Selasa, 22 Juni 2021

TABUR TUAI

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5725695357502483/?sfnsn=mo

Pdt. Nekson M Simanjuntak

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 23 Juni 2021


*APA YANG DITABUR ITU YANG AKAN DITUAI*


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan."


Galatia 6:7 (TB) : "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. 


Galatians 6:7 (KJV): "Be not deceived; God is not mocked: for whatsoever a man soweth, that shall he also reap." 


Sahabat yang baik! Rasul Paulus dalam Nas hari ini memperingatkan kita agar jangan sesat, dalam artian tidak bermain-main dalam berperilaku. Menabur secara tidak bertanggung jawab dianggap mempermainkan Allah. Sesuai hukum tabur-tuai, apa yang kita tabur dalam hidup ini, mempunyai akibat langsung dengan apa yang kita terima dikehidupan ini. Dengan kata lain, segala perbuatan dan tingkah laku kita memiliki konsekuensi logis yang harus kita pertanggungjawabkan. Seperti kata peribahasa: "tangan mencencang bahu memikul!" 


Sahabat! Tak bisa dipungkiri kecenderungan bahwa hidup kita hari ini adalah buah dari apa yang kita tabur kemarin, dan hidup kita esok hari adalah buah dari apa yang kita tabur hari ini. Sejalan dengan itu, Alkitab mengatakan: barangsiapa menabur dalam dagingnya (Gal.5:19-21), ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh (Gal.5:22-23), ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Sebagai ilustrasi, secara normal tidaklah mungkin petani yang menanam bibit mangga akan menuai cempedak! Atau murid sekolah yang malas belajar mendapat nilai bagus. Demikian pula orang yang menabur kebaikan akan menuai berkat kebaikan, tetapi yang menabur kejahatan, akan menuai malapetaka yang membuatnya menderita atau binasa. Bahkan bukan hanya dirinya sendiri, tetapi bisa juga sampai ke anak-cucunya apabila keturunannya meniru kelakuan atau kebiasaan buruk orangtuanya.


Oleh karena itu jangan jemu-jemu berbuat baik yang menghasilkan buah-buah kebaikan agar kita diberkati Tuhan. Umat Kristiani sejati berbuat kebaikan bukan dimotivasi untuk mendapatkan imbalan pahala, akan tetapi semata merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah lebih dulu memberikan banyak kebaikan, sehingga sudah selayaknyalah hidup kita umat yang telah ditebus-Nya menghasilkan perbuatan baik. Standar moral, sikap dan perilaku manusia pengikut Kristus dengan ciptaan baru bukanlah menghasilkan apa yang baik menurut manusia, tetapi apa yang baik sesuai dengan Firman Tuhan. Maka kita harus siap untuk mengorbankan keinginan daging kita dan mengutamakan tuntunan Roh Tuhan dalam setiap sikap dan perbuatan kita. Perbuatan baik itu yang di dorong oleh Roh Kudus tidak akan pernah sia-sia. Akan ada tuaian yang melimpah bagi orang yang senantiasa menabur kebaikan. 


Persoalannya, bagaimana menabur yang benih-benih baik ditengah-tengah berbagai tantangan godaan duniawi, kebencian dan bullying, perlawanan bahkan penistaan, sementara sebaliknya yang menabur kejahatan yang tidak takut Allah seringkali mendapat dukungan dunia ini? Akibatnya, tidak jarang kita menolak dengan berbagai dalih ketika misalnya ada kesempatan tawaran untuk ikut aktif atau terpilih dalam kegiatan pelayanan Gereja, apakah sebagai penatua, dalam kegiatan koinonia, diakonia, atau marturia. Demikian pula untuk kegiatan lainnya seperti berbagi kasih dan kepedulian kepada sesama, atau lainnya. Perlu kita imani bahwa kunci rahasia untuk memenangkan hal tersebut agar terus kuat dan teguh berbuat baik adalah harus siap menyangkal diri, mematikan keinginan daging diri sendiri dan memikul salib Kristus. Kita tidak perlu takut dan ragu sebab Tuhan akan menolong kita melakukannya. Biarlah Tuhan yang berperang bagi kita umat-Nya melawan musuh-musuh kita seperti halnya orang Israel di bawah kepemimpinan Musa dan Yosua ketika menaklukkan semua bangsa-bangsa musuhnya untuk menduduki tanah perjanjian Kanaan. Ingatlah, kesempatan berbuat baik yang hilang kita lepaskan, tidak akan pernah kembali lagi! Adalah kekeliruan besar jika ada yang berpikir baru akan berbuat baik setelah pensiun atau setelah tua, apalagi setelah tak berdaya karena belum tentu kesempatan itu tiba. Kesempatan untuk berbuat baik seyogyanya jangan ditunda-tunda! 


Sahabat yang baik! Selagi masih ada kesempatan, marilah terus menabur hal-hal baik atas dorongan Roh Kudus dalam ketaatan kita dengan hati yang tulus, serta melakukannya dengan setia. Jangan pula jemu-jemu melakukannya, karena itulah yang dikehendaki Tuhan. Tetaplah percaya bahwa pada saatnya Tuhan akan memberikan kita tuaian besar yang sanggup mengubahkan hidup kita ke kehidupan yang dikehendaki-Nya!.


Sahabatku! Tuhan memberkati dan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin.  


Salam dari Tim Penulis: TEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...