Minggu, 28 Mei 2023

ROH TUHAN MENGHENTIKAN SUNGUT-SUNGUT

 Kotbah Pesta Pentakosta II, 

Senin 29 Mei 2023

Nas: Bilangan 11:24-30


ROH TUHAN MENGHENTIKAN SUNGUT-SUNGUT


Selamat Hari Pentakosta II. Sahabat yang baik hati, peristiwa turunNya Roh Kudus merupakan peristiwa besar dalam umat Kristen. TurunNya Roh Kudus sebagai penggenapan janji Yesus blsebelum naik ke Sorga. Pentakosta sering juga disebut sebagai hati lahirnya gereja. Itu dapat kita terima karena setelah TurunNya Roh Kudus para rasul baru bergerak memberitakan Injil sebagaimana diamanatkan oleh Yesus di dalam Kisah Rasul 1:8.


Peristiwa turunNya Roh Kudus dapat kita baca pada Kisah Rasul 2:1dyb. Diceeitakan Roh Kudus turun atas rasul-rasul seperti nyala api yang menyala. Pada saat yang sama sekalipun mereka datang dari berbagai suku bangsa para rasul yang berkata-kata dimengerti menurut suku bangsa mereka. Inilah keistimewaan hari turunNya Roh Kudus. Gereja lahir dan bergerak untuk memberikan Injil serta mendirikan kerajaan Allah di dunia ini.


Kotbah Minggu Pentakosta II ini ada kemiripan dengan peristiwa yang terjadi saat bangsa Israel dalam perjalanan menuju Kanaan. Roh Tuhan turun atas 70 orang tua-tua bangsa Israel yang dipanggil Musa agar mengelilingi ke Kemah Suci. Setelah mereka mengelilingi kemah suci Roh Tuhan turun atas mereka dan mereka menjadi seperti nabi yang kepenuhan Roh. Bukan hanya 70 orang yang kepenuhan tetapi ada juga dua orang diluar kemah itu bernama: Eldan dan Medad turut juga kepenuhan Roh Tuhan.

Bilangan 11:25 (TB) Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi. 


Apa makna yang dapat kita pelajari dengan kepenuhan Roh Tuhan sebagaimana di dalam nas kotbah Minggu ini?


1. Roh Tuhan menghentikan sungut-sungut

Sebelum perikop kotbah ini, dijelaskan bagaimana bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa. Mereka bersungut-sungut karena makanan manna itu-itu saja. Seolah mereka menyesali perjalanan menuju Kanaan ini. Bahkan ada yang menyesali dan menyatakan lebih baik di Mesir, di Mesir mereka dapat menikmati ikan dan daging, semuanya makan yang enak dan panggang tambun dapat mereka cicipi. Mereka seolah menyesali prlerjalanan ini dan mereka sebut kurus oleh Manna. Mereka hanya menginginkan daging. Bilangan 11:5-6 (TB) Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.

Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat." 


Akhirnya sungut sungut dijawab oleh Musa, Allah sanggup memberikan lebih dari sekedar apa yang dimakan. Bukankah mereka telah mengalami mujizat di Mesir dengan tulah-tulah yang didatangkan? Bukankan mereka sendiri menyaksikan bagaimana kuasa Allah membelah laut mera agar mereka bisa lepas dari pengejaran Firaun, ditambah lagi berbagai mujizat selama perjalanan. 


Musa seorang pemimpin yang kuat namun jika sudah terlalu berat sungut-sungut umat Israel tersebut dia pun dalam rasa kemanusiaan sampai hampir mengeluh kepada Tuhan. Dalam keadaan yang tesudut oleh sungut-sungut Musa berdoa kepada Tuhan: Bilangan 11:13-14 (TB) Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.

Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku. 


Tuhan pun menyuruh Musa untuk mengumpulkan tua-tua dan ketujuh puluh tua-tua itu dipanggil mendekati kemah. Apa yang terjadi ketujuh puluh tua-tua itu kepenuhan Roh Allah membuat mereka seperti Nabi 


Peristiwa ini dicatat sebagai suatu peristiwa bersejarah didalam perjalanan bangsa Israel. Sungguh-sungut akan berakhir kalau kita dipenuhi oleh Roh Tuhan. Roh Tuhan memimpin dan memandu manusia bukan menghadap keinginan daging tetapi menghadap keinginan Roh. Keinginan daging menuju kebinasaan sedangkan keinginan Roh menuju kehidupan.

Hal ini ditekankan oleh Paulus dalam Roma 8:14-15 (TB) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 

Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 


Jadi jika ada orang yang bersungut-sungut oleh karena makanan atau keinginan daging, mereka hidup di dalam roh perbudakan. Jiwa mereka hanya untuk mencari apa yang membuat perut kenyang. Roh Tuhan akan memimpin kita hidup menurut Roh yang menuju kehidupan.


2. Kepenuhan Roh Tuhan dan menyuarakan suara Nabiah

Saya coba menghubungan Roh Tuhan yang turun atas 70 tua-tua dengan menyerupai Nabi. Ini suati fakta bahw orang tuatua Israel yang mengelilingi kemahsuci. 


Roh Tuhan tidak lepas dari nabi, nabi berbicara atas nama Tuhan, pesan dan kata-kata yang diucapkan nabi adalah pesan Tuhan. Jika Roh Tuhan undur dari seseorang maka akan kehilangan wibawa dan kehilangan akal seperti Saul. Jika Roh Tuhan undur maka roh jahat akan mengganggu dan bahkan menguasai jiwaNya. 1 Samuel 16:14 (TB) Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN. 


Roh Tuhan yang memanggil, mengajari dan menyampaikan apa yang harus disampaikan oleh nabi. Dalam Perjanjian Lama, nabi berugas menyampaikan kritis kepada pemimpin kritik kepada umat Allah yang menyimpang dari jalan Tuhan. Nabi juga menyampaikan nubutan, hukuman, berkat dan berbagai petunjuk yang akan dilakukan oleh umatNya termasuk kepada pemimpin-pemimpin bangsa Israel.


Yesaya 61:1 (TB) Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, 


4. Kembali penuh damai


Setelah peristiwa itu, wajah yang dipenuhi Roh Tuhan akan berwibawa seperti nabi bukan lagi pesungut-sungut yang cengeng, tetapi menjadi peneguh dan pembawa kehendak Tuhan. 


Bilangan 11:30 (TB) Kemudian kembalilah Musa ke tempat perkemahan, dia dan para tua-tua Israel. 


Kemah yang sudah penuh sungut-sungut, penyesalan dan mungkin dengan segala kejengkelan akhirnya kembali tenang dan teduh setelah para tua-tua dan Musa menerima Roh Tuhan. 

Kemah yang penuh sungut-sungut mental perbudakan dan hanya berpikir tenang apa yang membuat mereka keyang. Namun setelah Roh Tuhan memenuhi mereka orientasi hidupnya berubah mereka kembali ke kemah dengan tenang dan penuh damai.


Sahabat yang baik hati! 

Kotbah pada Pentakosta II ini mengingatkan kita bahwa Roh Tuhan telah turun atas orang percaya. Pertanyaan adalah apakah Roh Kudus telah mengubah hidup kita? Roh Kudus akan menjadikan kita berwibawa, hidup berorientasi kepada kehidupan bukan dengan keinginan daging. Roh Kudus menghentikan sungut-sungut menjadi teduh, tenang dan damai.

 Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


TERIMALAH ROH KUDUS


 KOTBAH MINGGU PENTAKOSTA I - MINGGU MEMPERINGATI TURUNNYA ROH KUDUS

Nas: Yohanes 20:19-23


TERIMALAH ROH KUDUSo


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Ibadah minggu hari ini merupakan peringatan TurunNya Roh Kudus. TuruNya Roh Kudus sebagai penggenapan apa disampaikan oleh Yesus sebelum naik ke Sorga. Yohanes 16:7-8 (TB) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;


Selanjutnya pada Kisah Rasul Yesus berpesan: "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8) Hal ini menunjukkan sebelum murid-murid melakukan missi pengutusan mereka harus menunggu turunNya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menghibur, meneguhkan dan menyertai para Murid dalam memberitakan Injil sampai maranatha. 


Peristiwa TurunNya Roh Kudus bertepatan 50 hari setelah kebangkitan Yesus makanya sering disebut dengan Pentakosta. Peristiwa Pentakosta itu dapat kita baca dalam Kisah Para Rasul 2. Kisah Para Rasul 2:2-4 (TB) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;

dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.


Setelah Roh Kudus turun atas para rasul ada perubahan besar pada rasul. Petrus seorang nelayan bangkit berkotbah dan membuat ribuan orang percaya. Kemudian para rasul dengan penuh semangat memberitakan Injil dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung Bumi. 


Kotbah pada Minggu Pentakosta ini tertuli pada Yohanes 20:19-23. Dalam perikop ini Yesus menampakkan diri dan menyampaikan salam damai sejahtera kepada para murid-murid. Mereka tinggal di suatu rumah kemungkinan besar tumah dimana mereka biasa berkumpul. Mereka menutup pintu rapat-rapat karena takut kepada orang Yahudi. Sekalipun pintu rapat ditutp namun Yesus bisa masuk menyampaikan damai sejahtera kepada mereka. Ini suatu peristiwa penting, tidak ada yang dapat membatasi Yesus menghadirkan damai sejahtera, sekalipun itu kematian. Yesus melampauhi ruang dan waktu. 


Ada banyak hal yang dapat digali dan dikembangkan dari pesan kotbah minggu Pentakosta ini dalam menjalani kehidupan kita. 


1. Damai sejahtera mengusir ketakutan

Jika kita perhatikan ayat 19 mereka tinggal di rumah, menutup pintu rapat-rapat karena mereka takut kepada orang Yahudi. Dalam suasana ketakutan demikianlah , Yesus hadir menyampaikan damai sejahtera. 

Keterangan ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus menghilangkan ketakutan. Apalagi tidak ada kesalahan yang mereka lakukan. Biasanya orang takut karena salah, tetapi orang berani karena benar. Kehadiran Yesus mau mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan asal bersama Yesus. 


Kehadiran Yesus sangat berarti bagi para murid yang sedang ketakutan. Mengapa mereka takut karena hal itu berkaitan dengan berita tentang kebangkitanNya. Imam dan para pemuka agama membuat siasat bahwa Yesus tidak benar bangkit, kubur kosong karena murid mencuri mayat Yesus. Propaganda terus dilancarkan seolaholah kebangkitan Yesus tidak benar, hanya rekayasa murid yang mencuri mayat Yesus. Disitulah imam gencar untuk mengancam dan mengintimidasi para murid. 


Jadi siapakah yang ketakutan merespon kebangkitannTuhannYesus? Sesungguhnya mereka yang menamakan diri para imam atau "stuloi" (sesepuh) Yahudi yang telah melakukan pembohongan atas berita kebangkitan Yesus. Untuk menutupi kebohongan mereka memberi suap kepada penjaga kubur, terus melakukan propaganda dan menekan serta mengejar para murid. Tetapi kotbah ini menyapa kita sehebat apapun para sesepuh Yahudi menutupi hingga meniadakan kebangkitan Yesus dengan segala cara mereka semakin tersebar berita kebangkitan Yesus.


Kubur kosong dan penampakan Yesus kepada murid dan orang banyak bukti kebangkitan Yesus. Dengan penampakan Yesus kepada murid dan orang banyak bahwa kebangkitan bukan suatu omong kosong, tetapi suatu kebenaran, nyata dan real disaksikan oleh mata kepala sendiri. Kehadiran Yesus ini sekaligus meruntuhkan siasat para imam dan pemuka Agama (stuloi) yang berusaha meniadakan berita tentang kebangkitan Yesus. 


Yesus hadir mengusir ketakutan murid dan berkata damai sejahtera bagimu. Bersama Yesus ketakutan mereka berubah menjadi suatu keberanian terlebih setelah mereka menerima Roh Kudus. Roh Kudus menjadi kekuata untuk memberitakan Injil. Roh Kudus akan menghibur, mengajajari dan memberikan kekuatan bagi mereka dalam tugas pemberitaan Injil.


Apa yang membuat mereka menjadi lebih berani karena ketakutan para rasul bukan karena kesalahan. Rasul berani setelah menerima kekuatan damai sejahtera dari Yesus Kristus.


2. Menerima pengutusan 

Setelah Yesus menyampaikan damai sejahtera bagi para murid mereka merasa teduh dan mereka percaya diri. Damai Kristus telah menghilangkan ketakutan mereka. Selanjutnya Yesus menyampaikan bahwa mereka akan diutus untuk menjalankan Missi Allah. Sama seperti Bapa yang mengutus Anak, demikian Yesus akan mengutus murid-muridNya. 


Missi pengutusan itu dapat kita baca pada Markus 16:15 memberitakan Injil kesegala makhluk, Mat 20:18-20 menjadikan segala bangsa menjadi murid dan membaptis. Pengutusan itu juga merupakan tugas penggembalaan atau pastoral (Yoh 21:17-19) di dalam tugas pastoral ini para murid membimbing dan mengarahkan orang meninggalkan dosa dan mengarahkan hidupnya untuk mengikuti Yesus. Tugas pengutusan itu juga disebutkan dalam Kisah Rasul 1:8 yaitu menjadi saksi Kristus.


Yesus mengajari para murid selama 3.5 tahun dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah. Setelah mereka diajari dan dibimbing, ujian terberat bagi mereka saat kematian Tuhan Yesus, apakah pengajaran mereka itu hilang begitu saja ditelan kematian? Mereka takut saat peristiwa salib. Namun setelah kebangkitan Yesus pada murid bangkit, dan mereka kembali mengingat oengajaran Yesus dan penuh semangat untuk mempercayai pengajaran Yesus dan selanjutnya memberitakan kebangkitan Yesus sampai ke ujung bumi.


Missi memberitakan Injil inilah tugas yang harus terus menerus digali oleh orang percaya. Tidak perlu takut karena damai sejahtera Kristus menyertai. Selanjutnya, dalam menjalankan semua Missi para murid tersebut para murid terlebih dahulu menerima Roh Kudus. 


3. Terimalah Roh Kudus

Dalam versi Yohanes ini, Yesus sendirilah yang menyampaikan: "terimalah Roh Kudus". Namun dalam cerita Kisah Pararasul 2: 1dyb Murid-murid menerima pencurahan Roh Kudus berupa nyala lidah api yang menyala-nyala menghinggapi para rasul. Kisah Para Rasul 2:3 (TB) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 

Pada peristiwa para murid-murid menerima Roh Kudus sekalipun mereka datang dari berbagai suku bangsa tetapi mereka bisa blmengerti yang satu dengan yang lain. 

Nyala lidah api pada peristiwa TurunNya Roh Kudus adalah semangat yang membara yang tidak akan pernah padam sampai kedatangan Kristis. 


Peristiwa lainnya yang perlu didalami pada peristiwa turunNya Roh Kudus bahwa terjadi bahasa lidah, sekalipun merwka datang dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda tetapi mereka dapat memahami didalam bahasa mereka sendiri. 

Kisah Para Rasul 2:4, 6 (TB) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.


Ini peran Roh Kudus yang sangat penting dalam persekutuan orang percaya. Roh Kudus mengajari dan memberikan kemampuan diatara orang percaya untuk saling memahami dan mengerti. Orang percaya yang berbeda beda suku dan ras, golongan dan status sosial tetapi di dalam Kristus bisa saling menerima, mengerti dan memahami yang satu dengan lainnya. 


4. Kuasa Roh Kudus di dalam gereja mengampuni atau menetapkan dosa


Satu kuasa khusus yang diberikan kepada rasul dalam ayat 23 ini, yaitu kuasa untuk mengampuni dan menetapkan dosa. Berikut saya kutip tafsiran dari ayat 23 ini demikian: "Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dengan menjalankan kuasa-kuasa yang sudah dipercayakan kepadamu itu dengan semestinya, maka dosanya diampuni, dan orang itu boleh terhibur karenanya. Dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, yang artinya, menyatakan tidak diampuni, beserta kesalahan yang melekat pada dosa itu, maka dosanya tetap ada, dan si pendosa boleh yakin akan hal itu, yang akan membuatnya berduka." 


Nah, hal ini terjadi setelah mereka menerima Roh Kudus, karena, seandainya mereka tidak mempunyai roh luar biasa untuk membedakan bermacam-macam hal, maka mereka tidak pantas diberi kepercayaan untuk menjalankan wewenang seperti itu. Karena, dalam pengertian yang paling ketat, ini merupakan amanat khusus yang hanya ditujukan bagi para rasul sendiri dan bagi para pemberita Injil yang pertama, yang dapat membedakan siapa saja yang hatinya telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan dan siapa yang tidak. Dengan diberi kuasa ini, Petrus membuat Ananias dan Safira rebah dan mati, dan Paulus membuat Elimas buta.


Peristiwa Ananaias dan Safira yang akhirnya mati karena berbohong dihadapan Rasul dapat kita baca dalam Kisah Rasul 5:1-9. 

Demikian dengan Elimas yang buta dihadapan Paulus selengkapnya dalamKisah Para Rasul 13:8, 10-11 (TB) Tetapi Elimas — demikianlah namanya dalam bahasa Yunani —, tukang sihir itu, menghalang-halangi mereka dan berusaha membelokkan gubernur itu dari imannya.

dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?

Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. 


Kedua peristiwa di atas dicatatkan dalam Alkitab agar pelajaran dan sekaligus peringatan. Setiap orang diingatkan bahwa jika salah mohonlah pengampunan dan pengampunan itu terbuka, karena Yesus selalu menunggu pertobatan.


Sejajar dengan kuasa memgamouni dan menetapkan dosa ino ddapat kita baca Matius 16:19 (TB) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."


Kepada Rasul diberi kuasa untuk mengampuni dan memaafkan namun saat yang sama diberi kuasa untuk menetapkan dosa. Yesus juga mengajar para murid bahwa ada dosa yang tidak dapat diampuni yaitu menyangkal Roh Kudus. Yesus Kristus berkata di dalam Matius 12:31 (TB) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. 


Sahabat yang baik hati disini tugas apostolica yang menerima kuasa Roh Kudus untuk mengampuni dan menetapkan dosa. Apa yang ditetapkan ras di dunia dengan kuasa Roh Kudus juga tetap di Sorga.


Kiranya Roh Kudus turun atas kita semua!


Salam;

 Pdt Nekson M Simanjuntak


TUHAN MENDENGAR SERUAN UMATNYA

 Kotbah Minggu Exaudi, 21 Mei 2023

Nas: 2 Samuel 22: 1-7


TUHAN MENDENGAR SERUAN UMATNYA 


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, apa yang harus kita lakukan saat menghadapi pergumulan yang berat? Kotbah minggu ini merupakan pengajaran yang sangat berharga bagi kita, belajar dari pengalaman Daud bagaimana menghadapi kebencian dan pengejaran Saul atas dirinya. Daud tidak membalas kejahatan Saul sekalipun ada peluang untuk membunuhNya. Daud memohon perlindungan dari Tuhan, bagi Daud hanya satu pltempet perlindungan, yaitu Allah yang disebutNya sebagau gunung batu, tempat keselamatan. 


Kisah Daud dan Saul merupakan salah satu sejarah yang banyak kita temukan dalam cerita Alkitab; baik dalam Mazmur, juga dalam catatan sejarah yang tertulis dalam Kitab 1-2 Samuel dan Kitab 1 Tawarik. Hal ini penting karena kedua tokoh ini merupakan raja pertama dalam Kerajaan Israel. Kisahnya yang sangat menakjubkan dimana Daud selalu dilindungi Tuhan dari pengejaran Saul. Daud sebenarnya penolong bagi Saul, namun karena iri hati, yang tidak dapat mengelola emosi terhadap pujian masyarakat kepada Daud. Daud lebih disanjung oleh umat Israel apalagi setelah Daud mengalahkan Goliat sang raksasa itu. Spontan para wanita Yerusalem menyorakkan nyanyian: 1 Samuel 18:7 (TB) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." 


Nyanyian ini sampai kepada Saul dan membuat dia kalah pamor dengan Daud. Saul dipenuhi dengan iri hati, iri hatinya mendatangkan kebencian dan kebencian membuat Saul ingin melenyapkan nyawa Daud. Padahal Daud didatangkan ke istana untuk menenankan hati Saul. Berulang kali Saul hendak membunuh Daud pada saat sama Daud diselamatakan Tuhan dengan berbagai cara. Berulang kali Saul mengejar Daud, namun Tuhan tetap melindungi Daud dan terhindar dari pengejaran Saul. Roh Tuhan pun undur dari Saul, karena sikap dan pribadinya yang tidak baik.


Pengejaran Saul atas Daud terus mewarnai kehidupan Daud yang dilantik Samuel menjadi raja atas Israel. Namun dalam setiap pengejaran, sekalipun dalam keadaan terhimpit dan tersesak, seolah tak ada jalan keluar. Daud ibarat sudah berada dalam perangkap Saul, dihadang dari depan, dikejar dari belakang, dihimpit dari sisi kiri dan kanan. Kemanakah di akan lari? Mazmur ini menginspirasi masih ada celah yang dapat menyelamatkannya yaitu keatas menghadap langit menyampaikan doa dan permohonan kepada Tuhan dalam segala kesesakan dan ketidak berdayaannya dan Tuhan pun menolong, mengangkatnya dari segala kesesakan yang dialaminya. Ini jugalah pengaharapan setiap orang percaya dalam setiap ketidak berdayaan kita menghadapi beban hidup dan pergumulan yang menghimpit kita: datanglah dan berserulah kepada Tuhan, Dia penolong dan penyelamat yang setia. Perolongannya pasti dan tidak akan pernah terlambat.


Pengalaman yang terlepas berulang kali dari kesesakan membuat Daud menyanyiikan mazmur dan pujian kepada Tuhan sebagaimana dituangkan juga dalam banyak nyanyian yang kita temukan dalam kitab Mazmur. Salah satunya adalah Mazmur 50:15 menyebutkan: (TB) Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." Sela


Baiklah kita mengambil pelajaran berharha dari kotbah minggu ini bagi kita saat ini. 


1. ALLAH gunung batu dan tempat perlindungan

Apapun masalah yang kita hadapi jalani dan serahkan kepada Tuhan. Selanjutnyan adalag urisan Tuhan untuk menjaga dan melindungi kita. Sebagaimana disebutkan dalam kotbah ini

2 Samuel 22:2-3 (TB) Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, 

Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan. 


ALLAH adalah gunung batu, suatu istilah yang sering disebutkan dalam Alkitab yang memiliki makna bahwa Allah adalah benteng pertahanan, tempat perlindungan paling aman dan tempat berdiri kokoh. Mengapa Allah disebut sebagai gunung batu. Tentu dalam dunia PL gunung batu menjadi tempat perlindungan yang nyaman. Hal itu berkaitan dengan peradaban jaman PL. Dimana Kota-kota dalam Perjanjian Lama biasanya di kelilingi oleh tembok. Bangsa-bangsa berlomba jaya dengan merebut dan menahlukkan kota lainnya, jaman yang penuh peperangan. Maka kota yang dibangun tembok yang disebut juga kubu pertahanan. Kuatnya kota sering diukur dari bagaimana kekuatan tembok dan benteng pertahanan yang dibangun untuk melindungi kota dari musuh. Gerbang pintu masuk kota dijaga ketat dan tembok yang kokoh yang terbuat dari bahan-bahan batu padas. Dibalik tembok mereka aman berlindung dan posisi aman untuk menyerang musuh yang datang. Dengan gambaran konstruksi kota di jaman itu kita semakin memahami arti makna Allah gunung batu. Selain menggambarkan kekokohan juga sebagai perlindungan paling aman.


Sedangkan pertahanan atau juga disebut

Kubu pertahanan atau kota benteng menjelaskan bentuk kota dalam konteks PL. Kota biasanya dikelilingi oleh tembok yang kuat dan tinggi. Kubu pertahanan atau Kota benteng ini memiliki fungsi ganda: tempat berlindung yang paling aman dari serangan musuh dan pada saat yang sama posisi yang paling baik untuk menyerang lawan. Maka kubu pertahanan adalah tempat yang paling aman berlindung dari segala serangan musuh. Dalam kontek perang, jika musuh sudah menguasai benteng kota itu artinya kota itu telah dikuasai oleh musuh.


Bagaimana kokohnya bukit batu? Disini saya berikan gambaran dalam konteks padang gurun. Jika terjadi badai gurun seluruh yang ada dilintasan badai itu akan diterbang dan bisa tertimbun tak berbekas. Hanya orang yang berlindung di bawah bukit dan gunung batung yang dapat bertahan hidup. Jika ada yang berjalan di masa badai gurun mereka harua berlindung di gunung batu tanpa itu mereka tidak mungkin selamat. Hal inilah yang digambarkan oleh Daud bahwa Hanya orang yang menjadikan Tuhan sebagai gunung batu atau bukit batu yang dapat bertahan dalam segala badai yang mengancam.


2. Keselamatan dari Tuhan

Jika pada bagian pertama, Allah adalah gunung batu mengungkapkan kekuatandan perlindungan dari Tuhan. Harus diingat bahwa gunung batu atau benteng pertahanan, itu hanyalah media. Kedelamatan ada bersumber dari Tuhan. Hal.inilah yang dinelaskan pada bagian kedua ini Daud menyadari sepenuhnya bahwa keselamatan hanya datang dari Tuhan. 


Dalam beberapa kali pengejaran yang dilakukan Saul, Daud telah dikepung dari berbagai sisi, tetapi selalu ada saja cara Allah menyelamatkannya. Saul.m seorang raja, dia punya pasukan, berulang kali dia mengepung dan hampir menangkap Daud namun tidak berhasil. Bagaimana Daud menggambarkan kondiainya hang dikeoung oleh Daud? Disebutkan dalam ayat berikut

2 Samuel 22:5-6 (TB) Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, 

tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. 


Sekalipun Daud telah dikepung, dihambar dari depan, dikejar dari belakang, dikepung dari sisi kiri dan kanan, maka sesungguhnya tidak ada lagi sisi yang dapar.menjadi jala keluar baginya. Hanya satu yaktu sisi atas, inilah ruah doa permohonan, seruan minta tolong dan menunggu pertolongan Tuhan.


Jika kita Baca keseluruhan ktab 1-2 Samuel banyak kisah dimana Allah melindungi Daud. Pernah ketika di istana Saul, rencana Saul sudah matang dan tidak mungkin lagi Daud dapat melepaskan diri. Namun Tuhan memakai Yonatan anak Saul sendiri menyelamatkan Daud (Kisahnya dalam 1 Sam 19:1 dyb). 

Waktu Saul mengejar dan Saul membuang hajat sesungguhnya nyawanya sudah berada ditangan Daud, namun Daud tidak membunuhnya dia hanya menyobekkan nubah Daud


"Dunia orang mati telah membelit aku", ibarat yang audah tercekik, tali yang membelit hendak menghentikan nafasnya, namun Tuhan menolongnya. Hal inilah yang digambatkan oleh Daud dalam Mazmur 23:4 (TB) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 


3. ALLAH mendengar seruanku

Inilah kelebihan orang percaya, kita memiliki suatu kekuatan di luar kemampaun kita. Ada Allah yang maha kuasa yang daoat melakukan segala hal diluar oikiran manusia. Manuasia tidak hiduo hanya denganmkekuatannya sendiri tetapi percaya pada pertolongan Tuhann.


Nama Minggu kita hari ini desebut dengan "Exaudi" artinya dikutip dari Mazmur 27:7 (TB) Dengarlah, TUHAN, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! 

Mingfu Exaudi memlngingatkannorang percaya agar dalam segala kesulitan yangbdihadapi tidak berputus asa, tetapi memiliki ruang permohonan yang tersediadan percaya Tuhan akan mendengarkan seruan permohonan kita. 


Hal ini jhgalah yang terjadi pada Daud. Dalam.segala kesesakannya, Dia percaya Tuha adalah gunung batu, dan keselamatan akan datang. Ketika dia mengalami pengejaran dari musuhnya dia berseru kepada Tuhan: 

2 Samuel 22:7 (TB) Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya. 


Orang percaya memiliki kelebihan dalam hal ini, sekalipun tiada pertolongan namun bagi orang percaya pertolongan Tuhan selalu datang. Memang harus diakui tidak semua jalan yang ditempuh memperoleh kemujuran seperti yang diharapkan, ada kalanya justru pada saat oranh telah berjerih juang dan melakukan yang terbaik justru bukan hasil yang positip yang diterima tetapi kepedihan dan yang membuat sakit hati. Bersyukurlah kalau Tuhan memberi kemujuran, itu adalah kasih karunia Tuhan. Hal yang sama juga, kalau ada duka, kemalangan dan kepahitan tetaplah bersyukur sambil menunggu pertolongan Tuhan. Percaya akan ada pertolongan dari Tuhan. Mari lanjutkanlah hidup dengan penuh kesetiaan dan berpengharapan pada Tuhan. 


Makna Eminggu Exaudi sebagaimana diutarakan oleh Daud dalam Mazmur 27. Kita percaya dalam keadaan tersesak dan terbeban jangan berputus asa namun lakukanlah seperti Daud. Dia menyampaikan permohonan kepada Tuhan dan dia percaya Tuhan akan menolong dan menjawab doanya.


Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

MENGIMANI YESUS YANG NAIK KE SORGA

 Kotbah Hari Kanaikan Tuhan Yesus

Kamis, 18 Mei 2023

Nas: Yohanes 6:60-63


MENGIMANI YESUS YANG NAIK KE SORGA


Selamat hari Kenaikan dan selamat beribadah bagi kita semua! Sahabat yang baik hati, Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus merupakan peristiwa besar dan penting bagi umat Kristen. Peristiwa ini dirayakan karena memiliki makna penting dalam iman orang percaya. Dengan kenaikan Tuhan Yesus kita mengetahui bahwa Yesus adalah Anak Allah yang turun dari Sorga. Yesus datang ke dunia ini untuk melakukan missi Allah dan setelah selesai menggenapi Missi Allah melalui kematian dan kebangkitanNya maka Yesus Naik ke Sorga atau kembali ke Sorga. 


Peristiwa kenaikan ini sangat penting sehingga kita semua memahami rencana Allah kepada manusia dan mengenal Yesus lebih sungguh. Kenaikan Yesus menjadi jaminan bagi orang percaya yang ditebus dan diselamatkan telah memiliki tempat di rumah Bapa di Sorga. Inilah yang harus kita rayakan bahwa Yesus Naik ke sorga untuk mengarahkan kita kepada kepastian hidup yang kekal di rumah Bapa di Surga.


Nats Kotbah Minggu ini merupakan lanjutan dari penjelasan Yesus tentang Roti Hidup. Setelah Yesus memberi 5.000 orang makan dengan dua ikan dan lima roti, mereka hendak mengangkat Yesus menjadi Raja, karena padaNya tersedia Roti. Disinilah Yesus memberikan penjelasan bahwa kehadiran Yesus ke dunia ini bukanlah untuk memberikan roti yang membuat kenyang seperti nenek moyang mereka yang makan manna selama 40 tahun di perjalanan di padang gurun. Tetapi Yesus adalah Roti Hidup yang turun dari Sorga, barang siapa yang menerimanya akan beroleh hidup yang kekal.


Penjelasan Yesus membuat para pendengar gusar, ada yang geram dan ada yang bersungut-sungut. Manna roti sorgawi yang mereka kenal dalam sejarah leluhur seolah tidak berarti dibandingkan Roti Hidup yang dijelaskan oleh Yesus.


1. Bersungut-sungut

Penjelasan Yesus membuat mereka bersungut-sungt bahkan menganggap penjelasan Yesus perkataan hang sulit diterima akal. Sehingga ada diantara mereka geram dan bahkan marah. Mengapa mereka marah dan geream? Kemarahan orang Yahudi disebabkan mereka memahami bahwa satu-satunya Roti Hidup itu adalah "Manna", makanan sorgawi yang disediakan Tuhan bagi umatNya ketika berjalan di Padang gurun selama 40 tahun menuju tanah Kanaan. Tidak ada roti hidup lainnya, tidak ada duanya dan tidak ada bandingnya. Maka setelah mendengar Yesus mengatakan diriNya: Roti yang Turun dari sorga dan Roti Hidup, mereka semuanya kesal, geram dan marah. Kemarahan itu ditambah lagi, saat Yesus mengatakan mereka yang makan Manna akan lapar dan haus lagi namun siapa yang datang kepada Yesus tidak akan lapar dan haus lagi selama-lamanya.


"barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."


Apakah Yesus lebih hebat dari leluhur mereka? Selama ini Yahudi merasa paling hebat, merasa paling dekat dengan Tuhan dan paling sempurna, dengan kalimat ini Yesus mengatasi itu semua.


Benar Yesus lebih hebat dari leluhur bangsa Israel. Pengalaman mereka merupakan petunjuk yang membimbing kita memahami rencana keselamatan Allah bagi dunia. Allah memenuhi janji keselamatan itu melalui pengorbanan Yesus Kristus di salib. Yesus Kristus telah mati dan bangkit untuk kita. Dia telah mempersembahkan diriNya untuk menebus dosa kita.


Menerima Perjamuan Kudus adalah merayakan keselamatan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Saat kita makan roti dan minum anggur kita memperingati pengorbanan Kristus untuk kita. Roti dan anggur yang kita makan dan minum adalah simbol menerima Tubuh dan darah Kristus yang dipersembahkan untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian.


2. Belum move on

Yesus adalah Roti yang turun dari Sorga untuk memberikan kehidupan bagi manusia. 

Orang banyak belum menerima Yesus sebagai Roti Hidup karena pandangan yang berbeda. Mereka masih melihat Yesus sebagai anak Yusuf sang tukang kayu, tetapi sesungguhnya dengan pelayanan, kotbah, pengajaran dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus mestinya mereka sadar dan menerima Yesus adalah Anak Allah yang datang dari sorga untuk memberikan kehidupan.

Yohanes 6:58 (TB) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."


Namun mereka tidak move on, karena mereka hanya berpikir pada roti yang membuat kenyang dan tak lama kemudian lapar lagi. Yesus datang bukan hanya untuk memberi roti yang membuat kenyang saja, tetapi Roti Hidup yang memberikan kehidupan yang kekal. 


Ada pesan khusus dari Yesus atas ketidak mengertian mereka? Disebutkan dalam 

Yohanes 6:62 (TB) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?

Ayat ini menunjukkan jika mereka tahu Yesus akan naik ke Sorga akan segera berubah pikiran atau move on.


Yesus naik ke Sorga adalah peristiwa Yesus kembali kepada hakekatNya yang abadi dan sorgawi. Inilah hang kita rayakan hari ini, selama kita berpikir dari kebutuhan jasmani kita tidak akan memahami keselamatan yang dibawa oleh Yesus. Melalui peristiwa kenaikan ini kita merubah cara pandang kita untuk memaknai kehidupan. Berubah dari cara pandang yang jasmani kepada kehiduoan yang rohani.


Dengan demikian orang yang merayakan Hari Kenaikan adalah ornag yang mengimani Yesus adalah Roti Hidup. Roti yanv memberikan kehidupan yang kekal bagi orang percaya.


3. Roh Yang Memberikan Kehidupan

Setelah memahami arti penting kenaikan, kita akan memulai kehidupan baru, yaitu kehidupan di dalam roh yang memberikan kehidupan. 

Yohanes 6:63 (TB) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.


Jika peristiwa manna adalah peristiwa dimana Allah memelihara hidup umat Israel menuju Kanaan, itu adalah masalah roti yang membuat kenyang dan kemudian lapar lagi. Namun Yesus mengarahkan mereka kepada ajaran yang memberikan kehidupan yang kekal, yaitu ajaran keselamatan yang ada di dalam Yesus Kristus.


Dalam pandangan filsafat ada dua arus perbedaan dalam menjelaskan tentang manusia. Pandangan pertama adalah trikotomi: membedakan manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Sedangkan arus kedua adalah dikotomi: jiwa dan roh. Trikotomi dilandaskan pada manusia yang terdiri dari tubuh (jasad) manusia, jiwa menyangkut perasaan dalam hati atau yang sering disebut dengan psikis. (Dalam dunia medis ini sangat nyata membedakan anatomi tubuh dan anatomi gangguan kejiwaan). Sedangkan roh adalah pikiran, alam roh manusia. Ketiga unsur ini menyatu dalam manusia yang utuh. 


Memang berbicara tentang trikotomi dalam pandangan filsafat agak rumit membedakan, syukurlah kita dibantu oleh ajaran Alkitab. Sekalipun Alkitab menyebutkan ketiga unsur diatas namun dijelaskan lebih sederhana tentang ajaran dikotomi: jiwa adalah manusia didalamnya tubuh dan jiwa kita yang kita hidupi sekarang. Namun di dalam manusia ada roh yang dihembuskan oleh Allah pada diri manusia. Manusia ini terdiri dari jasmani (tubuh yang kita hidupi sekarang dan yang dapat berlalu) dan rohani: roh Allah yang diberikan kepada manusia dan roh inilah yang kembali kepada Allah ketika manusia menanggalkan tubuh jasmaninya dan memakai tubuh rohaninya setelah kebangkitan sebagaimana dijelaskan Palus dalam 1 Korintus 15:44 (TB) Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. 


Untuk lebih mudah kita pahami konsep dikotomi yaitu kita temukan pada: Pengkhotbah 12:7 (TB) dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. 

Debu disini adalah manusia jasmaniah kita yang akan berlalu. 


Kotbah ini menjelaskan perkataan Yesus ini agar manusia jangan hanya mengejar keinginan daging yang fana dan segera berlalu ini. Tetapi semua mengejar Rohani yang menghidupkan. Roh menuntun kita kepada kehidupan. 1 Korintus 15:45-47 (TB) Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga. 


Sahabat yang baik hati! Yesus Kristus telah menebus kita dari dosa dan keinginan daging dan mengutus Roh Kudus berdiam di dalam diri kita agar kita hidup di dalam roh. Roh Kudus menguasai hidup kita. Biarlah hidup kita dituntun oleh Roh Kudus agar kita dipandu dan dituntun menuju kehidupan kekal. 


Selamat merayakan hari Kenaikan, Yesus naik ke sorga untuk menaikkan harkat dan martabat manusia. Hari kenaikan mengubahnkita berpikir dari cara pandang kebutuhan jasmani kepada kehidupan yang kekal yang tersedia bagi orang p

ercaya. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

BERSUKACITALAH DI DALAM TUHAN

 Kotbah Minggu Rogate, 14 Mei 2023

Nas: Filipi 4:1-7


BERSUKACITALAH DI DALAM TUHAN


Selamat Hari Minggu! Kotbah minggu ini merupakan nasihat yang sangat berharga bagaimana agar orang percaya tetap bersukacita dalam persekutuan jemaat dan memiliki kwalitas iman terbaik, yakni: sehati sepikir, bersuka cita, jangan khawatir, hidup penuh damai dan menghasilkan keutamaan bagi semua orang serta meneladani perbuatan rasul.


Hal luar biasanya adalah, Paulus sendiri berada dalam tahanan ketika menuliskan surat ini. Dalam keadaan demikian Paulus tidak meminta agar dirinya diperhatikan tetapi justru memperhatikan orang lain. Sungguh merupakan suatu kwalitas beriman yang sangat tinggi. Biasanya jika seseorang mengalami masalah akan menuntut untuk diperhatikan, namun Paulus yang terpenjara justru peduli, memperhatikan dan memikirkan bagaimana agar orang lain bersuka cita. 


Sebaiknya ayat 1-9 meruoakan suatu kesatuan dari nasihat Paulus yang harus dilakukan oleh jemaat. Berikut ini beberapa hal penting untuk kita sambut dari kotbah Minggu ini, yakni:


1. Sehati sepikir di dalam Tuhan

Pesan Paulus ini sangat penting, karena akan selalu saja ada tantangan dalam persekutuan, selisih pendapat, perbedaan bahkan mungkin percekcokan karena sifat lahiriah kita yang menonjolkan diri. Mungkin saja orang ingin diperhatikan sementara kurang memperhatikan orang lain. Mungkin saja orang hanya menuntut namun tak mau memberi. Disinilah kita membutuhkan kedewasaan iman. Dua nama diaken disebutkan Paulus dalam kotbah ini Euodia dan Sintikhe, mereka berdua sama-sama dinasehati agar sehati sepikir di dalam Tuhan. Tidak jelas apa masalah di antara mereka namun ada sedikit masalah di antara mereka. Paulus menasihatkan di dalam pelayanan agar sehati sepikir, Tuhanlah yang diutama bukan diri kita. Bagi Paulus sikap berselisih adalah tanda ketidakdewasaan iman. Dalam persekutuna kita harus mampu mengelola konflik, menyelaraskan visi bersama dan mengharmoniskan semua orang melalui sehati sepikir (Filipi 2:2).


2. Bersukacitalah di dalam Tuhan

Ada saja suasana atau hal-hal yang membuat kita kurang bersukacita. Coba anda banyangkan seorang seharusnya bersuka cita untuk merayakan pesta pernikahan, namun karena secuil pesan WA, "kalungmu setipis daun sanggesangge" mengubah segalanya menjadi pahit, geram dan membuat keputusan yang mengubah segalanya. Sahabatku, disinilah kita perlu dewasa dalam menghadapi segala sesuatu: masalah, geram, kecemasan dan segala kondisi yang kita alami mari kita kelola dengan baik agar suka cita kita tetap terpelihara. Duka, masalah dan pergumulan jangan membuat anda kehilangan sukacita. Kita harus percaya dalam hal pahit sekalipun Tuhan dapat mendatangkan hal manis dalam hidup kita. 


3. Jangan Kuatir tetapi berdoalah! Kekuatiran tak akan menambah sukacita kita sedikitpun malah sebaliknya mengurangi sukacita kita. Tuhan Yesus berkata: Lukas 12:25 (TB) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?

Kuatiran ini semacam virus yang melekat dalam diri manusia. Banyak faktor yang membuat kita kuatir: kekuatiran yang tidak terkontrol bisa membuat ketakutan berlebihan hingga tak berbuat apa-apa. Kuatir biaa juga mendorok orang lupa diri, takut tak dapat apa-apa dalam hidup ini sehingga membuat seseorang ambisius, tamak dan lupa diri. Kuatir ibarat dua fungsi yang destruktif (merusak) diri. Tidak ada manusia yang bebas dari kuatir ini, namun setiap manusia memiliki penguasaan diri dalam mengelola kekuatiran yaitu iman. Di dalam iman kita memiliki kepasrahan, Tuhan mengatur dan menentukan apa yang hendak terjadi dalam hidup kita. Orang beriman akan selalu menyampaikan apa yang dikuatirkannya di dalam doa.


4. Damai sejahtera Allah

Paulus berulang kali mengingatkan jemaat dalam surat-suratnya agar damai sejahtera Allah memerintah hati dan pikiran kita. Bacalah setiap pembukaan surat-surat Paulus, selalu awali denga sapaan dan harapan Damai sejahtera menyertai kami. Yesus juga demikian; mengutus murid untuk menyampaikan dama sejahtera, menyalam para muridnya dengan meyampaikan salam. 

Sebelum hamba Tuhan menyampaikan kotbah lebih dahulu menyampaikan Damai sejahtera Allah. Apa artinya ini? Orang percaya harus senantiasa berkenan menerima hidupnya diperdamaikan dengan Allah dan menjadi hamba Tuhan pembawa dan pencipta damai sejahtera. 


5. Hasilkan keutamaan (tambahan dari ayat 8-9)

Untuk melengkapi apa yang dimaksud dengan keutamaan marilah kita baca ayat 8, kita diajak untuk memikirkan dan menghasilkan buah terbaik dari kehidupan kita. 


Minggu ini mengundang kita untuk menghasilkan keutamaan, buah terbaik dalam hidup ini kita persembahkan kepada Tuhan.

 Filipi 4:8 (TB) Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 


a. Semua yang benar

b Semua yang mulia

c. Semua yang adil

d. Semua yang suci

e. Semua yang manis

f. Semua yang sedap didengarkan 

g. Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. 


Inilah daftar keutamaan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang percaya.


Sahabat yang baik hati, mari jadikan kotbah minggu ini menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Apapun yang terjadi tetaplah bersukacita, apapun pergumulan kita suasana hati kita harus tetap penuh damai sejahtera dan bagaimana pun keadaan kita jangan kuatir dan hasilkanlah yang terbaik untuk Tuhan dan sesama. Tuhan memberkati!


Salam dari Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 08 Mei 2023

BERNYANYILAH BAGI TUHAN, HAI SEGENAP BUMI

 Kotbah Minggu Kantate, 7 Mei 2023

Nas: 1 Tawarikh 16:23-28


BERNYANYILAH BAGI TUHAN HAI SEGENAP BUMI


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengajak kita untuk berkantate; menyanyikan nyanyian syukur kepada Allah atas segala kebaikanNya. Tuhan berkenan dan mewujudkan impian Daud memindahkan Tabut Perjanjian ke kemah yang dipersiapkan. Prosesi pemindahan tabut perjanjian itu berjalan dengan baik.


Perlu kita ketahui, setelah Daud diurapi menjadi raja tahap demi tahap melakukan pembenahan bagi bangsa Israel menuju bangsa yang besar. Setelah selesai masalah dengan Saul, Daud mengkordinasikan seluruh pasukan Israel, menyatukan kedua belas suku Israel, menetapkan Sion atau Yerusalem sebagai pusat pemerintahan dengan membangun Istana dan rumah Daud (1 Taw 14:1). Namun masih ada satu hal lagi yang sangat penting menurut Daud untuk dilakukan yaitu: memindahkan Tabut Perjanjian di tempat yang khusus disediakan di Sion. Pemindahan itu sangat perlu, karena Tabut  Perjanjian adalah adalah lambang kehadiran Allah. Dimana ada tabut perjanjian, disitu Allah hadir dan Allah menunjukkan kekuatanNya.


Atas dasar pemahaman seperti itulah Daud memindahkan Tabut Perjanjian ke Sion. Allah hadir di pusat kerajaan dan Allah memerintah atas umatNya. Pemindahan itu harus dilakukan dengan hati-hati, karena sebelumnya ada kejadian yang sangat menakutkan,  Allah murka ketika memindahkan tabut perjanjian dari Kiryat -Yearim,  Uza mati seketika karena tangannya menjamah Tabut Perjanjian (1 Taw 13:10) sehingga pemindahan berhenti sementara di Obet Edom. Setelah Daud membangun kemahnya, Daud kembali merencanakan pemindahan Tabut Perjanjian ke Yerusalem dan proses pemindahan berjalan dengan baik dan semua bersukacita. Bagi Daud ini pertanda baik bahwa Tuhan berkenan atas pemindahan Tabut Perjanjian. Mereka merayakan Tuhan hadir di Yerusalem pusat kerajaan Daud. Atas hal inilah Daud dan bangsa Israel bersukacita menyanyikan syukur kepada Tuhan sebagaimana dinyanyikan dalam perikop kotbah ini.


Kotbah minggu ini mengajak seluruh umat pilihanNya untuk menyanyikan syukur atas segala perbuatan dan kesediaan Tuhan mewujudkan harapan dan impian Daud dan segenap bangsa Israel.  Daud mengajak kita menyanyikan dan syukur:


Khusus dalam kotbah Minggu ini dari ayat 23-28 berisi tentang Kekuatan Pujian dalam Memuliakan Tuhan


1. Pujian mengalihkan fokus kita dari masalah ke Tuhan

1 Tawarikh 16:23 (TB)  Bernyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. 

Ketika kita merenungkan tentang kebesaran Tuhan dan memuji-Nya dalam pujian, kita secara otomatis melepaskan diri dari masalah yang sedang kita hadapi. Kita memfokuskan diri kita pada Tuhan dan bukan pada masalah kita.

Kmudian nyanyian ini mengajak kita untuk menceritakab Perbuatan Tuhan yang beaar yang terjadi dalam sejarah jmat Allah dan pengalaman kita pribadi lepas pribadi menjadi cerita yang memguatkan orang lain untuk bersyukur 


2. Pujian membawa sukacita dalam hidup kita

Kehadiran Tabut Perjanjian di tengah-tengah umat Allah bukan saja dirasakan oleh Israek sendiri, tetaoi juga mendatangkan sukacita bagi seluruh bumi dan suku-suku bangsa di bumi. Dalam 1 Tawarikh 16:27, Daud berkata, "Bersukacitalah seluruh bumi di hadapan-Nya." Pujian membawa sukacita dan kebahagiaan dalam hidup kita. Ketika kita memuji Tuhan, kita merasakan hadirat-Nya dalam hidup kita, yang membawa kedamaian dan sukacita.


3. Pujian memperkuat iman kita

Segala tindakan dan perbuatan kita, semata-mata memuji dan memiliakan Allah. Apapun yang kita lakukan semuanya demi kemuliaan Allah. Apapun karya yang kita perbuat, semata-mata demi kemuliaan Allah. 


Dalam 1 Tawarikh 16:28, Daud berkata, 

"Kuasa dan kemuliaan ada di hadapan-Nya dalam tempat-Nya yang kudus." Ketika kita memuji Tuhan, kita merasakan kuasa-Nya dan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. Hal ini memperkuat iman kita dan mengingatkan kita bahwa Tuhan yang kita layani adalah Allah yang hidup dan berkuasa.


Sebagaimana Daud, marilah kita mengarahkan hidup kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Daud tidak ingin melakuka  aktifitasnya, memimlin bangsa Israel tanpa kehadiran Allah. Itulah sebabnya dia memindahkan Tabut perjanjian di kemah yang dipersiapkan. Tuhan memberkati.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak



TUHAN SETIA DALAM PEMELIHARAANNYA

 KOTBAH MINGGU JUBILATE, 30 APRIL 2023

Nats: Mazmur 100:1-5


TUHAN SETIA DALAM PEMELIHARAANNYA


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini merupakan ajakan untuk beribadah dan bersyukur kepada Tuhan. Ajakan disebut dengan berjubilate. Kata Jubilate dalam tradisi gereja sering kita sebut dengan berjubileum. Makna jubeleum diangkat dari Imamat 25, yaitu perintah Allah kepada umat Allah untuk merayakan tahun lima puluh. Dalam bahasa kita sehari hari sering disebut sebagai tahun emas. Saya percaya dari setiap orang yang merayakan ulang tahun, ulang tahun ke 50 merupakan perayaan ulang tahun yang dimaknai lebih dalam.


Dalam Imamat 25 ini, umat Allah diperintahkan untuk berjubileum dimana setiap orang yang berhutang akan memperoleh pembebasan, tanah yang terus digarap akan diistirahatkan dan setiap Ibrani yang telah menjadi budak harus dibebaskan. Berjubileum merupakan soraksorai karena pembebasan. Pembebasan itu bukanlah karwna perjuangan mereka, tetapi karena Allah sendiri yang memerintahkan kepada unat Allah. Karena itu bukan hanya umat Allah yang berjubilate, tetapi seluruh bumi atau tanah membutuhkan pembebasan yang telah terus menerus digarap untuk menghasilkan ada waktunya untuk beristirahat. Dengan makna pembebasan seluruh umat dan bumi bersukacita dan bersoraksorai memuji dan memuliakan Tuhan.


Sahabat yang baik hati! Kotbah Mazmur 100 menjadi pijakan kita untuk menyelami arti sejati dari syukur dan kegembiraan dalam menyembah Tuhan. Mari kita petik pelajaran berharga dari peaan Tuhan bagi kita minggu ini.


1. Berjubilate - Bersorak-sorak bagi Tuhan


Ayat pertama Mazmur 100 mengajak kita untuk bersorak-sorai bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Sorak-sorai merupakan ungkapan kegembiraan yang meluap dari dalam hati yang penuh sukacita. Ini adalah respons alami dari jiwa yang terisi oleh hadirat Tuhan yang agung dan berkuasa. Sorak-sorai itu bukan semata kegembiraan duniawi, melainkan ungkapan syukur kita kepada Sang Pencipta yang layak menerima segala hormat dan puji-pujian.


Layani Tuhan dengan Sukacita

Mazmur 100:2 mengajak kita untuk melayani Tuhan dengan sukacita. Pelayanan bukanlah beban atau kewajiban yang menyedihkan, tetapi merupakan kesempatan yang indah untuk mengasihi Tuhan dengan segala potensi yang kita miliki. Saat kita melayani dengan sukacita, kita menunjukkan bahwa kita menghargai dan bersyukur atas kasih dan anugerah-Nya dalam kehidupan kita.


Ajakan berjubilate berarti: memuji Tuhan dengan rasa syukur dan penuh sukacita.


2. Ketahuilah, TUHANlah Allah Pencipta


Hal Kedua dari kotbah ini bahwa Mazmur 100:3 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah yang layak disembah. Dia adalah Pencipta kita, bukan kita yang mencipta-Nya. Kita adalah umat-Nya yang terkandung dalam kawanan domba-Nya. Ini mengajarkan kita untuk merendahkan diri di hadapan-Nya dan mengakui kebesaran dan kuasa-Nya.


Dalam konteks ini, ajakan kepada seluruh bumi untuk bersyukur memiliki beberapa implikasi penting:


Penciptaan adalah karya Allah yang luar biasa: Ketika kita memandang keindahan alam semesta, keanekaragaman makhluk hidup, dan keajaiban ciptaan-Nya, kita tidak bisa tidak bersyukur kepada-Nya. Setiap bagian dari alam ini mengungkapkan kemuliaan dan kebesaran Allah. Ajakan ini mengajarkan kita untuk mengakui kehebatan-Nya sebagai Pencipta yang penuh hikmat dan kuasa.


Kesadaran atas keterkaitan antara manusia dan alam: Ajakan ini mengingatkan kita bahwa sebagai manusia, kita adalah bagian dari alam ini. Kita hidup dalam keterkaitan yang erat dengan lingkungan sekitar kita. Oleh karena itu, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga, menghormati, dan merawat ciptaan-Nya. Bersyukur kepada Allah mencakup penghormatan dan tanggung jawab kita dalam menjaga kelestarian alam.


Panggilan untuk menjadi saksi dan pembawa berkat: Ketika kita bersyukur kepada Allah sebagai Pencipta, kita juga diingatkan untuk menjadi saksi dan pembawa berkat bagi dunia. Bersyukur bukan hanya menjadi sikap pribadi, tetapi juga menjadi panggilan untuk membagikan berkat yang kita terima kepada sesama. Kita dipanggil untuk menjadi saluran berkat Allah bagi orang-orang di sekitar kita dan untuk memperkenalkan mereka kepada Allah yang kita syukuri.


3. Masuklah melalui pintu

Ajakan ini mengingatkan kita Allah sebagai gembala dan kita semua adalah kawanan domba Allah. Allah sendirilah gembala bagi kita, dengan penuh kasih sayang menuntun kita kepada padang rumput yang hijau dan subur. Kita dituntun pula ke air yang jernih dan pemeliharaannya tak membuat kita kekurangan sebagaimana dalam Mazmur 23:1 "Tuhan adalah gembalaku takkan kekurangan aku."


Masuklah melalui pintu, sama seperti kawanan domba saat petang hari kawanan domba akan kembali ke kandang dan harus masuk melalui pintu.


Dalam konteks ayat Mazmur 100:4, "Masuklah ke dalam pintu-pintu-Nya dengan nyanyian syukur," pintu-pintu tersebut dapat memiliki beberapa makna simbolis yang relevan:


Pintu ke hadirat Allah: Pintu-pintu yang dimaksud di sini adalah pintu-pintu menuju hadirat Allah, tempat kita memasuki persekutuan dan perjumpaan dengan-Nya. Dalam ibadah dan penyembahan, kita dipanggil untuk datang dengan penuh syukur dan penghormatan, mengakui bahwa kita masuk ke hadapan-Nya yang kudus.


Kristus sebagai pintu: Yesus Kristus dalam Injil Yohanes menggambarkan diri-Nya sebagai pintu bagi domba-domba-Nya (Yohanes 10:7-9). Kita sebagai umat kawanan-Nya dipanggil untuk masuk melalui-Nya. Masuk melalui pintu ini menandakan keselamatan dan persekutuan dengan Allah melalui iman dalam Kristus. Syukur kita adalah tanggapan atas keselamatan yang diberikan-Nya kepada kita melalui karya-Nya di kayu salib.


Mengikuti instruksi gembala yang baik: Analogi kawanan domba yang harus masuk melalui pintu juga mencerminkan ketergantungan dan ketaatan kita kepada gembala yang baik, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sebagai gembala yang baik, Dia memberikan petunjuk dan arahan kepada umat-Nya. Bersyukur adalah bagian dari sikap ketaatan dan kepercayaan kita kepada-Nya, mengikuti-Nya dengan setia dan menjalankan kehendak-Nya dalam hidup kita.


Sahabat yang baik hati, mari berjubilate, bersyukur dan bersukacita atas kasegala.karya Allah dalam hidup kita. Dia pencipta, pemelihara dan pembebas bagimkita. Kasihnya tetap dan tak berksesudahan kasih setianya. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...