Rabu, 30 Juni 2021

BENIH DI SEMAK DURI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5763925227012829/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 01 Juli  2021


*BENIH DI TENGAH SEMAK DURI!*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Matius 13:22 (TB) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar Firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.  


Matthew 13: 22 (NKJV) Now he who received seed among the thorns is he who hears the word, and the cares of this world and the deceitfulness of riches choke the word, and he becomes unfruitful.


Yesus berbicara dengan perumpamaan yang sangat dekat dengan kehidupan orang yang mendengarkannya. Untuk memudahkan mereka dalam memahami pesan dari pengajaran yang disampaikan oleh Yesus. dalam hal ini Yesus menggunakan perumpamaan tentang seorang penabur. Penabur yang selalu menaburkan benih dengan harapan benih tersebut dapat berakar, bertumbuh dan menghasilkan buah. Seperti seorang petani yang ketika menanam benih tanamannya dibarengi dengan harapan akan menghasilkan buah yang melimpah. Ketika hasilnya baik atau tidak baik, petani akan tetap menanam benih dengan harapan tanamannya dapat menghasilkan buah. 


Pertumbuhan benih yang ditanam juga tergantung kepada jenis tanah, temapt benih tersebut ditanam. Dalam perumpamaan ini Yesus menggunakan empat jenis tanah tempat benih tersebut jatuh. Empat jenis tanah ini menggambarkan tanggapan-tanggapan yang berbeda terhadap pesan Allah. Orang memberi tanggapan secara berbeda sebab situasi kesiapan merreka berbeda-beda. Sebagian orang keras hatinya sehingga tidak berespon sedikitpun terhadap pesan Allah melalui Firman Tuhan sebagai benih yang akhirnya hilang yang digambarkan dimakan burung. Sebagian dangkal pikirannya, merespon diawalnya dengan semangat penuh namun sedikit saja tantangannya langsung layu, langsung kecewa dan akhirnya mati. Sebagian lain tercemar oleh kekhawatiran yang mengganggu, benihnya jatuh di semakduri, yang dihimpit semakduri sehingga tidak menghasilkan buah. Dan Sebagian lain lagi mau menerima, itulah benih yang jatuh di tanah yang subur dan menghasilkan buah. 


Benih yang jatuh di semak duri, memiliki akar dan mengalami pertumbuhan, tetapi pertumbuhannya tidak baik sebab dihimpit oleh semakduri tersebut. benih adalah Firman Tuhan yang ditaburkan, yang disampaikan oleh Allah kepada kita baik melalui para pengkhotbah atau banyak cara Tuhan untuk menyampaikan FirmanNya kepada kita. kita menerimanya dengan baik, namun perlu kita persiapkan hati kita sebagai tempat Firman Tuhan tersebut. Tanpa persiapan yang baik, hati kita tidak akan menjadi tempat yang baik bertumbuhnya Firman Tuhan. 


Jika ingin Firman Tuhan berbuah melalui kehidupan kita, tanah itu yaitu hati kita terlebih dahulu kita bersihkan. Jika seorang petani sebelum menanam benih di ladangnya tentu pertama sekali petani harus membersihkan dari tumbuhan-tumbuhan yang merugikan, mencangkul kemudian dia menanamnya dengan harapan tanamannya akan menghasilkan buah. Dalam prosesnya juga dia harus mencabuti rumput dan merawat sedemikian untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 


Demikianlah kita dalam menerima Firman Tuhan setiap hari kita menyingkirkan semakduri dari dalam hati kita berupa kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan yang menghimpit, yang selalu menyesakkan hati kita. sebab jika kedua hal ini selalu berkuasa memenuhi hati dan pikiran kita, mungkin saja kita selalu menerima Firman Tuhan namun pertumbuhannya tidak akan pernah menghasilkan buah. 

Hati dan pikiran kita hanya dipenuhi oleh kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan sehingga peran Firman Tuhan menjadi dikesampingkan. Seharusnya adalah Firman Tuhan yang telah ditaburkan dalam hati dan pikiran kita izinkan leluasa bekerja untuk menuntun dan membimbing kita menjauhkan segala kekuatiran dan tipu daya kekayaan duniawi ini. 


Apakah yang kita kuatirkan saat ini? Keadaan sekarang tentu banyak menyita pikiran kita semua, meningkatnya penyebaran virus covid 19 yang berpengaruh kepada semua aspek kehidupan dapat memengaruhi dalam kerohanian kita juga. Apakah dengan mengijinkan kekuatiran akan keadaan ini merajai hati dan pikiran kita membuat kita menjadi tenang dan membuat kita mengalami pertumbuhan kerohanian dengan baik? saya pikir justru dapat membuat kita dihimpit oleh kekuatiran dan kecemasan, yang menguras energi kita dengan baik. Jika ada kekuatiran dalam porsi yang baik justru akan dapat kita pergunakan untuk menentukan tindakan, dan mengatur hal yang harus kita kerjakan tetap dalam kebenaran Firman Tuhan.  

Firman Tuhan yang telah sampai kepada kita mari kita respon dengan baik, dan kita gunakan dalam menghadapi keadaan sulit sekarang ini. Firman Tuhan menjadi kekuatan kita di tengah keadaan yang sulit ini, Firman Tuhan kita pergunakan sebagai penenang hati dalam menghadapi pergumulan, sakit penyakit dan keadaan ekonomi atau pergumulan di tengah rumah tangga. Dengan demikian, Firman Tuhan akan bekerja dan berkuasa dalam hidup kita dan akan menghasilkan buah yang baik. Yesus menginginkan hati kita tempat benih itu bertumbuh bagaikan tanah yang subur, walau harus mengalami pembentukan dengan mencabut semakduri kekuatiran dan tipudaya kekayaan mari siap dibentuk oleh Firman Tuhan supaya kita dapat menghasilkan buah yang berguna bagi diri kita sendiri maupun sesama kita. Pujilah Tuhan yang menganugrahkan FirmanNya bagi kita umat yang dikasihiNya. 

Amin


Salam dari Tim: MP

Selasa, 29 Juni 2021

JANGAN TAWAR HATI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5758817757523576/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 30 Juni 2021


*JANGAN TAWAR HATI*


Amsal 24:10 (TB)  Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. 


Proverbs 24:10 (UKJV)  If you faint in the day of adversity, your strength is small.


Setiap orang tentunya pernah menghadapi berbagai pergumulan di dalam hidupnya. Baik pergumulan ekonomi, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, karier dan sebagainya. Semua itu adalah bagian dari hidup. Bagaimanakah kita menghadapi setiap pergumulan dalam hidup kita? Bagaimanakah seharusnya orang percaya menjalani kehidupannya ketika menghadapi berbagai tantangan? Apakah kita membiarkan diri kita kalah? Atau justru berjuang untuk menjadi pemenang atas pergumulan hidup di dunia ini? Saya pernah mendengar ungkapan bijak: “Jangan katakan bahwa masalah lebih besar dari Tuhanmu, katakanlah bahwa Tuhanmu lebih besar dari masalahmu”. Jadi, bersama dengan Tuhan, kita dapat menghadapi berbagai tantangan hidup ini. 


Ketika Allah mengutus Yosua bin Nun untuk melanjutkan tugas Musa untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah kepada Israel, Allah berkata: Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu?Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi (Yosua 1:9). Janganlah takut dan janganlah tawar hati… (Yosua 8:1; Yosua 10:25).


Apakah yang dimaksud dengan tawar hati? Tawar hati, secara sederhana berarti suatu kondisi: takut, gentar, gemetar, cemas, khawatir, kecil hati, ragu, resah, bahkan putus asa. Allah menginginkan agar Yosua hambaNya tersebut, tidak kecut dan tawar hati. Apakah dasarnya bahwa hamba Tuhan dan orang-orang yang percaya tidak boleh kecut dan tawar hati? Tawar hati hanya membuat kekuatan kita semakin kecil (Amsal 24:10). Jadi, pada waktu kesesakan, kita tidak boleh tawar hati. Itulah sebabnya Allah berkata: Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku (Mazmur 50:15). Bersama Tuhan Allah, terutama ketika dalam kesesakan, kita akan memiliki kekuatan yang besar, karena Dialah sumber kekuatan kita, Tuhan adalah kekuatan kita. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku (Mazmur 18:1, 22:19, 28:7,118:14). 


Tawar hati hanya membuat kita menjadi lemah, takut, putus asa dan akhirnya kalah atas pergumulan hidup ini. Jadi, apakah yang harus dimiliki setiap orang agar ia tidak jatuh ke dalam sikap tawar hati? 


1. Beriman

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Iman meneguhkan kita, agar senantiasa atas pertolongan Tuhan. Pertolongan Tuhan selalu tetap waktu, Dia tidak pernah terlambat untuk menolong setiap orang yang membutuhkan pertolonganNya. Kita selalu membutuhkan pertolongan Allah, agar kita dapat memenangkan pergumulan hidup kita ini.


2. Berdoa

Doa adalah buah iman orang percaya. Doa adalah nafas kehidupan setiap orang percaya. Dengan berdoa kita mendapatkan kekuatan dari Sang Pencipta. Doa itulah yang mendekatkan kita kepadaNya. Ketika pergumulan hidup datang silih berganti, ingatlah untuk senantiasa berdoa. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b). Bunda Teresa seorang Biarawati Katolik Roma (1910-1997), berasal dari Kalkuta, India pernah berkata bahwa: Buah keheningan adalah doa. Buah doa adalah iman. Buah iman adalah cinta. Buah cinta adalah pelayanan. Buah pelayanan adalah damai. Jadi, seorang yang beriman hendaknya senantiasa berdoa di dalam hidupnya, karena doa adalah sumber kekuatan setiap orang percaya. 


3. Berpengharapan

Ciri utama orang percaya adalah tidak pernah putus asa, ia selalu memiliki pengharapan yang lebih baik di hari yang akan datang. Baginya, hari kemarin adalah pengalaman, hari ini adalah kesempatan dan hari esok adalah harapan. Setiap orang tentunya mengharapkan sesuatu yang terbaik terjadi dalam kehidupannya dari hari ke hari. Dengan memiliki pengharapan dalam hidup, kita menjadi lebih kuat dan pantang menyerah. Orang yang memiliki pengharapan akan berprinsip: “Jika salah, perbaiki. Jika gagal, coba lagi. Tapi jika kamu menyerah, semuanya selesai.” Jadi, orang percaya tidak mengenal kata lelah, menyerah dan putus asa. Namun, ia akan senantiasa berjuang untuk menjalani kehidupannya bersama Tuhan, tentunya untuk menjadi pemenang iman. Amin.


Salam dari tim: RN

Senin, 28 Juni 2021

HIDUP TAPI SESUNGGUHNYA SUDAH MATI

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 29 Juni 2021


HIDUP TAPI SESUNGGUHNYA MATI


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Wahyu 3:1 (TB)  "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!


Revelation 3:1 (RWV)  And to the angel of the church in Sardis write; These things saith he that hath the seven Spirits of God, and the seven stars; I know thy works, that thou hast a name that thou livest, and art dead.


Hidup tetapi sesungguhnya sudah mati? Apa artinya ini? Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jemaat Sardis. Mereka ada tetapi iman dan missi gereja itu sesungguhnya sudah tidak ada lagi. Mereka tidak setia di dalam iman, tidak bertahan dalam penderitaan dan larut dalam situasi dunia yang menerpa mereka. Sekalipun demikian, kitab Wahyu mengingatkan bahwa siapa yang bertahan dan setia dengan tidak melunturkan tangannya kepada kecemaran namanya akan tertulis dalam buku kehidupan. Lambang 'pakaian putih' (Wahyu 3:5) sangat berarti bagi suatu kota yg terkenal karena perdagangan pakaiannya: mereka yg tetap setia dan berjaga akan dihiasi demikian untuk mengambil bagian dalam kemenangan Tuhan mereka.


Dimanakah itu kota Sardis?  Sardis adalah ibu kota Lydia di Kerajaan Romawi, sekarang Turki Asia. Kota ini makmur dan banyak kemewahan namun pada akhirnya hilang tak berbekas. Persekutuan Kristen purba di Sardis terpengaruh oleh semangat kota itu, menggantungkan kepada reputasi masa lampau tanpa keberhasilan masa sekarang. Dan gagal, seperti kota itu pernah dua kali gagal, kemudian belajar dari masa lalu serta menjadi waspada. Jemaat Kristen ada disana, namun mereka tidak lagi mengikuti imannya. Persekutuan mereka tidak benar-benar hidup dalam panggilan iman. Mereka hanya mengakui Kristus namun tidak menghidupi imannya. Itulah sebabnya kita Wahyu menjelaskan mereka ada namun sesungguhnya telah mati. 


Apa yang terjadi di Sardis ini menjadi peringatan akan gereja-gereja di masa kini. Persekutuan jemaat Sardis hanya tinggal kenangan, mungkin seperti Firaun yang hanya tinggal Mummi, atau kebesaran Babelonia namun hanya puing. Tinggal nama dan kenangan.  


Bagaimana gereja mensiasati pengalaman jemaat Sardis ini? Gereja harus membekali jemaat untuk mengisi kehidupan iman dan menanamkan benih iman dari generasi ke generasi. 


Pertama, kemakmuran dan kemegahan yang dianugerahkan harus dipergunakan untuk merancang masa depan yang baik. Sardis kota mewah, namun persekutuan jemaat ikut pada kemewahannya. Akhirnya saat kota itu runtuh maka runtuh pula persekutuan jemaat disana. Mungkin benar apa yang dirancang oleh Yusuf di Mesir,  masa kemakmuran menjadi kesempatan untuk mengatasi masa kesulitan yang akan datang. Artinya jangan takabur dalam keberhasilan, tetaplah merancang masa depan.


Kedua, memiliki daya tahan atau kekuatan menghadapi penderitaan. Penderitaan bukanlah dosa atau kutukan Tuhan tetapi masa dimana iman dibuktikan. Ada memang ajaran-ajaran yang seolah menghindari penderitaan, penderitaan dianggap sebagai kutukan atau hukuman Tuhan. Disini harus ada daya tahan orang percaya menghadapi situasi sulit. Semakin dibabat semakin merambat, semakin dijepit akan melejit. 


Daya tahan (resistensi) terhadap penderitaan ini dilakukan oleh teolog pembebasan seperti Marthin Luther King dengan semboyan:  "We shall overcome" dan telah menjadi lagu yang menyemangati mereka menghadapi penderitaan dan ada harapan kelak mereka akan melampauhinya.

We shall overcome,

We shall overcome,

We shall overcome, some day.

Oh, deep in my heart,

I do believe

We shall overcome, some day.


Ketiga, Iman itu ada di dalam hati manusia, karena itu kesetiaan hati. Pembinaan rohani jauh lebih penting dari pembangunan luar. Seperti perumpamaan Tuhan Yesus akan penabur, benih yang tumbuh baik itu adalah benih yang jatuh di tanah subur. Gereja adalah Missi mengolah hati manusia menjadi tanah yang baik untuk benih Firman Tuhan. Gereja adalah pembinaan hati orang percaya yang terus menerus membina warga jemaat menjadi ladang subur akan benih Firman Tuhan. Ini yang sering diabaikan oleh gereja, kemegahan bangunan gereja seolah cerminan pertumbuhan iman jemaat. Sardis telah menjadi contoh yang harus dipelajari. Jika ada bangunan gereja yang megah, namun orang yang beribadah kosong dan hati jemaat tak diisi dengan buah-buah kebenaran Injil, kritik yang sama dari penulis kitab Wahyu ini sama: hidup tetapi sesungguhnya sudah mati. 


Orang percaya harus seperti pohon dipinggir sungai, dia terus terhubung dengan sumber air hidup yaitu Yesus Kristus, daunnya tetap hijau, menumbuhkan ranting-ranting dan musimnya berbuah (Band Maz 1:3).


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Minggu, 27 Juni 2021

JAUHILAH DIRIMU DARI KEJAHATAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5749445181794167/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

SENIN, 28 Juni 2021


*JAUHKAN DIRIMU DARI KEJAHATAN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Tesalonika 5:22 (TB)  Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. 


1 Thessalonians 5:22 (RWV)  Abstain from all appearance of evil.


Nas ini merupakan nasihat terakhir Paulus kepada jemaat Tessalonika pada suratNya yang pertama. Ada semacam pemahaman yang keliru diantara jemaat memahami sikap Kristen menyongsong hari Tuhan. Benar, Paulus mengajarkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, karena itu bersiap-siap dan berjaga-jagalah. Tetapi ada sebahagian jemaat memahami bahwa kalau esok Tuhan datang untuk apa dia bekerja lagi? Kemana semua harta yang dimilikinya? Tidak sedikit orang yang berpikir demikian sehingga mereka makan dan minum seperti orang yang tidak berpengharapan dan tidak bekerja karena kalau toh bekerja untuk apa karena sebentar lagi Tuhan akan datang. 


Disinilah Paulus memberikan pengajaran akan etika Kristen. Dalam bagian pesan akhir ada 6 flatform atau etika hidup orang percaya:

a. Bersukacita

b. Tetap berdoa

c. Bersyukur dalam segala hal

d. Menguji segala sesuatu

e. Pegang apa yang baik

f. Jauhi diri dari kejahatan

Keenam hal inilah yang diperintahkan oleh Paulus untuk dihayati dan dilakukan oleh orang percaya. 


Ayat renungan kita hari ini secara khusus menekankan tentang peringatan Paulus, yaitu: "jauhilah dirimu dari kejahatan!" Mengapa? Karena sebagai anak-anak Allah, setiap orang Kristen harus menjaga kekudusan hidupnya melalui prilaku hidup yang benar yang seturut dengan kehendak Tuhan. Setiap orang percaya dipanggil dan ditetapkan untuk senantisa menjadi anak-anak terang (Efesus 5: 8) yang berbuahkan yang baik (Yoh 16:15). Dengan demikian, maka kapanpun hari Tuhan itu datang, setiap kita orang percaya akan didapati tidak bercela sebab hidup seturut kehendak Tuhan.


Pertanyaanya, bagaimana caranya agar kita bisa memiliki kekutaan untuk menjauhi kejahatan? Tentu sulit bagi kita untuk menghindar atau menjauhi kejahatan yang menggiurkan jika kita tidak punya relasi yang intim dengan Tuhan. Dengan memiliki relasi yang intim dengan Allah dan selalu menjaganya, maka Roh Kudus akan berdiam di dalam kita dan akan mengajari dan memampukan kita memenjauhkan diri dari kejahatan dan memimpin kita melakukan apa yang benar bagi Tuhan. 


Kita adalah ranting-ranting yang tumbuh dari pokok pohon anggur yang benar, yaitu Yesus Kristus. Anak-anak Tuhan harus menghasilkan buah yang terbaik dan harus kuat melawan kejahatan. Anak-anak Tuhan mengalahkan kejahatan bukan dengan kekerasan atau perlawanan dengan senjata namun mengalahkan kejahatan dengan perbuatan baik. Roma 12:21 (TB)  Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah1 kejahatan dengan kebaikan! 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam dari tim: MHS

Sabtu, 26 Juni 2021

PERSAUDARAAN DI DALAM KASIH

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5744916162247069/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu IV Stlh Trinitatis, 27/06/2021

Nas: 2 Samuel 1:17-27


*PERSAUDARAAN DI DALAM KASIH*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan ratapan Daud atas meninggalnya Saul dan Yonathan. Ratapan ini menunjukkan penghormatan Daud kepada Saul dan kasih persaudaraan yang sangat kental dengan Yonathan. Mungkin muncul pertanyaan di benak kita,  mengapa Daud meratapi kematian Saul? Bukankah Saul telah berulangkali mengejar dan menginginkan nyawa Daud? Itulah kelebihan sikap Daud yang luar biasa, dia tidak mengingat masa lalu yang pahit dengan Saul, dia berduka karena mengingat kasih kebaikan dan kebaikan. Daud meratapi kematian Saul sebagai seorang raja yang diurapi Tuhan mati mengenaskan di tangan orang Flistin. Daud meratapi kematian Saul bukan karena mengenang Yonathan saja, namun lebih dari itu Daud meratapi kematian kedua pahlawan Israel dan pasukannya yang gugur medan perang karena mempertahankan harkat dan martabat Israel sebagai umat pilihan Allah.  telah mendandani Israel dan menjunjung Bagi Daud kematian Saul dan Yonathan adalah kekalahan Israel atas bangsa asing. Ini adalah duka bangsa bukan masalah pribadi Daud. 


Jika kita baca keseluruhan nas ini, Banyak pelajaran yang perlu kita terapkan dalam kehidupan kita.


*Pertama, Daud dengan tegas menghukum orang Amalek yang mengaku telah membunuh Saul.* 

Ini adalah tindakan hukum yang ditegakkan oleh Daud. Tindakan menjadi pelajaran penting agar setiap pelaku yang melanggar hukum mendapat sanksi yang tegas. Pelajaran seperti ini menjadi penting, jika.pelanggaran dibiarkan biasa akan bertumbuh menjadi pelanggaran yang lebih besar bahkan membenarkan pelanggaran itu sendiri. Betul jugalah apa yang sering diingatkan oleh para Pengkotbah, jangan membenarkan yang biasa namun membiasakan yang benar. 


Sikap Daud menghukum orang Amalek yang mengaku telah membunuh Saul merupakan amarah, apalagi dengan penjelasan ayat 2 Sam 1:5-7 Saul sudah luka parah. Memang hukum perang berat menghabisi semua musuh, namun jika musuh sudah tidak berdaya tidak boleh membunuhnya. Dalam ayat 6; Saul telah meminta agar dia dibunuh, menjukkan pernyataan kalah. Tapi orang Amalek ini tetap mebunuhnya. 

Bisa saya ini menjadi perdebatan, namun tidak manusiawi musuh yang sudah kalah dan menyerah pasrah untuk dibuh tetap dibuh juga. 


Selain hukum perang, pertimbangan mengapa mengapa Daud membunuh orang Amalek adalah dasar teologis. 2 Samuel 1:14 (TB)  Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Bagaimana? Tidakkah engkau segan mengangkat tanganmu memusnahkan orang yang diurapi TUHAN?" Sebagaimana kita ketahui bagi kaum Yahudi tidak boleh ada orang yang menjamah orang yang diurapi Tuhan (Band 1 Sam 24:6,10). Daud sendiri ada beberapa kali kesempatan untuk membunuh Daud, nanunhal itu tidak dilakukannya karena Saul orang yang diurapi. 


*Kedua, Berkaitan dengan kematian Saul sebagai orang yang diurapi ini merupakan duka bagi seluruh bangsa Israel. Itu suatu pengakuan akan status Saul menjadi raja. Daud menjadikan Saul dan Yonatahan sebagai Pahlawan Nasional. Daud bukan hanya mengajak orang Israel berduka, namun Yehuda yang mendukungnya menjadi raja. Benar pengikut-pengikut setia Saul pasti berduka, namun bukan hanya mereka yang berdua. Daud mengatakan jasa-jasa Saul terhadap Israel. 


Sebagaimana kita ketahui setelah Roh Tuhan undur dari Saul, Samuel telah melantik Daud menjadi raja. Saat itu Daud masih memimpin wilayah Yehuda, sementara Saul memimpin suku-suku Israel.  Daud tidak membedakan yang mengakui dia dan yang mengakui Saul, tetapi sebagai pemimpin Daud menyatakan ini duka seluruh bangsa Israel. 


Daud tidak mengutamakan apa yang dialami oleh bangsa Israel daripada perseteruannya dengan Saul. Daud mengatakan: 2 Samuel 1:19, 24 (TB)  Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan! 

Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu. 


Bagi Daud sendiri Saul telah berbuat bagi bang Israel, dia raja dan telah mendandani Israel dengan pakaian mewah. Suatu pengakuan dari Daud bahwa dibalik segala pengalaman yang dialami oleh Daud, Daud melihat sisi baik dari Saul sendiri.


Ini adalah sikap baik dan bijak sana, alangkah indahnya mengungkapkan kebaikan orang lain saat dia telah tiada. 


*Ketiga, kematian Saul dan Yonathan menjadi peristiwa penting untuk menyatukan Israel.*


Dalam 2 Samuel 1:20-21 (TB)  Janganlah kabarkan itu di Gat, janganlah beritakan itu di lorong-lorong Askelon, supaya jangan bersukacita anak-anak perempuan orang Filistin, supaya jangan beria-ria anak-anak perempuan orang-orang yang tidak bersunat! 

Hai gunung-gunung di Gilboa! jangan ada embun, jangan ada hujan di atas kamu, hai padang-padang pembawa kematian! Sebab di sanalah perisai para pahlawan dilumuri, perisai Saul yang tidak diurapi dengan minyak. 


Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kematian Saul dan Yonathan adalah duka yang seharusnya tidak diketahui oleh Bangsa asing. Apa jadinya penilai orang Folistik, Amalek dan bangsa sekitar bahwa raja Orang Israel mati mengenaskan? Ini berita duka yang membangkitkan naaionalisme bangsa Israel. Mereka harus menjaga martabatnya diantara bangsa-bangsa asing. 


Ajakan Daud ini sangat memotivasi agar setiap orang Israel menjaga Marwah dan martabat mereka sebagai umat pilihan Allah. Duka ini adalah duka bersama dan hal yang sama tidak akan terulang kembali dalam sejarah bangsa Israel. 


*Keempat, kesedihan kehilangan seorang sahabat.*

Daud sangat dekat dengan Yonathan, sekalipun dia anak Saul namun kebaikan hatinya melebihi dari ikatan darah. Yonathan pernah meluputkan Daud dari upaya pembunuhan Saul. Kenangan itu membuat Daud tidak melupakan Yonathan.

 

Persaudaraan Daud dan Saul disebutkan dalam 1 Samuel 18:3 (TB)  Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. 

Mereka bukan hanya sebagai saudara tetapi menganggap diri sendiri.


Ratapan Daud ini sangat mendalam sampai disebut kasihnya terhadap Yonatahan melebihi seorang perempuan. 2 Samuel 1:26 (TB)  Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan. 


Ratapan Daud ini dapat kita bandingkan dengan ungkapan orang Batak: 'sirang maraleale na lobian matean ina.' Duka kehilangan sahabat yang tidak terlupakan merupakan duka yang sangat mendalam. 


Apa yang dilakukan oleh Yonathan terhadap Daud dan sebaliknya duka Daud terhadap Yonathan merupakan contoh nyata yang perlu diteladani dalam persaudaraan kita di jaman ini. Persahabatan melebihi kepentingan. Benar apa yang disampaikan oleh Amsal 17:17 (TB)  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. 


Kiranya kita semua diberi kekuatan untuk menjadikan setiap orang sebagai saudara di dalam kasih Kristus. Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 25 Juni 2021

PENOLONG DALAM KESESAKAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 26 Juni 2021


PENOLONG DALAM KESESAKAN


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 138: 7”Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku."


Pslams 138:7 Though I walk in the midst of trouble, thou wilt revive me: thou shalt stretch forth thine hand against the wrath of mine enemies, and thy right hand shall save me


Sahabat yang baik hati!

Firman Tuhan yang saat ini kita baca dan dengar sangatlah singkat dan tegas, sebuah pengakuan/credo dari  Daud, bahwa dia merasakan dalam perjalanan hidupnya yang penuh gelombang Tuhan sangat berperan aktif, tidak ada satu hal yang terjadi dalam hidup Daud tanpa sepengetahuan Allah dan rencana Allah. Rencana Allah indah dan penuh dengan kemenangan, Dia melindungi orang-orang yang dia kasihi. Demikianlah Daud pada pasal 138 ini pada ayat pertama mengatakan bahwa "Aku hendak bersyukur kepada-Mu (TUHAN) dengan segenap hatiku. 


Nyanyian syukur Daud ini dituliskan oleh Daud setelah dia mengalami pertolongan TUHAN ketika dia berperang melawan tentara Filistin, dalam II Samuel 5:17-25. Pengalaman nyata bersama TUHAN itulah yang semakin membuat Daud yakin bahwa TUHAN adalah Sumber Pertolongannya. 


Dalam cerita II Samuel 5: 17-25 pada awalnya Daud cukup ragu bisa mengalahkan bangsa Filistin waktu itu, sehingga dia bertanya, II Samuel 5:19 "bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?" TUHAN menjawab Daud: "Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu."


Berjuang di dalam "jarak tempuh" ketika meragu hingga sampai pada "kilometer" kepastian. Itulah yang kadangkala menggoda kita untuk tidak bersyukur.

Karena apa? Karena janji TUHAN itu belum kita lihat, makanya kita masih bertanya, makanya kita mungkin masih ragu sehingga kita belum cukup mensyukuri apa yang telah TUHAN janjikan dan buktikan selama sepanjang perjalanan kehidupan yang sudah kita tempuh bersama-Nya.Allah memelihara kita, Allah menjaga kita Keyakinan yang kita miliki bahwa Allah akan melaksanakan apa pun pekerjaan baik yang telah Ia mulai di dalam dan bagi umat-Nya : TUHAN akan menyelesaikannya perkara bagiku, Saat kita berada dalam situasi teramat sulit, dimana semua orang bangkit melawan dan memusuhi kita, maka terkadang kita merasa bahwa TUHAN mungkin telah meninggalkan kita, dan tidak lagi bermurah hati terhadap kita.


Firirman TUHAN pada pagi ini mau mengingatkan kita bahwa ALLAH yang kita sembah adalah ALLLAH yang hidup dan tidak pernah tertidur. Dalam situasi tersulit bagaimanapun juga, kita harus tetap kuat, dan belajar mempercayai semua janji penyertaan ALLAH dalam firmanNya.

TUHAN tidak akan pernah meninggalkan kita. Tak peduli apa yang kita rasakan bagaimana gelapnya situasi yang kita hadapi, DIA tetap bersama kita Dalam perkataan lain, Tuhan Allah mempertahankan hidup Daud, manakala ia mengalami kesulitan, penderitaan dan kesesakan. Tuhan melindungi dan membentengi hidupnya dari serangan musuh-musuhnya. Tuhan benar-benar menjaga dan memberikan perlindungan dan keselamatan kepadanya dengan tangan-Nya yang kuat dan perkasa.


Sahabat yang baik, dalam kehidupan yang saat ini serba sulit saat ini, ketakutan, kegelisahan, kebingungan lahir dalam hidup kita?kapan penderitaan ini berakhir?apakah aku akan menjadi salah satu pemenang?. Pertanyaan yang muncul dalam benak banyak orang saat ini, melihat kondisi yang semakin sulit, seolah-olah tidak ada lagi harapan dalam penderitaan disebabkan Covid-19 ini, semua harapan telah sirna, gambaran kedukaan telah hadir dalam diri setiap orang, hanya menunggu waktunya saja untuk tiba?kita menyerah?kita menyalahkan orang lain?bahkan mungkin menyelahkan Allah? 


Sahabat yang baik, pengalaman hidup Daud dalam persoalan yang begitu sesak sekalipun, Daud pertama-tama bersyukur, bersyukur karena penderitaan yang terjadi dalam hidupnya membuat dia mengerti bahwa hidup ini keras, tetapi AllahNya sangat Lembut, hidup ini penuh dengan tantangan, tetapi Allah adalah solusinya, hidup ini penuh dengan jerat, tetapi Allahny adalah juru mudi perjalanan, hidup ini penuh penderitaan, tetapi Allah menyakinkan bahwa tidak ada satupun persoalan yang terjadi dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Roma 8: 28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Rom 8; Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Roma 8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin. 


Salam dari Tim Penulis: RS

Kamis, 24 Juni 2021

ALLAH MENGHIDUPKAN DAN MWNAIKKAN AKU

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5735304119874940&id=216559085082832&sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 25 Juni  2021


*ALLAH MENGHIDUPKAN DAN MENAIKKAN AKU*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 71:20 (TB) Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali. 


Psalm 71:20 (NKJV) You, who have shown me great and severe troubles, Shall revive me again, And bring me up again from the depths of the earth.


Pengalaman dalam hidup banyak memberi pelajaran bagi kita. seperti istilah pengalaman merupakan guru yang terbaik, namun pengalaman yang selalu dievaluasi. Berdasarkan pengalaman hidup ini, kita dapat melihat bagaimana Allah selalu menolong kita dan menuntun kita hingga kita semakin dewasa yang dibentuk oleh Allah. Dari perjalanan hidup kita mungkin mengalami kesusahan seperti yang dikatakan oleh pemazmur bahkan matapetaka dia hadapi dalam hidup ini. 


Kesusahan dan malapetaka yang menimpanya dia katakan dibuat oleh Allah namun semua hal yang menimpanya adalah untuk semakin mendewasakan iman terlebih melalui kesusahan dan malapetaka itu pemazmur semakin menyadari pertolongan Allah senantiasa menolong dia dalam menghadapi kesusahan dan juga malapetaka tersebut. Pertolongan Allah bahkan dikatakan menghidupkan pemazmur. Kesusahan yang dialaminya bahkan sudah seperti membuat dia mati, namun Allah menolong dia dan menghidupkan dia, memberi pengharapan baginya dan menaikkannya kembali dari Samudra raya bumi.  


Pengalaman pemazmur membuat dia terpuruk sangat dalam hingga digambarkan sampai ke dalam dunia orang mati dan sungguh sangat dalam yang digambarkan dengan dasar samudra raya bumi, oleh karena itu pemazmur merasakan hanya pertolongan Tuhan yang memampukan dan menolong dia untuk hidup dan untuk naik, bangkit dari semua yang membuat dia terpuruk. 


Perjalanan hidup kita juga perlulah kita untuk merenungkannya, bagaimana Allah menolong kita dalam semua keadaan, bagaimana Allah memberikan semangat pengharapan, dan menaikkan kita dikala perasaan kita sangat begitu terpuruk karena beratnya pergumulan hidup ini. Kenyataannya, hingga saat ini kita masih dapat merasakan kehidupan dan melewati semua pergumulan itu. Semua itu adalah hanya karena pertolongan Tuhan semata, sehingga kita sanggup menghadapi dan didewasakan oleh setiap pengalaman hidup kita. 


Pertolongan Tuhan mendewasakan iman kita dalam menghadapi segala hal. 

Pertolongan secara tetap datangnya dari Allah, sejak masa kanak-kanak hingga tua. Kehidupan kita merupakan kesaksian tentang apa yang Allah kerjakan untuk kita. penulis mazmur pasal 71 ini telah uzur dan melihat kehidupannya sebagai suatu “contoh”, suatu tanda atau kesaksian yang kuat bagi orang lain tentang semua yang Allah telah kerjakan baginya. Mengingat masa hidup kita yang penuh berkat menolong kita melihat konsistensi anugrah Allah sepanjang tahun-tahun itu, lalu memercayakan masa depan kepada-Nya, dan menceritakan kepada orang lain tentang manfaat dari mengikut Dia. 


Ketika menghadapi penghujung kehidupan, kita mengakui bahwa Allah selalu menjadi Penolong bagi kita pada masa lampau. Ketika kekuatan fisik memudar, kita justru semakin menyadari akan kebutuhan kita, ketergantungan kita akan pertolongan dari Allah, dan menyadari Tuhan Allah tetap setia menjadi Penolong bagi kita. kita jangan pernah putus asa, melainkan tetap mengharapkan pertolonganNya tidak peduli seberapa parah kelemahan kita. Berharap kepada Allah membantu kita untuk terus maju, terus melayani Dia. 


Orang tidak boleh merasa terlalu tua untuk melayani Allah atau untuk berdoa. Sekalipun usia mungkin menghentikan kita dari kegiatan fisik tertentu, namun tidak menghalangi kerinduan kita atau membatasi kesempatan kita untuk menceritakan kepada orang lain (terutama kepada anak-anak) tentang apa yang telah dilakukan Allah dalam hidup kita. 


Sahabat yang baik hati, dalam menghadapi keadaan pandemic saat ini, benar kita melakukan dengan ketat semua protokol kesehatan, kita mengkonsumsi makanan yang sehat untuk menjaga dan menghargai Kesehatan dan kehidupan ini. Bagi saudara/i yang mengalami sakit-penyakit saat ini, mengalami pergumulan hidup lihatlah pemazmur yang meminta perlindungan dan pertolongan dari Tuhan. Dialah Penolong kita yang setia dalam setiap keadaan. Allah kita senantiasa melindungi kita dalam segala hal yang kita hadapi. Allah Mahatahu akan setiap pergumulan dan pengalaman kehidupan kita, Allah kita tidak hanya merasakan apa yang kita rasakan namun Dia hadir untuk menghidupkan pengharapan bagi kita dan juga mengangkat kita, menaikkan kita supaya kita tidak terpuruk oleh pergumulan kehidupan ini. Allah ingin kita semakin kuat dalam iman walau pergumulan kita sangat berat. 


Mari ceritakan pertolongan Tuhan yang kita alami kepada anak-anak kita dan sesama kita. Amin


Salam dari Tim Penulis: (MP)

Rabu, 23 Juni 2021

SEPERTI POHON DI TEPI SUNGAI

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5730377393700946&id=216559085082832&sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Kamis, 24 Juni 2021


*SEPERTI POHON DI TEPI SUNGAI*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.



Mazmur1:3 (TB) Ia seperti pohon, yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil.


Psalms 1:3 (KJV) And he shall be like a tree planted by the rivers of water, that bringeth forth his fruit in his season; his leaf also shall not wither, and whatsoever he doeth shall prosper. 


Sahabat yang baik hati! Apa kabar pagi ini, kiranya kita semuanya sehat selalu. Kalaupun ada yang sedang dalam sakit penyakit, yakinlah Tuhan akan menyembuhkan melalui obat dan makanan yang sedang dikonsumsi. Jika ada yang sedang dalam kesusahan, yakinlah Tuhan akan memberikan kemudahan. Dan apapun situasi yang sedang kita alami saat ini, tetaplah berpengharapan hanya kepada Tuhan saja. Karena Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita semua.


Sahabat yang baik hati, didalam kehidupan ini apa yang membuat kita bahagia? Atau bagaimanakah kita menjalani kehidupan kita supaya mendapatkan kebahagiaan? Tentu akan beragam jawaban, apa yang dapat membuat kita bahagia. Tetapi apakah hal yang membuat kita bahagia tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan atau hanyalah keinginan daging atau dunia? Marilah kita melihat Firman Tuhan pagi ini yang menjelaskan bagaimana kita semua dapat berbahagia. 


Kita lihat dari ayat 1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut orang fasik, yang tidak berdiri dijalan orang-orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. 2. tetapi kesukaannya adalah hukum Taurat Tuhan dan yang merenungkan taurat itu siang dan malam. 3. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Ada aturan yang diberikan untuk kita hidup bahagia. Tidak berjalan menurut orang fasik artinya kita tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan dan bergaya hidup orang yang tidak mengenal Tuhan. Tidak berdiri dijalan orang berdosa artinya tidak ikut-ikutan dan tidak mencontoh orang-orang yang berbuat dosa. Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh artinya tidak bergaul dengan kalangan orang-orang yang menghina Tuhan lewat ucapan ataupun perbuatan. Kita pasti berada dalam lingkungan hidup yang memiliki karakter seperti itu. Yang sulit adalah menemukan orang-orang yang menunjukkan sikap atau cara hidup yang sebaliknya. Maka kita harus tetap waspada agar tidak terseret arus, dan yang terpenting kita harus menjadi salah satu orang baik tersebut. Maka apa yang harus kita lakukan? Ayat 2 menjelaskan bahwa kesukaan kita harus Taurat Tuhan dan merenungkan taurat itu siang dan malam. Hal tersebut mengacu kepada keputusan kita untuk berakar dan bertumbuh pada perintah dan ketetapan Tuhan, menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan. Maka hidup kita akan seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air (ayat 3). Sebuah pohon tidak layu dan bisa berbuah karena ada sumber air yang memberinya kehidupan. Maka begitu jugalah hidup orang-orang percaya yang menjadikan Firman Tuhan sebagai mata air kehidupannya. Yang menjadi penuntun orang percaya bukanlah nasihat orang-orang fasik atau pelaku kejahatan, bukan juga ketetapan duniawi yang sering memberikan kebahagiaan sesaat. Tetapi Firman Tuhan sudah memberikan petunjuk dengan segala kebenarannya, yang pada akhirnya menghasilkan buah yang baik. 


Sahabat yang baik hati, Tuhan telah memberikan kita petunjuk dan pegangan hidup kita didunia ini yang beragam karakter. Tinggal kita sendiri, apakah kita mau melakukan ajaran Firman Tuhan atau hidup seenaknya mengikuti cara hidup duniawi. Tetapi saya percaya melalui tuntunan Roh Kudus kita akan memilih hidup sesuai dengan ajaran dan ketetapan Firman Tuhan, dan akan menghasilkan buah yang baik.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam dari Tim Penulis: BP

Selasa, 22 Juni 2021

TABUR TUAI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5725695357502483/?sfnsn=mo

Pdt. Nekson M Simanjuntak

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 23 Juni 2021


*APA YANG DITABUR ITU YANG AKAN DITUAI*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan."


Galatia 6:7 (TB) : "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 


Galatians 6:7 (KJV): "Be not deceived; God is not mocked: for whatsoever a man soweth, that shall he also reap." 


Sahabat yang baik! Rasul Paulus dalam Nas hari ini memperingatkan kita agar jangan sesat, dalam artian tidak bermain-main dalam berperilaku. Menabur secara tidak bertanggung jawab dianggap mempermainkan Allah. Sesuai hukum tabur-tuai, apa yang kita tabur dalam hidup ini, mempunyai akibat langsung dengan apa yang kita terima dikehidupan ini. Dengan kata lain, segala perbuatan dan tingkah laku kita memiliki konsekuensi logis yang harus kita pertanggungjawabkan. Seperti kata peribahasa: "tangan mencencang bahu memikul!" 


Sahabat! Tak bisa dipungkiri kecenderungan bahwa hidup kita hari ini adalah buah dari apa yang kita tabur kemarin, dan hidup kita esok hari adalah buah dari apa yang kita tabur hari ini. Sejalan dengan itu, Alkitab mengatakan: barangsiapa menabur dalam dagingnya (Gal.5:19-21), ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh (Gal.5:22-23), ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Sebagai ilustrasi, secara normal tidaklah mungkin petani yang menanam bibit mangga akan menuai cempedak! Atau murid sekolah yang malas belajar mendapat nilai bagus. Demikian pula orang yang menabur kebaikan akan menuai berkat kebaikan, tetapi yang menabur kejahatan, akan menuai malapetaka yang membuatnya menderita atau binasa. Bahkan bukan hanya dirinya sendiri, tetapi bisa juga sampai ke anak-cucunya apabila keturunannya meniru kelakuan atau kebiasaan buruk orangtuanya.


Oleh karena itu jangan jemu-jemu berbuat baik yang menghasilkan buah-buah kebaikan agar kita diberkati Tuhan. Umat Kristiani sejati berbuat kebaikan bukan dimotivasi untuk mendapatkan imbalan pahala, akan tetapi semata merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah lebih dulu memberikan banyak kebaikan, sehingga sudah selayaknyalah hidup kita umat yang telah ditebus-Nya menghasilkan perbuatan baik. Standar moral, sikap dan perilaku manusia pengikut Kristus dengan ciptaan baru bukanlah menghasilkan apa yang baik menurut manusia, tetapi apa yang baik sesuai dengan Firman Tuhan. Maka kita harus siap untuk mengorbankan keinginan daging kita dan mengutamakan tuntunan Roh Tuhan dalam setiap sikap dan perbuatan kita. Perbuatan baik itu yang di dorong oleh Roh Kudus tidak akan pernah sia-sia. Akan ada tuaian yang melimpah bagi orang yang senantiasa menabur kebaikan. 


Persoalannya, bagaimana menabur yang benih-benih baik ditengah-tengah berbagai tantangan godaan duniawi, kebencian dan bullying, perlawanan bahkan penistaan, sementara sebaliknya yang menabur kejahatan yang tidak takut Allah seringkali mendapat dukungan dunia ini? Akibatnya, tidak jarang kita menolak dengan berbagai dalih ketika misalnya ada kesempatan tawaran untuk ikut aktif atau terpilih dalam kegiatan pelayanan Gereja, apakah sebagai penatua, dalam kegiatan koinonia, diakonia, atau marturia. Demikian pula untuk kegiatan lainnya seperti berbagi kasih dan kepedulian kepada sesama, atau lainnya. Perlu kita imani bahwa kunci rahasia untuk memenangkan hal tersebut agar terus kuat dan teguh berbuat baik adalah harus siap menyangkal diri, mematikan keinginan daging diri sendiri dan memikul salib Kristus. Kita tidak perlu takut dan ragu sebab Tuhan akan menolong kita melakukannya. Biarlah Tuhan yang berperang bagi kita umat-Nya melawan musuh-musuh kita seperti halnya orang Israel di bawah kepemimpinan Musa dan Yosua ketika menaklukkan semua bangsa-bangsa musuhnya untuk menduduki tanah perjanjian Kanaan. Ingatlah, kesempatan berbuat baik yang hilang kita lepaskan, tidak akan pernah kembali lagi! Adalah kekeliruan besar jika ada yang berpikir baru akan berbuat baik setelah pensiun atau setelah tua, apalagi setelah tak berdaya karena belum tentu kesempatan itu tiba. Kesempatan untuk berbuat baik seyogyanya jangan ditunda-tunda! 


Sahabat yang baik! Selagi masih ada kesempatan, marilah terus menabur hal-hal baik atas dorongan Roh Kudus dalam ketaatan kita dengan hati yang tulus, serta melakukannya dengan setia. Jangan pula jemu-jemu melakukannya, karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Tetaplah percaya bahwa pada saatnya Tuhan akan memberikan kita tuaian besar yang sanggup mengubahkan hidup kita ke kehidupan yang dikehendaki-Nya!.


Sahabatku! Tuhan memberkati dan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin.  


Salam dari Tim Penulis: TEN

Senin, 21 Juni 2021

KAYA AKAN KAAIH KARUNIA KRISTUS

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5720730144665671/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 22 Juni 2021


*KAYA AKAN KASIH KARUNIA KRISTUS*


Selamat Pagi; Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


2 Korintus 8:9 (TB) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.


2 Corinthians 8:9 (KJV) For ye know the grace of our Lord Jesus Christ, that, though he was rich, yet for your sakes he became poor, that ye through his poverty might be rich.


Setiap mengikuti peribadahan, pastinya kita mengucapkan 'doa Bapa kami' diakhir peribadahan. Ada satu permintaan yang berkata 'berikanlah kami makanan kami yang secukupnya' mengajarkan kita sebagai orang percaya untuk memiliki rasa cukup dan tanggungjawab berbagi dan memberi kepada sesama. Inilah motivasi dari Mother Teresa (1910-1997), seorang suster peraih penghargaan nobel perdamaian yang melayani orang-orang miskin di India berkata: “Segala sesuatu yang tidak dibagikan akan hilang”. Kepandaian, bakat, kekayaan, tenaga yang kita miliki akan menjadi sia-sia bila tidak bisa dibagikan kepada sesama.


Orang disebut kaya bukan karena ia memiliki banyak harta, tetapi karena merasakan kebahagiaan atas apa yang dimilikinya dan atas apa yang diberikan kepada sesama (pikiran, tenaga, bakat, nasihat, harta). Yesus juga berkata: “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kis.20:35). Itulah yang diajarkan firman Tuhan pada hari ini bagi kita, karena Kristus telah lebih dahulu memberikan kita kasih karunia sehingga kita menjadi kaya akan kasih karunia Kristus.


Pola itulah yang dilakukan oleh Jemaat di Makedonia, dalam memberi dan membantu jemaat-jemaat yang berada dalam keadaan menderita. Kemurahan hati jemaat Makedonia adalah hasil dari kasih karunia dan kemurahan Allah. Bagi Jemaat Makedonia ada hubungan yang sangat erat antara menerima dan memberi, sehingga pernyataan Paulus dapat dipahami bahwa segala berkat yang diterima oleh jemaat-jemaat Makedonia, adalah karena kemurahan Allah. Oleh sebab itu tidak ada pamrih atau syarat apapun dalam pemberian orang-orang Makedonia. Paulus juga tidak perlu mendorong jemaat Makedonia untuk memberi sumbangan, karena mereka justru memberi menurut kemampuan mereka berdasarkan kebaikan hati. Bahkan mereka memberikan lebih daripada yang Paulus telah harapkan.


Sola Gratia, hanya oleh Anugerah Tuhan, itulah dasar jemaat Makedonia begitu hebatnya untuk saling berbagi berkat Tuhan. Mereka telah merasakan betapa indahnya kasih karunia Tuhan didalam kehidupan mereka sehingga hati mereka digerakkan oleh kasih karunia Kristus. Inilah yang hendak diberitakan firman Tuhan bagi kita pada hari ini, setiap orang percaya adalah orang yang kaya akan Kasih Karunia Kristus. Mengetahui dan merasakan karunia Tuhan didalam kehidupan kita, itulah yang membuat setiap orang percaya memiliki tanggungjawab untuk memberi dan berbagi. Sebaliknya ketika orang percaya tidak mengenal dan merasakan betapa kayanya kita akan kasih karunia Kristus, maka dia tidak akan dapat untuk memberi dan berbagi.


Pelayanan yang dilakukan oleh Jemaat Makedonia dasarnya adalah kasih karunia Kristus. Oleh karena itu, marilah kita memberi kepada sesama yang membutuhkan dengan sukacita dan sukarela, bukan hanya sebagai kewajiban, melainkan menjadi suatu kebiasaan yang didasari oleh kasih Kristus yang telah rela memberi diri-Nya mati di kayu salib bagi kita, sehingga kita mendapatkan hidup kekal. Sebagai orang yang kaya akan Kasih Karunia Kristus, kita akan bertanggungjawab menghadirkan pelayanan dengan penuh kasih.


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam dari tim penulis: PS

Minggu, 20 Juni 2021

RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin, 21 Juni 2021


*RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Yeremia 29 : 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


Jeremiah 29:12 For I know the thoughts that I think toward you, saith the Lord, thoughts of peace, and not of evil, to give you an expected end.


Sahabat yang baik hati, sebagai orang-orang berdosa, kita sering keliru memahami Tuhan yang berkehendak dalam hidup kita. Terlebih ketika kita diperhadapkan dengan persoalan, kesulitan atau penderitaan oleh karena kesalahan/dosa kita itu, kita sering salah memahami siapa itu Tuhan dalam hidup kita. 


Salah satunya, kita sering memandang Tuhan itu sama seperti manusia, yang ketika disakiti akan membalas dendam. Karena kita berdosa terhadap Tuhan, dan kita dihukum oleh karena kesalahan kita tersebut, kita sering memandang Tuhan sedang balas dendam kepada kita. Bahkan juga sering menganggap bahwa penderitaan yang kita alami sebagai hukuman tersebut, itu adalah ujung dari hidup kita dan rancangan/kehendak terakhir dari Tuhan. Maka orang-orang yang memiliki pandangan  demikian akan hidup dalam penuh ketakutan. Jika kita hendak bertobat mengakui kesalahan dengan berusaha melakukan perintah Tuhan, kita sering melakukan itu bukan karena mengasihi Tuhan, tetapi karena takut (dalam arti negatif) kepada Tuhan. Ketika keadaan sulit menimpa, maka kita akan mudah down. Semua jalan di depan terlihat gelap dan ditambah ketidakberdayaan karena merasa Tuhan sedang melawan kita. 


Saudara/i yang terkasih, situasi itulah yang dialami oleh orang-orang Yehuda (bangsa Israel). Teks Alkitab ini merupakan surat yang dikirim oleh Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada dalam pembuangan di Babel. Memang mereka mengalami keadaan yang menyulitkan di sana. Latar belakangnya apa? Selama beberapa generasi, iman bangsa Israel (yang terpecah menjadi kerajaan Israel dan Yehuda) mengalami pasang surut. Sering kali, mereka memberontak kepada Tuhan. Itulah yang menyebabkan mereka dihancurkan oleh bangsa-bangsa di sekitar mereka. Dalam kasus bangsa Yehuda, mereka akhirnya dibuang ke Babelonia. Peristiwa itu membuat mereka terkejut. 

Umat pilihan ternyata bisa terpuruk juga. Mereka sungguh sangat menderita.Tetapi, Tuhan meminta mereka untuk memandangnya dari sudut pandang iman.


Salah satu perintah Tuhan kepada mereka ketika menghadapi penderitaan di pembuangan tersebut adalah "hidup produktif" dengan mengusahakan kesejahteraan kota di dalam pembuangan tersebut (ay. 29:7a). Artinya, Tuhan hendak mengatakan bahwa Ia sendirilah yang mengirim mereka ke pembuangan, kerajaan Babelobia hanya sebagai alat dalam rencana Tuhan. Dengan kata lain, Tuhan membuang mereka,  bukan karena untuk menghukum mereka semata, seperti balas dendam. Justru Tuhan memiliki rencana yang indah di baliknya. Bangsa Yehuda diizinkan Tuhan mengalami kehancuran supaya hati mereka berbalik kembali pada Tuhan Jika hal tersebut mereka lakukan, maka Tuhan akan memulihkan keadaan mereka. Mereka tidak selamanya akan berada di pembuangan, tetapi mereka akan kembali ke tanah asal mereka. Pemulihan tersebut  menyiratkan bahwa Tuhan juga turut memulihkan mereka secara rohani. 


Sahabat yang baik hati, pekerjaan Tuhan yang demikian hendak mengatakan bahwa kehendak Tuhan dalam mereka bukanlah rancangan yang "mematikan", tetapi rancangan yang "menghidupkan". Dengan penderitaan yang dialami oleh mereka, Tuhan hendak menggiring mereka untuk mengenal rancangan Tuhan dengan baik. Bahwa rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan, tetapi rancangan dama sejahtera yang memberikan pembaharuan hidup di masa mendatang. Begitu juga dengan kita sebagai orang-orang percaya saat ini. Sebagai orang percaya, kita harus meyakini bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, asalkan kita ada dalam jalan Tuhan, maka itu akan membawa kebaikan. 


Marilah kita ingat nasihat Paulus dalam Roma 8:28 mengatakan, "kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Oleh karena itu, jika kita mengalami penderitaan atau kesulitan karena kesalahan kita, bertobatlah dan minta pertolongan Tuhan. Peristiwa buruk bukanlah akhir cerita. Tuhan bisa memulihkan masa depan kita. Ingat, kita ada dalam Kristus, yang telah melenyapkan segala penghukuman (Roma. 8:1). Amin.


Salam dari Tim Penulis: FS

Sabtu, 19 Juni 2021

MELAYANI DENGAN PENUH KASIH

 Kotbah Minggu III Setelah Trinitatis, 20 Juni 2021

Nas: 2 Korint 6:1-10


MELAYANI DENGAN PENUH KASIH


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, saya sangat tertarik membaca topik kotbah Minggu ini yakni melayani dengan kasih. Saya menangkap pesan yang sangat penting untuk dipedomani gereja baik pelayan dan jemaat. Seorang pelayan harus melayani penuh dengan kasih. Buah pelayanan seorang pelayan Tuhan sangat penting dan pada pihak jemaat tidak menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.


Pengasihan Tuhan adalah hari ini, kini dan disini, bukan besok atau lusa tetapi saat ini. Karena itu jika ingin menerima Kristus dan berubah, hari ini saatnya saat kita mendengar Berita akeselamatan, sambutbdan lakukan, jangan tunggu besok atau cari alasan lain sebagai dalih. 

Untuk itu setiapmpelayan harus sungguh-sungguh dan melayani dengan penuh kasih.  Tugas hamba Tuhan memberitakan pengasihan Allah.  Pada pihak lain jemaat harus segera merespon kasih karunia Tuhan, selagi Tuhan berkenan jangan sampai pintu tertutup. 


Untuk menjelaskan hari pengasihan ini, bisa juga kita pakai contoh. Di zaman PL kota-kota dikelilingi tembok dan hanya ada satu akses masuk yaitu pintu gerbang. Pintu gerbang ini ada waktunya terbuka pada jam tertentu gerbang akan tertutup. Selagi gerbang terbuka maka setiap orang berkesempatan untuk masuk ke kota namun ketika sudah tertutup maka orang tidak akan bisa memasuki kota. Demikianlah hari pengasihan Tuhan, keampunan dosa terbuka dan barang siapa memanfaatkannya akan diberikan maaf dan pengampunan. Jangan tunggu besok tapi lakukan sekarang.


Jemaat Korintus memiliki pergumulan khusus mengenai bibit-bibit perpecahan diantara mereka. Namun upaya Paulus terus meyatukan jemaat baik melalui surat, pesan dan kunjungannya. Jangan sampai perpecahan dan ego kelompok kehilangan kesempatan menerima kasih karunia Kristus. Gereja akannbertumbuh jika semua pelayan melayani dengan kasih, dan jemaat berkenan diberdayakan menjadi rekan sekerja Allah untuk Missi Allah di dunia ini. 


Dalam kotbah Minggu ini, menurut saya penting kita kembangkan dalam pelayanan dan persekutuan kita, yakni:


1. Sebagai rekan sekerja Allah, melakukan tugas pelayanan dengan saling meneguhkan dan menguatkan.


Pertama Paulus menyapa para pelayan Tuhan dan jemaat sebagai teman-teman  sekerja. Istilah yang dipakai dari kata "synergoi", menjelaskan kebersamaan, kerjasama dan terhubung satu sama lain. Synergoi berarti ada saling memahami, saling mengerti, apa yang dikerjakan oleh orang lain didukung disambut dan dilanjutkan oleh orang lain sehingga persekutuan benar-benar mendapat tujuan. Tanpa kerja sama tentu sulit mencapai tujuan. 


Synergoi juga menggambarkan ada pemberdayaan, setiap pelayan dan jemaat memiliki potensi masing-masing untuk melayani.  Dalam pemahaman seperti ini ada pemberitaan segala potensi yang ada, tanpa membanding-bandingkan namun semuanya berguna dan bermanfaat untuk saling membangun dan menopang. Tidak menunggu untuk dilayani tetapi setiap orang dengan penuh rasa tanggung jawab untuk melayani.


Dengan sikap demikianlah gereja bertumbuh, hangat dalam persekutuan dan jauh dari ancaman perpecahan. Dengan pengertian rekan sekerja Allah, baik jemaat dan pelayan bukan asyik dengan mencari pujian diri tetapi pengabdian diri.



2. Jangan menyia-nyiakan waktu yang ada: hari inilah hari perkenalan Tuhan. 


Tugas gereja adalah mengingatkan jemaat akan tujuan orang percaya. Kita menerima kasih karunia di dalam Yesus Kristus, karena itu setiap orang harus menyambutnya. 

Keselamatan itu bukanlah esok atau lusa, atau selesai dulu kebutuhan dan kepentingan saya baru mengurusi hal-hal rohani atau iman. 


Sering sekali orang beranggapan demikian, saat diminta terlibat dalam pelayanan banyak yang berdalih: kesibukan, pekerjaan dan berbagai alasan lainnya. Dalam pelayanan Tuhan tidak ada kata besok, tapi kapan Tuhan memanggil pada saat itu harus sedia. Panggilan pelayanan itu ibarat call emergency, dipanggil harus direspon. Kalau nanti dulu sudah keburu lewat. Saat kita merespon mungkin banyak guna dan manfaat bagi orang lain. Namun saat kita berdalih dan menunda mungkin Tuhan telah memanggil orang lain yang bersedia.


Masih ingat Yesus berumpama tentang ornag kaya yang mengadakan jamuan? Seluruh orang yang diundang punya alasan masing-masing dan tak seorang pun yang menerima undangan itu menikmati pesta. Namun tuan itu menyuruh hambanya yang di jalan, lorong dan gang untuk ikut bersukacita dengan tuan yang empunya pesta. 


Demikianlah kita memahami hari pengasihan Tuhan. Jika saat ini kita merasakan ada panggilan, tergerak melakukan yang baik, bertobat dari kebiasaan buruk dan perubahan dalam hidup anda. Saat ini firman Tuhan menyampaikan respon dan lakukanlah. 


Saat disebut dalam Yunani "Kayros", menjelaskan waktu yang tidak dapat berulang. Kayros adalah kesempatan, saat dimana ada ruang dan peluang, kalau itu tidak digunakan maka Kayros itu tidak akan pernah terulang kembali. 


3. Kuat dan teguh dalam segala keadaan


Melayani harus memiliki sikap yang kuat, elastis dan tahan banting. Kuat karena tantangan dihadapi sangat banyak, bahkan dari orang-orang yang berkuasa dan pengaruh. Melayani harus elastis dan tahan banting bukan ditelan oleh keadaan namun harus dapat memiliki adaptasi yang tingggi dalam segala keadaan. 

2 Korintus 6:4-6 (TB)  Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,

dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;  

dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;


Dalam melakukan pelayanan seseorang harus tetap menguasai diri, jangan sampai puas diri apalagi lupa diri. Paulus telah memberikan contoh yang dialami sendiri. 2 Korintus 6:8-10 (TB)  ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,

sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;

sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.


Dalam segala keadaan seorang pelayan harus mengutamakan Tuhan. Melayani bukanlah untuk unjuk diri karena melayani bukan untuk pujian diri.


Sahabatku! Bukan hanya pelayanan dalam gereja seorang melayani dengan kasih, tatapi menjadi dasar eror kerja orang Kristen. Apapun pekerjaan, professi dan usaha serta aktifitas yang kita kerjakan hendaklah kita lakukan dengan penuh kasih. 

Dalam bekerja ada ungkapan "love" or "leave", suatu pilihan bagi setiap.orang yang bekerja. Jika ingin bertumbuh dan berkembang dalam pekerjaannya maka cintailah. 


Tuhan memberkati kita semua!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak



Jumat, 18 Juni 2021

KARENA KASIHNYA HEBAT

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5707618125976873/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 19 Juni 2021


*SEBAB KASIHNYA HEBAT*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Mazmur 117:2 (TB)  Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! 


Psalms 117:2 (RWV)  For his merciful kindness is great toward us: and the truth of the LORD endureth for ever. Praise ye the LORD.


Dalam bahasa Yunani kata sorga diterjemahkan dari istilah Yunani : "ouranos". Suatu kata yang lajim diterjemahkan 'langit ke tujuh'. Bagi orang Yunani, langit itu terdiri dari tujuh lapisan, dan lapisan ketuju llah disebut Surga dimana Allah berdiam. Artinya ouranos ini menunjukkan begitu jauhnya keberadaan Allah di tempat yang maha tinggi. Sekalipun demikian Allah berada di tempat yang maha tinggi karena kasihNya kepada manusia Allah sendiri turun ke bawah untuk menebus jarak untuk menyelamatkan manusia.  KasihNya yang sangat besar hingga mengutus anakNya yang Tunggul turun ke bumi untuk menebus dan menyelamatkan kita (baca Yoh 3:16)


Mazmur 117 ini merupakan mazmur yang paling singkat. Tujuannya satu, yaitu mengajak seluruh bangsa untuk memuji Allah. Alasannya satu yakni: kasih Allah yang hebat dan setiaNya kekal selamanya.


Menurut para penafsir, mazmur ini dinyanyikan saat paskah. Pada paskah kaum Yahudi memberikan korban Bakaran berupa domba. Masih ingat bagaimana Abraham mempersembahkan Ishak, setelah Abraham teruji Allah mempersiapkan korban ganti Ishak. Saat tulah ke kesepuluh di Mesir, seluruh kaum Mesir berisi ratap tangis karena kematian anak sulung. Namun Israel tak satupun yang berkabung karena tanda darah korban telah ditandai dipintu rumah masing-masing. Paskah mengingatkan kasih Allah yang mengampuni dan melewati setiap pintu rumah orang Israel hanya dengan tanda korban darah. 


Dalam renungan pagi ini, Pemazmur menyanyikan kasih Allah yang hebat dan kasih setiaNya selama-lamanya. Kasih Allah melampauhi batas, Allah yang maha Kudus mau menerima manusia yang hina dan berdosa. Kasih Allah yang hebat, jarak tak menjadi masalah. Kasih adalah itu pengorbanan yang luar biasa hingga menyerahkan AnakNya yang tunggal menjadi tebusan bagi manusia. Kasih Allah yang hebat nyata di dalam diri Yesus Kristus yang turun ke bumi dan menjadi kurban keselamatan sekali untuk selama-lamanya.


Sahabatku! Kasih Allah itu hebat, seandaninya air laut menjadi tinta menuliskan kasih Allah yang hebat itu tak cukup seandanianya Langi menjadi tempat melukis kasih dan pervuatan Allah yang hebat, langit pun kurang lebar melukiskan kasih Allah. 


Mari syukuri dan nikamati kasih Allah dalam hidup kiat dengan semakin setia kepadaNya. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Kamis, 17 Juni 2021

CELAKALAH ORANG YANG MEMUTARBALIKKAN KEBENARAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5702522316486454/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 18 Juni 2021


*CELAKALAH ORANG YANG MEMUTARBALIKKAN KEBENARAN*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Yesaya 5:20 (TB)  Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit. 


Isaiah 5:20 (RWV)  Woe to them that call evil good, and good evil; that put darkness for light, and light for darkness; that put bitter for sweet, and sweet for bitter! 


Nabi adalah hamba Allah yang dipakai Tuhan untuk menyatakan Firman Allah kepada umatNya. Firman yang disampaikan itu bisa berupa nubuatan (hal yang akan terjadi esok), bisa berkat dan nasihat dan bisa juga berisi kecaman dan kutukan. 


Dalam pasal 5 ini ada lima perbuatan yang sangat dikecam dan dikutuki oleh nabi Yesaya khususnya pada ayat 15-24. Lima kebiasaan buruk itu sangat dikecam sampai disebut dengan kata: celakalah! Lima kebiasaan buruk itu yakni:  Sombong dan tinggi hati, dusta, membenarkan kejahatan, menganggap diri bijak dan jago minum.


Ala bisa karena biasa ungkapan ini merupakan suatu fakta bahwa kebiasaan membentuk karakter seseorang. Kebiasaan tidak datang dengan sendirinya atau bakat bawaan, tetapi karena kebiasaan dan dibiasakan.  Kebiasaan itu bisa bersifat baik dan bisa juga bersifat buruk. Kebiasaan baik biasanya menjadi nilai dan karakter positip di dalam diri seseorang yang membangun kehidupannya, namun kebiasaan buruk akan merusak diri sendiri dan menjadikan citra diri yang buruk. Kebiasaan buruk tentu tidak kita inginkan bahkan tidak sedikit orang yang mengecamnya seperti kritik para nabi. 


Dalam renungan pagi ini, Yesaya mengecam keras orang yang memutarbalikkan kebenaran. Selengkapnya,Yesaya 5:20 (TB)  Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit. 

Bagaimana bisa orang mengganggap baik padahal merupakan kejahatan? Berarti nuraninya sudah mati, dan mata mereka sudah buta karena tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk mana yang baik dan mana yang jahat. 


Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar adalah kejahatan dan celakalah orang yang menyebutkan kejahatan itu baik. Hal ini sangat berbahaya, dan sungguh merusak tatanan  nilai-nilai. Jika ada orang yang sudah sampai membenarkan kejahatan dan menjahatkan yang baik, ini suatu sifat yang sangat buruk dan telah meniadakan nurani dengan menyangkal kebenaran. 


Bagaimana pun manusia mengetahui apa yang baik dan jahat. Sejak manusia diciptakan TUHAN jauh sebelum Hukum Taurat datang, Allah telah menciptakan hati  nurani di dalam diri manusia sebagai hukum moral yang mengetahui apa yang baik dan apa hang jahat. Sebagaimana dijelaskan dalam Roma 2:14-15 (TB)  Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. 

Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.

 

Maka jika ada orang yang sudah sampai menjahatkan kebaikan dan membaikkan kejahatan telah mematikan hati nuraninya sendiri. Allah itu adalah Roh, Toh yang berdiam di dalam hati manusia. Jika manusia bisa membohong orang namun Allah tidak bisa dibohongi karena Allah mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati seseorang. Nas renungan ini mendorong kita hidup jujur, berkata benar jika benar dan salah jika salah. Sebagaimana dikatakan oleh Yesus dalam Matius 5:37 (TB)  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


Sahabat yang baik hati! Kebiasaan buruk akan merusak diri sendiri dan mencelakai kehidupan orang lain. Apa yang diserukan oleh nabi Yesusya ini sangat penting untuk diperhatikan.  Mari mengelola hidup kita masing-masing dengan jujur dan membiasakan yang baik. Ada ungkapan, jangan membenarkan yang biasa, tetapi membiasakan yang benar. Itulah tugas dan tanggungjawab bersama orang percaya Tuhan menguatkan kita melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan menolong  kita menempa diri melakukan kebiasan-kebiasaan baik.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Rabu, 16 Juni 2021

KEBENARAN MENINGGIKAN DERAJAT BANGSA

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 17 Juni 2021



*KEBENARAN MENINGGIKAN DERAJAT BANGSA*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Amsal 14: 34 (TB) Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.


Proverbs  14: 34 (KJV)  Righteousness exalteth a nation: but sin is a reproach to any people. 


Sahabat yang baik hati.

Menurut Laporan Tahunan PBB mengenai World Happiness Report, yang dilansir pada 20 Maret 2021, Finlandia, Islandia, Denmark, Swiss dan Belanda merupakan 5 negara yang menduduki peringkat teratas sebagai negara paling bahagia di dunia. Penilaian merupakan hasil survei Sustainable Development Solutions Network pada tiga indikator utama, yaitu Life Evaluations, Positive Emotions, dan Negative Emotions. Finlandia selama 4 tahun terakhir menduduki peringkat sebagai negara paling bahagia. Indonesia menempati peringkat ke-82, naik 2 tingkat dari tahun 2019. Yang membuat Indonesia naik peringkat di tengah Pandemi ini adalah karena masyarakat Indonesia selalu diajak bersyukur di tengah pandemi ini.


Bagaimana hubungan kebahagiaan warga negara dengan kejahatan? 5 negara yang paling bahagia tersebut menduduki peringkat sebagai 10 negara yang sangat baik dalam Indeks Persepsi Korupsi. Kelima negara tersebut juga memiliki indeks Kriminalitas yang rendah. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan warga suatu negara sangat berhubungan dengan kesadaran untuk tidak berperilaku jahat dan korup. Perilaku adil dan benar perlu menjadi “nilai hidup” (value) untuk meningkatkan kualitas kebahagiaan hidup. Sebaliknya dapat kita perhatikan, negara-negara dengan indeks Kriminalitas tinggi, adalah negara yang Indeks Persepsi Korupsi paling rendah sekaligus juga negara yang paling tidak bahagia di antara negara-negara di dunia.


Sahabat yang baik hati.

Indonesia dikenal sebagai negara yang religius, dengan mendaftarkan 6 agama (Islam, Katolik, Kristen Protestan,Hindu, Budha, Konghuchu) sebagai agama resmi yang boleh dianut oleh warganya. Tetapi mengapa bermacam kriminalitas dan korupsi tetap menjadi persoalan di negara kita? Apakah menganut suatu agama tidak berkaitan dengan nilai hidup yang dianut? Mengapa orang yang beragama, yang mengaku beriman, tetapi sekaligus orang yang sulit berperilaku adil dan baik?


Persoalannya pasti bukan terletak pada agama apa yang dianut, melainkan penghayatan pengajaran iman sebagai nilai hidup. Jika kehidupan beragama kita hanya sebatas melakukan ritual keagamaan semata, dan juga hanya sebatas mengejar keuntungan berupa berkat/pahala atau ganjaran keuntungan lainnya, maka kita masih jauh dari perilaku menjadikan iman atau ajaran agama sebagai nilai hidup. Semua agama mengajarkan tentang kebenaran, keadilan dan kasih. Dan inilah nilai hidup yang seharusnya dihidupi oleh seluruh umat beragama. 


Sahabat yang baik hati.

Bukankah Tuhan Yesus telah memberikan berkat yang terbaik bagi setiap orang percaya tanpa meminta atau mengejarnya? Tuhan Yesus memberikan kehidupan yang kekal, bahkan Roh-Nya dicurahkan agar setiap orang percaya menjalani kehidupan dengan lebih bernilai, yaitu hidup dalam kebenaran sebagai Anak-anak terang, dan berperilaku baik dalam kehidupannya. Marilah semakin giat melakukan kebaikan dan kebenaran. Dan dengan demikian bangsa dan negara kita pun akan terberkati dengan keberadaan kita di negeri ini. Sudah saatnya bagi kita memberi kontribusi yang baik bagi negeri ini dengan perilaku hidup yang baik dan benar, sebagai garam dan terang. 


Sahabatku, jika kita menginginkan agar hidup kita bahagia dan tenang maka hidupilah kebenaran yang telah diajarkan Tuhan Yesus. Setialah pada perbuatan–perbuatan kebenaran, dan hindarilah perbuatan-perbuatan dosa kejahatan. Sebagaimana renungan hari ini yang mengatakan: “Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.” Hal ini mau mengatakan bahwa orang yang hidup dalam kebenaran adalah orang yang mampu membawa keharuman bagi suatu bangsa maupun membawa keharuman bagi nama keluarganya, tetapi jika seseorang lebih memilih hidup dalam dosa atau kejahatan maka hal itu akan menjadi noda bagi bangsa dan keluarganya. Oleh karena itu, hendaklah kita mau berusaha untuk hidup dalam kebenaran supaya dengan kehadiran kita, keluarga dan bangsa kita menjadi terberkati. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam : Tim Renungan (JZ)

Selasa, 15 Juni 2021

BALASKAN KEJAHATAN

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5693734164031936/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

kekuatan, inspirasi dan motivasi

Rabu, 16 Juni 2021


*JANGAN MEMBALASKAN KEJAHATAN*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1 Petrus 3:9 (TB)  dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:


1 Peter 3:9 (RWV)  Not rendering evil for evil, or reviling for reviling: but on the contrary blessing; knowing that ye are called to this, that ye should inherit a blessing.


Di salah satu Desa yang pernah saya melayani bernama Barisan Nauli (satu dusun di Kecamatan Siempat Numpuh Huklu, Kabupaten Dairi), ada  suatu ketentuan masyarakat untuk menghukum pelaku pencurian. Jika seseorang ketahuan mencuri hasil kebun orang lain, maka pencuri dikenakan sanksi tiga kali lipat dari benda yang dia curi. Tiga kali lipat sanksi itu dikenakan untuk tujuan satu bagian kepada pemilik, satu bagian kepada yang melihat dan satu bagian kepada kas masyarakat dan pelaku diwajibkan menjumpai setiap rumah mengakui kesalahan dan memohon maaf. Itulah konsekwensi hukum bagi seorang pelaku pencurian. Hukum ini sangat berat, namun  telah berdampak baik bagi masyarakat. Apapun hasil di ladang mereka aman dan tidak perlu dikuatirkan. Namun yang namanya manusia pasti pernah melakukan kesalahan dapatkah dibayangkan bagaimana jika dia tidak bisa membayarnya dan bagaimana mental pelaku yang jatuh di tengah-tengah masyarakat. Stigma dan penilaian masyarakat pada dirinya yang sehari-hari berjumpa dengan masyarakat. 


Berat memang menebus kesalahan, tidak heran orang mempertahankan kesalahannya dengan membuat dalil-dalil yang membenarkan diri bahkan menyerah orang lain dan menuduh orang lain yang bersalah. Sebaliknya orang yang tidak tahan akan sanksi berat seperti itu akan melarikan diri dari dari komunitas dan menjadi terasing. 

Dalam keadaan demikian aman penting kasih dan oengampunan. Kristus telah mengampuni kita dan pengampunan itu memulihkan kita. Itulah sebabnya Paulus dalam Efesus 2:19 (TB)  Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.


Gereja mula-mula sering menjadi sasaran fitnah dan kesalahan dalam masyarakat. Kaum Herodian menuduh orang Kristen anti Kaisar,  setiap ada keributan di kita, atau musibah yang terjadi sering sekali kaum Kristen dituduh sebagai faktor penyebabnya. Dari kaum Agamawan seperti Farisi dan Ahli Taurat menuduh kekristenan sebagai bidaat yang menyesatkan dan tuduhan lainnya. Tidak heran setiap ada pertemuan jemaat selalu dihasut suatu pertemuan yang menyesatkan.


Namun gereja tetap hidup dalam kebenaran, kasih dan selalu menghidupi pengajaran Tuhan Yesus untuk tidak melakukan pembalasan. Sikap hidup demikianlah menjadikan Gereja bertahan dan semakin m Gereja menghidupi kasih dan pengampunan sebagaimana diajarkan oleh Yesus. Tidak membalaskan kejahatan dengan kejahatan tetapi berdoa dan memberkati setiap orang. Sikap hidup demikian menjadikan Gereja kuat dan memenangkan hati banyak orang. Semakin dibabat, semakin merambat. Semakin ditekan akhirnya menang. 


Lukas 6:27-28 (TB)  "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 13 Juni 2021

ORANG PERCAYA MENGANDALKAN TUHAN

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5680446858694000&id=216559085082832&sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu II Setelah Trinitatis 13 Juni 2021

Nas: Mazmur 20:1-10


*ORANG PERCAYA MENGANDALKAN TUHAN*


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan ajakan agar setiap orang dalam menghadapi segala pergumulan hidup senantiasa mengandalkan Tuhan. Mengandalkan diri sendiri memiliki keterbatasan namun mengandalkan Tuhan akan mendapat kebahagiaan. Jika raja, penguasa dan segala yang kuat di dunia ini memegahkan segala kekuatan mereka dengan segala kuasa, pedang dan kekerasan, namun orang percaya hanya bermegah di dalam Tuhan. 


Mazmur 20 disebut dengan Mazmur raja. Mazmur ini dinyanyikan  saat pelantikan raja bagi bangsa Israel. Raja bagi bangsa Israel berbeda dengan pemahaman kerajaan bangsa-bangsa di sekitarnya. Bangsa-bangsa sekitar, raja memiliki wewenang penuh atas titah yang dimilikinya (kekuasaan oriented), sistem yang berpusat pada raja. Sistem ini disebut dengan sistem monarki. Bangsa Israel memahami bahwa pusat kekuasaan ada pada Tuhan atau disebut dengan sistem theokrasi (berpusat pada Allah). Allah sendirilah Raja atas umatNya, raja yang diurapi adalah Hamba Allah (ebed YHWH) atau Melekh YHWH (pesuruh Allah); raja adalah aparatus Allah dalam menegakkan kehendak Allah umat Allah. Raja adalah gembala untuk membawa kesejahteraan bangsa, melindungi dan memberikan rasa aman setiap warganya. Jadi raja tidak memiliki otoritas atas dirinya sendiri, tetapi harus seturut dengan kehendak Allah.


*01. Harapan atas raja*

Raja dalam sistem theokrasi menggambarkan bahwa raja memerinntah atas kehendak Allah. Raja tidak bertindak atas kehendak dirinya sendiri tetapi selalu berpedoman kepada Allah. Adanya raja bagi bangsa Israel adalah pemenuhan harapan mereka agar ada pemimpin yang melindungi dan memberikan jaminan kesejahteraan umat Allah. Itulah sebabnya dalam ayat 


Dalam 1 Samuel 8:6 dyb, saat bangsa Israel meminta seorang raja kepada Samuel ada harapan besar dari tua-tua Israel akan kehadiran seorang raja. Permintaan ini sangat mendesak karena mereka membutuhkan pemimpin yang menetap seperti bangsa lain. Selain itu raja sangat dibutuhkan untuk melindungi bangsa Israel atas penindasan bangsa asing dan memberikan kesejahteraan bagi mereka. 


Zaman hakim-hakim, bangsa Israel mengalami kesengsaraan dari suku bangsa asing yang silih berganti menindas dan merampas harta milik mereka. Saat panen hasil tanaman dan peternakan mereka. Namun Tuhan memberikan hakim yang membebaskan. Usai itu hakim lepas tugas. Demikian kisah-kisah dalam masa hakim-hakim. Sementara bangsa asing sudah memiliki raja yang menetap. 


Sebenarnya Samuel dengan berat hati memenuhi permintaan Israel yang meminta seorang raja, namun atas perkenalan Allah, Samuel akhir melantik Saul menjadi raja dengan harapan Israel memiliki pemimpin yang melindungi dan memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. 


Peran raja demikian membuat bangsa Israel berdoa untuk raja. Mereka memohon agar Tuhan memberkati dan memberikan kemenangan sesuai dengan rancangan Tuhan. Mazmur 20:4 (TB)  (20-5) Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan.


*02. Kekuatan Raja*

Raja bagi bangsa Israel berbeda dengan bangsa asing.  Jika raja-raja bangsa asing mengandalkan pasukan perang dan perlengkapan persenjataan maka berbeda dengan raja bagi bangsa Israel yakni bersandar pada kekuatan Tuhan. 


Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda. Kalimat ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa asing dalam sistem monarki mengandalkan kekuatan senjata. Kemegahan monarkhi adalah raja yang mengandalkan kekuatan perang, kekuatan persenjataan dan kekuatan pertahanan. Kehebatan bangsa asing ditentukan dengan kehebatan legiun pasukan yang dimiliki, pasukan perang yang memiliki daya tempur dan mengalahkan musuh. Namun umat Allah yang dipimpin oleh "raja yang diurapi" akan memimpin dibawah kuasa dan kekuatan Allah. 


Lihatlah contoh Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, tulah demi tulah disampaiakn namun Firaun tetap berkeras tak membebaskan Israel dari Mesir. Baru pada tulah kesepuluh: kematian anak sulung, Firaun membiarkan Israel keluar. Namun setelah keluar ada juga upaya pengejaran Firaun lewat kereta kuda. Namun mujizat Tuhan terjadi ketika laut merah terbelah dua, Israel menyeberang dan pasukan kereta Firaun pun diterjang dan tenggelam dalam laut mati. Disini Musa tidak berperang melawan Firaun, tetapi kuasa Tuhan


Dalam kisah hakim-hikim, raja-raja sekitar selalu menekan dan menindaa Israel. Namun selalu ada orang yang dipilih Allah untuk memimpin perlawanan membebaskan bangsa Isrsel dari tekanan asing. Itulah hakim-hakim, yang sepenuhnya memiliki karisma dan kekuatan melawan penindasan dan tekanan asing. 


Kegemilangan pemimpin-pemimpin Israel dalam pengalaman sejarah bukanlah kekuatan dan kepiawaian sang pemimpin. Bangsa Israel percaya bahwa semua kemenangan dan kegemilangan raja dan pemimpin semata-mata atas pemberian Allah.

Mazmur 20:6 (TB)  (20-7) Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. 


*03. Berbahagialah orang mengandalkan Tuhan.*

Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini membedakan panggilan anak-anak Tuhan dengan dunia ini. Paulus berkata : "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:2). Jika dunia ini mengandalkan kekuasaan, kekuatan perang dan bermegah atas apa yang ada padanya, anak-anak Tuhan harus tetap rendah hati mengandalkan Tuhan dalam hidup ini. 


Yesus menegaskan dalam Matius 26:52 (TB)  Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.


Sejarah dunia telah membuktikan perang telah memakan banyak korban baik sebelum Masehi dan sesudah Masehi. Kita tidak tahu berapa korban meningal dunia selama Perang Duni I dan II, serta dampaknya bagi umat manusia. Manusia yang mengandalkan kekuatan diri, kuasa, pedang dan apapun itu pada akhirnya akan menghantarkan pada kesengsaraan dan penderitaan. Namun orang percaya yang mengandalkan Tuhan akan beroleh bahagia.


Yeremia 17:7-8 (TB)  Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 


Sejarah kekristenan menawarkan perlawanan dengan nir kekerasan (tanpa kekerasan). Alkitab tidak pernah mengajarkan kejahatan melawan kejahatan, pedang melawan pedang. Kuasa orang percaya ada pada kasih dan perdamaian. 


Sahabat yang baik hati, mari tetap mengandalkan Tuhan. Kuasa Tuhan melebihi apa yang ada. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

HIDUP ORANG BENAR DIPELIHARA TUHAN

 

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Senin, 14 Juni 2021

TUHAN MEMELIHARA HIDUP ORANG BENAR

Mazmur 37:25 (TB)  Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;

Psalms 37:25 (RWV)  I have been young, and now am old; yet I have not seen the righteous forsaken, nor his seed begging bread.

Sahabat yang baik hati, kesaksian iman Mazmur 37 ini penambah semangat yang luar biasa bagi setiap orang agar tetap hidup dalam kebenaran. Hal ini sangat beralasan, karena menjadi orang benar tidaklah mudah. Dapat anda bayangkan bagaimana sulitnya hidup seorang yang  baik hati terdampar di tengah komunitas para penjahat dan haus darah? Dapat kita bayangkan bagaimana seorang yang memiliki hati nurani hidup di tengah-tengah orang bengis dan kejam tanpa takut pada siapapun? Pasti tertekan dan sulit keluar, kalau keluar mungkin nyawanya akan menjadi taruhan.

Menjadi hidup benar memang sulit apalagi hidup di tengah-tengah dunia yang jahat.  Tujuan pemuridan Tuhan Yesus adalah agar orang percaya tetap hidup benar ditengah-tengah dunia yang tidak benar. Itulah sebabnya Yesus berpesan: Lukas 10:3 (TB)  Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Dietrich Bonhoeffer (1906-1945) sering menjadi contoh bagi saya menjelaskan kisah hidup dalam kebenaran. Dia seorang teolog muda di Jerman yang memiliki pemikiran yang sangat kritis menyuarakan kebenaran terhadap Adolf Hitler. Dia melawan idiologi Hitler yang mengarahkan seluruh kekuatannya membunuh 6 juta kaum Yahudi di seluruh daratan Jerman. Bonhoeffer akhirnya ditangkap dan dipenjarakan dan akhirnya dihukum mati. Sekalipun  Boenhoffer dihukum mati namun kebenaran, kebaikan dan perjuangannya tetap hidup. Bonhoeffer dapat dikubur oleh Hitler namun kebenaran dan kebaikan yang diperjuangannya tidak ikut terkubur. Nama Boenhoeffer menjadi simbol perjuangan, keadilan dan kebenaran namanya diabadikan menjadi nama yang harum. Sebaliknya Adolf Hitler menjadi momok yang menyedihkan, masa lalu yang kelam dan hitam. Mengingat semua itu Jerman menetapkan dalam Undang-undang hukum pidana pasal 86a mengatur tentang larangan penggunaan simbol-simbol terkait Nazi seperti bendera Nazi, swastika, dan salam Nazi bahkan tidak mengijinkan nama Hitler masuk ke wilayah kedaulatan Jerman.
Bonhoffer tidaklah mati, namun hidupnya telah menjadi benih kebenaran yang berbuah di kemudian hari dalam sejarah Jerman..

"Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;"
Tentu suatu kesimpulan dari  pengalaman hidup Daud. Ada banyak orang melakukan kejahatan dengan alasan perut namun ingatlah perut yang kenyang hanya bertahan tiga empat jam. Ada orang yang melakukan kejahatan dengan tujuan cepat kaya tetapi tidak menjadi kaya justru ditimpa berbagai masalah dan jerat hukum. Ada juga orang yang menjilat demi kenyamanan sementara namun kehilangan harga diri selamanya.  Ada orang yang kompromistis dan tidak bertahan dalam prinsip nilai-nilai hidup yang benar teyapi akhirnya tetap dalam banyang-banyang ketakutan. Namun orang yang melakukan kebenaran akan tetap dipelihara Tuhan.

Daud sebagai raja yang berpengalaman memberikan kesaksian bahwa orang benar dilindungi oleh Tuhan. Berkat bagi orang benar akan mengalir sampai ke anak-cucunya.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 11 Juni 2021

PERSEMBAHAN SUKARELA KEPADA TUHAN

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5675455085859844&id=216559085082832&sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 12 Juni 2021


*PERSEMBAHAN SUKARELA KEPADA TUHAN*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


1Tawarikh 29:9a (TB) : "Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada Tuhan."


1Chronicles 29:9a (KJV) : "Then the people rejoiced, for that they offered willingly, because with perfect heart they offered willingly to the LORD."


Sahabat yang baik! Sejak Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, Alkitab mengajarkan umat Tuhan untuk memberikan persembahan sebagai wujud rasa syukur, rasa hormat serta cinta kasih atas kebaikan Tuhan sekaligus pengakuan bahwa Dia lah Allah yang kita sembah dan kita puji serta muliakan. Dia yang menciptakan kita, memelihara, menyertai serta melindungi dengan kasih anugerah dan berkat-berkat-Nya yang kita terima di sepanjang hidup kita. Persembahan yang kita berikan bukan hanya berupa uang atau materi lainnya saja, melainkan juga pelayanan dan hidup kita sebagai ibadah yang sejati. Perlu pula kita pahami bahwa ada persembahan yang berkenan bagi Tuhan Allah dan menyenangkan hati-Nya, namun ada juga persembahan yang mendukakan bahkan menjijikkan bagi-Nya.


Pertanyaannya adalah, sejauh mana persembahan yang telah kita berikan menyenangkan hati Tuhan? Apakah kita memberikan persembahan dilandasi kecintaan untuk memuliakan-Nya? Ataukah ada motivasi terselubung atau tujuan lain agar menerima imbalan yang lebih besar alias  memiutangi Tuhan? Sang Pemazmur melalui Nas hari ini mengingatkan kita bahwa persembahan yang dikehendaki Tuhan adalah persembahan yang didasari serta dimotivasi hati memberi yang rela dan tulus sebagai penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Baik. Itu merupakan refleksi kebersyukuran dan terima kasih kepada Tuhan yang telah lebih dulu berbuat amat baik kepada kita. Yaitu memelihara, melindungi, memberkati bahkan menebus kita dari kematian kekal. Apapun yang kita miliki dalam hidup ini semuanya bersumber dari pemberian Tuhan, semua adalah milik-Nya yang dititipkan kepada kita untuk memuliakan-Nya.  Kita bisa seperti sekarang ini bagaimana pun keadaan kita, termasuk setiap tarikan nafas dan denyutan jantung kita adalah karena karya dan campur tangan Tuhan. 


Daud adalah salah satu sosok di dalam Alkitab yang begitu mengasihi Tuhan yang mempersembahan sedemikian besar jumlah emas, perak dan lainnya untuk pembangunan Bait Suci-Nya. Ia memberi dengan sukarela, tulus ikhlas, bahkan dengan sukacita. Ia sadar betapa Allah sangat mengasihi umat Israel dengan menuntun nenek moyang mereka keluar dari perbudakan Mesir, berjalan di padang gurun dengan mujizat-mujizat-Nya yang ajaib hingga sampai ke Tanah Perjanjian Kanaan. Persembahan seperti inilah yang berkenan kepada Tuhan seperti dikatakan dalam 2 Kor.9:7b: "...sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."  Ketulusan hati merupakan sikap yang diperkenan Allah dan seharusnya merupakan ciri semua pemberian kita umat-Nya. 


Mari kita mengintrospeksi diri mencek motivasi dan sikap hati kita, cara kita mempersiapkan dan memberikan persembahan dalam bentuk apapun selama ini! Apakan semata-mata cerminan ucapan syukur dan terima kasih serta pujian kita yang tulus bagi kemuliaan nama Tuhan? Dan bukan untuk imbalan atau agar dipuja dan dipuji orang lain demi kepuasan diri. Jika demikian maka semua persembahan itu pasti sia-sia karena tidak berkenan di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya Alkitab dalam Matius 6:2-3 mengatakan: "Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah …..supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. ….., janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu."  Artinya, supaya nama Tuhan lah yang dipuji dan dipermuliakan melalui persembahan kita. Kita hanya menjadi alat saluran berkat-Nya. Bagi Tuhan Allah bukan soal jumlah besar kecilnya persembahan seseorang karena Tuhan kita maha kaya. Namun Allah hanya menilik kedalaman isi hati dan motivasi kita dalam memberi persembahan. Oleh karenanya kita harus memiliki hati yang memberi dengan sukarela dan tulus yang berkenan di hati Tuhan. Janganlah kita pernah hitung-hitungan dengan Tuhan, apalagi menahan berkat yang seharusnya kita berikan.


Sahabat yang baik! Mari kita memberikan persembahan terbaik kita dengan tulus segenap hati dan sukarela penuh sukacita sebagai bukti  rasa cita kasih kita kepada Tuhan yang sudah begitu baik dan bermurah hati. Percayalah, kita akan menikmati berkat-berkat Allah yang sebenarnya. Kita mohonkan Roh Kudus untuk selalu menolong kita memberikan persembahan yang terbaik bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan.

 

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.  


Salam dari tim penulis TEN

Kamis, 10 Juni 2021

HENDAKLAH KAMU PERCAYA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5671283812943638/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 11 Juni 2021


*HENDAKLAH KAMU PERCAYA*


Yohanes 6:29 (TB)  Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."


John 6:29 (RWV)  Jesus answered and said to them, This is the work of God, that ye believe on him whom he hath sent.


Yesus merupakan publik figur yang sangat dikenal banyak kalangan. Kemana Yesus pergi kesitu banyak orang berbondong-bondong. Beberapa kali murid-muridnya kewalahan mengatur tempat dan menyediakan bekal yang dibutuhkan untuk mereka. Menyuruh mereka pulang tak etis, namun membiarkan mereka tetap mengikuti Yesus mendengar pengajarannya tak tega juga kelaparan. Keadaan demikian yang kita temukan Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan 5.000 orang dengan hanya dua ikan dan 5 roti. 


Dibalik banyaknya orang yang berbondong-bondong mengikut Yesus, ada pertanyaan yang menarik, apakah sesungguhnya tujuan orang banyak mengikut Yesus? Jika didata dari kitab-kitab Injil ada beberapa alasan, yakni: Hendak mendengar pengajarannya yang mudah dipahami dan hendak mendengar kotbahnya yang lembut yang sangat berbeda dari Farisi. Ada juga orang yang datang membawa orang sakit agar disembuhkan tetapi ada juga orang datang hanya untuk melihat celah mempersalahkan Yesus. Dari semua motivasi orang datang ke Yesus diungkapkan oleh Injil Yohanes, yakni: mereka mengikut Yesus untuk menjadikan dia jadi raja, karena Yesus punya kuasa melakukan mujizat. Apalagi setelah mereka keyang, Yesus melakukan mujizat dengan dua ikan dan lima roti dapat memberi makan 5.000 orang. Yohanes 6:15 (TB) Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. Penulis Yohanes mencatat bahwa Yesus menghindari dari pikiran murid yang demikian. Mereka mengikuti Yesus dan hendak mengangkat Dia menjadi raja hanya karena mendapat membuat perut keyang. Injil Yohanes menentang pikiran pengikut Yesus demi perut. Orang percaya harus yakin bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja. Roti bagi manusia bukanlah tujuan, tetapi bekal untuk mencapai tujuan. Sama seperti leluhur mereka ketika berjalan di padang guru, Tuhan menyediakan "manna". Manna bukanlah tujuan, tetapi manna diberikan Tuhan sebagai bekal mereka di perjalanan menuju tanah Kanaan, negeri yang subur penuh susu dan madu yang dijanjikan kepada leluhur mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Jadi manna bukanlah tujuan tapi sumber energi untuk dapat berjalan menuruti kehendak Tuhan. Dari seluruh motivasi mengikut Yesus, satu hal yang diinginkan Yesus adalah kita hendak pelaku-pelaku kehendak Allah.


Apakah kehendak Allah yang sesungguhnya? Renungan hari ini menjawab; agar kita semua percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan. Dengan percaya kepada Yesus kita beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:15 (TB) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Sahabat yang baik hati Yesus menghendaki kita agar menjadi pelaku kehendak Allah dengan percaya kepada Yesus yang diutus oleh Allah menyelamatkan dunia. Dengan percaya kepada Yesus kota telah mengaminkan keselamatan yang kita terima di dalam kematian dan kebangkitan Kristus. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...