Sabtu, 30 November 2019

TUHAN SEGERA DATANG MENGHIBUR UMATNYA

Kotbah Minggu Advent I, Minggu, 1 Desember 2019 Nas: Yesaya 40:1-8 TUHAN SEGERA DATANG MENGHIBUR UMATNYA Selamat Advent bagi kita semua! Sahabat yang baik hati, tanpa terasa waktu satu tahun gerejawi telah berlalu. Dalam kalender gerejawi, akhir tahun gerejawi pada minggu peringatan orang meninggal minggu lalu dan gereja mengenang dan membacakan nama-nama jemaat yang meninggal. Kini kita sudah masuk Advent I, memasuki tahun baru gereja. Empat Minggu ke depan kita merayakan Advent mempersiapkan diri menyambut dan menyongsong Tuhan. Dalam ibadah Minggu Advent, biasanya gereja menyalakan lilin Advent dan dihias dengan "adventskranz" (lingkaran adven). Penyalaan lilin ini sebagai tanda kesiap-sediaan menantikan Tuhan. Sedangkan lingkaran Adven ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi semata melainkan mempunyai makna dari setiap lambang-lambang yang menyertai Lingkaran Adven tersebut. Karangan Advent selalu berbentuk lingkaran karena lingkaran tidak mempunyai awal dan akhir. Lingkaran tersebut melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. Lingkaran dihias dengan beberapa jenis daun cemara yang selalu hijau sepanjang musim. Daun-daun cemara yang senantiasa hijau dan hidup melambangkan Yesus Kristus yang mati namun hidup kembali untuk selamanya. Firman Tuhan di Minggu Advent pertama ini merupakan kabar gembira dan sukacita bagi umat Israel dalam pembuangan. Allah sendiri akan datang menghibur umatNya. Tak lama lagi waktunya, Tuhan akan memulangkan umatNya dari pembuangan Babelonia kembali ke Yerusalem. Karena itu bersiap-siaplah menyambut Media dan persiapkanlah jalan, ratakan yang berlubang dan berbukit sebagai suatu bukti persiapan menyambut kedatanganNya. Dari nats kotbah Minggu Advent pertama ini, kita dapat mengambil beberapa pelajaran yang berharga bagi kita. 1. Penghiburan dari Tuhan segera datang (1-2) Evangelium Minggu kita diangkat dari konteks pengharapan Umat Israel yang terbuang di Babelonia. Di pembuangan mereka hidup penuh penderitaan, penindasan dan ratap tangis. Jauh di negeri orang dan di perbudak. Dari manakah akan datang pertolongan ? Tuhan tetap setia pada perjanjianNya, mengasihi umatNya, Dia melawat umatNya dan telah mendengarkan jeritan UmatNya. Firman Minggu ini memperdengarkan penghiburan dari Tuhan, pertolongan akan segera tiba, Allah akan menolong umatNya. Tuhan segera datang menghibur umatNya, mengubah ratap tangis menjaga tawa bahagia. Kuk kesengsaraan dan penindasan akan berakhir dengan karena Tuhan datang membebaskan umatNya. Pembuangan akan berakhir dan segera pulang ke negeri impian. Pembebasan dan penghiburan Tuhan ini sangat indah dituliskan dalam Mazmur 126:1-3 (TB) Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: "TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita. 2. Mari bergegas Persiapkan jalan bagi Tuhan! (Ayat 3-5). Hal ini merupakan undangan untuk mempersiapkan diri menyongsong Tuhan. Bagaimana menyambut kehadiran Mesias sang pemberi penghiburan itu? Disini Yesaya memakai istilah dalam masyarakat mempersiapkan jalan menyambut petinggi yang datang dalam suatu daerah. Istilah pop saat ini disebut dengan "mempersiapkan karpet merah", memberi dukungan dan mememperlancar proses yang diharapkan. Dengan ungkapan yang disebutkan dalam ayat 3-5 sungguh begitu banyak yang harus dibenahi. Gurun pasir yang kering harus menjadi hijau, padang belantara yang sunyi akan ramai dijalani seperti jalan raya, lembah yang curam hendaknya ditutupi dan gunung yang berbukit-bukit menjadi penghalang harus diratakan dalam menyambut kedatanganNya. Demikianlah umat Tuhan mendata hal-hal apa saja menyambut kedatangan Tuhan yang segera datang menghibur umatNya. Mempersiapkan jalan bagi Tuhan memiliki arti yang dalam juga dalam pribadi maing-masing. Dimana pada masa advent ini kita diingatkan untuk berbedah mempersiapkan hati kita masing-masing, menyambut penghiburan dan pertolongan dari Tuhan. Apabila masih ada kesunyian di hati isilah dengan berbagai hal positip yang membahagiakan. Apabila hati panas dan tersimpan amarah, dinginkanlah dengan pikiran yang jernih, penuh damai dan tak membalas. Jika hati hampa dan kosong berdoalah dan isilah dengan Firman Tuhan yang memotivasi dan mengisnpirasi. Jika hidup kita sepanjang tahun ini menimbun persoalan hingga menggunung, hendaknya kita urai satu-persatu mencari solusi terbaik karena Kristus akan datang dan mau menolong kita. Dalam Perjanjian Baru, seruan pertobatan inilah yang dikutip oleh Johannes Pembaptis. Dia teruslah menyuarakan pertobatan sekalipun dipadang pasir mungkin sang angin akan membisikkan ke telinga semua orang. Jadi mempersiapkan jalan bagi Tuhan adalah seruannpertobatan yang nyata melalui perubahan sikap. Pesan ini harus kita sambut sebagai kesempatan mempersiapkan diri menyambut Tuhan. Hati yang terluka oleh kata dan tindakan segeralah saling memaafkan dan mengampuni. Demikianlah kita memahami bukit dan lembah harus diratakan demi menyongsong Tuhan, segala kelebihan dan perbuatan yang terlanjur salah melukai orang lain harus dikoreksi dan diperbaiki. Lembah kekurangan harus diisi dengan kesediaan hati menerima kritikan dan masukan dari orang lain. 3. Semuanya Berlalu, hanya Firman yang Abadi. (Ayat 6-8) Kotbah di Advent pertama ini mengingatkan bahwa segala sesuatu akan berlalu. Kemuliaan, kejayaan dan prestasi mengagungkan yang diabadikan orang dalam bentuk penghargaan dan prasasti apapun akan berlalu. Tiada yang tetap semuanya berlalu sama seperti rumput yang hijau segar saatnya akan tiba kering dan tertiup angin. Kemuliaan manusia sama seperti bunga rumput mekar dan merekah di pagi hari namun kala senja akan layu dan gugur. Demikianlah hidup ini, tak usalah sombong dan meninggikan diri atas prestasi yang diraih karena semua itu akan berlalu. Hal ini disampaikan untuk meneguhkan Israel. Yesaya mengaskan bahwa keagungan dan kejayaan Babelonia yang menindas Israel akan berakhir dan segera berlalu. Seturut dengan itu, penderitaan umat Allah akan berganti menjadi sukacita. Suatu seruan dari nabi Yesaya ini mengajak bangsa Israel melakukan perenungan atas apa yang mereka alami. Kejayaan Israel, yang mereka anggap abadi, rumah Allah yang megah, bangsa umat pilhan Allah harus terbuang ke Babel. Ini adalah pengalaman real bangsa Israel, apa yang mereka banggakan sebagai umat pilihan, kebanggaan mereka atas kejayaan-kejayaan semuanya berakhir, bahkan Bait Suci yang mereka agungkan sebagai simbol kehadiran Allah telah runtuh dan rata dengan tanah. Hanya satu yang dapat menguatkan bangsa Israel, yaitu Firman Allah. Jika Tuhan memberikan kita kesempatan mengalami kemujuran maka syukurilah dan tetaplah rendah hati atas semua perbuatan Tuhan yang diberi. Sebaliknya jika kita mengalami keterpurukan jangan berkecil hati dan berputus asa waktunya akan datang Tuhan memulihkan keadaan kita. Dalam menguatkan gereja mula-mula agar bertahan terhadap penindasan kekaisaran Romawi, ayat 6-8 ini dikutip oleh Rasul Petrus. 1 Petrus 1:24-25 (TB) Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu. Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini menjadi pengharapan bagi kita. Tuhan mengetahui penderitaan yang kita alami dan penghiburanNya segera datang. Karena itu mari menantikan pertolongan Tuhan dengan mepersiapkan hati masing-masing. Lihat ke dalam hati siapa tahu ada ruang-ruang kosong, lembah kekurangan dan sikap yang berlebihan, mari bergegas membenahi kekurangan, jangan tunggu besok jika dapat dilakukan hari ini. Mari melangkah menuju pertobatan mengikuti Tuhan. Selamat Advent! Tuhan memberkati Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 29 November 2019

SEMUA BANGSA MEMUJI TUHAN

SEMUA BANGSA MEMUJI TUHAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Sabtu, 30/11/2019 Roma 15:11 (TB) Dan lagi: "Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia." Romans 15:11 (RWV) And again, Praise the Lord, all ye Gentiles; and laud him, all ye people. Kitab Roma merupakan kitab yang sangat sistematis meletakkan pokok-pokok ajaran Kristen. Teolog Perjanjian Baru menyebutkan kitab Roma adalah 'Testamentum Paulus'. Testamentum diibaratkan seperti orang tua yang menuliskan wasiat didalamnya dijelaskan secara rinci dan lengkap tentang pembagian warisan bagi anak-anaknya. Demikianlah warisan ajaran dalam kitab Roma menjelaskan pokok-pokok ajaran kekristenan. Dalam surat Roma ini, Paulus menjelaskan sejak semula Allah merencakan keselamatan dan dipenuhi di dalam Yesus Kristus. Paulus menentang ajaran eksklusifisme Yahudi yang beranggapan hanya Yahudilah pewaris keselamatan karena mereka umat pilihan Allah, memiliki Taurat, bersunat dan keturunan Abraham. Dalam melawan pandangan ini Paulus mengurai dengan jelas bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi kepada semua bangsa. Keselamatan yang dijanjikan bukan hanya kepada keturunan Abraham secara genetik, tetapi juga kepada "keturunan Abraham secara rohani". Inilah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus dari segala bangsa dan suku bangsa di dunia ini. Dengan demikian segala bangsa akan memuji Tuhan dan segala suku bangsa memuliakan namaNya. Keselamatan yang universal di dalam diri Yesus Kristus membawa persaudaraan baru bagi umat manusia. Di dalam Kristus setiap orang didorong untuk saling menerima yang satu dengan yang lain dan bersama-sama memuji dan memuliakan Allah. Dengan demikian, hal yang pertama ditekankan Paulus: janganlah ada lagi diantara orang percaya hanya mencari kepentingan sendiri, sukunya sendiri tetapi menjalankan amanat Tuhan Yesus yang mengutus murid-muridNyanke dunia ini untuk memberitakan Injil dan menjadikan segala bangsa menjadi murid Tuhan Yesus. (Band Mat 28:19-20) Jika segala bangsa diundang memuji dan memuliakan Tuhan, maka Kristus telah menjadi perekat bagi segala bangsa. Maka segala sesuatu yang menghalangi kita bergandeng tangan dengan orang lain harus disingkirkan. Segala sikap dan idiologi yang memisahkan kita dengan yang lain seperti diskriminasi, rasisme, ekslusifisme harus kita singkirkan menuju kepada budaya egaliter dan menanamkan rasa kebersamaan dan persaudaraan. Kita percaya, Kristus telah meruntuhkan tembok pemisah diantara segala suku bangsa. Semuanya kita bersaudara di dalam Yesus Kristus. Sahabat yang baik hati! Visi Paulus ini mengingatkan kita akan tanggung-jawab semua orang percaya. Mari tanamkan rasa kebersamaan dan sikap bersahabat bagi semua orang. Bersama dengan suku bangsa lainnya di dunia ini, kita dipanggil untuk memuji dan memuliakan Allah melalui perbuatan dan perlakuan yang mulia terhadap sesama. Sahabatku, dimanapun saudara berada, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala yang baik dalam hidup saudara. Amen Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 28 November 2019

IMAN DAN BERKAT ABRAHAM

IMAN DAN BERKAT ABRAHAM Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Jumat, 29/11/2019 Galatia 3:14 (TB) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. Galatians 3:14 (RWV) That the blessing of Abraham might come on the Gentiles through Jesus Christ; that we might receive the promise of the Spirit through faith. Arti nama Abraham adalah 'bapa orang percaya'. Dengan nama Abraham bangsa Israel memiliki kebanggan khusus karena mereka adalah anak-anak dari orang percaya, yang diberkati dan pewaris janji Allah. Abraham adalah nama yang almasyur dannagung bagi Israel. Oleh pemanggilan Abraham, Tuhan melakukan sejarah baru pada dunia melalui ikatan perjanjian. Tuhan memberkati Abraham untuk menjadi berkat bagi segala bangsa (Baca Kej 12:2-4). Dari ayat ini ada empat hal yang dijanjikan Tuhan pada Abraham, yaitu,: 1) Tuhan memberkati Abraham, 2) menjadikan namanya masyur, 3) menjadikan keturunanannya menjadi bangsa yang besar dan 4) pewaris tanah perjanjian. Janji berkat ini telah dipenuhi dalam sejarah bangsa Israel. Secara faktual, banyak orang-orang keturunan Yahudi menjadi penemu-penemu sains dan tehnologi yang membantu manusia dalam sejarah peradaban. Penemuan mereka di berbagai bidang harus diakui sebagai suatu berkat bagi umat manusia. Itu semua bukan hanya karena kebetulan, melainkan menjadi fakta yang harus diakui bahwa mereka diberkati dan penemuan-penemuan mereka yang membantu masyarakat dunia menjalani peradaban dengan segala perubahannya. Apakah hanya orang Yahudi saja yang diberkati dan terpanggil menjadi berkat bagi dunia? Jangan berkecil hati, disinilah Paulus menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah memberkati semua bangsa dan telah memenuhi janjiNya kepada semua bangsa dengan kehadiran Yesus Kristus. Di dalam diri Yesus Kristus janji Allah telah digenapi. Barang siapa yang percaya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Percaya kepada Yesus Kristus Yuruselamat dunia menjadikan kita menjadi orang-orang yang diberkati untuk menjadi berkat bagi dunia. Apakah orang percaya tergolong keturunan Abraham? Abraham itu adalah bapa dari orang oercaya. Maka kita juga adalah anak-anak Abraham. Memang secara genetik tidak, namun secara rohani kita adalah anak-anak Abraham, karena iman percaya kita kepada Yesus Kristus, keselamatan yang diberikan Allah kepada dunia ini. Di dalam diri Yesus Kristus manusia memperoleh berkat kita ikut menjadi umat pilihan Allah, diberkati untuk menjadi berkat bagi dunia. (Band. Yoh 15:16; 1 Petrus 2:9). Itulah yang kita temukan dalam pengutusan, Yesus Kristus bukan hanya memanggil, memuridkan dan memberkati para murid, tetapi mengutus para murid untuk memberitakan Injil kepada seluruh bangsa dan ke segala mahkluk. Dalam pengutusan, Yesus berpesan sebelum berangkat mereka harus menerima kuasa Roh Kudus. Sahabat yang baik hati. Inilah yang harus kita syukuri, kita adalah bangsa yang dipanggilnkeluar untuk memberitakan perbuatan Tuhan yang ajaib. Janganlah hanya penerima berkat, tetapi jadilah menjadi berkat bagi semua orang. Dimanapun, kapanpun jadilah menjad berkat bagi semua orang. Roh Kudus menolong dan membantu kita melakukan tuhlgas dan tanggungjawab ini. Sahabatku, dimanapun saudara berana! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 27 November 2019

INTEGRITAS: SESUAINYA PERKATAAN DAN PERBUATAN

INTEGRITAS: SESUAI PERKATAAN DENGAN PERBUATAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Kamis, 28/11/2019 Lukas 6:46 (TB) "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Luke 6:46 (RWV) And why call ye me, Lord, Lord, and do not the things which I say? Agama sesungguhnya menuntun setiap orang memiliki integritas, sesuainya perkataan dan perbuatan. Siapapun orangnya pasti akan kecewa jika berhadapan dengan orang yang suka mengumbar janji namun tak pernah menepati. Ungkapan inilah yang melahirkan lagu: "memang lidah tak bertulang", tak terbatas kata-kata, seribu janji yang terucap tak satupun yang ditepati. Sungguh pedih memang jika lain dibibir lain di hati. Kiranya dijauhkan dari kita berjumpa dan berhadapan dengan orang seperti itu. Alkitab mengajar dan menuntun kita menjadi orang-orang yang jujur, bertanggung jawab, tepat janji dan berintegritas. Siapapun orangnya akan suka terhadap orang yang memiliki integritas, tak mengecewakan karena apa yang dikatakan sesuai dengan perbuatan. Semakin komit orang pada apa yang diucapkan dengan tindakan, orang akan semakin hormat. Sesuainya ucapan dan perbuatan. Itu jugalah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid tentang mengikut Yesus. Bagaimana mungkin mereka menyebut: Tuhan, Tuhan kepada Yesus namun tidak melakukan apa yang di perintahkan oleh Yesus? Jika mereka menyebut Yesus itu Tuhan, maka hari percaya dan setia padanya serta sedia setiap waktu melakukan apa yang diperintahkanNya. Tuntutan Yesus kepada murid-murid agar sesuai perkataan dan perbuatan ini, muncul sebagai evaluasi dan nasihat pada murid-murid. Setelah Yesus melihat ada banyak yang antusias mendengar pengajaran Yesus, ke mana Yesus mengajar disana orang berduyun-duyun, tapi apakah dibalik semua keinginan mendengar pengajaran Yesus? Ditambah lagi mujizat dan tanda-tanda ajaib yang dilakukan oleh Yesus. Yesus melihat ada dua sikap ada yang sungguh dan ada yang tidak sungguh. Yesus mengajarkan ada dua sikap dasar ornag mau mendengar dan mengikut Tuhan Yesus. Orang yang mendengar namun tidak mau melakukan Firman dalam kehidupannya. Sikap seperti itu ibarat orang yang membangun rumah diatas pasir. Di kala hujan datang dan badai menerpa, rumah itu akan roboh. Tidaklah demikian orang yang mendengar dan melakukan Firman, mereka laksana orang bijak sana yang membangun rumahnya diatas batu karang. Sekalipun hujan datang, badai menerpa rumah itu berdiri kokoh karena dibangun diatas batu karang. Kekuatan orang yang mengikut Yesus ada pada kemauan mendengar dan keseriusan untuk melakukan Firman dalam kehidupannya. itulah yang diinginkan oleh Yesus dengan mengingatkan murid-muridNya. Jika mereka menyebut Yesus adalah Tuhan maka haruslah jadi pelaku-pelaku Firman. Kata Tuhan dalam bahasa Yunani adalah "Kurios". Dalam dunia Romawi, seorang 'kurios' atau tuan harus dihormati, ditaati dan dituruti oleh hambanya. Kurios memiliki statusnya tinggi, maha kuasa dan maha Kudus. Dengan katankurios dipahami juga bahwa apa yang diucapkannya benar. Maka perkataan kurios adalah titah yang tak boleh dibantah atau ditunda namun harus dilakukan tanpa syarat. Adalah menjadi hutang yang tidak dapat terbayar jika seseorang mengatakan "ya" pada tuannya namun tidak melakukannya. Demikianlah Yesus menginginkan murid-muridNya jika kita mengatakan: Tuhan, Tuhan pada Yesus Kristus maka kita telah sedia mengikutiNya dan melakukan kehendakNya. Sahabat yang baik hati! Renungan hari ini mengingatkan kesungguhan hati kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Dialah Tuhan kita, yang datang menebus dan menyelamatkan kita melalui pengorbananNya di kayu salib. Sahabatku, dimanapun saudara berada Tuhan memberkati dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 26 November 2019

BAHAGIA ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN

BAHAGIA ORANG YANG PERCAYA PADA TUHAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu Mazmur 40:4 (TB) (40-5) Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN Mazmur 40:5 (RSV) Blessed is the man who makes the LORD his trust. Membaca teks ini saya jadi teringat kisah ini. Satu keluarga tahun 80an tinggal di pinggir jalan Lintas Sumatera. Rumah mereka bagus dan mereka tergolong kaya di daerah tersebut. Konon sangat sering terjadi perampokan dan pembunuhan yang sadis di sepanjang jalan lintas sumatera. Berulang kali isterinya sudah mengusulkan agar pindah namun tetap juga sang suami tidak mau karena usaha yang dirintisnya sangat maju pesat. Sering kali sang isteri tidak tidur dan kuatir apalagi jika ada mobil berhenti di depan rumah mereka, mereka sangat curiga jangan-jangan itu pencuri yang mau merampok mereka. Maka pengamanan pun ditingkatkan, suaminya membuat pagar rumah dan terali besi setiap jendela, pentilasi dan pintu. Gerbang rumahnya juga sangat kokoh, ditambah membeli beberapa anjing penjaga yang mahal di setiap pojok rumahnya. Isterinya merasa agak aman dan bisa tidur. Namun suatu malam ada mobil berhenti di depan rumah mereka. Isterinya bilang: pak, kayaknya ada mobil di depan, jangan-jangan itu pencuri yang hendak merampok. Suami menjawab: jangan kuatir, kita harus percaya kepada Tuhan, Dia akan melindungi kita. Kata-katanya memang manis dan meyakinkan, tapi tahukah anda apa yang ada dalam pikiran sang suami? Dalam benaknya berpikir: tak mungkin pencuri masuk rumahku jika mereka masuk akan dihabisi anjing penjaga yang terlatih dan terjaga oleh terali besi sangat kuat. Berulang kali demikian, selalu diyakinkan Tuhan akan melindungi kita. Namun dalam pikirannya adalah pencuri tak masuk dengan penjagaan yang kubuat. Itu satu contoh sekalipun mengakui kita percaya pada Tuhan namun mengandalkan dirinya sendiri, pikiran dan logikanya. Dia merasa aman atas apa yang dibuatnya melindungi diri dari maksud jahat orang lain. Berlindung pada Tuhan bukan karena dasar percaya, tetapi karena bersandar pada pikirannya dan usaha yang dibuatnya. Pemazmur dalam renungan di pagi ini justru melawan orang yang mengandalkan diri sendiri, akal dan kekuatan diri. Memang manusia diberi akal dan kemampuan analisis, namun kita percaya Tuhan lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Disinilah letak kekuatan orang percaya yaitu: penyerahan pada Tuhan. Percaya kepada dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita. Sekalipun kita membuat ini dan itu, namun semuanya harus kita pasrahkan kepada Tuhan. Amsal 3:5 (TB) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Apa yang kita buat adalah usaha namun yang menentukan adalah Tuhan sendiri. Coba kita lihat beberapa tokoh Alkitab yang percaya sepenuhnya kepada Allah: Nuh, diperintahkan untuk membuat perahu, sekalipun diolok-olok sesama dia tetap percaya pada Tuhan dan mengerjakan yang diperintahkan. Dia dan keluarganya selamat dari air bah yang lain binasa. Abraham: diperintahkan untuk keluar dari Ur Kasdim, meninggalkan orang tua dan warisannya. Dia berjalan menurut yang diperintahkan Tuhan dan lihatlah Abraham ditetapkan menjadi Bapa orang percaya. Tuhan pun memberkati Abraham. Itulah kebahagiaan orang yang percaya dan bersandar kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Tuhan memberkati hidup mereka dan memberikan berkat dan kebahagiaan. Sahabat yang baik hati! Bahagia orang yang percaya Tuhan adalah dalam segala keadaan yang terjadi dalam hidupnya dia mengandalkan Tuhan. Karena mengandalkan Tuhan, tidak pernah terlibat diri dengan urusan orang-orang yang angkuh dan perilaku bodoh yang menjerat diri dengan perbuatan yang tercela. Tetapi sebaliknya, Tuhan memelihara dan memberkati hidup orang yang percaya kepadaNya serta melindunginya dari setiap perbuatan jahat. Sahabat yang baik hati, di mana pun anda berada, kiranya segala kebaikan dan anugerah Tuhan menyertai hidup saudara! Amin. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 25 November 2019

TERANG YANG SESUNGGUHNYA TELAH DATANG

TERANG YANG SESUNGGUHNYA TELAH DATANG Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan di pagi hari ini sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan  motivasi bagi kita, Yohanes 1:9 (TB)  Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. John 1:9 (RWV)  That was the true Light, which lighteth every man that cometh into the world. Anda kenal kunang-kunang? Kunang-kunang adalah binatang kecil semacam kumbang yang memiliki sinar di malam hari pada bagian ekornya. Menurut catatan dari Wikipedia: Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%. Mungkin binatang ini sudah sulit dikenal masyarakat kota karena peradaban kita makin maju dengan penemuan listrik. Namun jika anda pecinta alam adalah kebahagiaan tersendiri jika dapat melihat kunang-kunang di tengah malam gelap. Selain indah, ini benar-benar menunjukkan begitu bermanfaatnya cahaya di tengah malam gelap. Kunang-kunang ini adalah satu contoh kecil bagaimana sinar yang dipancarkan sangat berguna memberikan seberkas cahaya ditengah kegelapan. Bagaimana lagi dengan cahaya dengan kekuatan voltasi yang tinggi di tengah malam? Mungkin gelap akan terusir dan orang bisa beraktifitas seperti pada siang hari. Secara umum terang dan gelap adalah dua kekuatan yang saling mengalahkan. Siang kuasa terang dan malam kuasa gelap. Menurut Injil Yohanes terang dan gelap bukanlah soal siang dan malam dalam arti waktu, tetapi lebih mendalam tentang akan makna kehidupan. Hidup dalam terang berarti berjalan dalam kehendak Tuhan, disinari dan diterangi oleh sinar kemuliaan Tuhan yang menuju kehidupan. Sedangkan hidup dalam kegelapan adalah perilaku yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan menuju kebinasaan. Manusia dari dirinya sendiri tidak dapat menuju terang yang sesungguhnya. Manusia dapat ditolong oleh dian untuk menyinari ruang gelap di malam hari atau orang dapat berjalan dimlorong gelap dengan bantuan obor. Namun obor dan Dian memiliki limit waktu, dikala minyaknya habis maka Dian atau obor pun padam. Demikianlah manusia yang hlingin menemukan kehidupan yang kekal, manusia tidak akan mampu karena keterbatasan diri.  Namun syukur kepada Tuhan, oleh karena kasihNya Yesus adalah ternag dunia telah datang ke dunia untuk menerangi jalan manusia menuju kehidupan yang kekal. Barang siapa percaya kepadaNya tidak akan binasa meliankan beroleh hidup yang kekal. Kristus cahaya yang menerangi kegelapan, itulah yang dideskripsikan oleh Injil Yohanes tentang kehadiran Yesus di dunia ini. Dunia ini telah dilingkupi kegelapan oleh karena dosa. Jika pada awal penciptaan dunia ini gelap gulita dan kosong menunjukkan essensinya yang masih gelap. Allah mengalahkan kegelapan dengan menciotakan terang dan mencipta dari yang tidak ada menjadi ada. Sama seperti Allah yang mencipta, Injil Yohanes menjelaskan kehadiran Yesus Kristus di dunia yang gelap. Oleh karena dosa dunia ini tidak mengenal lagi penciptaNya (Yoh 1:10-11). Maka dunia ini membutuhkan cahaya untuk menerangi hati dan pikiran yang gelap agar manusia dapat secara kreatif mengisi hidupnya yang bermakna dan menuju kepada kehidupan. Yesus adalah terang, bukan terang biasa namun benar-benar terang yang sesungguhnya yang akan mengusir dan menelanjangi kegelapan. Kegelapan membuat orang tak dapat melihat dan tak dapat berbuat apa-apa dan jika berjalan dalam gelap hanya meraba dalam suatu hal yang tidak pasti. Disinilah kehadiran Yesus Kristus sebagai terang dunia. Yesus datang dan cahayanya bersinar  sehingga setiap orang menyadari hidupnya dalam dosa dan kegelapan. Sahabat yang baik hati! Tuhan Yesus sang terang yang sesungguhnya yang telah datang ke dunia ini. Marilah sambut dan hiduplah didalam sinar terangNya. Jika kapal dipandu oleh Mercusuar, maka lebih dari itu Yesus Kristus sang terang yang sesungguhnya menjadi pandu kita menuju kehidulan kekal. Mari sambut Yesus Kristus sang terang dunia menerangi jalan hidup kita menuju kehidupan yang kekal dan menerangi hati kita dari dosa dan kuasa gelap. Sahabat yang baik hati, di mana pun ada berada kiranya segala kebaikan dan kasih karunia Tuhan menyertai saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 24 November 2019

TUHAN TETAP SETIA

TUHAN TETAP SETIA Selamat pagi, sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin, 25/11/2019 Yehezkiel 16:8b (TB) Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya. Ezekiel 16:8b (RWV) I spread my skirt over thee, and covered thy nakedness: yea, I swore to thee, and entered into a covenant with thee, saith the Lord GOD, and thou becamest mine. Setiap pasangan suami isteri pasti mengharapkan pasangannya setia sebagaimana ikrar janji setia pernikahan mereka: tidak boleh cerai kecuali kematian memisahkan mereka, sebab apa yang dipersatukan oleh Allah tidak dapat dipisahkan oleh manusia. Tentu kita semua akan merasa sedih dan tidak dapat menerima apapila pasangannya menghianati pernikahan dengan kasus perselingkuhan. Pasti sulit memaafkan dan mengampuni. Nabi-nabi Perjanjian Lama menggambarkan hubungan Allah dengan umatNya sebagai hubungan Pengantin Pria dan mempelai. Allah terikat perjanjian dengan umatNya Israel, Allah telah menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatNya. Allah setia dengan janjiNya, namun apa yang terjadi umatNya sering melupakan, ingkar dan meninggalkan Tuhan. Bagaimana Tuhan menyikapi pelanggaran umat Allah atas ketidak setiaan umat Allah? Para nabi membuat allegori hubungan suami isteri. Seperti isteri yang tidak setia, bahkan dengan ungkapan sarkasme nabi menyebut perbuatan mereka yang meninggalkan Tuhan dan pergi kepada ilah lain disebut sebagai "pelacuran" (Band. Hosea 1:2-9). Pelacuran umat itu telah menghasilkan anak-anak yang tidak setiap. Yehezkiel dalam renungan hari ini memberikan sikap Allah yang maha pengampun atas umatNya. Allah tidak "menelanjangi" umatNya yang ditemukan "melacurkan diri" dengan ilah lain. Allah tidak mempermalukan mereka dengan segala perbuatannya yang sungguh memalukan dan tercela itu. Tetapi Allah itu baik, tetap cinta dan penuh kasih sayang. Allah datang menghampar kain kain menutupi ketelanjangan (pelanggaran dan dosa mereka). "Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau," Apakah yang membuat Tuhan bersikap demikian, jika karena pelanggarannya yang diingat tentu murka yang menyala-nyala yang keluar, namun mengingat janjiNya dan kasihNya, Tuhan mengampuni, memaafkan dan menutupi segala perbuatan buruk umatNya yang memalukan. Itulah kebaikan Tuhan, Tuhan mengasihi umatNya bukan karena kesetiaan umatNya, tetapi karena Tuhan itu penuh kasih setia dan janji tetap selamaNya. Benar apa yang disampaikan oleh Paulus dalam 1 Korintus 13:7 (TB) "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." Demikian dengan ajaran Rasul Petrus dalam 1 Petrus 4:8 (TB) "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa." Sahabat yang baik hati! Allah yang penuh kasih, menutupi kekurangan umatNya dan mengampuni menginspirasi kita dalam hidup ini baik dalam lingkungan kerja, masyarakat apalagi dalam kehidupan keluarga. Renungan hari ini mengajak kita: mari mengoreksi sikap hidup yang selalu mencari-cari kesalahan dan memviralkan cela orang lain membuat orang lain terpuruk dan malu. Sebagai anak-anak Tuhan, marilah kita tiru sikap Allah yang mengasihi, menutupi kesalahan umatNya, mengampuni dan memulihkan hubungan dengan umatNya, hendaklah demikian setiap pribadi orang percaya dalam kehidupan sehari-hari. Mari mengurangi sikap yang mencari kesalahan orang lain dan menjatuhkan orang lain dari cela kekurangannya, tapi mari kita mendukung dan menopang setiap orang untuk berusaha bangkit dari kesalahannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya yang lebih setia kepada Tuhan dan berguna bagi sesama. Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 23 November 2019

DALAM MURKAMU, INGATLAH KASIH SAYANGMU

Kotbah Minggu Akhir Tahun Gerejawi/Peringatan Orang Meninggal Minggu, 24 Nopember 2019 Nas: Habakuk 3:1-6 DALAM MURKAMU, INGATLAH KASIH SAYANGMU Selamat hari Minggu! Kotbah Minggu ini meruapakan doa dan ratapan nabi Habakuk akan masa Depan umat Allah. Bagi Habakuk ada ancaman-ancaman dan bahaya yang akan dihadapi oleh umat Allah, baik dari tekanan bangsa-bangsa, penyakit pandemi yang mematikan dan tantangan atas bencana alam. Habakuk kuatir jika umat Tuhan mengabaikan seruan pertobatan maka murka Tuhan menimpa umat Allah. Habakuk mengingatkan akan kuasa Tuhan atas segala bangsa dan atas mahkluk ciptaanNya. Kuasa Tuhan memenuhi langit dan bumi dan pemerintahan Allah atas segala bangsa. Tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di dunia ini tanpa diketahui Tuhan. Tuhan itu maha kuasa, dan kuasanya mengatur segala cakrawala, banhsa-bangsa dan seluruh ciptaan. Tuhan itu murka atas dosa, kesombongan, namun terpikat kepada orang-orang yang percaya pada Tuhan (baca Habakuk 2:6-20). Dalam murka Tuhan ada kasihnNya yang besar terhadap orang yang hidup dalam kepercayaanNyam. Dasar inilah yang dikutip oleh Paulus khususnya mengenai ajaran pembenaran oleh iman. Habakuk 2:4 (TB) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. (Band Rom 1:17; Gak 3:11) Dalam konteks Habakuk, bahwa bangsa-bangsa akan datang menindas dan menakhlukkan umat Israel, mereka tidak mungkin menghindar dari serangan-serangan musuh ini bahkan dianggap sebagai hukuman atas tirani raja Yoyakim. Bangsa-bangsa asing khausunya Babilonia akan menaklukkan umat Allah, namun orang benar akan hidup oleh imannya. Disini ada pertarungan iman antara orang yang tidak beriman. Jika hukuman ini datang, di manakah kasih Tuhan? Habakuk menjawab, dalam murkaNya, kasih sayang Tuhan tetap ada. 1. Kitab Habakuk dalam hukuman ada kasih. Inilah hal menarik dari kitab Habakuk, dalam hukuman, dalam pendindasan asing dan dalam penderitaan bahwa umat diingatkan akan kasih Tuhan. Dalam hukuman ada kasih, hukuman bukanlah hendak melenyapkan dan memusnahkan seperti konsep hukuman Air Bah; seluruh penghuni bumi mati oleh hukuman air bah. Namun Tuhan memakai Nuh, orangbyangbsaleh dannhiduo bergaul dengan Tuhan menyelamatkan manusia dan mahkluk yang bernafas. Kisah seperti Sodom dan Gomora, oleh karena perbuatan mereka yang jahat di mata Tuhan sekalipun kita itu diluluh-luntahkan Tuhan namun Tuhan menyelamatkan keluarga Lot. Hukuman yang dinubuatkan Habakuk yang akan menimpa umat Allah memang berbeda, hukuman yang menunjukkan bahwa Tuhan marah dan akan mendatangkan celaka bagi orang-orang sombong dan congkak. Tuhan tidak membiarkan umatNya tetap memberontak dan membiatkan melakukan pelanggaran terhadap perintah dan ketetapanNya. Kemarahan Tuhan akan datang, dan kemurkaanNya adalah konsekwensi pelanggaran umat. Dalam keadaan demikian Habakuk percaya bahwa kasih sayang Tuhan tetap atas umatNya. 2. Perbuatan Tuhan Yang Dahsyat: memaki bangsa-bangsa untuk menghukum atau membebaskan. Kitab Habakuk meyinggung banyak nama-nama bangsa. Habakuk mamahami Allah berdaulat atas segala bangsa. Satu hal yang dikuatirkan oleh Habakuk, jika seruan pertobatanNya diabaikan oleh umat Allah adalah murka Tuhan. Allah dapat memakai bangsa asing mendatangkan hukuman pada umatNya. Sejarah telah mencatat bahwa perbuatan Tuhan itu dahsyat. Perbuatan besar Allah telah disaksikan oleh bangsa Israel sejak dahulu kala. Perbuatan-perbuatan Allah yang besar itu diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi. 3:2 TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang! Tuhan berdaulat atas segala bangsa, Tuhan memakai bangsa-bangsa menghukum umatNya (Band Assyur, Babelonia dll), namun Tuhan pula dapat memakai bangsa-bangsa membebaskan dan menolong umatNya seperti: Jitro mertua Musa, Raja Koresh raja orang Persia dll). Apa yang dikemukakan Habakuk adalah kemahakuasaan Allah atas segala bangsa. TUHAN dapat memakai bangsa-bangsa mendatangkan hukum kepada umatNya dan Tuhan memakai bangsa-bangsa menolong dan mewujudkan rencana Tuhan atas umatNya. 3. Tuhan mengatasi pergumukan manusia atas penyakit. Habakuk mengutip beberapa jenis penyakit pandemi yang menakutkan umat manusia pada ayat 5. Noah Harari penulis buku yang terkenal Homo Deus mencatat salah satu keberhasilan umat manusia meninggalkan Homo Sapien menjadi Homo Deus adalah kemampuan mengkordinasikan banyak orang mengatasai masalah yang dihadapi oleh manusia dan tingkat pencapaian tinggi di bidang tehnologi di berbagai bidang ilmu. Homo Deus (manusia modern);telah berhasil membebaskan diri dari ancaman kemanusiaan yang paling menyebabkan kematian terbear dalam sejerah peradaban, yakni: kelaparan, peperangan dan pandemi. Bidang medis, manusia telah berhasil mengatasi pandemi yang membunuh umat manusia secara massal dalam waktu singkat, seperti kolera. Ketakutan manusia di bidang penyakit diungkapkan oleh Habakuk. Penyakit sampar misalnya penyakit yang membuat mati massal, mendadak dan setiap yang terjangkir akan mati. Demikian demam dan kelera serta penyalin pandemi lainnya. Apa yang paling menakutkan manusia, Habakuk percaya bahwa Tuhan dapat mengatasi ini. Jika perang dapat dihadapi dengan strategi perang, namun jika penyakit kolera, penyakit sampar, dan pandemi lainnya manusia tidak dapat menghindar dari kematian. Disinilah Habakuk hadir menyakinkan bahwa Tuhan mendahului umatNya melewati penyakit yang mematikan. Habakuk 3:5 (TB) Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar dan demam mengikuti jejak-Nya. *3. Kuasa Tuhan atas alam* Tahun lalu kita baru menyaksikan sendirj bagaimana dahsyatnya Gempa Tsunami yang terjadi di Palu. Bukit diratakan, tanah kering bisa berubah liquid (meleleh) dan seluruh bangunan diatas tanah ditelan bumi seketika. Demikian berbagai bencana alam lainnya berupa gempa bumi, gempa dan susulan tsunami, meletus gunung berapi, longsor, banjir bandang dll. Ditambah lagi cuaca ekstrim, iklim yang tak menentu dan tingginya gelombang laut. Fenomena alam menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan hidup umat manusia. Apakah daya manusia menghadapi bencana alam? Memang kita bersyukur telah ada deteksi dini berbagai kemungkinan gempa dan tsunami, ada alarm deteksi akan meletusnya gunung berapi dll. Namun banyak fenomena alam yang tidak dapat dijawab oleh sains dan pikiran manusia. Kekuatiran seperti itu sudah lebih dahulu disampaikan oleh Habakuk, sesungguhnya Tuhan itu berkuasa atas alam dan oleh kehendakNyalah bumi bergerak dan goncang. Maka dalam menghadapi fenomena alam kita diajak kotbah ini percaya pada kuasa Tuhan. 3:6 Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang; Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut, hancur gunung-gunung yang ada sejak purba, merendah bukit-bukit yang berabad-abad; itulah perjalanan-Nya berabad-abad. Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini meneguhkan kita agar teguh dan yakin sepenuhnya pada kuasa Tuhan. Wajib kita merefleksikan dan mengkuatirkan seperti Habakuk akan masa deman umat manusia dengan tantangan dihadapan kita: peperangan, penyakit, bencana alam, radikalisme, dan berbagai tantangan lainnya yang dapat membahayakan kehidupan umat manusia. Mari jalani semua itu dengan percaya kepada kuasa Tuhan, dalam murkaNya yang menyala-nyala akan ada kasih sayangNya. Kasih Tuhan lebih besar dari amarahNya. Disinilah ruah bagi orang benar akan hidup oleh percayanya. Tuhan memberkati kita semua! Selamat mengakhiri akhir Tahun Gerejawi! Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 22 November 2019

MERENDAHKAN DIRI DIHADAPAN ALLAH

MERENDAHKAN DIRI DIHADAPAN TUHAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Sabtu, 22/11/2019 1 Petrus 5:6 (TB) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. 1 Peter 5:6 (RWV) Humble yourselves therefore under the mighty hand of God, that he may exalt you in due time: Humble sering juga diterjemahkan 'sederhana', 'rendah hati' dan 'low profile'. Sifat rendah hati adalah pribadi yang mulia karena tidak pernah meninggikan diri, menonjolkan diri tetapi menempatkan diri secara tepat , hormat terhadap orang lain. Seorang yang renda hati akan bersahaja da bersahabat bagi semua orang. Tuhan sangat menghendaki sifat rendah hati pada setipa orang percaya dan sebaliknya meruntuhkan kesembongan. Jika kita baca narasi-narasi Alkitab banyak berupa perlawanan terhadap tinggi hati. Kisah kejatuhan manusia jatuh dalam dosa. Kisah pembangunan Menara Babel, Kisah Musa menghadapi Firaun, Kisah Daud melawan Goliad, Herodes ditampar malaikat dll. Kisah-kisah tersebut tentu hendak mengajarkan Alkitab yang menentang kesombongan dan mengajarkan agar setiap orang memiliki rendah hati. Teladan dalam rendah hati adalah Yesus sendiri. Bagaimana Yesus menghidupi kerendahan hati ini dituliskan dalam Filipi 2:5-7 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Yesus mengajarkan dan melakukan hidup yang rendah hati. Ketika murid-muridnya hendak berlomba menjadi orang yang lebih besar diantara murid-murid, Yesus menasihatkan pada Matius 20:26 (TB) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, Demikian juga dengan nasihat Yesus kepada kita bahwa Matius 23:12 (TB) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Sahabat yang baik hati! Firman Tuhan pagi ini mengingatkannkita, jadilah diri sendiri yang mensyukuri penyertaan Tuhan dan memohon pertolongan agar diberi hati yang melayani dan sifat rendah hati. Biarlah segala kesombongan, tinggi hati dan keinginan menjadi besar dari yang lain jauh dari kita. Mari teladani Tuhan Yesus yang rendah hati dalam perbuatan dan peerkataanNya. Keteladanan Yesus yang rendah hati menjadi patron bagi setiap orang yang mengikut Yesus. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 20 November 2019

TUHAN MENYERAKKAN, TUHAN MENGUMPULKAN

TUHAN MENYERAKKAN, TUHAN MENGUMPULKAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Kamis, 21/11/2019 Yeremia 31:10 (TB) Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya! Jeremiah 31:10 (RWV) Hear the word of the LORD, O ye nations, and declare it in the isles afar off, and say, He that scattered Israel will gather him, and keep him, as a shepherd doth his flock. Nama Yeremia dalam bahasa Ibrani berarti Allah yang Tinggi, Allah yang Mulia. Terjemahan lain juga merujuk kepada Allah membangkitkan. Jika kita baca Yeremia ada pemberitaan tentang otoritas Allah atas umatNya, seperti seorang tukang Periuk dalam membentuk tembikar atau tukang Periuk (Yermia 18:2dyb). Gambaran Allah sebagai tukang periuk hendak menjelaskan bahwa Allah berkuasa sepenuhnya untuk membongkar atau membangun sampai terbentuk sesuai dengan apa yang diharapkan. Gambaran kedua dijelaskan Yeremia adalah Allah itu seorang gembala. Gembala yang bertanggungjawab atas seluruh kawanan domba. Gembala akan menggiring domba gembalaannya ke Padang rumput hijau, membawa mereka ke sumber air dan menjaga mereka dari keganasan predator. Setelah itu gembala akan mengumpulkan kawanan domba dan membawanya kembali pulang kandang. Dalam pemahaman seperti itu jugalah renungan hari ini; Yeremia hadir untuk meyakinkan umat Allah memaknai arti pembuangan Babel. Apa yang terjadi dalam sejarah umat Allah, sepenuhnya tergantung kepada Allah. Allah tahu apa yang terjadi dan Allah tahu akan apa yang seharusnya dilakukan untuk umatNya. Dari semua itu Tuhan hendak membentuk umatNya. Allah yang menyerakkan, Allah yang menyatukan! Demikian Yeremia hadir meyakinkan umat Allah di pembuangan. Israel yang berserak disebut dengan 'diaapira", bangsa Israel meninggalkan kampung halamannya. Penyerakan itu terjadi pada tahun 597 SM dimana Babilonia menahklukkan Yehuda. Yehuda tak berdaya, seluruh penduduk Yerusalem diangkut ke pembuangan. Namun tidak sedikit juga yang lari ke berbagai penjuru karena tidak menerima kenyataan Israel dalam pembuangan. Sebelum pembuangan Babel, telah terjadi penyerakan besar-besaran terjadi pada Bangsa Israel Utara (Samaria) setelah ditahklukkan oleh Assyur, tahun 722 SM. Menurut penelitian, penyerangan Assyur atas Israel Utara membuat suku-suku Israel terserak ke berbagai penjuru dunia bahkan kehilangan identitas sebagai bangsa Israel. Pertanyaan apakah mereka kehilangan identitas karena perjumpaan dengan budaya lain yang dominan atau dengan sengaja menyembunyikan identitas diri untuk menghindari pengejaran Raja Assyur. Itu adalah suatu sejarah pahit bangsa Israel Raya dan Kerajaan Yehuda, bangsa yang besar dan jaya bahkan pernah memiliki raja yang paling berhikmat di dunia kenyataannya harus menerima suatu realitas bangsa yang terbuang di negeri asing. Bukan hanya itu mereka harus keluar dari tanah perjanjian menjadi orang asing di negeri asing. Gerakan Zionisme modern terus melakukan penelitian untuk mengidentifikasi suku-suku Israel. Allah menyerakkan, Allah mengumpulkan suatu seruan dari Yeremia bahwa Allah berkuasa atas umatNya. Semua yang dialami bangsa Israel diketahui Allah dan dalam setiap kejadian ada maksud Allah yang kelak akan terjawab. Bagi Yeremia, pembuangan adalah bahagian dari rencana Allah untuk membentuk dan memurnikan umat Allah. Jiak masa pembuangan bangsa Israel berserak ke segala penjuru dunia, kelak Tuhan akan mengumpulkannya kembali seturut dengan maksudNya. Yeremia 31:8 (TB) Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari! Sahabat hang baik hati! Sama seperti seruan Yeremia kepada umat di Pembuangan mengajak kita untuk yakin dan percaya bahwa apa yang terjadi pada hidup kita sepenuhnya keputusan Allah. Apa yang terjadi pada hidup, tak kala.kita memasuki situasi yang tidak kita harapkan jalanilah dengan penuh percaya. Kelak kita akan memahami rwncana Tuhan yang indah bagi kita. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

KRISTUS KEKUATANKU

Kotbah Minggu XXII Stlh Trinitatis Minggu, 17 Nop 2019 Nas: Filipi 4:10-20 KRISTUS KEKUATANKU Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan peguhan bagi kita untuk saling menopang dalam pelayanan dari pengalaman Paulus terhadap Filipi. Paulus sangat bersuka cita atas kebaikan hati jemaat Filipi hang terus menopang Paulus dalam doa dan mendukung melalui persembahan jemaat untuk menopang penginjilan yang dilakukan Paulus. Dari kotbah Minggu ini, kita menemukan kekuatan Paulus tetap bersukacita menjalankan pelayanan, yakni: 1. Kristus sumber kekuatan menghadapi segala tantangan. Banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, pahit dan manis, buruk dan baik, pernah difirnah dan diusir dari pelayanan, namun pernah juga disambut seperti menyambut dewa. Pernah mengalami kekurangan namun penah juga mengalami hidup berkelimpahan. Apapun menimpa hidupnya dianggap sebagai pengalaman berharga dari Tuhan dan percaya kekuatan Tuhan menopangNya. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil 4:13) Ayat ini pernah menjadi tersohor, di saat pertandingan Tinju antara Evander Holifield dengan Mike Tyson. Tyson dengan agamanya yang baru itu mengagungkan symbol spiritualitasnya dengan tulisan-tulisan khas penganutnya. Tidak kalah juga dengan Holifield, selempang di kepalanya bertuliskan Fil 4:13 dengan symbol kekristenan. Persaingan bursa mengunggulkan 7 band. 3 untuk kemenangan Tyson, namun dugaan orang menjadi terbalik, Tyson kalah, Evander menang. Orang-orang opportunis mengatakan itu karena khasiat ayat alkitab. Terlepas dari analisis menang atau kalah dalam pertandingan itu, kita sebenarnya tidak setuju model pemahaman agama demikian, seolah-olah mempertandingan Allah dengan simbol-simbol agama apalagi mengagungkan ayat unggulan. Satu hal yang tetap kita percayai bahwa Allah adalah maha Kuasa, Dia berkuasa memberikan kekuatan kepada setiap orang untuk kehendak Allah. 2. Belajar mencukupkan diri dan tahan terhadap bully; Sanggup bahagia dan dapat bertahan dalam penderitaan. Dalam kenyataannya orang sering hanya siap menikmati bahagia, namun tak sanggup untuk menderita. Paulus tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang bagaimana kebutuhannya dalam pemberitaan Injil, bahkan dalam segala hal dia belajar mencukupkan diri; baik dalam kekurangan, baik juga dalam berkelimpahan, baik di waktu keyang, dan juga dalam kelaparan. Filipi 4:11-12 (TB) Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Hal kedua dari bagian ini adalah Paulus orang yang tahan terhadap bully, dia pernah ditolak di Efesus, namun pernah juga disambut seperrti desa. Paulus tak pernah surut karena cacian, ejekan, penjara, hukum cambuk dan segala macam resikonya dia tanggung. Namun bertahan dalam segala keadaan dan diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan 3. Melaksanakan missi dengan penuh suka cita dan topangan doa dan persembahan jemaat Filipi 4:18-19 (TB) Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Hal ketiga dalam kotbah ini disampaikan bahwa kekuatan Paulus dalam menjalankan tugas pemberitaan Injil tentulah didasari pada semangat dan motivasi yang besar dari diri Paulus sendiri. Paulus tidak pernah surut oleh tantangan, dia tidak pernah mundur atas segala permasalahan yang dihadapi. Selain itu Paulus mengelola dukungan dan bantuan jemaat dengan baik, jujur dan transparan serta membawakan mereka dalam doanya agar Tuhan memberkati setiap orang yang telah mendukung pelayanannya. Sahabat yang baik hati, Tuhan memberikan kekuatan bagi kita semua untuk melakukan FirmanNya. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

MULIAKANLAH TUHAN SELAGI MASIH ADA KESEMPATAN

MULIAKANLAH TUHAN SELAGI ADA KESEMPATAN Yeremia 13:16 (TB) Permuliakanlah TUHAN, Allahmu, sebelum Ia membuat hari menjadi gelap, sebelum kakimu tersandung di atas bukit-bukit yang diliputi senja, Jeremiah 13:16 (RWV) Give glory to the LORD your God, before he shall cause darkness, and before your feet stumble upon the dark mountains, "Hidup Ini Adalah Kesempatan" suatu lagu rohani populer saat ini di kalangan Kristen. Lagu ini mengingatkan agar menggunakan hari-hari yang dijalani sebagai kesempatan berbuat baik, jangan tunggu esok. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari esok. Selagi bisa adalah kesempatan yang diberi untuk berbuat baik. Konon lagu ini diciptakan karena kisah seorang Pendeta yang bernama Wilhelmus Latumahina, dia memiliki seorang anak yang diberkati dan berbakat. Dia aktif dalam pelayanan musik gereja. Sungguh anak sulung yang membanggakan orangtuanya. Namun di masa banyak impian yang didamba, sang anak yang baru berusia 17 tahun dan baru menyelesaikan studi dari bangku SMU, suatu kejadian yang tak diduga dan disangka mengalami kecelakaan. Nyawanya tak tertolong dan anak tersebut meninggal dunia. Pdt Wilhelmus sedih dan merenungkan dalam-dalam kepergian anaknya. Anak yang masih segar-segarnya merancang masa depan tapi harus berakhir karena kecelakaan yang tragis. Hasil releksinya menyimpulkan tidak ada yang tahun pasti akan hari esok. Jika Tuhan beri kehidupan bagi kita itu adalah kesempatan. Inilah pesan berharga, jika Tuhan memperkenankan kita menghirup nafas kehidupan itu adalah kesempatan untuk menghasilkan buah yang baik demi kemuliaan bagi Tuhan. Hidup ini adalah kesempatan, demikian juga nabi Yeremia mengingatkan bangsa Israel yang telah terbuang ke Babel. Sekalipun meratap dan menjalani sulitnya kehidupan memasuki pembuangan, bukan berarti tak ada asa. Ibarat senja menunggu malam, demikian mereka di pembuangan tinggal sesaat lagi hampir tiba malam. Di waktu yang hanya singkat itu, hendaknya dipergunakan kesempatan untuk mempermuliakan Tuhan. Siapakah yang tahu masa depan Israel dalam pembuangan? Hanya Tuhan yang tahu. Adakah kesempatan bagi Israel untuk kembali meraih kejayaannya? Umat Allah terbuang ke Babilonia bukan berarti akhir sejarah umat Allah. Hidup ini sepenuhnya dalam keputusan Tuhan. Dalam waktu yang singkat Allah dapat melakukan apa saja dalam hidup ini. Yeremia 13:17 (TB) Jika kamu tidak mau mendengarkannya, aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran, oleh sebab kawanan domba TUHAN diangkut tertawan. Jangan larut mengutuki keadaan, sekalipun dalam duka dan tipis harapan untuk meraih sukacita umat Allah kembali, Yeremia mengajak pergunakanlah waktu yang anda untuk mempermuliakan Tuhan. Dalam Kairos yang singkat Yeremia mengajak berbuah positip bukan untuk memperburuk keadaan. Selagi masih bisa berjalan berjalanlah, sebelum kaki tersandung. Selagi bisa melihat matahari, berjalanlah di jalan terang Tuhan, siapa tahu esok gelap gulita meliputi sehingga tak ada yang dapat diperbuat. Sama seperti seorang yang menunggu senja, maka tinggal sesaat lagi untuk memasuki malam gelap. Maka pergunakanlah waktu yang singkat itu untuk karena jika itu tak dipergunakan, gelap pun akan tiba dan orang tak dapat lagi beraktifitas. Sahabat yang baik hati! Ajakan Yeremia kepada bangsa Israel yang terbuang, ibarat senja menunggu malam. Demikianlah kita juga menjalani hari-hari ini. Kita tidak mengetahui apa yang terjadi hari esok, ibarat senja menunggu malam tiba jangan vakum dan diam, tetapi lakukan sesuatu yang berguna, membangun diri dan sesama dan memuliakan Tuhan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

JAGALAH LANGKAHMU

JAGALAH LANGKAHMU Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Selasa,19/11/2019 Pengkhotbah 4:17 Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Ecclesiastes 5:1 (RWV) Keep thy foot when thou goest to the house of God, "Manat unang tartuktuk, jamot Unang tarrobung" suatu ungkapan masyarakat orang Batak yang mengingatkan agar senantiasa berhati-hati, teliti dan cermat dalam setiap melangkah dan membuat suatu keputusan. "Manat" berarti hati-hati, dengan berhati-hati seseorang dapat terhindar dari tersandung. Sedangkan "jamot" berarti teliti dan cermat. Dengan jamot seseorang tidak terjebak atau teperangkap dalam suatu permasalahan. Dengan nasihat ini setiap orang diingatkan jangan sampai terlibat dalam suatu permasalahan karena kurang cermat dan teliti. Setiap suku bangsa pasti ada nasehat agar berhati-hati dalam membuat keputusan dalam hidup. Namun, ada yang unik dari nasihat pengkotbah hari ini yakni: Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Pertanyaan adalah mengapa harus menjaga langkah ke rumah Allah? Apakah maksud terdalam dari nasihat ini? Disini ada sesuatu yang mau kita dalami menurut Pengkotbah yaitu sikap keagamaan kita. Pengkotbah menasihatkan agar setiap orang merenungkan secara mendalam apa tujuan pergi berjalan ke Rumah Allah? Pergi ke rumah Tuhan berarti beribadah, berdoa dan berjumpa dengan Tuhan lewat peribadahan dan penyembahan. Semakin rajinke rumah Allah, tentu didasari oleh kerinduan untuk berjumpa dengan Allah. Namun mengapa Pengkotbah mengingatkan agar berjaga melangkah ke Rumah Tuhan. Menurut hemat saya ada beberapa hal yang dimaksud, diantaranya: Pertama, pergi ke rumah Allah mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai bukti kesalehan, semakin sering ibadah ke rumag Tuhan tentu tercipta citra yang baik, dinilai orang saleh dan taat. Maka ada konstruksi berpikir dalam masyarakat pergi ke rumah Tuhan identik dengan orang saleh atau yang taat beribadah. Maka bagi orang yang pragmatis agar dianggap saleh pergi ke gereja. Tujuan keberagamaan seperti ini menjadi bergeser. Sesungguhnya pergi ke rumah Tuhan adalah berdoa dan berjumpa dengan Tuhan. Motivasi seperti inilah yang harus dijaga, jangan sampai bergeser orang datang ke rumah Tuhan agar dianggap dan dinilai orang saleh dan taat beribadah. Makna kedua yang dinasihatkan oleh pengkotbah ini adalah seseorang menjaga langkahnya menuju rumah Tuhan, agar mengoreksi diri sebelum menghadap Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan mendengarkan doa kita, bagaimana mungkin menerima pengampunan dan Rahmat dari Tuhan sementara kita pergi ke rumah Tuhan dalam hati yang membara dan menyimpan banyak dendam? Tuhan Yesus mengingatkan dalam Matius 5:23-24 (TB) Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Ketiga, nasihat pengkotbah ini mengajak kita untuk waspada. Ingatlah iblis tak suka kita datang ke rumah Tuhan, maka segala cara akan dipakai untuk menggoda, mempengaruhi agar kita menghentikan langkah kita datang ke rumah Tuhan. Sahabat yang baik hati! Jagalah langkahmu sebelum.engkau menuju Rumah Allah suatu ajakan yang mencerahkan bagi kita. Nasihat ini sangat berharga agar aktifitas keagamaan kita benar-benar membentuk spiritualitas yang baik. Dengan renungan hari ini hendaklah kita berjaga-jagalah agar jangan sampai aktifitas keagamaan kita jatuh pada kesombongan rohani dan kemunafikan religius. Aktifitas keberagamaan yang kita lakukan hendaknya membentuk pribadi kita yang lebih baik. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

KASIH KARUNIA YANG MELIMPAH-LIMPAH

KASIH KARUNIA YANG MELIMPAH-LIMPAH Selamat Pagi, sahabat yang baik hati! Marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Rabu, 20/11/2019 Roma 5:20 (TB) Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, Romans 5:20 (RWV) Moreover the law entered, that the offence might abound. But where sin abounded, grace did much more abound: Judul ini mungkin langsung membuat kita berpikir tentang gambaran hidup berkecukupan, penuh sukacita dan bahagia. Benar bahwa nas renungan ini mengajarkan kepada kita bagaimana seseorang yang hidup berkelimpahan dalam kasih karunia Allah. Hidup berkelimpahan hanya ada pada Kristus. Hidup berkelimpahan bukanlah pada kelimpahan berkat, kekayaan dan kejayaan, tetapi kelimpahan rohani yang merasakan, menghidup serta merayakan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Allah tidak lebih memberkati orang kaya dari pada yang biasa-biasa. Allah telah memberikan berkat kepada semua orang, Dia mengasihi orang kaya dan miskin, yang biasa dan luar biasa. Kelimpahan kasih karunia ada pada orang yang merasakan keselamatan. Hal inilah yang diajarkan oleh Paulus dalam renungan hari ini. Adakah orang Yahudi lebih diberkati ketimbang suku bangsa lainnya? Apalagi mereka telah menerima hukum Taurat sejak jaman Musa. Paulus menjelaskan di dalam Kristus Yesus kita hidup dalam kasih karunia Allah (Band Gal 3:28) Untuk memudahkan bagaimana hidup berkelimpahan dalam kasih karunia Kristus, Paulus memberikan dua tokoh dan dua perangkat dalam pasal 5 ini memudahkan orang Kristen mamahami ajaran keselamatan, yaitu: Adam dan Kristus, Hukum dan Injil. Paulus memakai kedua hal ini sangat membantu ajaran keselamatan, bukan hanya orang Yahudi tetapi non Yahudi. Oleh pelanggaran Adam dosa telah menjalar keseluruh manusia dan upah dosa adalah maut. Jika oleh satu orang dosa telah merambat maka melalui satu orang yaitu Kristus manusia telah menerima anugerah keselamatan. Adam, gambaran manusia lama yang telah jatu dalam dosa dan merusak manusia yang diciptakan segambar dengan rupa Allah maka di dalam Kristus manusia menjadi ciptaan baru. Demikian dengan, Bangsa Yahudi sangat bangga atas hukum Taurat, merekalah umat pilihan Allah namun Paulus menjelaskan di dalam hukum Taurat mengandung kutuk, karena terkutuklah orang yang tidak setia melakukan hukum Taurat (Galatia 3:13; Ul 21:23). Maka bagi orang yang bangga atas hukum Taurat, Paulus mengatakan semakin ditambahkan hukum Taurat maka semakin bertambah-tambah pelanggaran manusia atas perintah Allah. Hukum Taurat bahkan menjadi telah membuktikan manusia tidak ada yang benar dihadapan Allah, justru manusia haru menanggung kutuk dalam Hukum Taurat . Namun syukur kepada Allah di dalam Injil Yesus Kristus kita menerima anugerah keselamatan. Apakah kebanggaan orang yang mengagungkan hukum Taurat dalam keselamatan? Sesungguhnya Kristuslah yang menyelamatkan kita melalui.penhorbananNha di kayu salib. Kita dibenarkan bukan karena pekerjaan hukum Taurat. Taurat tak menyelamatkan, tetapi menurut Paulus hukum Taurat sangat berguna bagi manusia, yakni: hukum Taurat memperkenalkan kehendak Allah, dengan hukum Hukum Taurat kita mengenal akan dosa dan dengan hukum Taurat orang menyadari kebutuhan anugerah Allah. Sahabat yang baik hati, hidup yang berkelimpahan dalam kasih karunia Kristus bukan terletak pada berapa benyak harta yang kita miliki, berapa besar kesuksesan dan kejayaan yang kita peroleh. Hidup berkelimpahan ada pada orang yang merasakan keselamatan dan memelihara hidupnya di dalam tinggal di dalam Yesus Kristus. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 15 November 2019

ORANG-ORANG YANG KUKASIHI

ORANG-ORANG YANG KUKASIHI Selamat pagi! Sahabat yang baik hati marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Sabtu, 16/11/2019 Mazmur 50:5 (TB) "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!" Psalms 50:5 (RWV) Gather my saints together to me; those that have made a covenant with me by sacrifice. "Janji adalah hutang" demikian ungkapan yang sering kita dengar tentang arti janji. Ungkapan ini sekaligus memberi pengajaran: jangan berjanji jika tak dapat memenuhinya, semakin banyak janji semakin banyak hutang kita. Renungan hari ini juga, berbicara tentang janji. Kehidupan yang kita jalani di jaman ini adalah hidup karena perjanjian Allah. Ketika air bah surut, Nuh membawa kurban dihadapan Allah dan Tuhan pun menerima persembahan kurban yang disampaikan Nuh. Kemudian, Tuhan berjanji kepada Nuh dan seluruh keturunannya serta kepada seluruh mahkluk hidup bahwa Tuhan tidak akan mendatangkan air bah lagi untuk menghukum umat manusia dan segala yang bernafas dengan air bah. Bukti janji Tuhan itu adalah Busur Tuhan (pelangi). Setiap ada hujan, manusia tidak perlu takut bahwa dengan melihat busur Allah kita mengingat bahwa Tuhan tak akan mendatangkan air bah. Ini adalah janji Tuhan yang universal bagi umat manusia dan segala mahkluk hidup tengah jaminan pemeliharaan dan kelangsungan hidup. (Baca Kej 9:8-29) Selain itu, Alkitab mengisahkan janji yang khusus bagi umat Allah melalui pemanggilan dan penetapan Abraham. Perjanjian dengan Abraham adalah inisiatip Allah. Allah memilih dan menetapkan Abraham dan oleh Abraham dunia diberkati. Dalam bahasa Ibrani perjanjian disebut dengan "charat beryth", terjemahan "memotong perjanjian", Allah mengadakan perjanjian pada Abraham dengan memotong kurban, sebelah bahagian milik Allah dan sebelah bahagian dari Abraham. Allah akan setia pada Abraham memenuhi janjiNya, dan pada pihak Abraham akan setia memelihara perintah Allah. Barang siapa yang melanggar perjanjian tersebut sesungguhnya darahnya akan ditumpahkan dan dia akan mati seperti kurban sembelihan. Perjanjian ini bukan hanya berlaku pada Abraham, tetapi seluruh keturunan Abraham dari generasi ke generasi. Allah berjanji akan memberkati Abraham, memberi nama yang masyur, bangsa yang besar dan memberi tanah perjanjian. Allah setia memenuhi janjiNya pada umatNya (Kej 12:1-3). Bagaimanakah hidup umat perjanjian ini dalam perubahan waktu ke waktu? Apakah umat perjanjian telah menjauh dari Tuhan. apakah pengalaman buruk yang terjadi pada umatNya sebagai hukuman ketidak setiaan umatNya memelihara perjanjian? Mazmur 50 ini, merupakan mazmur pengajaran. Pemazmur mengingatkan kembali akan kasih setia Tuhan pada janjiNya. Tuhan itu baik dan konsisten pada janjiNya. Kasih setia Allah tetap pada umatNya. Tuhan setia bukanlah karena kebaikan mereka, tetapi karena sifat Allah yang Pengasih dan setia pada janjiNya. Dengan perjanjian ini, sesungguhnya umat Allah harus hidup menurut perjanjian, memelihara Taurat dan Perintah Allah. Apa yang terjadi? Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel, mereka sering mendukakan hati Tuhan sekalipun umat Allah sering mendukakan hati Tuhan. Mereka melanggar, mengabaikan dan tidak perduli akan janji. Hal inilah yang digugah oleh pemazmur dan sekaligus mengingatkan akan ada penghukuman bagi setiap orang apakah setia kepada Tuhan. Umat perjanjian bukanlah hanya Israel atau Anak-anak Abraham dari faktor genetik, tetapi semua orang percaya kepada Yesus Kristus adalah umat perjanjian. Allah telah memenuhi janji keselamatan di dalam diri Yesus Kristus. Oleh pengorbanan Kristus dikayu salib kita telah dijadikan menjadi umat pilihan Allah. 1 Petrus 2:9 (TB) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Sahabatku! Renungan hari ini, mengingatkan kita akan kebaikan Tuhan yang menjadikan kita sebagai umat PilihanNya, melalui kurban yang sekali untuk selama-lamanya yaitu pengorbanan Yesus Kristus. Kita adalah umat perjanjianNya dan dijadikan sebagai umat sayaklnganNya. Maka marilah pelihara diri sebagai umat pilihan Allah dengan sikap hidup yang lebih baik. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 14 November 2019

PANGGILAN HIDUP KUDUS

PANGGILAN HIDUP KUDUS Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Jumat, 15/11/2019 1 Tesalonika 4:7 (TB) Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. 1 Thessalonians 4:7 (RWV) For God hath not called us to uncleanness, but to holiness. "Lihatlah Sang Anak Manusia" demikian Verne H Fletcher menuliskan satu buku menarik tentang etika Kristen. Dengan melihat pengorbanan Yesus di kayu setiap orang menanyakan pada dirinya sendiri, bagaimana orang percaya menjadikan Yesus menjadikan model etika baru dalam hidup manusia. Ajakan Fletcher ini didasatkan pada pandangan Paulus sebagaimana disampaikan dalam Tessalonika ini. Kita diselamatkan untuk hidup Kudus. Kita telah ditebus dari dunia yang fana dan memperoleh keselamatan yang kekal dengan tujuan mulia dari Allah. Karena itunahtus menjauhkan diri dari perbuatan yang mengotori tubuh. Kita dipanggil bukan untuk menerima hukuman pada murka Allah, tetapi agar menerima kasih karunia. Sebagai orang yang menerima kasih karunia, kita dipanggil untuk hidup Kudus. Nasihat ini disampaikan agar semua jemaat memelihara diri dari segala godaan yang mencemari diri. Ada diantara anggota jemaat ikut dalam perilaku yang tidak sopan, mencemarkan tubuhnya ikut dalam percabulan. Secara khusus di Tessalonika ada tradisi pesta "Dewa Kesuburan" dalam ritus-ritus paganisme. Sehubungan dengan itulah Paulus menekankan bahwa orang percaya dipanggil hidup kudus, tidak sama seperti dunia ini tetapi hidup menurut petunjuk-petunjuk Tuhan. Dalam menasihatkan jemaat Tessalonika , Paulus sungguh-sungguh mendasarkan pandangan ini bahwa Kristus memanggil kita untuk hidup kudus. 1 Tesalonika 4:7 (TB) Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. 1 Thessalonians 4:7 (UKJV) For God has not called us unto uncleanness, but unto holiness. Bagaimana itu kita lakukan: 1. Jauhkan percabulan dan hal-hal yang mencemarkan diri. Sekalipun lingkungan sudah tidak mengindahkan nomar nomar dan terjerumus dalam berbagai perilaku asusila, namun orang percaya harus hidup menurut petunjuk Tuhan. Perzinahan dan percabulan akan berdampak pada disharmoni dalam keluarga. Disharmoni dalam keluarga akan berdampak pada perceraian. Hal ini tentu menjadi pergumulan etis dalam masalah keluarga Kristen. Hindari segala hawa nafsu yang membawa kita kepada pencemaran diri sendiri yang berdampak pada semakin jauhnya hidup kita dari panggilan Tuhan. 2. Kesetiaan dalam rumah tangga; setiap orang hidup setia dalam rumah tangga. Kekristenan menjadi salah satu agama yang menekankan monogami, setia dalam keluarga dan memahami bahwa keluarga adalah lembaga yang ditetapkan oleh Allah. Allah yang mempertemukan, mempersatukan dan memberkati keluarga. Apa yang dipersatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia. Hanya kematian yang memisahkan keluarga Kristen. Pandangan ini menjadi dasar yang teguh bagi keluarga Kristen agar tetap hidup menurut panggilan Allah. Setiap keluarga yang ditetapkan di dalam pernikahan harus setia dengan pasangannya karena baik suami atau isteri adalah pemberian Allah. Masing-masing baik suami maupun isteri harus memahami bahwa suaminya atau isterinya adalah pemberian Allah. 3. Hidup didalam kasih. Hal yang paling essensi dari panggilan hidup kudus ini adalah hidup di dalam kasih. Kasih menyinari dan menggarami setiap pribadi yang menerima Yesus Kristus dalam menjali relasionalnya terhadap sesama. 1 Tesalonika 4:9 (TB) Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah. 1 Thessalonians 4:9 (UKJV) But as concerning brotherly love all of you need not that I write unto you: for all of you yourselves are taught of God to love one another. Sahabat yang baik hati, marilah kita syukuri keselamatan yang diberikan bagi kita melalui Yesus Kristus. Yesus memanggil kita untuk memelihara hidup Kudus. Dari apa yang disampaikan ada tiga anjuran Paulus dari renungan menjadi dasar yang kuat bagi seorang Kristen untuk hidup setiap di dalam panggilan Allah: hidup kudus. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan bagi kita semua untuk melakukan FirmanNya. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 13 November 2019

SEMUANYA AKAN BERLALU

SEMUANYA AKAN BERLALU (?) Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Kamis, 14/11/2019 1 Petrus 1:25 (TB) tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu. 1 Peter 1:25 (RWV) But the word of the Lord endureth for ever. And this is the word which by the gospel is preached to you. Mengapa ada orang yang sombong dan angkuh, bukankah semua yang ada pada manusia pemberian Tuhan? Mengapa ada orang yang meninggikan diri atas apa yang dicapai bukankah segala sesuatu akan berlalu? Renungan hari ini mengingatkan, hidup ini seperti rumput dan segala kemegahannya sama seperti bunga rumput. Di saat musim penghujan akan tampak hijau dan segar, setelah itu saatnya akan kering, layu dan gugur. Apalagi bunganya, mekar dipagi hari menjelang sore sudah layu dan akhirnya gugur. Demikianlah gambar hidup manusia dan segala kemegahannya semuanya akan berlalu. Tiada yang abadi di dunia ini. Rasul Petrus menasihatkan kepada jemaat mula-mula tidak ada gunanya menyombongkan diri, apa yang kita dapatkan di dunia ini adalah anugerah Tuhan, justru semakin banyak yang bisa kita miliki seharusnya kita semakin sujud dan syukur. Setiap hari berlalu, kita semakin diingatkan bahwa semuanya akan berakhir dan berlalu. Apa yang dimiliki oleh manusia dalam hidupnya: prestasi, kebanggaan, kemewahan dan segala apa yang dimilikinya akan berlalu. Hanya satu yang kekal, yaitu Firman Tuhan sebagaimana diberitakan Injil. Dalam renungan ini, Rasul Petrus menasihati dan mengingatkan jemaat mula-mula: 1 Petrus 1:24-25 (TB) Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu. Nas ini dikutip oleh rasul Petrus dari Yesaya 40:6-8, suatu seruan dari nabi Yesaya kepada umat Israel di pembuangan. Ini adalah pengalaman real bangsa Israel, apa yang mereka banggakan sebagai umat pilihan, kebanggaan mereka atas kejayaan-kejayaan semuanya berakhir, bahkan Bait Suci yang mereka agungkan sebagai simbol kehadiran Allah telah runtuh dan rata dengan tanah. Hanya satu yang dapat menguatkan bangsa Israel, yaitu Firman Allah. Jika Allah berfirman maka segala sesuatu akan jadi. Sahabat yang baik hati! Marilah tetap rendah hati, meningkatkan sujud dan syukur atas segala berkat yang telah kita terima. Apa yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, dan waktunya itu semua akan kita tinggalkan menuju keabadian. Mari berpegang kepada Firman Tuhan yang tetap selama-lamanya dan kita jadikan sebagai suluh bagi kita memasuki keabadian. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Selasa, 12 November 2019

JANGAN TAKUT DAN BIMBANG

JANGAN TAKUT DAN BIMBANG Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Selasa, 12/11/2019 Yesaya 41:10 (TB) janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Isaiah 41:10 (RSV) fear not, for I am with you, be not dismayed, for I am your God; I will strengthen you, I will help you, I will uphold you with my victorious right hand. Setiap orang pasti memiliki rasa takut, tidak ada yang terlahir di dunia ini yang tidak memiliki rasa takut. Orang yang memiliki percaya diri yang tinggi saja kadang muncul rasa keraguan. Ada orang yang gagah berani namun ketika ditinggal sendirian di rumah sangat ketakutan. Ada orang petualang hebat, traveling ke mana-mana namun ketika disuruh berjalan lewat pemakaman umum akan mohon ampun. Ada orang yang sangat sangar, tidak takut kepada preman namun tak sedikit pun berkutik dihadapan isterinya. Orang seperti ini namanya suami takut istri he..he..! Itulah uniknya kita manusia ini. Betul, secara psikologis bahwa setiap orang pasti memiliki rasa takut di dalam dirinya. Rasa takut itu bisa berbentuk kekuatiran dan kecemasan. Para ahli psikologi menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Ada takut di ketinggian, ada takut di kegelapan, ada takut pada binatang tertentu secara berlebihan dll. Jika sesorang dipaksa dalam ketakutannya orang itu bisa marah dan jika tidak bisa mengeluarkan emosinya lewat marah maka dirinya akan mengalami depressi, trauma dan gangguan kejiwaan. Ketakutan adalah suatu fakta real yang ada di dalam diri seseorang. Ketakutan ini sering menghambat seseorang untuk melakukan sesuatu. Yesaya dalam renungan ini memahami betul apa ketakutan dan kebimbangan umat Allah yang terbuang ke Babelonia. Mereka takut akan masa depan umat Israel. Sekalipun mereka mengetahui perbuatan Allah yang besar pada leluhur mereka, namun saat menjalani pembuangan mereka bimbang. Mereka takut cerita tentang Israel akan lenyap dan berakhir dan tidak akan bangkit lagi. Nama bangsa Israel yang pernah jaya telah terhapus dalam ingatan setiap orang dan suku-suku bangsa. Sakitnya di pembuangan mungkin tak seberapa, namun betapa sakitnya dan pedihnya jika nama Israel telah lenyap dan berakhir di pembuangan. Mereka tidak akan bercerita lagi tentang perbuatan Allah yang besar sebagaimana tertuang dalam kredo: mereka dulu budak dj Mesir tetapi dengan Tangan Tuhan yang kuat mereka dibebaskan dan memberi negeri ini. Yerusalem telah berubah jadi puing, sepi dan tak berpenghuni. Yesaya berseru memberikan semangat dan motivas. Jangan takut dan jangan bimbang Aku menyertai engkau. Tuhan itu setia dalam janjiNya. Tuhan menyertai mereka adalah suatu jaminan kepastian hidup dalam perlindungan Tuhan. Sepahit apapun pembuangan Babel yang mereka alami, seberapa lama pun pembuangan ini akan berlangsung, jangan takut mereka tidak sendirian, Tuhan menyertai mereka. Tuhan melihat umatNya dan Tuhan sendiri turut menderita merasakan apa yang dirasakan oleh umatNya. Jangan bimbang! Aku meneguhkan dan menolong engkau. Jika kaki sudah tak kuat, lutut telah goyang dan tubuh terlalu lemah tak dapat laku melakukan sesuatu yang berarti bagi Tuhan. Jangan bimbang, Tuhan memberikan kekuatan, Tuhan memberikan pertolongan dan membawa kita meraih kemenangan dalam hidup mereka. Jangan ragukan penyertaan dan pertolonganNya. Sahabat yang baik hati! Penyertaan Tuhan meruoakan jaminan yang dimiliki oleh orang percaya sehingga kita berani menjalani tantangan hidup di tahun baru ini. Kita tidak tahu akan apa yang terjadi pada hari esok tapi mari melangkah pasti; Tuhan menyertai, membimbing dan memberikan pertolongan. Mungkin anda kaget ketika anda baru memulai pekerjaan di tahun 2019 ini dengan banyak kesemrautan, jadwal kerja yang begitu padat dan berbagai hal yang sulit anda pikirkan. Awalilah di dalam doa, jangan takut! Tuhan menyertai kita. Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup anda. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

PERTANDINGAN IMAN

PERTANDINGAN IMAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Rabu, 13/11/2019 1 Timotius 6:12 (TB) Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. 1 Timothy 6:12 (RWV) Fight the good fight of faith, lay hold on eternal life, to which thou art also called, and hast professed a good profession before many witnesses. Ada dua konsekwensi orang yang bertanding, yakni: menang atau kalah! Jika pun ada seri maka akan ada tanding ulang untuk menentukan pemenang. Menang mendatangkan sukacita, kalah sering merasa terpukul namun janganlah kekalahan dianggap sebagai kesedihan tetapi sebagai kemenangan yang tertunda. Bagi orang bijak kekalahan bisa menjadi motivasi yang besar untuk bangkit, mengevaluasi kelemahan dan mencari titik kekalahan sehingga hal serupa tak terulang lagi. Itulah kehidupan yang senantiasa berjuang sampai penentuan akhir. Dalammpertandingan ada orang yang menggapai kemenangan dengan curang, namun Alkitab mengajarkan seorang atlet harus bertanding dengan menjunjung sportifitas yang tinggi. Orang yang menang dengan cara kotor tidak akan menghasilkan apa-apa pada dirinya dan orang lain. Alkitab mengajarkan bahwa kehidupan beriman adalah ibarat pertandingan kita semua bertanding untuk meraih mahkota kehidupan bertanding mempertahankan diri hidup benar dihadapan Tuhan. Pertandingan orang Kristen bukanlah semata-mata meraih sukses dalam kehidupan ini: karier dalam pekerjaan, usaha dan meraih prestasi terbaik saja. Jauh lebih dari itu yakni pertandingan iman: kita hidup bertanding melawan keinginan daging, bertanding melawan godaan iblis yang senanatiasa mempengaruhi kita agar melepaskan mahkota kemenangan iman. Pertandingan iman orang Kristen adalah hidup benar dihadapan Allah dan merebut mahkota kehidupan yang telah dianugerahkan di dalam Yesus Kristus. Pertandingan itu bukan hanya satu dua kali namun terus menerus sampai kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali. Maka janganlah kecewa, jika kita pengikut Yesus, semakin dekat kepada Tuhan, ronde-ronde kehidupan ini semakin berat? Kuatlah dan tabahlah, Roh Kudus telah hadir ungtuk meneguhkan, mengajari dan menghibur kita dalam melampauhi segala pertandingan iman ini. Kita semua memiliki harapan bahwa pertandingan ini akan berakhir dengan kemenangan. Marthin Luther King pernah berkotbah dan memberi semangat bagi seluruh warga kulit hitam di Amerika yang memperjuangkan hak-hak sipil mereka. Pidatonya yang sangat terkenal: “I have a dream”, saya punya mimpi kelak kita akan diperlakukan sama, anak-anak kita akan bermain dengan meraka, satu bis menuju sekolah dan sama-sama makan di restoran yang tidak membedakan warna kulit. Apa yang diimpikan kini benar-benar terjadi, pertandingan demi pertandingan iman mereka lalui dengan sikap rasis yang sangat kejam dan bengis. Setiap bergumul, ingatlah kita ini sedang bertanding dalam pertandingan iman, berjuanglah sampai kemenangan itu dianugerahkan bagi kita. We shall overcome someday, kelak kita akan melampauhinya dan menerima mahkota kehidupan. Sahabat yang baik hati, hidup ini adalah pertandingan iman, melawan keinginan daging yang membinasakan versus kehendak Allah yang menyelamatkan. Maka jadilah kuatkan menghadapi pertandingan iman dan bertahan sampai kesudahannya sampai memperoleh mahkota kehidupan. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 10 November 2019

ENGKAU MENYONGSONG MEREKA

ENGKAU MENYONGSONG MEREKA Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Senin, 11/11/2019 Yesaya 64:5 "Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar† dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka,† sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala.” Isaiah 64:5 (RWV) Thou meetest him that rejoiceth and worketh righteousness, those that remember thee in thy ways: behold, thou art angry; for we have sinned: in those is continuance, and we shall be saved. Penyesalan selalu datang terlambat demikian ungkapan yang sering kita dengar untuk menggambarkan penyesalan yang terjadi. Sejajar dengan itu ada juga ungkapan orang Batak mengatakan: “Tinallik bulung sihupi, pinarsaung bulung siala, unang sumolsol dipudi, nda sipasingot soada” (artinya: dipotong daun semak, digunakan daun sihala (jenis rempah), jangan menyesali apapun yang terjadi kemudian jika nasihat sudah diberi). Suatu nasihat agar setiap orang memperhatikan nasihat dan petuah, kalau tidak kita sendiri yang menyesal dan menanggung kesalahan di kemudian. Demikian juga dengan nabi Yesaya telah menyampaikan pesan agar mereka bertobat dan berbalik dari jalannya yang tersesat kembali kepada Allah namun mereka tak mengindahkanNya. Sesungguhnya sebelum terjadi pembuangan Tuhan telah memberikan petunjuk, nasihat dan teguran bahkan ancaman bahwa akan terjadi pembuangan jika tetap dalam pelanggaran. Namun mereka mengabaikannya, Murka Tuhan pun datang dan menghukum umat Allah ke menjadi buangan di Babelonia; mereka menjadi bangsa yang terbuang di negeri asing. Apa yang mereka alami dalam pembuangan, kepahitan hidup, orang terbuang di negeri asing, bangsa yang kalah dan terasing dsari negerinya. Apakah sejarah umat Allah berakhir di pembuangan? Sungguh Tuhan itu baik, tak membiarkan sejarah umatNya berakhir di Babelonia. Tuhan memulangkan mereka bahkan kepulangan mereka telah direncakan Tuhan diluar perkiraan mereka. Tuhan yang memulangkan dan Tuhan sendiri yang menyambut mereka kembali ke Yerusalem. Sekalipun umat Israel memberontak kepada Tuhan, tapi telah melupakan segala pelanggaran mereka. Bagaimanakah mereka bisa kembali ke Yerusalem? Nabi Yesaya mengingatkan bahwa srael kembali ke Yerusalem bukanlah karena kekuatan dan haail perjuangan mereka. Cara Tuhan membebaskan merwkanjuga luar biasa. Tuhan memakai raja Koresy, rajanorang Persia. Raja Persia setelah menahlukkan Babelonia, Raja Koresy mengumumkan dan memerintahkan Israel kembali ke Yerusalem (Baca Yesaya 45:1dyb). Bukan hanya kembali begitu saja, Koresy membantu pembiayaan pembangunan Bait Allah dan pembangunan tembok Yerusalem. Mereka diperlengkapi dengan harta benda sebagai bekal kembali ke Yerusalem (Baca Ezra 1:3-4). Sunggup kepulangan umat Allah dari pembuangan merupakan perbuatan Allah yang besar. Apa yang diperbuat Tuhan bagi umatNya adalah bukti kasih sayangNya? Inilah yang digugah oleh Nabi Yesata bahwa Tuhan itu baik, mempersiapkan kepulangan mereka dan Tuhan sendiri menyongsong mereka kembali ke Yerusalem. Sama seperti orang tua yang menanti anaknya kembali ke rumahhya demikian Tuhan menantikan anak-anak yang meninggalkanNya. Tuhan menantikan kembalinya bangsa Israel ke Yerusalem dan hendak bersukacita bersama mereka. Tuhan telah mempersiapkan bahkan memberikan apa yang terbaik bagi umatNya. Itulah kebaikan Tuhan atas umatNya, sesungguhnya Israel sendirilah yang mengeraskan hatinya dan melupakan kebaikan Tuhan. Kini hal yang sama renungan ini mengajak kita semua untuk menyadari segala perbuatan yang kurang berkenan di hadapan Tuhan. Pelanggaran, ketidak pedulian dan hati yang senantiasa jauh dari kehendak Tuhan. Kini dipanggil untuk berubahlah dan berbaliklah dari jalan yang sesat. Jangan tunggu lagi, kini Tuhan sedang menunggu dan sedang menyongsong dan hendak merangkul kita dengan penuh kasih sayang. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 08 November 2019

HENDAKLAH KAMU PERCAYA

HENDAKLAH KAMU PERCAYA Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Sabtu, 09/11/2019 Yohanes 6:29 (TB) Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." John 6:29 (RWV) Jesus answered and said to them, This is the work of God, that ye believe on him whom he hath sent. Yesus merupakan publik figur yang sangat dikenal banyak kalangan. Kemana Yesus pergi kesitu banyak orang berbondong-bondong. Beberapa kali murid-muridnya kewalahan mengatur tempat dan menyediakan bekal yang dibutuhkan untuk mereka. Menyuruh mereka pulang tak etis, namun membiarkan mereka tetap mengikuti Yesus mendengar pengajarannya tak tega juga kelaparan. Keadaan demikian yang kita temukan Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan 5.000 orang dengan hanya dua ikan dan 5 roti. Dibalik banyaknya orang yang berbondong-bondong mengikut Yesus, ada pertanyaan yang menarik, apakah sesungguhnya tujuan orang banyak mengikut Yesus? Jika didata dari kitab-kitab Injil ada beberapa alasan, yakni: Hendak mendengar pengajarannya yang mudah dipahami dan hendak mendengar kotbahnya yang lembut yang sangat berbeda dari Farisi. Ada juga orang yang datang membawa orang sakit agar disembuhkan tetapi ada juga orang datang hanya untuk melihat celah mempersalahkan Yesus. Dari semua motivasi orang datang ke Yesus diungkapkan oleh Injil Yohanes, yakni: mereka mengikut Yesus untuk menjadikan dia jadi raja, karena Yesus punya kuasa melakukan mujizat. Apalagi setelah mereka keyang, Yesus melakukan mujizat dengan dua ikan dan lima roti dapat memberi makan 5.000 orang. Yohanes 6:15 (TB) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. Penulis Yohanes mencatat bahwa Yesus menghindari dari pikiran murid yang demikian. Mereka mengikuti Yesus dan hendak mengangkat Dia menjadi raja hanya karena mendapat membuat perut keyang. Injil Yohanes menentang pikiran pengikut Yesus demi perut. Orang percaya harus yakin bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja. Roti bagi manusia bukanlah tujuan, tetapi bekal untuk mencapai tujuan. Sama seperti leluhur mereka ketika berjalan di padang guru, Tuhan menyediakan "manna". Manna bukanlah tujuan, tetapi manna diberikan Tuhan sebagai bekal mereka di perjalanan menuju tanah Kanaan, negeri yang subur penuh susu dan madu yang dijanjikan kepada leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Jadi manna bukanlah tujuan tapi sumber energi untuk dapat berjalan menuruti kehendak Tuhan. Dari seluruh motivasi mengikut Yesus, satu hal yang diinginkan Yesus adalah kita hendak pelaku-pelaku kehendak Allah. Apakah kehendak Allah yang sesungguhnya? Renungan hari ini menjawab; agar kita semua percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan. Dengan percaya kepada Yesus kita beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:15 (TB) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Sahabat yang baik hati Yesus menghendaki kita agar menjadi pelaku kehendak Allah dengan percaya kepada Yesus yang diutus oleh Allah menyelamatkan dunia. Dengan percaya kepada Yesus kota telah mengaminkan keselamatan yang kita terima di dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 06 November 2019

SIAPAKAH YANG AKAN MELEPASKAN AKU?

SIAPAKAH YANG AKAN MELEPASKAN AKU? Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Rabu, 06/11/2019 Roma 7:24 (TB) Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Romans 7:24 (RWV) O wretched man that I am! who shall deliver me from the body of this death? Pertanyaan dalam nas ini menjadi landasan penjelasan Paulus mengenai ajaran keselamatan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam diri Yesus Kristus. Manusia berasal dari tanah (Ibrani Adam). Oleh Adam dosa telah diwariskan kepada manusia dan kenyataannya manusia tidak dapat membebaskan diri dari dosa tetapi tetap diperhamba oleh dosa. Upah dosa adalah maut (Rom 6:23). Manusia dengan segala usahanya dan oleh segala pekerjaan dan budi baiknya tidak dapat melepaskan diri dari dosa dan maut. Disinah kasih Allah, Allah tak membiarkan manusia diperhamba oleh dosa dan berakhir pada maut. Kristus diutus ke dunia ini untuk menebus manusia dari dosa dan maut melalui pengorbanan di kayu salib. Bagaimanakah aku selamat? Pertanyaan yang sama juga dari tokoh reformasi Marthin Luther. Dia merenungkan secara mendalam tentang keselamatan manusia. Bagaimanakah aku dapat selamat dari tubuh yang fana ini? Apakah aku dapat selamat oleh karena Budi baikku? Apakah aku dapat selamat oleh doa-doa Rahib? Apakah aku selamat karena membeli surat penghapusan dosa yang dijual oleh gereja? M. Luther meneliti Alkitab yang pada jaman itu hanya dimiliki oleh Rahib. Bagi pendelaman Alkitab itu penting menemukan dasar kebenaran ajaran dalam gereja. Luther menemukan dan mengajarkan bahwa manusia tidak dapat selamat oleh karena pekerjaan baik. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam diri Yesus Kristus yang menebus manusia dari dosa dan maut. Barang siapa yang percaya beroleh keselamatan. Rumusan pengajaran M.Luther demikian disingkat pada empat kata: Solo Kristus (Hanya dalam Yesus Kristus), Sola Gratia (Hanya Oleh Anugerah), Sola Fife (Hanya oleh Iman) dan Sola Sciptura (Hanya dalam Alkitab). Luther dalam ajaran Reformasinya mendapat tantangan hebat dari gereja Roma Katolik. Luther dipaksa mundur dari ajarannya yang demikian namun Luther memberikan argumentasi dia tidak akan pernah mundur oleh ajarannya jika tidak didasarkan pada ajaran Alkitab karena Alkitablah sumber kebenaran. pada akhir kalimatnya Luther berkata: HERE I STAND, I CAN DO NO OTHER, GOD HELP ME Setelah sekian ratus tahun reformasi berjalan, dikalangan Katolik ada juga pencerahan menerima kebenaran ajara Luther setelah Konsili Vatikan II, maka ditandatangani satu dokumen berharga antara gereja Katolik dengan LWF (Lutheran Words Federation) yang disebut dengan dokumen: "Joint Declaration Doctrins Justification by Faith" (JDJF). Dokumen ini mengajarkan dengan inti pengajaran Luther bahwa: keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima di dalam diri Yesus Kristus. Sumber pengajaran itu ada pada surat Roma sebagaimana kita semua kan dalam renungan hari ini. Manusia dalam bahasa Ibrani disebut dengan 'adam', apabila diterjemahkan tanah. panggilan Paulus dalam nas ini "aku manusia celaka!" Hal ini mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Apa yang berasal dari Allah kembali kepada Allah dan dari tanah kembali kepada tanah. Bagaimanakah aku selamat dari tubuh maut ini? Pertanyaan ini telah dijawab Yesus. Aku telah mati di kayu salib dan bangkit kembali menebus kita manusia yang berdosa. Jika oleh Adam dosa telah menjalar ke semua keturunan adam. Maka melalui kasih karunia Kristus kita telah menerima keselamatan. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

TUNDUK PADA KUASA TUHAN

TUNDUK PADA KUASA TUHAN Selama pagi! sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Kamis, 07/11/2019 Ayub 12:16 (TB) Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan. Job 12:16 (RWV) With him is strength and wisdom: the deceived and the deceiver are his. Kehadiran kitab Ayub merupakan kekayaan orang percaya menjalani kehidupan ini. Rumus kehidupan bukanlah aksioma: orang baik otomatis diberkati dan jahat dihukum. Tidaklah semudah berpikir hitam putih; hitam salah, putih menang. Namun ada misteri kehidupan yang harus kita jalani yang membuat kita berpasrah pada yang kuasa. Mengapa ada orang jahat berjaya dan seolah Tuhan tak menghardiknya? Sedangkan ada juga orang baik ditimpa kemalangan yang beruntun? Ayub mengupas penderitaan orang baik bukanlah hukuman Tuhan atas kesalahan, namun ada kalanya penderitaan menimpa orang baik agar kehendak Allah nyata. When bad things happen to good people, ketika hal buruk terjadi pada orang baik menjadi kisah menarik menikmati perjalanan hidup Ayub. Dengan kisah Ayub, tugas kita bukan menimbang siapa yang salah, namun setia dalam menjalani penderiaan. Tuhan akan hadir dan memberikan jawaban bagi orang yang setia menjalani penderitaan. Ayub adalah orang yang baik, jujur dan hidup bergaul dengan Tuhan. Ayub 1:1 (TB) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Awalnya Ayub menjalani hidup dengan banyak berkat, namun kisah buruk pun dialaminya, dalam satu kejadian dia kehilangan seluruh ternak, ladang dan anak-anaknya. Dia sakit, kulitnya melepuh, satu persatu sahabat-sahabatnya pun meninggalkan dia dan menyalahkannya. Penderitaan yang banyak seperti itu tak mungkin Tuhan salah, masa orang baik diberi hukuman seberat ini? Sahabat-sahabat Ayub bertahan dalam pemahaman keagamaan mereka; Tuhan tak mungkin salah, Tuhan itu memberkati orang baik dan menghukum orang jahat. Elifas dan Bildab adalah dua pertama tokoh sahabat Ayub yang datang menegur Ayub dalam semua kesusahan yang dialaminya dan mendesaknya untuk memohon pengampunan Tuhan. Ayub tak berterima dia dipersalahkan, dia kecewa terhadap sahabatnya bahwa semua penderitaan ini adalah buah dosanya. Dia bersedia dikoreksi dimana letak kesalahannya dari perkataan dan perbuatannya. Jika karena perbuatannya Ayub menderita, mungkin suatu keputusan yang keliru. Masakan Tuhan membuat Ayub begitu sengsara atas semua yang dialaminya padahal dia orang baik? Namun Ayub menjelaskan kepada sahabatnya, jika pun manusia benar dihadapan Tuhan, manusia tidak dapat membantah keputusan Tuhan. Manusia adalah mahkluk ciptaan yang akan tunduk kepada segala keputusan Tuhan dalam hidup ini. Ayub 12:9-10, 13-16 (TB) Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia? Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian. Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya. Bila Ia membendung air, keringlah semuanya; bila Ia melepaskannya mengalir, maka tanah dilandanya. Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan. Sahabat yang baik hati! Bila hal buruk terjadi pada kita, jangan langsung menghukumi diri? Atau sebaliknya jika benar langsung menyalahkan Tuhan dengan sikap konfrontasi. Mari merenungkan semua ini dan memohon apa kehendak Tuhan yang akan kita pelajari dari semua yang terjadi dalam kehidupan ini. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Senin, 04 November 2019

JANGAN JEMU-JEMU BERBUAT BAIK

JANGAN JEMU-JEMU BERBUAT BAIK Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Selasa, 05/11/2019 2 Tesalonika 3:13 (TB) Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik. 2 Thessalonians 3:13 (RWV) But ye, brethren, be not weary in well doing. Berbuat baik tak ada batasnya. Berbuat baik tak ada putus-putusnya. Demikian renungan pagi ini mengingatkan kita semua agar jangan jemu-jemu berbuat baik. Menjelaskan kata 'jangan jemu-jemu' saya coba menggambarkan orang yang berbuat baik diibaratkan seperti sungai. Sungai akan terus mengalirkan air tiada henti. Sekalipun berbagai elemen pengguna sungai sangat beragam sungai akan tetap mengalir. Sungai mengalir bukan tergantung pada sikap orang yang menggunakannya. Ada orang yang menghargai sungai dengan mengambil air kebutuhan hidup mereka sungai tak pernah marah namun tetap melayani dengan baik. Orang mandi ingin membersihkan tubuhnya, sekalipun dampaknya busa sabun mengotorinya, sungai tetap melayaninya. Orang membuang hajat, sampah dan yang tak berguna bagi manusia, sungai tetap mengalir. Sungai akan terus mengalir bukan ditentukan pada penghargaan dan sikap baik orang padanya, tetapi karena pada hakekatnya sungai adalah air yang terus mengalir. Namun kita sedih telah banyak sungai yang berubah menjadi kering akibat ulah manusia yang menebangi pohon sehingga arus air tak mencukupi untuk mengalirkan sungai. Namun prinsipnya sungai yang akan mengalir akan terus mengalir, dia mengalir bukan karena respon orang padanya tetapi pada hakekatnya dia terus mengalirkan air Perbuatan baik juga demikian. Kita berbuat baik bukan karena orang telah berbuat baik pada kita, tetapi berbuatlah baik karena pada hakekatnya kita diciptakan Tuhan baik adanya. Hal ini ditegaskan oleh ajaran Yesus pada Yohanes 7:38 (TB) Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Orang percaya harus mengalirkan aliran-aliran air hidup. Aliran aktifitas yang memberikan kehidupan, sukacita dan bahagia bagi ornag lain. Janganlah jemu-jemu berbuah baik. Suatu ajakan bagi kita di jaman now, dunia yang transaksional. Seluruh tindakan dihitung dengan 'wani piro'. Memang jasa kita harus diperhitungkan, dalam berbisnis dan berusaha baiklah itu kita lakukan dengan baik. Namun dalam firman ini kita diingatkan dalam seluruh aktifitas kehidupan yang kita jalani janganlah jemua-jemu berbuat baik. Jika dulu nats ini disampaikan kepada jemaat Tessalonika yang memahami keliru akan hari Tuhan. Menurut mereka hari Tuhan dekat, maka sebahagian orang bermalas-malasan menghabiskan semua harta miliknya. Sia-sia berbuat sesuatu karena toh besok Tuhan datang. Ini adalah prmahaman keliru. Paulus menegaskan, justru kita harus bekerja dan berbuat baik hari ini sekalipun besok Tuhan datang. Sahabat yang baik hati! Jangan jemu-jemu berbuat baik, suatu ajakan yang mesti kita respon dan kita lakukan dalam hidup kitabuahkanlah buah-buah baik, bukan akrena orang telah berbuat baik pada kita. Tetapi karena Tuhan telah menjadikan kita baik, memilih dan memanggil kita menjadi umat kesayangannya mengalirkan kebaikan bagi semua orang. Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen. Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...