Jumat, 22 Maret 2024

LIHAT, RAJAMU DATANG KEPADAMU

Kotbah Minggu Palmarum, 24 Maret 2024

Ev. Matius 21:1-11




LIHAT, RAJAMU DATANG KEPADAMU


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, 

Minggu Palmarum merupakan suatu minggu yang sangat pendting dalam kalender gerejawi. Palmarum berarti "palm" (pohon kelapa dan sejenisnya) atau daun-daunan hijau. Minggu Palmarum ini ditetapkan untuk mengenang peristiwa penyambutan penduduk Yerusalem kepada Yesus saat memasuki kota terpenting ini. Saat prosesi memasuki Yesusalem, Yesus disambut dengan sorak-sorai, penduduk berjajar di sepanjang jalan dan mereka menyanyikan: Hosanna, diberkati orang yang datang di dalam nama Tuhan. Hosanna bagi Anak Daud sambil meletakkan daun-daun hijau atau palm di jalan yang dilalui Yesus. Peristiwa palmarum ini dapat dibaca dalam Lukas 19:28-45, Matius 21:1-19,  Markus 11:1-10 dan Yohanes 12:12-15. 


Dalam versi Lukas urutan pemberitaan tentang peristiwa Palmarum ini sangat menarik.  Pertama disebutkan bahwa "setelah mengatakan semua itu" (19:28). Peryataan itu sangat penting, sebelum memasuki Yerusalem Yesus sudah melakukan tugas pelayanan dengan tuntas;  teaching (pengajaran), preaching (kotbah) dan healing (penyembuhan). Maka setelah itu Yesus hendak menyempurkanakan missinya di dunia dengan memasuki Yerusalem. 


Kedua, dalam Versi Markus dan Matius tidak jauh berbeda mengenai percakapan Yesus muridNya yang diutus untuk mengambil keledai yang dibutuhkan oleh Yesus.  Namun versi Markus menekankan pentingnya Yesus memasuki Yerusalem untuk memeriksa semua persiapan Paskah karena Yesus. Sedangkan versi Matius menekankan tentang penggenapan PL dan kehadiran Yesus membuat penduduk Yerusalem gempar dan bertanya tentang siapa Yesus.  Sedangkan ketiga  dalam versi Yohanes kita tidak menemukan peristiwa pengutusan Yesus terhadap muridnya bagaimana mereka mengambil keledai, langsung pada cerita perjalanan Yesus ke Yerusalem disambut dengan sorak-sorai penduduk Yerusalem dan Yesus naik diatas keledai. 


Sebelum memasuki Yerusalem, Yesus telah menyuruh muridnya untuk mengambil keledai. Yesus menaiki keledai sebagai tanda yang signikan bahwa Yesus hadir membawa damai. Keterangan ini sangat penting bahwa ada rencana yang matang memasuki Yerusalem. Disisi lain penduduk Yerusalem mempersiapkan diri menyambut Yesus yang sudah sangat dikenal dari Galilea, Yudea dan terakhir di Yerusalem. Yerusalem adalah pusat ibadah dikota ini ada Bait Allah. Bait Allah adalah pusat peribadatan dan di dalam Bait Allah imam besar memasuki ruang  maha kudus untuk meyampaikan korban penghapusan dosa. Hal ini menggenapi Imamat 14:19 (TB)  Imam harus mempersembahkan korban penghapus dosa dan dengan demikian mengadakan pendamaian bagi orang yang akan ditahirkan dari kenajisannya, dan sesudah itu ia harus menyembelih korban bakaran.

Yesus memasuki Yerusalem hendak menggenapi janji Allah menyelamatkan umatNya. Yesus menyerahkan diriNya menjadi korban penghapusan dosa dan perdamaian.. Inilah yang harus dirayakan dan diberitakan oleh orang percaya bahwa suatu perbuatan besar telah terjadi yaitu keselamatan di dalam pengorbanan Yesus Kristus. Pengorbanan Yesus adalah peristiwa besar yang harus disyukuri. Yesus, Mesias, anak Allah yang datang di dalam nama Tuhan.


Baiklah kita menggali beberapa pokok penting dari kotbah ini dan sekaligus menjadi persiapan diri kita untuk merayakan jumat agung dan paskah.


1. Sambutlah Yesus: Dia Yuruselamat, pendamai dan lemah lembut serta mahatahu.


Berkaitan dengan tema minggu: Lihat, Rajamu datang kepadamu. Marilah kita melihat figur Yesus yang diberitakan dalam kotbah minggu ini. Ada beberapa keterangan yang kita gemukan. Pertama mereka menyanyikan dan menyambut Yesus dengan hosanna. Nyanyian hosana meruoakan sambutan kepada raja. Dalam pengertian Mesias yang diurapi oleh Allah menyelamatkan Israel. Yesus adalah Raja, Mesias sang Yuruselamat yang telah dinanti-nantikan.  


Yesus memasuki Yerusalem bukan dengan naik kuda simbol perang dan kekuasaan. Namun mengenderai seekor keledai, kehadiran Yesus yang membawa kabar baik dan membawa damai sejahtera.  Hal ini jugalah yang dinubuatkan oleh Zakharia 9:9 (TB)  Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. 


Jadi kehadiran Yesus sebagai raja, bukanlah raja penguasa dunia, tetapi raja yang menghadirkan keselamatan dengan cara damai. Pendamaian Allah dengan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus. 


Berikutnya adalah bagaimana kita memaknai "rajamu datang kepadamu". Yesus adalah raja yang rendah hati dan bersedia melayani turun langsung dan datang melawat umatNya. Dia hadir dalam penderitaan yang dialami oleh umatNya. Ini berbeda sekali dengan raja dunia pada umumnya. Dalam penderitaan gang dialami rakyat umumnya rakyatlah datang menghadap kepada raja untuk memohon pertolongan dan belaskasihan raja.  Namun disini berbeda, Yesus datang kepada kita membawa keselamatan, kasih karunia Allah.


Hal yang tidak mungkin juga kita abaikan dari catatan dari cerita Yesus memasuki Yerusalem  adalag sepenuhnya Yesus mengetahui apa yang akan terjadi di depan. Yesus telah mengetahui bagaimana dia akan disambut, bagaimana seekor keledai muda diikat dan jika ditanya katakan pada mereka:  Tuhan memerlukannya. Disini Yesus memberitahukan apa yang akan terjadi dan peristiwa itu seturut dengan apa yang telah disampaikan oleh Yesus. Atas peristiwa ini kita hendak menyatakan kemahatahuan Tuhan Yesus dan Yesus perencana yang baik tentang apa yang akan terjadi. 


Dengan pengenalan Yesus yang demikian kita semua siap-siap untuk menyambutNya karena Dia datang membawa keselamatan dan damai sejahtera. 


2. Ketaatan murid Kristus: berbuat seperti yang ditugaskan oleh Yesus.


Bagian kedua yang perlu kita dalami dari kotbah Palmarum ini adalah catatan yang dibuat oleh Penulis Matius. Disebutkan dalam Matius 21:10-11 (TB)  Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?" 

Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea." 


Maka gemparlah seluruh kota itu? Apa yang membuat gempar kota Yerusalem? Baiklah kita maknai dimana pekerjaan, tugas dan missi akan berhasil jika dilakukan dengan taat. Atas semua pekerjaan tersebut maka semua orang akan gempar. Jadi bagaimana seluruh kita Yerusalem gempar setelah Yesus dielu-elukan semuanya bermuara pada "ketaatan melakukan missi Allah".


Yesuslah telah menjadi teladan dalam ketaatan. Yesus datang ke Yerusalem sebagai bukti ketaatanNya memenuhi janji Allah dan melaksanakan seluruh missi keselamatan Allah. Yesus sendiri mengetahui apa yang akan terjadi di Yerusalem, sampai tiga kali Yesus memberitakan kepada para murid tentang penderitaan yang akan dialami Yesus. Yesus adalah Anak Domba Allah, yang dipersembahkan untuk tebusan dosa. Yesus tahu segala konsekwensi yang akan dijalani di Yerusalem.  Mulai dai Gabbatha  (pengadilan) Via Dolorosa (jalan sengsara) hingga Golgatha (salib). Yesus menjalani semua karena ketaatan kepada missi Allah. 

Filipi 2:8 (TB)  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Band 1 Petrus 2:24)


Ketaatan kedua yang oerlu dipelajari disini adalah ketaatan para murid. Mereka melakukan apa yang dipesankan oleh Tuhan Yesus. Matius 21:6 (TB)  Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.  Ketika mereka diutus Yesus pergi ke pasar dan membawa keledai muda yang sedang terikat. Jika ada yang bertanya mereka menjawab seperti yang telah dipesankan oleh Yesus.  Disini tidak ada dialog atau negosiasi murid terhadap pesan Tuhan Yesus. Mereka pergi dan melakukan apa yang telah ditugaskan oleh Yesus kepada mereka.


Dalam melakukan tugas dan missi, mujizat dan keberhasilan akan terjadi jika dikerjakan dengan tulus, bukan dengan sungut-sungut atau oertanyaan yang macam-macam dan pada akhirnya berujung pada penolakan. Orang yang taat melakukan tugasnya akan menemukan hasil lebih dari yang dipikirkan. 


Pelajaran ketiga sebsgai ketaatan bisa juga dilihat dari sudut pandang pemilik keledai dalam cerita ini. Bagaimana seorang pemiliknya melepaskan begitu saja miliknya dibawa oleh orang lain hanya dengan satu kalimat: Tuhan memerlukanNya. Tentu disitu ada keyakinan, kepercayaan dan ketulusan bahwa miliknya dapat dipergunakan kepada hal yang berguna bagi orang lain. Bagaimana kita mengembangkan keyakinan seperti itu, dapatkah kita memberikan atau mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk hal yang diperlukan oleh Tuhan? 


Elia melakukan mujizat dihadapan janda di Sarfat, berilah aku makan, kata hamba Tuhan ini. Janda sudah tidak memiliki roti, tinggal segenggam tepung dan sedikit minyak, namun Elia berkata berilah buatkanlah dan berikan pertama buat Elia. Janda itu tulus.membuatnya seperti yang dikatakan oleh Abdi Tuhan. Mujizat pun terjadi, tepung dan minyaknya tidak habis-habis, menjadi bekal bagi penduduk Darfat sampai kemarau berakhir. 


Mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk pekerjaan Tuhan, tidak akan berkurang atau bahkan kehilangan. Justru persembahan yang dipersembahkan untuk hal yang dibuthkan Tuhan akan menjadi pekerjaan yang besar. 


3. Sekali hosana tetap hosana: komitmen dan konsistensi


Pada bagian ketiga ini baiklah kita membuat refleksi, bahwa beriman itu itu harus setia dan konsisten.


Matius 21:9 (TB)  Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"  


Seruan hosanna disini adalah harapan orang banyak, Yesus akan naik tahta dan memimpin Israel sebagai bangsa sebagaimana kepemimpanan Daud. Padahal missi Yesus adalah menjadi raja damai yang mendamaikan Allah dengan manusia. Konsep keselamatan yang dibawa Yesus bukanlah konsep keselamatan dan memulihkan kerajaan Israel melainkan Kerajaan Allah. Dalam kerajaan Allah kuasa dosa akan dikalahkan.  itulah missi Yesus ke Yerusalem yang mati dan dibangkitkan untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Jika kita baca cerita selanjutnya orang banyak yang hadir dan yang mengeluelukan Yesus dengan hosanna kecewa akan dengan harapan hosanna mereka, itulah sebabnya mereka berbalik dari hosannna menjadi:  salibkan dia! salibkan dia! pada peristiwa Gabbatha. Mengapa seruan mereka berbalik dari pujian ke hujatan, karena tak sesuai dan yg diharapkan. Dalam iman, Hal yang selalu kita ingat adalah membenamkan harapan di kehendak Allah.


Dengan demikian seruan Hosaana dalam minggu palmarum ini tentu selalu mengingatkan kita bahwa pujian dan elu-elu yang kita sampaikan pada saat yang sama adalah membuka hati kita kepada kehendak Allah. Dengan demikian hossanna harus dimaknai dengan suatu pemahaman kita mesti menyesuaikan harapan kita kepada kehendak Allah. Biarlah kehendak Allah yang terjadi. 


Pelajaran penting peristiwa Palmarum merupakan tragedi, jika kita lihat dari sudut waktu, bahwa peristiwa Palmarum ada pada hari minggu, bagaimana sambutan itu secara luar biasa, mengaungkan Yesus sebagai Mesias Anak Allah dan meletakkan palmarum atau kain yang mereka milik sebagai penyerahan diri dan tunduk kepada Mesias. Namun pada Kamis ada murid yang berhianat dengan 30 dinnar. Demikian pada jumat subuh, penduduk Yerusalem deras menyuarakan salibkan Yesus dan bebaskan Barabas. Dalam situasi yang terjepit Demikian Petrus murid yang dikasihi itu harus menyangkal Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok, murid yang lain diam dan tidak ada reaksi, orang banyak berteriak salibkan Dia, salibkan Dia? Bukanlah mereka penduduk Yerusalem dari anak-anak hingga orang tua mengelukan Hosanna? Namun berubah menjadi: salibkan Dia. Bahkan menyerukan lepaskan Barabas sang penjahat. Saat pikiran tak normal dan kebencian menguasai roh dan jiwa seseorang bisa saja membenarkan kejahatan ketimbang membela orang yang yang sudah berbelas kaaih pada kita.


Kotbah minggu Palmarum ini mengajak kita menjadi murid yang berharga, murid yang setia dan konsisten mengikut Yesus. Murid yang terus mengucapkan hosana dengan komitmen yang kuat. Hanya dengan demikianlah missi Allah akan terus dikumandangkan. Tanpa konsistensi dan komitmen murid hanya seorang yang prakmatis, penikmat anugerah murahan bukan sebagai murid yang setia memberitakan Injil dan memikul salib Kristus. Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...