Minggu, 31 Maret 2024

WASPADAI "RAGI" YANG MERUSAK KEHIDUPAN

Pesta Paskah II (Perayaan Hari Kebangkitan Yesus Kristus II)

Ev. 1 Korintus 5:6-8




WASPADAI "RAGI" YANG MERUSAK KEHIDUPAN


Selamat Paskah II bagi kita semua! Sahabat yang baik hati. Kotbah pada Pesta Paskah kedua ini dipusatkan bagaimana kuasa kebangkitan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah menjadi kekuatan bagi arang percaya menghadapi dan mewaspadai pengaruh yang merusak kehidupan. Pengaruh  yang merusak kehidupan ini disebut dalam kotbah ini sebagai "ragi busuk" yang merusak. 


Berbicara tentang ragi, ada dua makna ragi yang diceritakan Alkitab, khususnya kitab Perjanjian Baru. Disatu sisi ragi bermakna positip, hal itu kita temukan dalam pengajaran Tuhan Yesus tentanf hal Kerajaan Sorga seumpama ragi (Matius 3:33, Lukas 13:21 Lukas 13:21 (TB). Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."). Perumpamaan ini hendak menjelaskan pekerjaan Allah yang mengubah.  Allah bekerja tidak kelihatan secara kasat mata namun melakukan perubahan, sebagai contoh peran ragi pada ubi; dari ubi keras menjadi tape yang lembut, mengubah ubi yang tak berasa berubah menjadi manis dan enak untuk dinikmati. Peran ragi dalam adonan roti yang biasa dikerjakan oleh ibu-ibu. Inilah contoh ragi dalam kehidupan sehari-hari yang mengubah sesuatu yang bermanfaat, berguna dan dapat dirasakan oleh oleh lain. 


Namun disisi lain kata ragi berkonotasi negatip. Hal itu kita dapatkan pada nasihat Yesus kepada murid-muridNya  agar berhati-hati terhadap ragi Farisi dan Sadusi. Matius 16:6 (TB)  Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki." 

Dari peringatan Yesus ini ragi dipakai dengan arti kiasan yg mencerminkan pendapat lama tentang 'busuk dan menimbulkan kebusukan'. Yesus memperingatkan murid mengenai ragi orang Farisi, Saduki dan Herodes (Mat 16:6; Mrk 8:15). MaksudNya, kemunafikan Farisi dan pemahaman yg berlebihan akan yg lahiriah (Mat 23:14, 16; Luk 12:1), skeptisisme dan ketidaktahuan Saduki (Mat 22:23, 29), kebencian dan tipu daya politik Herodes (Mat 22:16-21; Mrk 3:6). Mungkin masih ada lagi catatan Alkita yang dapat kita temukan tentang ragi. Pada intinya menjelaskan kiasan tentang pengaruh pada orang lain jangan sampai ragi yang busuk merusak adonan yang baik. 


Sahabat yang baik hati! Kotbah Minggu ini merupakan nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Korintus agar berhati-hati dan waspada terhadap ragi yang merusak. Kita diingatkan agar orang percaya waspada terhadap segala bentuk pengaruh yang merusak kehidapan orang percaya. Segala sifat dan sikap pribadi yang merusak, kesombongan dan tinggi hati, arogansi dan  pemikiran yang menyesatkan orang lain haruslah ditanggkan. Perbuatan dan tindakan yang menindas.dan segala.bentuk kebijakan yang merusak sendi-sendi kehidupan patut dibuang.  Sama seperti seorang perempuan membuat adonan yang baik sebagai bahan untuk membuat roti, agar adonan itu baik dan berguna seperti yang diharapkan dia harus memperhatikan dengan cermat jangan sampai ragi yang rusak dicampurkan pada adonan yang baik, yang dapat merusak dan menjadikan semya adonan busuk tak dapat lagi diolah menjadi roti atau makanan yang dapat dinikmati oleh orang lain. 


Selain nasihat, jika kita baca keseluruhan pasal 5 ada kemarahan Paulus melihat perilaku yang sangat dia kecam dari kalangan jemaat Korintus, yaitu dosa seksual, kesombongan, percabukan dan dll (baca 1 Kor 5:1-2, 11) Perilaku itu harus dibuang karena kalau dibiarkan akan dapat mempengaruhi orang lain dan dampaknya dapat merusak tubuh Kristus. 


Bagaimana kita merefleksikan peringatan Paulus ini dalam hidup kita? 


1. Menjadi influenzer yang positip dan membangun.


Jika kita berangkat dari makna pengajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah seperti ragi. Maka kotbah ini mwngajak kita agar hadir memberikan pengaruh yang positip baginorsng lain.  Istilah saat ini sangat populer dengan Influenzer, atau motivator atau menyemangati orang lain agar dapat memperbaiki hidup orang lain ke arah yang lebih baik. Dimana orang percaya hadir disitulah hendaknya memperbaiki keadaan. Hidup yang memaknai kebangkitan Kristus mampu mempengaruhi dan mengubah situasi buruk menjadi lebih baik. 


Memaknai hidup orsng percaya menjadi pengafuh yang positip tentu pertama sekali maru bersyukur atas segala potensi diri kita yang ada: ada talenta, ada keahlian ada sdm yang dianugerahkan oleh Tuhan. Semua iti dapat kita persembahkan untuk sesuatu yang berguna baik bagi diri kita, keluarga kita dan juga orsng lain. Kita harus menyadari bahwa pitensi yang ada pada diri kita adalah energi yang positip dan baik untuk mengubah hidup kita. Hidup mengubah suatu kondisi yang tidak ada harapan menjadi penuh harapan. Atau mengubah suasana hambar dan tak ada kepedulian dan cinta kasih menjadi hangat dan setiap orang memiliki peran yang positip. 


2. Waspadai ragi yang merusak


Seperti yang diingatkan oleh Yesus, hal yang sama Paulus menasihatkan jemaat Korintus agar berhati-hati dan waspada terhadap ragi yang merusak. 


Paulus menyadsri ada siatuasi yang saling mempengaruhi di jemaat Korintus dan pengaruh itu bukan membangun perselutuan namun membuat mereka plterpecah belah yang satu dengan gang lain. Kehadiran orsng lain didasarkan pada sentimen dan fanatisme.pada kelompoknya sehingga ada kubu-kubu dan gap-gap yang membuag jemaat terpecah belah. Hal semacam itu adalag ragi yang merusak, ragi jahat dan ragi yang mengacaukan tubuh Kristus dari persekutuan yang damai menjadi hidup dalam saling berseteru. 


Waspada terhadap ragi yang jahat, yang busuk dan merusak. Menjadi peringatan penting bagi warga jenaat agar dapat berpikir kritis dan analitis terhadap pengaruh yang negatif dan merusak yang membuat jemaat terpecah belah. 


Saya perhatikan dalam suatu persekutuan selalu ada sikap-sikap yang antagonis yang merusak, saat ada orsng yang memiliki gagasan baik yang memperbaiki dan membangun.persekutuan selalu ada juga orsng yang antagonis menentsng hal baik. Ini.peringatan besar jangan sampai kita dipakai oleh kuasa iblis yang merusak persekutuan yang baik. 


Sehubungan dengan itu baiklah kita menerima nasihaf dari rasul Petrus  yangbtertulis dalam 1 Petrus 5:8 (TB)  Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.


Paukus sangat murka terhadap jemaat jika dirinya telah dipakai iblis jntuk.merusak persekutuan. Bahkan dengan tegas Paulus berkata dalam 1 Korintus 5:5 (TB)  orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.


Kemarahan Paulus ini sangat penting jangan sampai ada di kalangan jemaat menjadi alat kuasa Iblis yang merusak. Tetapi jadilah alat Tuhan yang memperbaiki.


3. Memelihara kemurnian hati

Dalam berbagai pengaruh Paulus menasihati agar jemaat memelihara kemurnian hati. Pauksu memakai istilah roti tak beragi. Menggambarkan umat Allah yang selamat dari periatiwa kematian anak sulung di Mesir. Memakan roti paskah yang tidak beragi merupakan perintah allah yang harus dituruti agar mereka selamat dari malaikat penjemput nyawa yang membunuh anak sulung di Mesir. 


Makna roti tidak beragi yang diterima umat Allah pada peristiwa Paskah di Mesir menjadi nasihat yang baik yangbdapat kita maknai sebagai perintah Allah untuk orang percaya memelihara kemurnian hati. Kemurnian hati ini perlu agar terhindar dari siasat ragi yang jahat dan merusak. Jemaat harus hidup dalam kemurnian ajaran Alkitab, jangan mudah dipropaganda oleh berbagai ajaran dan aliran yang menyesatkan.

Jangan.mudah teesesat dan disesatkan, Paulus berkata pada 1 Tesalonika 5:21-22 (TB)  Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. 


Menjaga kemurnian hati ini sangat penting dan mendasar karena banyaknya berbagai rupa-rupa ajaran yang mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Kita diuji dari berbagai sudut: kebutuhan, harta dan kekayaan ekonomi, jabatan dan uasa dalam berbagai rayuan dan godaan. Saat kita lemah kita akan jatuh dan jauh dari Tuhan.


Selamat Paskah II bagi kita semua, kiranya ke bangkitan Kristus menjadi kekuatan bagi kita semua untuk melakukan pengaruh yang positip bagi orang lain. 


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 30 Maret 2024

BERSUKACITA KARENA KESELAMATAN

Kotbah Minggu Pesta Paska I (Perayaan Kebangkitan Yesus Kristus)

Ev. Yesaya 25:6-9 



BERSUKACITA KARENA KESELAMATAN


Selamat Paskah! Sahabat yang baik hati, Paskah merupakan titik berangkat iman kekristenan, tanpa kebangkitan Kristus iman kekristenan siasia. Hal ini disampaikan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15:17 (TB) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. 


Jadi kebangkitan Kristus adalah mengubah pandangan kita tentang kematian. Jika pada peritiwa Jumat Agung murid-murid berduka, karena kematian memisahkan mereka dari Guru Agung. Namun kebangkitan kematian tidak dapat memisahkan Yesus dari murid-murid, rasa frustrasi berubah menjadi sukacita, pesimis berubah menjadi optimis dan murid berlari ke Kapernaum, karena disanalah mereka dipanggil menjadi murid dan memulai kembali belajar menjadi seorang murid. Melalui kebangkitan para murid memahami bahwa hidup tidak berakhir pada kematian, dengan kebangkitan Kristus para murid memiliki sukacita, memiliki semangat menjalankan missi sebagaimana pengutusan Yesus Kristus. 


Bagaimana kita menghayati kebangkitan Kristus menjadi semangat baru bagi orang percaya melaksanakan missi Allah di dunia ini? Hal inilah yang harua terus direfleksikan orang percaya. Sebagaimana dikemukakan dalam kotbah mimggu ini dari nubuatan Yesasa 25:6-9 tentang pemulihan umat Allah. Allah memelihara dan memberikan kesejahteraan bagi umatNya. Allah menyediakan makanan lezat dan sajian terbaik. Allah mengembalikan fungsi Bait Allah dan menjadikan Sion tempat perlindungan dan keselamatan bagi segala bangsa. Allah sendiri mengoyakkan tirai pemisah dari Neum YHWH (Umat Allah) dengan Goyim (bangsa-bangsa). Fungsi Bait Allah menjadi universal, tempat perlindungan dan keselamatan bagi semua orang. Kota Sion menjadi rumah bagi semua orang, dan tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Allah membuka jalan baru bagu imat manusia.

Nubuatan Yesaya ini menjadi sangat penting melihat makna kebangkita Yesus Kristus, yang membuka tabir pemisah.


Jika kita memperhatikan konteks Yesaya 25 ini merupakan jawaban terhadap ketidak percayaan Yehuda. Raja Yehuda merancang berkoalisi atau meminta kekuatan asing demi melindungi diri dari tekanan Assyur itu. Bagi para nabi kebijakan seperti itu sama saja dengan ketidak percayaan kepada Tuhan. Koalisi adalah bentuk langsung ketidak percayaan kepada Tuhan dan sekaligus membawa bahaya synkritisme (pencampuran agama) bagi umat Allah. Bukan hanya itu saja, kota yang dianggap kubu pertahanan justru sebaliknya: Yesaya mengatakan: “Sesungguhnya, Engkau telah membuat kota itu menjadi timbunan. Kota yang berkubu menjadi puing-puing. Istana orang-orang asing tidak lagi menjadi kota, dan itu takkan pernah dibangun kembali.” (Yesaya 25:2). Apa yang dinubuatkan Yesaya ini adalah benar bahwa tak lama setelah Koalisi Yehuda – Mesir, mendatangkan amarah Babelonia. Raja Babel bangkit menjadi Negara adikuasa menaklukkan Mesir dan Yehuda sendiri tahun 653 SM. Bagaimanakah nasib Yerusalem atau Sion yang disebut dengan kota Daud? Apakah kota ini akan berakhir dan tidak ada masa depan lagi? Disini Yesaya menubuatkan akan fungsi Sion. Tuhan akan memulihkan Yerusalem sebagai pusat Ibadah, Pusat Pemujian kepada Allah dan Pusat pemerintahan Allah atas umatNya dan pusat perlindungan bagi bangsa-bangsa.


Sahabat yang baik hati! Bagaimana kita memaknai nubuatan dari nabi Yesaya dari persfektif kebangkitan Yesus Kristus? Kotbah minggu ini hendak menyampaikan bahwa Yesus Kristuslah penggenapan janji Allah yang memulihkan umat Allah. Yesus Kristus yang telah bangkit membuka jalan perdamaian dimana Allah mengampuni umatNya, dan tidak lagi mengingat-ingat dosa dan kesalahan umatNya. Yesus Kristus bangkit untuk menyelesaikan musuh penderitaan umat manusia. Musuh terakhir dari penderitaan dan kesengsaraan manusia adalah maut. Hal ini disebutkan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15:26-27 (TB) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.  


Sekarang baiklah kita mendalami pesan Kotbah Minggu ini dilihat dari sudut pandang kebangkitan Yesus Kristus. 


1. Kebangkitan Kristus - keselamatan tersedia bagi segala bangsa di Sion (Ay 6)


Kebangkitan yesus Kristus adalah jalan keselamatan yang dilakukan oleh Allah, bukan untuk Yahudi namun bagi segala bangsa. Kebangkitan Yesus


Nabi Yesaya menyebutkan disini kota Sion. Sion akan menjadi pusat kesejahteraan. Di Sion Tuhan menyediakan jamuan bangi seluruh bangsa tanpa membedakan-bedakan suku bangsa mana. Tuhan menyediakan makanan terlezat dari segala jenis makanan, menyediakan masakan bergemuk dan bersumsum dan tersedia minuman terbaik. Sion disini adalah menyediakan makanan bagi semua orang. Jika Jaman Yusuf telah menata Mesir menjadi gudang makanan bagi seluruh bangsa mengatasi krisis pangan dunia saat itu maka jauh lebih dari itu Tuhan menyediakan makanan terbaik bagi seluruh bangsa-bangsa. Sama seperti pernyataan pemazmur: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9). Allah sendiri menyediakan jamuan bagi seluruh bangsa. Hidangan ini adalah undangan Allah pada rencana keselamatan yang universal. 


Jika bangsa Israel percaya mannalah yang buat mereka hidup selama perjalana.di padang gurun. Manna dimaknai menjadi roti sorga. Hidangan Allah yang disediakan dalam nubuatan Yesaya ini adalah roti kehidupan. Yesuslah roti hidup Yohanes 6:35 (TB) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.


Kita telah menerima Roti kehidupan melalui perjamuan kudus. Dalam perjamuan kudus itu menerima tubuh dan darah Kristus yang menyelamatkan dan menebus kita dari dosa agar kita memperoleh kehidupan yang kekal.


Kebangkitan Yesus Kristus adalah jalan keselamatan. Kebangkitan Kristus adalah tersedianya jalan keselamatan bagi semua orang. 


Pandangan keselamatan yang ekslusif dari Yahudi bediubah menjadi universal. Allah sendiri yang menyingkapkan tirai pembatas dari ruang yang kudus dan maha kudus dengan Yesaya 25:7 (TB) Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa. 



2. Tuhan Mengoyakkan Perkabungan dan Meniadakan Maut (ay 7-8)


Kematian adalah hal yang paling ditakuti oleh manusia. Baik itu kematian karena sakit, faktor umur dan kematian yang tak terduga. Semua orang pasti berkabung atas kematian, berurai air mata kesedihan karena telah terpisah dari kehidupan. Demikian dengan kematian karena korban perang TUHAN akan memberikan penghiburan. Tuhan mengoyakkan perkabungan dengan menghapuskan air mata setiap orang yang mengalami penderitaan.

Dalam konteks perang Yesaya juga meyinggung bahwa Sion menjadi tempat pengungsian dan perlindungan bagi korban perang, Sion menjadi tempat perlindungan yang aman bagi seluruh bangsa-bangsa.


Tuhan meniadakan maut! Memang ada tekanan penafsir bahwa ayat 8 ini menunjukkan kepada ketiadaan perang. Tidak akan ada lagi orang yang meninggal karena korban perang; maka orang tua akan lalu lalang dan anak-anak akan bermain dengan gembira. Itulah suasana damai. Allah akan mendatangkan perdamaian agar tidak ada lagi korban peperangan.


Namun dengan peritiwa kebangkitan nubuatan Yesaya ini menjadi penting bagi kita. Allah telah mematikan kematian itu sendiri. Dengan kebangkitan, Kristus telah menelan maut (1Kor 15:54-55). Kubur telah kosong, kubur bukan lagi sesuatu yang ditakuti. Jika dalam kubur mayat membusuk dan riwayat hidup berakhir. Maka kebangkitan Kristus telah membuat kubur telah kosong. Apa yang ditakuti oleh manusia telah ditiadakan oleh Allah. Kematian bukan lagi akhir, namun awal memasuk kebahagiaan abadi. 

Yohanes 11:25-26 (TB) Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"


Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya telah digenapi di dalam diri Yesus Kristus. Kebangkitan Kristus adalah tindakan Allah yang nyata memenuhi janji keselamatan bagi umat manusia tanpa membedakan suku bangsa. Kristus telah bangkit. Kita telah diselamatkan dari kuasa dosa karena itu bersukacitalah.


3. Megajak orang bersukacita marayakan perbuatan Allah- Tanggung jawab orang percaya yang merayakan kebangkitan


Sahabat yang baik hati menarik juga kita mendalami makna kotbah ini. Apa respon kita jika firman hari ini mengatakan Tuhan menyediakan makanan lezat di Sion? Tentu ini nats ini memberikan amanat bagi orang percaya agar dapat melakukan sesuatu bagi orang yang tidak dapat makan, yatim piatu dan miskin yang membutuhkan uluran tangan.


3.1. Ongong ministry - pelayanan Yesus Kristus terus berlanjut. Kematian tidak menghentikan Yesus dengan segala pelayanan yang telah dilakukan, murid-murid yang sempat meratap dan muram berubah dengan semngat yang berapiapai memberitakan kebsngkitan Kristus. Telah bangkit Kristus, terpujilah Tuhan. Sapaan kebangkita Kristus bergema dimana-masa dikota hingga di duaun-dusun dan dijalan-jalan semua orang membicarakan kebangkitan Yesus. Adakah kebangkitan Yesus membawa semangat bagi kita?


3.2. Tuhan menyediakan makanan lezat -memberikan kesejahteraan bagi umatNya. Tanggung jawab menghadirkan anugerah Allah bagi setiap orang adalah panggilan setiap orang percaya. Di Jerman ada satu lembaga sosial yang disebut dengan TAFFEL suatu lembaga memberikan makan gratis bagi orang yang membutuhkan. Prinsip mereka adalah pastikan tak ada orang yang kelaparan. Makanan selalu tersedia dari berbagainpihak yang mengirimkan makanan ke Taffel untuk disajikan bagi orang yang membutuhkan. Di Indonesia juga pernah masa Krismon "Makanan Gratis Dari Tuhan".


Nubuatan Yesaya dalam kotbah Paskah ini menuju suatu visi tentang kehadiran orang percaya di antara orang-orang yang kesulitan dalam hidup. Matius 25:42-43 (TB) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

Kiranya semangat paskah kita kembali diingatkan akan bhakti paskah kita bagi prang lain.


3.3. Keselamatan universal melawan segala bentuk diskriminasi. Kebamgkitan Kristus.telah mengoyakkan tirai pemisah di Bait Allah. Krostus sendiri membuka jalan baru, jalan pendamaian dengan Allah. Keselamatan terbuka pada setiap orang, segala kaum dan suku bangsa. Kekristenan harus didepan untuk menentang sekala sikap dan tindakan diskriminasi. 


3.4. Menghapuskan perkabungan.

Setiap hari kita mendengar kabar dukacita, duka karena kematian tiba pada orang-orang yang kita kasihi dan orsng-orang disekitar kita. Kematian itu bisa datang yang sudah diprediksi maupun yang tidak diprediksi. Jutaan orang mati setiap hari. 

Kebangkitan Yesus Kristus adalah kebenaran yang menguatkan setiap orang bahwa semuanyankita akan menghadapi kematian. Namun syukur kepada Tuhan, sengat maut telah dikalahkan oleh Kristus, setiap orang yang mati di dalam Tuhan bukan lagi dibawa kuasa dosa, namun dibawah kuasa Kristus. Kristus telah menyelamatkan kita dari kuasa dosa dan kematian. 


Kebangkitan Kristus adalah penghiburan bagi kita saat menghadapi kematian. Filipi 1:21-22b (TB) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. 


Kebangkitan Kristus ini mendorong semua orsng percaya untuk menghasilkan buah dalam hidupnya. Kematian akan tiba.pada setiap orang, sebelum itu tiba maka hidup ini harus menghasilkan buah.


Selamat Paskah. Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 28 Maret 2024

SALIB KRISTUS JALAN BARU MENUJU KEHIDUPAN

Kotbah Jumat Agung, 29 Maret 2024

Ev. Ibrani 10:16-25



SALIB KRISTUS JALAN BARU KEHIDUPAN UMAT MANUSIA


Salam Jumat Agung bagi kita semua! Sahabat yang baik hati peristiwa Jumat Agung merupakan peristiwa penting bukan bagi orsng Kristen namun bagi dunia. Jumat Agung tercatat fenomena alam (gelap gulita) sebagai bukti Allah bertindal di dalam.sejarah. Tuhan memasuki sejarahanusia untukmentelamatkan manusia. Peristiwa salib menjadi jalan baru menuju kehidupan. Ada tiga istilah yang dapat kita pakai untuk menjelaskan makna peristiwa salib, yaitu: pendamaian, penebusan dan pembenaran. Ketiga istilah ini akan membantu kita mendalami makna pengorbanan Yesus di kayu salib.


A. Peristiwa salib Kristus: pendamaian, penebusan dan pembenaran manusia


Pendamaian, penebusan dan pembenaran dapat membantu kita memahami jalan pengorbanan Kristus di salib. Pendamaian berarti memulihkan hubungan manusia dengan Allah dan relasi manusia dengan sesama (termasuk alam). Oleh dosa relasi manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama telah rusak. Salib dua garis bersinggungan vertikal dan horizontal dengan salib adalah tindakan Allah untuk memulihkan hubungan atau relasi manusia dengan Allah dan manusia dengan sasamanya. Penebusan menjelaskan tindakan Allah menebus manusia dari hamba dosa. Sama seperti hamba yang terikat dengan tuannya demikian manusia menjadi hamba dosa. Sejak manusia jatuh dalam dosa manusia telah berada dalam kuasa dosa dan diPerhamba dosa, kensekwensi dosa adalah maut. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari kuasa dosa dari dirinya sendiri. Syukurlah kepada Allah Bapa kita yang telah mengutus Yesus Kristus unthk melakukan penebusan melalui pengorbanan di salib sehingga manusia bebas dari kuasa dosa dan menjadi manusia merdeka beroleh hidup yang kekal. Pembenaran ini istilah dari peradilan seseorang yang dinyatakan terbukti bersalah yang harus divonnis hukum mati, namun oleh gratia (aglnugerah) dibenarkan dan duntatakan bebas. Kebebasannya bukan karena dia benar tetapi dibenarkan. Pemahaman demikian arti pembenaran di dalam peristiwa salib. Di dalam salib Kristua Allah membenarkan manusia yang diterima sebagai gratia (anugerah). Dilihat dari dari pelanggaran manusia kepada perintah Allah, tidak satu pun manusia yang benar semuanya bersalah. Atas kesalahan dan pelanggaran ini manusia layak dihukum, namun karena kasih Allah yang besar manusia memperoleh anugerah. Keselamatan bukanlah atas upaya perbuatan manusia tetapi anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Yesus Kristus melalui peristiwa memberikan jalan kehidupan bagi umat manusia. 


Sahabat yang baik hati, kotbah pada Jumat Agung hari ini diambil Ibrani 10:16-25. Suatu penjelasan rasul kepada gereja mula-mula tentang makna kematian dan pengorbanan Yesus Kristus. Darah Yesus yang tercurah di Golgata adalah jalan baru bagi umat, yaitu kurban persembahan yang menembus tabir pendamaian bagi Allah. Jika umat selama ini untuk memperoleh penghapusan dosa seseorang diwajibkan memberikan persembahan korban berupa seekor domba dan darahnya dipercikkan dalam korban bakaran yang disampaikan melalui imam di dalam ruang maha kudus. Imamat 14:19 (TB) "Imam harus mempersembahkan korban penghapus dosa dan dengan demikian mengadakan pendamaian bagi orang yang akan ditahirkan dari kenajisannya, dan sesudah itu ia harus menyembelih korban bakaran." 


Dengan kutipan ayat diatas kita memahami pengorbanan Yesus di salib. Darah Yesus Kristus adalah korban penghapusan dosa yang dilakukan sekali untuk selama-lamanya. Jika selama ini Imam membawa korban persembahan dan manusia wajib memberikan korban persembahan melalui imam besar, maka di dalam Yesus Kristus sekali selamanya, Yesuslah Imam Besar dan Yesus sendirilah kurban penhapusan dosa yang dilakukan sekali untuk selamanya. Dengan pengorbanan Kristus tabir pemisah ruang yang maha kudus telah terbelah sehingga setiap orang dapat menerima pengampunan dosa melalui Yesus Kristus. Maka pengorbanan Yesus telah membuka jalan baru. Inilah yangvharua kita syukur Yesus sendiri telah menjadi kurban persembahan dan sekaligus sebagai imam besar yg menjadi pendamaian bagi Allah. 


Ibrani 10:16-18 (TB) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,  

dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." 

Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa. 


Penhorbanan Yesus di Salib menjadi pperjanjian baru dengan umatNya. Allah tidak menuliskan TauratNya lagi di dua log batu, tetapi tertera di hati setiap orang. 


B. Pesan praksis Jumat Agung bagi kehidupan umat manusia kini


Dalam kotbah minggu ini, lebih banyak menekankan pesan praksis akan pengorbanan Yesus Kristus dalam kehidupan orang percaya. Apalavi kita yang menghadapi isu kemanusiaan. Pembantaian dari kelompok teroris di Moskow pada suatu acara Konser telah memakan korban 60 orang meninggal dan 100 lebih luka-luka dan pengalaman trauma masyarakat berada di tempat publik yang sulit dipulihkan. 


Kita juga prihatin atas tragegedi kemanusiaan di Jalur Gajah, ribuan meninggal dan saat ini issu kelaparan dan kekurangan makan. Menurut pemberitaan CBNC Minggu 24 Maret 2024 mengutip pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel Jalur Gaza telah meningkat menjadi 32.142 orang dan 74.412 lainnya luka. 


Perang Rusia vs Ukraina masih terus berlangsung dan mengakibatkan berbagai dampak bagi uni Eropa dan dunia. Tentu masih banyak lagi peristiwa yang terjadi disekelingleing kita termasuk dampat Pemiku saat ini di Indonesia. Menurut pemberitaan Aljazeraa sampai dengan bulan Februari 2024 terhitung 31.000 pasukan Ukraina meninggal ditambah lagi kerugian. Selangkapnya saya kutip pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky: "Kami melihat ke arah musuh: Ekonomi mereka hampir US$ 2 triliun (Rp 31 ribu triliun), mereka menggunakan hingga 15% anggaran resmi dan tidak resmi untuk perang, yang berjumlah lebih dari US$ 100 miliar (Rp 1.560 triliun) setiap tahunnya," katanya.

Ini masih dari pihak Umraina, tentu lagi dari pihak Rusia. 


Peperangan, perselisihan, permusuhan dan ketidak harmonisan adalah dampak dosa bagi manusia. Dosa merusak pribadi manusia yang segambar dengan rupa Allah menjadi permusuhan, kebencian dan tertentangan. Manusia membela dan mempertahankan diri dengan menyalahkan dan melenyapkan orang lain. Perdamaian adalah jalan baru menuju kehidupan yang harus disuarakan. Kristus yang mengalahkan dosa harus menang untuk mendamaikan manusia yang dilanda perang, perseteruan dan permusuhan.


Dalam berbagai persoalan dunia dan masalah yang terjadi disekitar kita di Jumat Agung ini marilah menyimak dan membuat refleksi mengubah kehidupan kita dengan memaknai pesan penting dan maha agung untuk kemanusiaan kita yang lebih manusiawi, membangun relasi yang baik dan saling mengampuni demi mengurangi penderitaan umat manusia. 


Pada bagian berikut saya mencoba mengarahkan kita untuk memaknai ajakan Jumat Agung ini dalam kehidupan kita kini dengan titik berangkat dari ajakan Firman Tuhan dalam kotbah Minggu ini yaitu: "marilah..!". Ada tiga kali disebutan.oleh penulis Ibrani, ajakan ini sangat berguna untuk membangun kehidupan ini.


Ibrani 10:23-25 (TB) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 

Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. 


Berikut ini marilah kita simak ajakan kotbah minggu dalam kebidupan umat Allah dalam konteks kekinian kita. 


2.1. Marilah berpegang teguh dalam pengakuan dan pengharapan


Gereja berdiri diatas pengkuan iman. Pengakuan iman adalah dasar kepercayaan kita. Dalam sejarah gereja pengakuan iman ini menjadi dasar untuk mensortir berbagai ajaran-ajaran yang menyesatkan gereja dari berbagai ajaran yang dibawa oleh pengajar-pengajar palsu. Bapak-bapak gereja diberi hikmat sehingga rumusan pengakuan iman yang berdasarkan Alkitab menjadi patron bagi kita memahami iman kekristenan dan sekaligus memelihara iman kekristenan dari berbagai ajaran palsu.


Umat Kristen hingga saat ini terus diuji dengan berbagai tantangan yang muncul dari internal gereja maupun dari eksternal gereja. Ajaran internal yang muncul dari kekristenan bisa berupa berbagai pengajaran yang ekstrim, radikal dan bidaat-bidaat yang menyesatkan. Sedangkan dari eksternal munculnya pengaruh ajaran atau teori-teori yang menggugat kebenaran Alkitab seperti teori-teori sains yang tendensius yang berusaha meniadakan kebenaran ajaran Alkitab. Selain itu ajaran-ajaran materialisme dan kehidupan yang menggiring orang kepada pragmatisme kehidupan. Semua itu mempengaruhi iman kita di jaman ini. 


Swlain menghadapi bidaat dan ajaran-ajaran palsu, gereja mula-mulu diperhadapkan dengan pengejaran dan penganiayaan. Dalam.keadaan demikianlah penulis Ibrani menyapa untuk tetap berpegang tegunh dalam iman dan kokoh akan pengharapan.


Peristiwa Jumat Agung mengingatkan kita untuk berpegang teguh pada ajaran iman, warisan pengakuan iman yang terus dihayati dan diaplikasikan hingga mampu menghadapi tantangan jaman. Pesan kotbah jumat agung ini, sekaligus seruan kepada kita untuk berpegang teguh pada pengakuan iman dan pengharapan di dalam salib Yesus Kristus. 


Itulah sebabnya para rasul dan penulis-penulis Perjanjian Baru mengingatkan gereja agar berpegang teguh pada pengajaran rasul yang telah diterima baik secara tertulis maupun lisan. 2 Tesalonika 2:15 (TB) Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.


2.2. Marilah peduli dan saling mendorong di dalam kasih.

Darah Kristus yang tercurah di kayu salib semakin mendorong kita peduli terhadap sesama. Kepedulian dan hidup dalam kasih merupakan tanggungjawab iman orang percaya menghayati kasih Allah pada manusia. Salib adalah bukti dimana Allah memperhatikan kesengsaraan umat manusia yang telah jatuh di dalam dosa. Dosa telah membuat manusia hidup terang dari kasih Allah, salihlng menyalahkan dan menjatuhkan dan konsekwensi dosa adalah maut. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari kuasa dosa. Setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia menjadi hamba dosa. Seperti seorang hamba tidak dapat merdeka tanpa ada yang menebusnya. Disinilah peristiwa salib sebagai tindakan penebusan Allah dari perhambaan dosa. Pengorbanan Kristus di kayu salib adalah pebusan dengan harga yang lunas dibayar agar kita terbebas dari hamba dosa. 1 Korintus 6:20 (TB) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 


Peristiwa salib adalah solidaritas Allah. Allah peduli pada kehidupan manusia yang harus menghadapi konsekwensi dosa, yaitu kematian. Allah peduli sehingga Ia menganuegerahkan Yesus, sehingga barang siapa yang percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Pesan ini sangat penting dimaknai sehingga setiap orang yang mengenang peristiwa salib harus hidup di dalam kasih. Pengorbanan Yesus mati di kayu salib adalah bukti solidaritas Allah pada kita. Jika Yesus berkorban, mempersembahkan hidupnya untuk kebaikan kita manusia, maka manusia yang menerima darah Yesus memberikan perhatian dan keperdulian terhadap sesama.


Darah Yesus mempersekutukan kita menjadi saudara, tidak ada ikatan yang paling sempurna menyatukan hubungan manusia di luar kasih Yesus. Kasihnya dan pengorbanannya menjadikan kita satu di dalam Yesus kristus. Darah Yesus mempersekutukan manusia tanpa membedakan benua, latar belakang ekonomi, status sosial, etnis atau identitas apapun yg dapat membedakan dan memisahkan kita dengan yang lainnya kita satu di dalam Yesus Kristus.


Persekutuan di dalam Yesus Kristus menanggalkan segala perbedaan. Sungguh indah persekutuan di dalam diri Yesus Kristus, yang berbeda disatukan. Yang bertikai di damaikan, yang abuabu diterangi, yang jauh menjadi dekat. Karena itu jangan tinggalkan persekutuan yang indah ini, persekutuan yang diikat dan dimateraikan di dalam darah Yesus Kristus.


2.3. Marilah saling menasihati dan giat dalam pekerjaan Tuhan.


Dalam kehidupan sehari-hari ada saja kesalahan, kekurangan bahkan kelebihan orang lain yang tidak tepat. Hal-hal semacam itu dapat merusak persekutuan, mengurangi semnfat orang lain dalam.pekerjaan Guhan serta dapat menjadi perpecahan da . Jumat agung ini menyapa kita untuk saling menasihati, jika ada yang salah saling memaafkan, jika ada gangbkursng saling menutupi kekurangan dan jika ada yang berlebihan saling meneger dan menasihati. 


Persekutuan orang percaya adalah persekutuan yang dibangun di dalam darah Yesus yang tercurah. Oleh darahNya kita semua untuk saling memeriksa diri dan membuka diri terhadap nasihat dan masukan orang lain dalam kekurangan kita. 


Salib Kristus jugaenjadi motivasi bagi setiap orang untuk giat bekerja dan melayani dalam pekerjaan Tuhan. Mungkin ada yang sudah lelah dan jenuh pekerjaan baiknya belum menghasilkan perubahan. Atau jerih juah yang selama ini dilakukan tidak mendaoat pengharagaan malah dilecehkan dan diremehkan. Apapun sikap orang terhadap perbuatan baik yang dilakukan, lakukanlah terus karena kebaikan yang dilakukan adalah persembahan kita kepada Yesus Kristus yang rela mati dan mengorbankan diriNya agar kita hidup.


Inilah jalan baru di dalam pengorbanan Yesus Kristus, yang mengamanatkan kepada kita untuk berpegang tegung pada warisan pengakuan iman, semakin peduli akan perbuatan baik dan membangun persekutuan yang indah serta giat dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini.


Salam Jumat Agung

Pdt Nekson M Simanjuntak



Jumat, 22 Maret 2024

LIHAT, RAJAMU DATANG KEPADAMU

Kotbah Minggu Palmarum, 24 Maret 2024

Ev. Matius 21:1-11




LIHAT, RAJAMU DATANG KEPADAMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, 

Minggu Palmarum merupakan suatu minggu yang sangat pendting dalam kalender gerejawi. Palmarum berarti "palm" (pohon kelapa dan sejenisnya) atau daun-daunan hijau. Minggu Palmarum ini ditetapkan untuk mengenang peristiwa penyambutan penduduk Yerusalem kepada Yesus saat memasuki kota terpenting ini. Saat prosesi memasuki Yesusalem, Yesus disambut dengan sorak-sorai, penduduk berjajar di sepanjang jalan dan mereka menyanyikan: Hosanna, diberkati orang yang datang di dalam nama Tuhan. Hosanna bagi Anak Daud sambil meletakkan daun-daun hijau atau palm di jalan yang dilalui Yesus. Peristiwa palmarum ini dapat dibaca dalam Lukas 19:28-45, Matius 21:1-19,  Markus 11:1-10 dan Yohanes 12:12-15. 


Dalam versi Lukas urutan pemberitaan tentang peristiwa Palmarum ini sangat menarik.  Pertama disebutkan bahwa "setelah mengatakan semua itu" (19:28). Peryataan itu sangat penting, sebelum memasuki Yerusalem Yesus sudah melakukan tugas pelayanan dengan tuntas;  teaching (pengajaran), preaching (kotbah) dan healing (penyembuhan). Maka setelah itu Yesus hendak menyempurkanakan missinya di dunia dengan memasuki Yerusalem. 


Kedua, dalam Versi Markus dan Matius tidak jauh berbeda mengenai percakapan Yesus muridNya yang diutus untuk mengambil keledai yang dibutuhkan oleh Yesus.  Namun versi Markus menekankan pentingnya Yesus memasuki Yerusalem untuk memeriksa semua persiapan Paskah karena Yesus. Sedangkan versi Matius menekankan tentang penggenapan PL dan kehadiran Yesus membuat penduduk Yerusalem gempar dan bertanya tentang siapa Yesus.  Sedangkan ketiga  dalam versi Yohanes kita tidak menemukan peristiwa pengutusan Yesus terhadap muridnya bagaimana mereka mengambil keledai, langsung pada cerita perjalanan Yesus ke Yerusalem disambut dengan sorak-sorai penduduk Yerusalem dan Yesus naik diatas keledai. 


Sebelum memasuki Yerusalem, Yesus telah menyuruh muridnya untuk mengambil keledai. Yesus menaiki keledai sebagai tanda yang signikan bahwa Yesus hadir membawa damai. Keterangan ini sangat penting bahwa ada rencana yang matang memasuki Yerusalem. Disisi lain penduduk Yerusalem mempersiapkan diri menyambut Yesus yang sudah sangat dikenal dari Galilea, Yudea dan terakhir di Yerusalem. Yerusalem adalah pusat ibadah dikota ini ada Bait Allah. Bait Allah adalah pusat peribadatan dan di dalam Bait Allah imam besar memasuki ruang  maha kudus untuk meyampaikan korban penghapusan dosa. Hal ini menggenapi Imamat 14:19 (TB)  Imam harus mempersembahkan korban penghapus dosa dan dengan demikian mengadakan pendamaian bagi orang yang akan ditahirkan dari kenajisannya, dan sesudah itu ia harus menyembelih korban bakaran.

Yesus memasuki Yerusalem hendak menggenapi janji Allah menyelamatkan umatNya. Yesus menyerahkan diriNya menjadi korban penghapusan dosa dan perdamaian.. Inilah yang harus dirayakan dan diberitakan oleh orang percaya bahwa suatu perbuatan besar telah terjadi yaitu keselamatan di dalam pengorbanan Yesus Kristus. Pengorbanan Yesus adalah peristiwa besar yang harus disyukuri. Yesus, Mesias, anak Allah yang datang di dalam nama Tuhan.


Baiklah kita menggali beberapa pokok penting dari kotbah ini dan sekaligus menjadi persiapan diri kita untuk merayakan jumat agung dan paskah.


1. Sambutlah Yesus: Dia Yuruselamat, pendamai dan lemah lembut serta mahatahu.


Berkaitan dengan tema minggu: Lihat, Rajamu datang kepadamu. Marilah kita melihat figur Yesus yang diberitakan dalam kotbah minggu ini. Ada beberapa keterangan yang kita gemukan. Pertama mereka menyanyikan dan menyambut Yesus dengan hosanna. Nyanyian hosana meruoakan sambutan kepada raja. Dalam pengertian Mesias yang diurapi oleh Allah menyelamatkan Israel. Yesus adalah Raja, Mesias sang Yuruselamat yang telah dinanti-nantikan.  


Yesus memasuki Yerusalem bukan dengan naik kuda simbol perang dan kekuasaan. Namun mengenderai seekor keledai, kehadiran Yesus yang membawa kabar baik dan membawa damai sejahtera.  Hal ini jugalah yang dinubuatkan oleh Zakharia 9:9 (TB)  Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. 


Jadi kehadiran Yesus sebagai raja, bukanlah raja penguasa dunia, tetapi raja yang menghadirkan keselamatan dengan cara damai. Pendamaian Allah dengan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus. 


Berikutnya adalah bagaimana kita memaknai "rajamu datang kepadamu". Yesus adalah raja yang rendah hati dan bersedia melayani turun langsung dan datang melawat umatNya. Dia hadir dalam penderitaan yang dialami oleh umatNya. Ini berbeda sekali dengan raja dunia pada umumnya. Dalam penderitaan gang dialami rakyat umumnya rakyatlah datang menghadap kepada raja untuk memohon pertolongan dan belaskasihan raja.  Namun disini berbeda, Yesus datang kepada kita membawa keselamatan, kasih karunia Allah.


Hal yang tidak mungkin juga kita abaikan dari catatan dari cerita Yesus memasuki Yerusalem  adalag sepenuhnya Yesus mengetahui apa yang akan terjadi di depan. Yesus telah mengetahui bagaimana dia akan disambut, bagaimana seekor keledai muda diikat dan jika ditanya katakan pada mereka:  Tuhan memerlukannya. Disini Yesus memberitahukan apa yang akan terjadi dan peristiwa itu seturut dengan apa yang telah disampaikan oleh Yesus. Atas peristiwa ini kita hendak menyatakan kemahatahuan Tuhan Yesus dan Yesus perencana yang baik tentang apa yang akan terjadi. 


Dengan pengenalan Yesus yang demikian kita semua siap-siap untuk menyambutNya karena Dia datang membawa keselamatan dan damai sejahtera. 


2. Ketaatan murid Kristus: berbuat seperti yang ditugaskan oleh Yesus.


Bagian kedua yang perlu kita dalami dari kotbah Palmarum ini adalah catatan yang dibuat oleh Penulis Matius. Disebutkan dalam Matius 21:10-11 (TB)  Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" 

Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea." 


Maka gemparlah seluruh kota itu? Apa yang membuat gempar kota Yerusalem? Baiklah kita maknai dimana pekerjaan, tugas dan missi akan berhasil jika dilakukan dengan taat. Atas semua pekerjaan tersebut maka semua orang akan gempar. Jadi bagaimana seluruh kita Yerusalem gempar setelah Yesus dielu-elukan semuanya bermuara pada "ketaatan melakukan missi Allah".


Yesuslah telah menjadi teladan dalam ketaatan. Yesus datang ke Yerusalem sebagai bukti ketaatanNya memenuhi janji Allah dan melaksanakan seluruh missi keselamatan Allah. Yesus sendiri mengetahui apa yang akan terjadi di Yerusalem, sampai tiga kali Yesus memberitakan kepada para murid tentang penderitaan yang akan dialami Yesus. Yesus adalah Anak Domba Allah, yang dipersembahkan untuk tebusan dosa. Yesus tahu segala konsekwensi yang akan dijalani di Yerusalem.  Mulai dai Gabbatha  (pengadilan) Via Dolorosa (jalan sengsara) hingga Golgatha (salib). Yesus menjalani semua karena ketaatan kepada missi Allah. 

Filipi 2:8 (TB)  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Band 1 Petrus 2:24)


Ketaatan kedua yang oerlu dipelajari disini adalah ketaatan para murid. Mereka melakukan apa yang dipesankan oleh Tuhan Yesus. Matius 21:6 (TB)  Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.  Ketika mereka diutus Yesus pergi ke pasar dan membawa keledai muda yang sedang terikat. Jika ada yang bertanya mereka menjawab seperti yang telah dipesankan oleh Yesus.  Disini tidak ada dialog atau negosiasi murid terhadap pesan Tuhan Yesus. Mereka pergi dan melakukan apa yang telah ditugaskan oleh Yesus kepada mereka.


Dalam melakukan tugas dan missi, mujizat dan keberhasilan akan terjadi jika dikerjakan dengan tulus, bukan dengan sungut-sungut atau oertanyaan yang macam-macam dan pada akhirnya berujung pada penolakan. Orang yang taat melakukan tugasnya akan menemukan hasil lebih dari yang dipikirkan. 


Pelajaran ketiga sebsgai ketaatan bisa juga dilihat dari sudut pandang pemilik keledai dalam cerita ini. Bagaimana seorang pemiliknya melepaskan begitu saja miliknya dibawa oleh orang lain hanya dengan satu kalimat: Tuhan memerlukanNya. Tentu disitu ada keyakinan, kepercayaan dan ketulusan bahwa miliknya dapat dipergunakan kepada hal yang berguna bagi orang lain. Bagaimana kita mengembangkan keyakinan seperti itu, dapatkah kita memberikan atau mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk hal yang diperlukan oleh Tuhan? 


Elia melakukan mujizat dihadapan janda di Sarfat, berilah aku makan, kata hamba Tuhan ini. Janda sudah tidak memiliki roti, tinggal segenggam tepung dan sedikit minyak, namun Elia berkata berilah buatkanlah dan berikan pertama buat Elia. Janda itu tulus.membuatnya seperti yang dikatakan oleh Abdi Tuhan. Mujizat pun terjadi, tepung dan minyaknya tidak habis-habis, menjadi bekal bagi penduduk Darfat sampai kemarau berakhir. 


Mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk pekerjaan Tuhan, tidak akan berkurang atau bahkan kehilangan. Justru persembahan yang dipersembahkan untuk hal yang dibuthkan Tuhan akan menjadi pekerjaan yang besar. 


3. Sekali hosana tetap hosana: komitmen dan konsistensi


Pada bagian ketiga ini baiklah kita membuat refleksi, bahwa beriman itu itu harus setia dan konsisten.


Matius 21:9 (TB)  Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"  


Seruan hosanna disini adalah harapan orang banyak, Yesus akan naik tahta dan memimpin Israel sebagai bangsa sebagaimana kepemimpanan Daud. Padahal missi Yesus adalah menjadi raja damai yang mendamaikan Allah dengan manusia. Konsep keselamatan yang dibawa Yesus bukanlah konsep keselamatan dan memulihkan kerajaan Israel melainkan Kerajaan Allah. Dalam kerajaan Allah kuasa dosa akan dikalahkan.  itulah missi Yesus ke Yerusalem yang mati dan dibangkitkan untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Jika kita baca cerita selanjutnya orang banyak yang hadir dan yang mengeluelukan Yesus dengan hosanna kecewa akan dengan harapan hosanna mereka, itulah sebabnya mereka berbalik dari hosannna menjadi:  salibkan dia! salibkan dia! pada peristiwa Gabbatha. Mengapa seruan mereka berbalik dari pujian ke hujatan, karena tak sesuai dan yg diharapkan. Dalam iman, Hal yang selalu kita ingat adalah membenamkan harapan di kehendak Allah.


Dengan demikian seruan Hosaana dalam minggu palmarum ini tentu selalu mengingatkan kita bahwa pujian dan elu-elu yang kita sampaikan pada saat yang sama adalah membuka hati kita kepada kehendak Allah. Dengan demikian hossanna harus dimaknai dengan suatu pemahaman kita mesti menyesuaikan harapan kita kepada kehendak Allah. Biarlah kehendak Allah yang terjadi. 


Pelajaran penting peristiwa Palmarum merupakan tragedi, jika kita lihat dari sudut waktu, bahwa peristiwa Palmarum ada pada hari minggu, bagaimana sambutan itu secara luar biasa, mengaungkan Yesus sebagai Mesias Anak Allah dan meletakkan palmarum atau kain yang mereka milik sebagai penyerahan diri dan tunduk kepada Mesias. Namun pada Kamis ada murid yang berhianat dengan 30 dinnar. Demikian pada jumat subuh, penduduk Yerusalem deras menyuarakan salibkan Yesus dan bebaskan Barabas. Dalam situasi yang terjepit Demikian Petrus murid yang dikasihi itu harus menyangkal Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok, murid yang lain diam dan tidak ada reaksi, orang banyak berteriak salibkan Dia, salibkan Dia? Bukanlah mereka penduduk Yerusalem dari anak-anak hingga orang tua mengelukan Hosanna? Namun berubah menjadi: salibkan Dia. Bahkan menyerukan lepaskan Barabas sang penjahat. Saat pikiran tak normal dan kebencian menguasai roh dan jiwa seseorang bisa saja membenarkan kejahatan ketimbang membela orang yang yang sudah berbelas kaaih pada kita.


Kotbah minggu Palmarum ini mengajak kita menjadi murid yang berharga, murid yang setia dan konsisten mengikut Yesus. Murid yang terus mengucapkan hosana dengan komitmen yang kuat. Hanya dengan demikianlah missi Allah akan terus dikumandangkan. Tanpa konsistensi dan komitmen murid hanya seorang yang prakmatis, penikmat anugerah murahan bukan sebagai murid yang setia memberitakan Injil dan memikul salib Kristus. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 16 Maret 2024

KEPUTUSAN TUHAN TIDAK AKAN BERUBAH

Kotbah Minggu Judika, 17 Maret 2024

Ev. Yeremia 31:35-37



KEPUTUSAN TUHAN TIDAK AKAN BERUBAH


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk percaya bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini bukan kebetulan, tetapi merupakan keputusan Allah. Keputusan Tuhan pasti mendatangkan kebaikan. Sekalipun keputusan Tuhan terjadi pada diri kita tidak seperti yang diharapkan. Namun kita harus percaya Tuhan bekerja mendatangkan kebaikan dibalik semua yang dijalani. Hal inilah yang diyakinkan oleh nabi Yeremia kepada umat Allah di dalam pembuangan.  


Bagaimana kita menjalani keputusan dan ketetapan Tuhan dalam hidup ini apalagi yangbterjadi bukan seperti yang diharapkan? Dalam suka dan duka, bahagia dan menangis hidup ini harus dijalani sebagai keputusan Tuhan. Kotbah ini memberi pelajaran, bukan berarti saat kesedihan menimpa Tuhan sudah jauh dan tidak mengasihi lagi. Kesedihan yang mendalam dapat dioakai Tuhan untuk kebaikan kita. Pandangan seperti inilah hang dijelaskan oleh nabi Yeremia dalam kotbah Minggu ini. Umat Tuhan dalam pembuangan memiliki pertanyaan besar? Apakah kesulitan, penderitaan dan hal buruk yang menimpa orang percaya adalah keputusan dan ketetapan Tuhan? Mengapa penderitaan itu menimpa umat orang percaya? Apakah Tuhan tidak memgasihi umatNya yang percaya kepadanya? Jika sayang mengapa Tuhan membiarkan umatNya menderita dalam pembuangan Babel? Inilah pertanyaan umat Tuhan di masa Pembuangan. Mereka terpukul berat dan sulit menerima kenyataan menjadi orang buangan, bukan sebentar namun cukup panjang selama 70 tahun. Yerusalem kota kebanggaan hancur menjadi puing. Bait Allah yang dikagumi sebagi simbol kehadiran Allah telah dirobohkan rata dengan tanah dan tak satu pun batu bertindih. Sungguh menjadi pukulan berat sebagai umat Allah menerima tahluk di bawah kekuasaan Babel dan mereka diangkut ke pembuangan. Mungkinkah Tuhan telah melupakan umatNya?

 

Pasal 31 kitab Yeremia ini, berisi tentang nubuatan pemulihan Tuhan atas umatNya. Yeremia menjelaskan bahwa Tuhan tidak pernah lupa akan umatNya. Tuhan tetap memandang mereka dari jauh, dan memperhatikan mereka dari dekat. Tuhan ada dan bersama-sama mereka dalam penderitaan yang mereka alami. Tuhan mengasihi mereka da melanjutkan kasih sayangNya yang kekal. Tuhan telah menetapkan mereka jadi umatNya, keputusan dan ketetapan itu tetap berlaku selamanya.

Yeremia dalam nubuatannya meyakinkan kembali umat Allah bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan mereka. Band. Yesaya 54:7 (TB) Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.


1. Tuhan semesta alam penentu segalanya


Allah adalah pencipta dan berkuasa atas segala ciptaanNya. Allah menciptakan segala sesuatu menjadi ada, menerbitkan matahari di siang hari dan menetapkan bulan dan bintang memancarkan sinar di malam hari. Tidak ada sesuatu yang terjadi di dunia ini tanpa ketetapan Tuhan.  


Untuk memudahkan bagaimana kuasa atau otoritas Tuhan atas umatNya Yeremia menyebutkan Tuhan itu seperti seorang tukang Periuk dalam membentuk tembikar atau tukang Periuk (Yermia 18:2dyb). Gambaran Allah sebagai tukang periuk hendak menjelaskan bahwa Allah berkuasa sepenuhnya untuk membongkar atau membangun sampai terbentuk sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadi terbentuknya tembikar merupakan keputusan dan ketetapan dari pembuatnya.


Dalam pasal 31 ini otoritas Allah sebagai pencipta diperkenalakan oleh Yeremia kembali. Tuhan menetapkan matahari berisinar di siang hari dan menetapkan bulan dan bintang bersinar di malam hari. Tuhan pula yang membuat gemuruh ombak di laut. Artinya tidak ada aktifitas di alam ini yang tidak ditentukan oleh Tuhan semesta alam.


Dengan pemahaman ini, Yeremia hendak meyakinkan agar percaya pada ketetapan Tuhan. Tuhan lah yang menentukan segalanya. Yeremia hadir untuk meyakinkan umat Tuhan memaknai arti pembuangan Babel. Apa yang terjadi dalam sejarah umat Tuhan, sepenuhnya tergantung kepada Sang Pencipta. Tuhan tahu apa yang sedang terjadi dan akan terjadi. Dalam semua itu umat Tuhan percaya dan mengkuti ketetapanNya. Pembuangan bukanlah bukti bahwa Tuhan tidak mengasihi umatNya. Mereka adalah umatNya yang diikat dengan perjanjian kekal. Di balik pembuangan ada kehendak Tuhan yang dinyatakan dan masa pembuangan Tuhan tetap mengasihi mereka dan membentuk umatNya yang setia dan teruji. 


2. JanjiNya tetap sepanjang waktu


Apakah pembuangan meruoakan akhir sejarah umat Allah? Akankah Israel yang disebut umat pilihan akan lenyap dalam sejarah? Pertanyaan ini sulit dijawab, karena keadaan mereka dalam pembuangan. Seolah masa depan Israel akan sirna.


Tuhan tetap setia pada janjiNya. Mereka menjadi umat Allah, dan Allah menjadi Allah mereka. Perjanjian Allah kekal dari Bapa leluhur Abraham, Ishak dan Yakub. Kejadian 22:17-18 (TB) maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."  


Saat Bangsa Israel meminta Israel menjadi satu kerajaan, Natan juga memberkati Daud bahwa kasih setia Tuhan tidak akan lenyap dari keturunannya. 2 Samuel 7:15-16 (TB) Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.

Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." 


Janji Tuhan ini bukanlah harapan palsu , tetapi ketetapan Tuhan yang mengikat perjanjian kepada umatNya. Memang dalam suatu perjanjian, jika ada yang melanggar janji maka janji itu dengan sendirinya akan batal. Bangsa Israel tidak setia memelihara janji, mereka berbalik dan sering meninggalkan tuhan berbalik kepada Ilah lain. Namun sekalipun umat Tuhan itu ingkar akan janji namun Tuhan tetap memelihara janjiNya. Kasih setia Tuhan tidak akan hilang dari hadapan Israel. Mereka akan tetap dipelihara sepanjang masa. 


Untuk memperbaharui bangsa Israel yang ingkar janji itu, Nabi Yeremia menjelaskan sikap Allah. Allah menebus pelanggaran mereka dan akan memulihkan mereka serta mengadakan perjanjian baru dengan mereka. 

Yeremia 31:31, 33 (TB) Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 

Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 


Dengan demikian tidak boleh ada keraguan akan kesetiaan Tuhan memelihara janjiNya. Sekali Tuhan berjanji, janji itu kekal selamanya. Karena itu dalam keadaan terbuang mereka harus bertahan dan setia dalam.ketetapan-ketatapan Tuhan, memelihara Taurat sebagai bukti mereka sebagai umat pernjanjian.


Bagaimana Tuhan memulihkan keadaan umatNya? Mungkin sulit dipikirkan dan bagi orang yang tidak percaya hal itu mungkin hanyanilus belaka. Namun lihatlah dalam sejarah Israel, Allah memakai Raja Koresh membebaskan dan memulangkan Umat allah dari pembuangan Babel. Bukan hanya itu tetapi membekali dan meminta dukungan provinsi lain di selurub kerajaan Persia untuk mendukung pembangunan tembok Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Allah. 


Max Isaac Dimont penulis buku "Yahudi, Tuhan dan Sejarah" mencoba memperkenalkan apa yang membuat bangsa Yahudi terrus bertahan dan berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Dimana kekuatan Yahudi dibalik kematian peradaban bangsa-bangsa lain. Menurut Max Isaac Dimont selama 4.000 mereka memiliki sejarah yang mengalir paralel bahkan berbenturan dengan budaya lain namun mereka tidak dipengaruhi oleh budaya asing. Selama 3.000 tahun mereka tanpa negara sendiri, hidup dalam hegemoni peradaban Mesir Babelonia, Persia dan Romawi, Eropa, Kerajaan Islam namun tetap Yahudi mempertahankan identitas etnik mereka yang kuat. Budaya bangsa lain telah lenyap ditelan sejarah namun Yahudi tetap bertahan. Kekuatan terletak budaya, keyakinan dan Talmud yang mempersatukan mereka sepanjang sejarah. 


Apa yang disampaikan Max Isaac Dimont meyakinkan kita akan janji Tuhan yang kekal. Israel akan tetap ada dihadapan Tuhan sepanjang masa. Itu bukan karena ketaatan mereka namun sebagai karya Tuhan yang setia pada ketetapanNya.


3. Hikmat Tuhan yang tak terselami


Pada bagian ketiga ini kita dihantarkan oleh nabi Yeremia untuk mengikuti cara bertindak Allah. Tindakan dan perbuatannya sungguh tidak terselami. Inilah yang disebut dengan misteri tindakan Tuhan dalam kebidupan orang. Allah mendatangkan kebaikan bukan hanya pada saat yang manis dan membuat kita bahagia, namun air mata dan kesedihan dapat dipakai Tuhan untuk menunjukkan kasihNya. 


Cara bekerja Tuhan tidak terselami pikiran logis semata, bahkan sering terjadi kebalikan dari apa yang kita minta. Kita minta kekuatan, namun Tuhan memberikan pergumulan. Kita meminta berkat namun orang datang memohon pertolongan kepada kita. Dengan menjalani pergumulan kita menjadimluat, saat mampu memberi dari kekurangan kita telah memiliki murah hati.


Cara Tuhan bertindak tidak terselami dengan akal dan pikiran. Seperti langit diatas tar terukir dan dasar-dasar bumi di laut tak terselami. Menegaskan hal ini Nabi Yesaya pernah berkata: Yesaya 55:8-9 (TB) Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. 

Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. 


Paulus juga menjelaskan hikmat Allah ini, jika ada orang yang menganggap diri bijak janganlah bermegah dengan kebijakannya tetapi baiklah kkta menerima dan menjalani hikmat Allah dalam hidup ini. 1 Korintus 1:25 (TB) Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.


Cara kerja Tuhan tidak terselami, Tuhan dapat menghadirkan kebaikan dari suatu kejadian yang tidak kita sukai. Maka baik dan buruk keadaan yang terjadi jalani hidup dengan penuh keyakinan.


Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini memgingatkan kita untukmpercaya pada Tuhan. Apa yang terjadi di dalam bidup inj meruoakan keputusanNya. Jika terhadi hal yang tidak kita inginkan, percayalah keputusan Tuhan terbaik dalam hidup. Tuhan lah yang berkuasa atas segala keadaan dan menjadikan segala sesuatu terjadi. Tugas kita adalah menjalani hidup ini menurut ketetapanNya. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


Senin, 11 Maret 2024

MELAYANI DENGAN KERENDAHAN HATI

 KOTBAH MINGGU LETARE, 10 MARET 2024

Ev. Yohanes 3: 22-30




MELAYANI DENGAN KERENDAHAN HATI


Selamat Hati Minggu! Kotbah Minggu ini tertulis pada  Yohanes 3,22-36 tentang kesaksian Yohanes Pembaptis. Yohanes menjadi dalam pengabdian dan pelayanan. Hidupnya dipersembahkan untuk mempersiapkan orang banyak menerima Yesus. Dia rendah hati dan seluruh pelayanannya semata-mata untuk memuliakan Tuhan. Bahi Yohanes Pembaptis, Yesus harus semakin besar dan dia harus semakin kecil. 


Ketika Yesus tampil dengan murid-muridNya, rupanya di antara pengikut Yohanes Pembaptis memperhatikan pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat dimana Yedus membaptis banyak orang. Hal itu menggelisahkan murid-murid Yohanes karena menurut pemikiran mereka kedatangan Yesus dianggap sebagai rivalitas terhadap guru mereka. Maka murid-murid itu datang kepada Yohanes Pembaptis mempertanyakan perihal Yesus dan pelayananNya yang melakukan baptisan.  Kehadiran murid-murid Yohanes Pembaptis mempertanyakan hal tersebut membuat persoalan terang benderang. Yohanes menjelaskan secara apik bahwa kehadiran Yesus dan murid-muridNya yang memulai pelayanan bukanlah rival atau sesuatu yang mesti diperdebatkan tetapi justru sesuatu yang harus disyukuri; ibarat kebahagiaan para sahabat melihat kebahagiaan pengantin yang bersukacita. 


Selain itu, Yohanes Pembaptis menyadari betul akan tugasnya sebagai pendahulu, dia bukanlah mesias dia hanya perintis yang membuka jalan sebelum Mesias datang. Dia yang datang setelah Yohanes Pembaptis itulah Mesias yang ditunggu-tunggu. Peran Yohanes sebagai perintis dan pembuka jalan bagi Mesias; mempersiapkan jalan, meratakan bukit dan menutup lubang agar jalan Mesias yang ditunggu itu disambut dengan baik. Sama seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya dalam Yesaya 40:3-4 (TB)  Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! 

Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; 


Yohanes Pembaptis lebih jauh memberikan kesaksian tentang Yesus yang sangat perlu diketahui para murid-muridnya dan sekaligus menyelesaikan masalah yang diperdebatkan oleh murid-muridnya.


1. Yohanes Pembaptis mencerahkan murid-muridnya


Yohanes 3:25 (TB)  Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. 


Murid-murid Yohanes Pembaptis merasa terusik dengan kehadiran Yesus di Galilea yang melayani dan membaptis seperti yang dilakukan oleh gurunya.  Kehadiran Yesus dan murid-muridNya di Yudea dianggap sebagai ancaman terhadap popularitas Yohanes Pembaptis. Sebagai murid pasti mereka bangga dan memfavoritkan gurunya, bukan? Apalagi gurunya sangat tersohor, tokoh yang sangat berani menyuarakan pertobatan, berkotbah di hadapan publik dan telah membaptiskan banyak orang. Telah banyak orang yang bertobat dan menyerahkan dirinya untuk dibaptis. 


Namun kehadiran Yesus yang melakukan pekerjaan yang sama membuat mereka terkejut kok ada orang lain yang mengerjakan pekerjaan yang sama dengan gurunya. Bahkan mungkin lebih berkenan di hati banyak orang. Hal inilah membuat murid-murid Yohanes Pembaptis gusar dan berselisih dengan orang Yahudi.


Syukurlah murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepada gurunya menanyakan perihal Yesus dan pekerjaanNya. Jawaban yang mengejutkan dari Yohanes adalah itu bukan sesuatu yang dipertentangkan justru yang harus disyukuri. Kehadiran Yesus dan pelayanannya merupakan yang ditunggu-tunggu oleh Yohanes Pembaptis, karena Yesuslah Mesias yang ditunggu-tunggu. Kehadiran Yesus, ibarat sukacita seorang pengantin menantikan pengantin perempuan demikian sukacita Yohanes Pembaptis mendengarkan kehadiran Yesus memulai pelayananNya. Jadi kehadiran Yesus bukan sesuatu yang dipertentangkan atau dipermasalahkan tetapi sesuatu yang disyukuri karena waktunya telah tiba Yesus menjalankan missi Mesias di tengah-tengah umatNya.


Bagaimana Yohanes Pembaptis menjawab pertanyaan murid menjadi contoh menyelesaikan perselisihan. Yohanes pembaptis menghilangkan sikap bertentangan, meniadakan bermusuhan namun menjadi sahabat yang dinantikan karena tugas missi Allah. Apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis ini karena hidup dan pelayanannya semata-mata melayani, Yohanes tidak mengambil popularitas dirinya dsri pelayanan yang dilakukan, tetapi tulus dan murni untuk mengarahkan orang menyambut Mesias. Melayani bukan mencari ketenaran atau popularitas diri. Melayani adalah panggilan untuk kemuliaan Yesus Kristus.


Apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis ini perlah kira renungkan dalam konteks pelayanan dan pengabdian kita kini. Dimana ada saja perselisihan dan percekcokan terjadi dalam pelayanan semua itu karena ego, harga diri dan sikap bermusuhan yang dibangun untuk membenci orang lain (band. xenophobia: sikap bermusuhan dimana orang lain dianggap musuh).  Menganggap diri benar yang lain salah, dia baik yang lain jahat. Sedikit berbuat baik ingin dihormati dan mengambil keuntungan diri dibalik pengabdian dan pelayanan. Keuntungan dimaksud bukan saja materi tetapi harga diri, pujian orang dan naiknya harkat dan martabat. Ingatlah jika ada orang yang melakukan hal demikian dalam pelayanan pada akhirnya akan kecewa, apa yang didapat bukanlah respek dan rasa hormat namun kebalikannya. Melakukan kebaikan dalam pelayanan dan pengabdian di dalam masyarakat haruslah tulus dan murni. Pengabdian dan pelayanan haruslah didasari dan disadari sebagai panggilan. 


Yohanes Pembaptis memberikan jawaban yang jelas, sehingga apa yang menjadi perselisihan dikalangan muridnya semuanya terjawab. Murid-muridnya pun akhirnya menyadari bahwa apa yang dilakukan Yohanes bukanlah untuk popularitas sebagai panggilan. Pemgabdian untuk membesarkan nama Yesus. 


Dari semua totalitas pengabdian dan pelayanan haruslah bertujuan memuliakan nama Yesus. Dia harus semakin besar, aku harus semakin kecil. Suatu prinsip yang harus dibangun setiap pelayan atau hamba Tuhan, dan jangan ada yang mengambil popularitas diri dibalik nama pelayanan. Biarlah nama kita tidak dikenang, namun kebaikan yang kita lakukan ada banyak lain bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. 


2. Prinsip Pelayanan: Yesus semakin besar, aku semakin kecil.


Jika Yohanes datang dengan membaptis dengan air, maka Yesus akan membaptis dengan Roh. Ini suatu kebenaran, dimana Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan, namun Kristus hadir untuk pengampunan dan penghapusan dosa serta berkuasa untuk menyelamatkan. 


Menyadari pelayanan adalah panggilan dibuktikan dengan hasil yang dikerjakan. Yohanes melakukan pelayanan denagn tujuan: Yesus harus semakin besar dan dia harus semakain kecil. Kalimat singkat ini merupakan suatu prinsip pelayanan dari Yohanes Pembaptis yang sangat perlu diteladani setiap hamba Tuhan. Yohanes 3:30 (TB)  Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (He must increase, but I must decrease.). Prinsip pelayanan seperti ini merupakan suatu kesadaran yang mesti dimiliki semua pelayan atau yang menamakan diri hamba Tuhan, sehingga Yesus yang semakin dipermuliakan dan diagungkan. Pelayanan bukan mengambil kemuliaan diri dibalik pelayanan kepada Tuhan. 


Dalam banyak hal, ada pelayanan yang mengatasnamakan Yesus namun  bukan Yesus yang semakin dipermuliakan namun diri pelayan tersebut. Ini suatu kesaksian yang sangat berharga dalam prinsip pelayanan.

Dalam banyak hal sering pelayanan yang dilakukan dianggap sebagai investasi untuk dihormati, saat ada kesan tak dihormati akan mudah tersinggung dan dianggap tidak dihormati. 


Dia semakin besar aku semakin kecil. Suatu prinsip yang harus diterapkan dalam pelayanan dan pengabdian di tengah masyarakat. Biarlah apa yang kita lakukan benar-benar sebagai suatu persembahan dan pengabdian tulus, pamrih dan tanpa ada ini itunya. 


3. Otoritas pelayanan Yesus datang dari atas: 


Untuk melengkapi kotbah Minggu ini, perlu juga kita kembangkan pada ayat berikut ini. 

Yohanes 3:27-28 (TB)  Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Selanjutnya Yohanes mengatakan: Yohanes 3:35 (TB)  Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.  (The Father loveth the Son, and hath given all things into his hand.). Disini Yohanes menegaskan  untuk meyakini Yesus itu adalah Anak Allah, yang datang untuk memberikan keselamatan bagi dunia. Tidak ada yang perlu diragukan karena Allah telah segala sesuatu telah dianugerahkan Allah. 


Yohanes mendorong para muridNya untuk percaya kepada Yesus, karena barang siapa percaya kepadaNya akan memperoleh hidup yang kekal. Yohanes 3:36 (TB)  Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." 


Dengan penjelasan Yohanes di atas masalahnya menjadi terang benderang, konflik diantara mereka dapat diatasi. Yesus dan murid-murid bukankah sebagai rival tetapi sebagai pemenuhan dari apa yang dilakukan oleh Yohanes. Jawaban Yohanes terhadap murid merupakan suatu contoh pengelolaan konflik. Jika ada laporan yang mencurigai dan mempertanyakan kehadiran orang asing, tidak usah berpikir negatif atau menggangapnya sebagai ancaman atas kita. Tetapi pelajari dan teliti siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Bagi murid Yohanes yang menganggap kehadiran Yesus dan murid-muridnya sebagai rivalitas dan mengurangi otoritas Yohanes dapat dipahami dan dimengerti.  Yohanes menegaskan bahwa ini adalah sukacita atau kebahagiaan baginya. Yesus harus semakin besar, dirinya harus semakin kecil. Yesus datang dsri atas dan merupakan bagian dari kehendak Allah. Yohanes mendorong mereka untuk percaya kepada Yesus agar memperoleh kehidupan yang kekal. Amin


Salam: 

Pdt Nekson M Simanjuntak



ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...