus pergi, cepat tersiar dan ke situ juga orang berduyun-duyun mendengarkan Tuhan Yesus. Yesus melihat ada banyak orang yang tidak tulus mengikutinya mereka hanya mendengar bukan mau mempercayai kebenaran dan menjadi pelaku Firman. Mereka hanya ingin melihat mujizat bukan menjadi saksi akan perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus. Sesungguhnya menjadi murid Tuhan Yesus sangat sulit, harus rela menderita, dicaci dan dianiaya. Sama seperti anak manusia yang ditolak bahkan tidak ada tempat untuk meletakkan kepala. Matius 8:20 (TB) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Sebelum lebih dalam mereka yang mengikut Tuhan Yesus tanpa motivasi dan pertimbangan yang jelas agar berpikir ulang. Mengikut Tuhan Yesus harus mau menderita: mau mengikut Yesus, memikul salib dan meninggalkan ayah dan ibunya. Karena itu Yesus menyampaikan pengajaran akan dua hal 1. Seperti seorang yang membangun rumah, tentu dia sudah tahu tentang gambaran rumah yang dibangun dan biaya yang dibutuhkan. Kalau dia membangun tetapi tak cukup untuk menyelesaikannya, orang lain akan menertawakan dia (Lukas 14:28-30) 2. Sama seperti seorang raja hendak memerangi musuh, dia harus terlebih dahulu membaca kekuatan lawan dan menimbang kemampuan pasukannya baru memutuskan untuk maju berperang kalau tanpa perhitungan sama saja artinya menyerahkan ditangan musuh. (Lukas 14:31-32) Sahabat yang baik hati! Menjadi murid dan pengikut Yesus memang berat dengan segala konsekwensinya, butuh pertimbangan dan keputusan yang matang. Namun percayalah, sekalipun itu berat, Yesus menjamin, memelihara dan menyertai kita sampai akhir zaman. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 10 Februari 2020

MENJADI GARAM

MENJADI GARAM Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Selasa, 11/02/2020 Markus 9:50 (TB) Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." Mark 9:50 (RWV) Salt is good: but if the salt hath lost its saltness, how will ye season it? Have salt in yourselves, and have peace one with another. Ajaran Yesus tentang hidup orang percaya adalah fungsional dan berdampak. Yesus menghendaki muridnya bukan menghapalkan dan hidup dalam suatu doktrin yang baku, tetapi membebaskan manusia berpikir dan berkreasi agar hidupnya dapat berguna bagi orang lain. Lihatlah misalnya pengajaran Tuhan Yesus dalam ayat berikut: - kamu adalah garam (Mat 5:14 dan terang dunia (5:16) - siapa yang utama hendaklah dia melayani, (Mat 20:26-27) - bukan kamu yang memilih aku tetapi Akulah yang memilih kamu agar kamu berbuah dan buahmunitu tetap (Yoh 15:16) - barang siapa yang percaya kepadaku daripadanya akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yoh 7:38) Masih banyak lagi contoh pengajaran Tuhan Yesus yang kita temukan dalam Injil dan semuanya mengarahkan agar pengikutnya hidup yang fungsional dan bermanfaat bagi orang lain. Dalam renungan pagi ini mengenai garam. Semua orang mengenal garam, manusia dalam tubuh membutuhkan garam yang disebut dengan natrium. Menurut media Jika kekurangan garam dalam tubuh dapat.membuag kesehatan drop, sebaliknya kelebihan garam akan bisa membuat hipertensi. Kadar garam dalam tubuh harus tepat agar berdaya guna menopang kesehatan tubuh. Masyarakat umum membutuhkan garam: kebutuhan rumah tangga untuk memberi rasa pada makanan yang dimasak dan juga mengawetkan atau memperlambat pembusukan. Dalam memberi rasa, garam harus tepat, bukan karena banyaknya karane itu akan merusak rasa. Garam harus tepat ukurannya agar rasa sedap dalam makanan. Apakah yang terjadi jika seorang juru masak sudah membuat garam namun sayang garamnya sudah tak berasa? Dalam masyarakat pertanian, tanah membutuhkan kadar garam atau mineral yang cukup. Jika anda petani perhatikanlah pupuk yang anda beli ada ngak unsur ini "NaCl". Itu adalah singkatan dari "Natrium Clorida", unsur garam yang dibutuhkan oleh tanaman. Coba anda bayangkan bagaimana perasaan seorang petani memupuk tanamannya dengan berharap pupuk yang diberi akan memberikan pertumbuhan tapi sangat disayangkan unsur mineral dalam pupuk telah hambar dan tak ada lagi unsur hara atau mineral dalam pupuk tersebut? Pengajaran Yesus yang mengajak mengikutinya menjadi berguna dan bermanfaat bagi orang lain merupakan hakekat dari arti menjadi garam. Garam baik, kebaikannyan itu akan terasa saat berguna. Jika sudah tawar dan hambar sungguh tak berguna. Sahabat yang baik hati! Setiap orang percaya adalah berharga di mata Tuhan, Tuhan hendak memakai kita menjadi berkat dan menghasilkan buah bagi dunia ini. Selain itu kita percaya Tuhan juga memperlengkapi orang percaya dengan berbagai talenta dan karunia-karunia. Mari persembahkannkarunia-karunia yang ada pada kita untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 09 Februari 2020

YANG MEMPUNYAI SEMAKIN DIBERI

YANG MEMPUNYAI SEMAKIN DIBERI Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 10/02/2020 Markus 4:25 (TB) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." Mark 4:25 (RWV) For he that hath, to him shall be given: and he that hath not, from him shall be taken even that which he hath. Ayat diatas merupakan pesan penutup pada perumpamaan Tuhan Yesus tentang pelita. Perumpamaan tentang pelita ini ada juga ditemukan pada Lukas 19:26 Ini menjunkkan bahwa pengajaran tentang pelita sangat penting dan populer di kalangan murid-murid dan gereja mula-mula sampai ketiga sumber Injil ini menuliskannya.pada pembaca. Ayat yang sama kita temukan di Matius dengan konteks pemberian karunia dan talenta Matius 13:13; 25:29. Perumpamaan tentang pelita adalah pengajaran Tuhan Yesus tentang hidup orang beriman yang memiliki terang harus memancarkan terangnya dan berfungsi untuk menyinari sekitarnya. Tidak ada pelita yang dinyalakan itu ditempatkan dibawah gantang atau ditutupi tempayan atau ditempatkan dibawah tempat tidur. Pelita itu ditempatkan diatas kaki dian agar dapat menerangi sekitar. Artinya, sinar yang ada pada pelita itu harus dipastikan berfungsi, bermanfaat dan berdayaguna untuk menerangi sekitar jika tidak itu tidak itu sama sekali tidak berguna. Itulah gunanya pelita memiliki terang, dari terang yang dimilikinya dia bercahaya dan menjadi terang disekitarnya. Mengapa Yesus menyimpulkan perumpamaan ini dengan kalimat: siapa yang mempunyai padanya akan diberi dan yang tidak mempunyai dari padanya akan diambil yang ada padanya? Orang beriman yang menghasilkan buah-buah yang baik bagi orang lain padanya akan diberi berbagai berkat lainnya yang berguna. Yesus adalah terang dunia dan setiap pengikut Yesus telah menjadi terang dunia. Matius 5:14 (TB) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Maka sebagai pengikut Yesus yang memiliki terang harus berdaya guna dan berfungsi untuk menerangi sekitar. Dengan peran menjadi terang bagi sekitar, Tuhan Yesus akan menambahkan berbagai hal bagi kita agar dapat lebih berguna bagi lingkungan sekitar Hampir sama dengan perumpamaan talenta: ada yang diberi lima, ada dua dan ada yang satu. Yang menerima lima dan dua melipatgandakan apa yang diberi tuannya (Mat 25:15). Semakin melipatgandakan talenta semakin mendapat berlipat ganda, tapi yang menerima satu yang memfungsikan talenta yang diterima, daripadanya diambil yang padanya. Dalam Matius 25:29, bukan hanya diambil padanya tapi dicampakkan dan diberikan hukuman. Sahabat yang baik hati! Kita semua menerima berkat dan talenta dari Tuhan, mari persembahkan dan lipatgandakan pemberian Tuhan dalam hidup kita untuk mendatangkan kebaikan bagi sesama, terang disekitar dan menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. Tuhan sendiri akan menambahkannya kepada kita bertambah-tambah lebih dari apa yang kita persembahkan. Namun sebaliknya apabila kita berpangku tangan dan tak melakukan apapun yang berguna dalam hidup ini. Renungan ini sekaligus menjadi peringatan jangan sampai apa yang telah diberikan Tuhan diambil Tuhan dari kita. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 06 Februari 2020

LAPAR DAN HAUS TAK MENIMPA KAMU

HAUS DAN LAPAR TAK MENIMPA KAMU Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat, 07/02/2020 Wahyu 7:16 (TB) Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Revelation 7:16 (RWV) They shall hunger no more, neither thirst any more; neither shall the sun light on them, nor any heat. Adakah dunia dimana orang tidak lagi mempersoalkan hal makanan dan minuman? Mungkin spontan kita akan menjawab, selagi di dunia ini masih ada manusia akan terus mempergumulkan hal lapar dan haus. Untuk memenuhi rasa lapar dan haus manusia bekerja, berjerih dan juang, menanggung terik mata hari dan menembus hujan. Semua itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktanya tidak sedikit orang sakit karena bekerja terlalu keras demi memenuhi hidupnya. Memenuhi rasa lapar dan haus masih salah satu dari pergumulan hidup manusia. Masih banyak kesusahan yang dialami dari faktor lainnya. Gereja mula-mula bergumul hebat, bukan hanya mengatasi rasa haus dan lapar, namun bagaimana mereka menderita, mendapat siksaan dan penindasan dari kekaisaran Romawi dan orang-orang yang membenci Injil. Mereka hidup merana, dan pikirannya seolah hanya satu: kapan semua penderitaan ini berakhir? Hidup penat dan penuh sesak, meradang rasa sakit tak tertahankan, disinilah kitab Wahyu memberikan suatu kepastian bahwa akan ada negeri yang akan diwarisi oleh orang percaya, disana tak akan ada lagi rasa lapar dan haus, tiada duka dan air mata, tiada ancaman dan intimidasi tetapi semuanya akan bersukacita dan penuh bahagia karena dunia yang baru dan langit yang baru itu disediakan oleh Tuhan Yesus Kristus bagi orang yang percaya, yang telah menanggung beban selama ini. Kitab Wahyu membeei harapan, akan ada upah bagi orang-orang yang telah menahan siksaan dan pendeeitaa. kitab Wahyu menjadi energy Baru bagimmereka untuk beratahan atas lapar dan haus dan berbagai kesengsaraan yang teejadi. Mereka setia dan bertahan dalam jman. Karena upah kemenangan akan segera datang. Lebih baik bertahan menahann rasa lapar dan haus serta menderita dalam waktu singkat didunia ini namun memperoleh kebahagiaan yang abadi. Daripada sebaliknya, demi menghindari dari rasa lapar dan haus didunia ini namun tak setia dalam iman, akan menderita abadi dalam penghukuman Tuhan. Sahabat yang baik hati. Apapun pergumulan hidup ini, jangan sampai menggadaikan iman untuk memenuhi rasa lapar dan haus atau harus meninggalkan imannya karena tidak taha menderita sesaat lamanya. Ingatlah penderitaan di dalam Kristus akan memperoleh upah kemenangan, yaitu mahkota kehidupan. Sebagai pendeta, saat melayat saya sangat senang menyanyikan lagu: O Yerusalem, kota mulia, hatiku rindu ke sana. O Yerusalem kota mulia, hati ku rindu ke sana. Tak lama lagi, Tuhanku 'kan datang Bawa aku ke sana. Tak lama lagi, Tuhanku 'kan datang Bawa aku ke sana. Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 05 Februari 2020

JANGAN MALU MENDERITA KARENA KRISTUS

JANGAN MALU MENDERITA KARENA KRISTUS

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 06/02/2020

1 Petrus 4:16 (TB) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. 1 Peter 4:16 (RWV) Yet if any man suffereth as a Christian, let him not be ashamed; but let him glorify God on this behalf.

Dalam percakapan sehari-hari kita pasti pernah mendengar: "sakitnya tak seberapa tapi malunya..." Kalimat ini muncul saat seseorang mengalami accident atau kejadian kecil yang tak diinginkan. Coba anda bayangkan, jika pas jalan di pesta, tiba-tiba kaki anda terpeleset dan terjatuh, atau minuman tumpah saat palsemua orang memperhatikan anda. Saya juga pernah alami, saat jalan di Mall mungkin tiba-tiba saya menabrak kaca toko yang menurut. Kejadian tiba-tiba, tanpa membela diri kaca toko terbut memang terlalu putih, namun saya sadar semuanya itu karena terlalu fokus pada HP bukan pada jalan akhirnya begini. Tak sakit tapi tak tahan rasanya menerima sorotan mata orang yang melihat.

Banyak sekali peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini diluar perkiraan. Jika faktor kurang hati-hati, mungkin kita bisa berterima ya bisa menjadi pelajaran agar diperhatikan ke depannya dan tak terulang kembali. Tapi bagaimana kalau kejadian itu memang dari luar diri sendiri? Tentu akan berbeda bukan? orang yang menderita bukan karena kesalahan sendiri sebenarnya akan menjadi energy yang berlipat ganda dalam diri seseorang membuktikan di benar. seperti pengalaman gereja mula-mula. Mereka menderita bukan karena kesalahan, mereka dikejar dan dianiayan bukan karena pelaku kejahatan. Mereka dikucilkan dan ditindas bukannkarena mereka melakukan perbuatan amoral. Mereka menderita dan sengsara karena menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Yuruselamat yang bangkit dari kematian dan naik ke sorga. Mereka menderita karena ada orang-orang dan pihak-pihak yang tidak mau mendengarkan tentang fakta Yesus Krostus sebagai Yuruselamat. Dia mati dan dikuburkan namun bangkit seperti yang dikatakanNya kepada murid-muridNya. Menderita karena Kristus adalah kebahagiaan. Menderita bahkan sampai kehilangan nyawa karena Kristus itu tak akan sia-siatetapi akan menjadi saksi bagi dunia dan kemuliaan bagi Tuhan. Tertulianus seorang bapak gereja mengatakan: "darah orang martyr adalah benih dari gereja". Ini juga terjadi di tanah Batak, kematian Munson dan Lyman tidaklah membuat lembaga Missi menutup tanah Batak terhadap Injil. Tetapi oleh Nommensen dkk melalui Badan Zending RMG telah menjadi berkat bagi tanah Batak.

Sahabat yang baik hati! Jika ada penderitaan karena melakukan kebaikan harus dimaknai sebagai ujian yang meneguhkan, mengasah dan mempertajam iman. Dalam penderitaan yang dialami orang percaya ada rencana Tuhan yang nyata. Maka jika ada penderitaan karena iman jangan pernah surut, jalani dan nantikan akan ada kehendak Tuhan yang nyata dari kejadian itu.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 04 Februari 2020

MENGHADAPI PARA HATER

MENGHADAPI PARA HATER Selamat pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 05/02/2020 Lukas 6:22 (TB) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Luke 6:22 (RWV) Blessed are ye, when men shall hate you, and when they shall separate you from their company, and shall reproach you, and cast out your name as evil, for the Son of man’s sake. Harus kita akui bahwa ajaran Injil merupakan "golden way" atau jalan emas bagi umat manusia yang dapat diterima semua orang. Ajaran yang mengubah cara berpikir tentang orang lain dan mengubah perilaku manusia yang lebih damai, teduh dan penuh kasih. Alasannya jelas yakni: ajaran mengasihi orang lain sama seperti diri kita sendiri, semua orang adalah sesama dan tak ada kamus hukum balas. Yesus mengajarkan untuk berpikir dan melakukan yang positip kepada orang lain. Yesus berkata: Matius 7:12 (TB) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Ini bekal yang berharga dari setiap pengikut Yesus agar produktif menghasilkan kebaikan bagi orang lain. Mungkin spontan kita berpikir, ok itu saya terima. Namun bagaimana dengan orang yang membenci kita, apakah kita tetap berbuat baik kepadanya? Apakah pengikut Yesus akan tetap mengasihi sekalipun musuh-musuh mengancam, memfitnah dan menuduhkan berbagai hal yang tidak benar mengenai diri kita? Menjawab hal ini, Yesus telah terlebih dahulu mengantisipasi akan yangbakan dialamimoleh murid-muridNya. Mereka akan dibenci, diusir, bahkan berbagai hal buruk diruduhkan kepada mereka. Seperti Kristus penderitaan Kristus namun Kristus setianhingga mati di salib demi kemuliaan Allah. Dengan pengajaran ini, Yesus meneguhkan murid-murid agar kuat dan tangguh menghadapi berbagai hal kesulitan yang datang dari anti Inijil. a) Matius 5:11-12 (TB) Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." b) Lukas 6:27 (TB) "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; (Mat 5:44) c) Lukas 6:28 (TB) mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Jika kita telah berbuat baik dan produktif menghasilkan apa yang membangun persekutuan dan orang lain tetapi ada saja yang tidak suka, membenci dan memfitnah hang macam-macam, jangan jadi surut darinoerbuatan baik yang kita lakukan. Tetapi Yesus mengatakan berbahagialah, karena kita telah dibenci dan dikucilkan karena Injil. Kelak akan tiba waktu nya bahwa buahnya akan mereka nikmati sendiri dan memuliakan Tuhan. Sama seperti benih pohon, selama dia masih dalam proses pertumbuhan dan pematangan, mungkin akan selalu diragukan bahkan dihiraukan. Namun setelah pohon berbuah, mereka akan mengenal buahnya sendiri. Yesus berkata dari buahnyalan orang mengenal pohon. Sahabat yang baik hati, bagaimana kita menghadapi hater di jaman now? Yesus mengajarkan kepada kita tak usah lawan, tak usah balas tetapi berbahagialah dan hasilkan buah-buah yang baik. Dari buahnyalah kita dikenal orang. Tiga ayat diatas menjadi pedoman berharga bagi kita. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...