Sabtu, 18 Mei 2024

KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN

 Kotbah Minggu Pentakosta (Peringatan Turunnya Roh Kudus) 

Minggu, 19 Mei 2024

Ev. Kisah Rasul 2:1-12




KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, minggu ini disebut dengan Penta Kosta atau Hari ke lima puluh. Hari kelimapuluh dihitung dari hari kebangkitan Yesus Kristus. Pada saat itu murid-murid berkumpul di Yerusalem dan Roh Kudus turun memenuhi orang percaya. Peristiwa itu dituliskan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 2 yang ditetapkan menjadi nas kotbah Minggu ini.


Peristiwa Pentakosta disebut juga sebagai hati berdirinya gereja. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang didiami Roh Kudus. Roh Kudus telah turun atas orang percaya untuk memperlengkapi dan menguatkan orang percaya memenuhi amanat Tuhan Yesus Kristus menjadi saksi Kristus di dunia ini. Istilah pentakosta sudah dikenal dalam tradisi Yahudi yaitu pesta panen sesuai dengan amanat dari Imamat 23:15-16 (TB)  Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;

sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN. 

Mengingat hal ini orang-orang Yahudi diaspora dari berbagai suku bangsa di dunia berdatangan ke Yerusalem untuk merayakan hari kelima puluh. Pada peraaan inilah Roh Kudus Turun dan memenuhi orang percaya berupa lidah api.  Hal yang membuat mereka tercengang, heran dan termangu dimana Rasul yang berbicara dimengerti dalam bahasa mereka. 


Peristiwa pentakosta ini sangat menarik, mengapa orang yang berbeda suku bangsa dan bahasa bisa memahami apa yang diucapakan oleh para rasul? Memahami bahasa orang lain tentu memiliki kesulitan tersendiri. Namun Roh Kudus memampukan yang berbeda bisa saling mengerti. TurunNya Roh Kudus adalah titik balik dari peristiwa pembangunan Menara Babel. Manusia pada waktu itu satu bangsa dan satu bahasa, mereka bersatu hendak mencapai Allah dengan kemampuan diri. Ini adalah hubris (kesombongan manusia). Allah mengacaukan bahasa mereka sehingga satu sama lain tidak mengerti akhirnya pembangunan menara Babel. Sejak itu manusia tidak saling mengerti sehingga berpencar dan memiliki ragam suku bangsa dan bahasa. Kebalikan dari itu, pada peristiwa turunnya Roh Kudus, orang yang berbagai latar belakang berbagai bangsa-bangsa dan bahasa dipersatukan Roh Kudus dan satu dengan yang lainnya bisa saling memahami. Benar seperti topik minggu ini: Roh Kudus mempersatukan. 

BABEL: Hubris manusia (kesombongan dan kepongan) membuat kekcauan dan sing tidak mengerti, maka PENTAKOSTA: Roh Kudus mempersatuan dan memberikan hati yang saling memahami


Bagaimana gereja yang dipenuhi oleh Roh Kudus mampu mempersatukan, menyemangati dan memberikan kekuatan menjadi saksi Kristus di dunia ini. 


Baiklah kita mengambil beberapa catatan penting dari kotbah Minggu ini yang sangat berharga dalam kehidupan kita


1. TurunNya Roh Kudus merupakan penggenapan janji Allah


Sebelum Yesus naik ke Sorga, Yesus mengutus para murid-muridNya namun sebelum berangkat Yesus berpesan agar berdoa dan menunggu turunNya Roh Kudus. Roh Kudus akan menguatkan mereka memberitakan Injil. Kisah Para Rasul 1:8 (TB)  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."


Roh Kuduslah yang mengajarkan para murid dalam melakukan missi Allah. Yohanes 14:26 (TB)  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


Kemampuan para murid memiliki keterbatasan dalam mengingat apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Memori ingatan mereka terbatas mengingat apa yang mereka alami selama bersama dengan Yesus. Jikalaupun mereka mengingat namun bahasa mereka terbatas mengungkapkan peristiwa yang dilakukan oleh Yesus tetapi karena peran Roh Kudus, murid-murid dapat memberitakan kebenaran Firman dan perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang disampaikan Selama hidupNya adalah kebenaran. Semua janji keselamatan Allah telah digenapi pada manusia. Allah di dalam Roh Kudus menyertai manusia. 


Rasul Yohanes melengkapi pekerjaan Roh Kudus di dalam persekutuan orang percaya. Yohanes 16:8-11 (TB)  Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;

akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;

akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.


Roh Kudus turun atas manusia sangat penring untuk memelihara hidup manusia itu sendiri, yaitu agar insaf akan dosa. Alkitab menceritakan  apa yang terjadi pada orang-orang saat Roh Allah undur dari manusia? Contoh Saul, dia seperti gila, kehilangan haris, kehilangan wibawa dan dipenuhi cemburu dan keinginan membunuh Daud. Manusia akan jatuh di dalam dosa dan hidup di dalam dampaknya yang menuju binasa. Dengan turunNya Roh Kudus kita diinsafkan akan dosa, hidup dalam kebenaran dan sadar akan penghakiman. Disinilah peran Roh Kudus memenuhi orang percaya agar hidupnya dipimpin oleh Roh Allah. Sebagaimana dijelaskan Paulus dalam Roma 8:14 (TB)  Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Band Galatia 5:25


Dengan demikian kita menyadari bahwa Roh Kudus memampukan orang percaya melihat dan mempercayai karya keselamatan Allah. (Baca buah-buah Roh Gal 5:22).  Roh Kudus pula yang memampukan orang percaya menyaksikan karya keselamatan Allah dan Roh Kudus yang menyertai dan memelihara serta mempersatukan orang percaya setia sampai maranatha.


2. "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus."


Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah apa yang terjadi dengan orang percaya saat Roh Kudus memenuhi mereka? Dalam kisah 2 ini diberitakan beberapa peristiwa penting yang terjadi di tengah-tengah orang percaya.


Beberapa catatan yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 2 ini yang perlu kita maknai sebagai peristiwa rohani dalam diri orang percaya. Peristiwa turunNya Roh Kudus yang dipercayai sebagai kehadiran Allah.


2.1. Bunyi seperti tiupan angin yang keras - kehadiran Roh Kudus menjadikan persekutuan orang percaya menjadi oerlumoulannorsng yang mendengar dan merasakan kehadiran Allah. 


Kisah Para Rasul 2:2 (TB)  Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;


Dalam Alkitab, kehadiran Allah dijelaskan dengan suara. Alllah menyapa dan menyampaikan maksudNya kepada manusia dengan suara Allah. Dalam memahami maksud Allah manusia mempergunakan telinga untuk mendengar. Sedangkan angin, memgingatkan kita akan nafas yang dihembuskan oleh Allah pada manusia dan oleh nafas Allah manusia hidup. Penjelasan ayat ini menunjukkan kehadiran Allah, agar manusia mendengar dan merasakan kehadiran Allah dalam diri manusia.


Berikut saya kutip satu tafsiran akan ayat 2 ini:

"...Itu adalah suatu bunyi dari langit, seperti bunyi guruh (Why. 6:1). Allah dikatakan mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), dan mengumpulkan angin dalam genggam-Nya (Ams. 30:4). Dari Dialah bunyi ini datang, seperti suara orang yang berseru-seru, persiapkanlah jalan untuk Tuhan.." selanjutnya 


"... Itu adalah bunyi angin, sebab jalan Roh adalah seperti jalan angin (Yoh. 3:8), engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Ketika Roh hidup hendak memasuki tulang-tulang yang kering, sang nabi disuruh untuk bernubuat kepada nafas hidup (KJV: “bernubuat kepada angin”): Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin (Yeh. 37:9). Dan meskipun bukan di dalam angin Tuhan datang kepada Elia, namun angin mempersiapkan dia untuk menerima penyataan Allah akan diri-Nya sendiri dalam bunyi angin sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:11-12, KJV: dalam suara yang tenang dan lirih – pen.). Allah berjalan dalam puting beliung dan badai (Nah. 1:3), dan dari angin puting beliung Ia berbicara kepada Ayub..."


Dari catatan di atas peristiwa Pentakosta adalah peristiwa historis dimana Allah hadir di tengah-tengah manusia dan manusia mendengar dan merasakan kehadiran Allah dalam persekutuan orang percaya.


2.2. Lidah-lidah seperti nyala api - dipenuhi Roh Kudus untuk menyaksikan Injil keselamatan dengan penuh semangat yang menyala menurut karunia-karunia roh masing-masing


Kisah Para Rasul 2:3 (TB)  dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 


Lidah api yang menyala namun tidak membakar? Peristiwa besar yang mengingatkan kita akan peristiwa Sinai. Allah menampakkan diri kepada Musa melalui api. Dimana Musa melihat nyala api namun semak belukar tidak terbakar Baca Keluaran 3:2). Perjumpaan Musa dengan Allah menjadikan Musa memiliki misi besar atas umat Allah.


Peristiwa turunNya Roh Kudus dijelaskan dengan nyala api yang memenuhi orang percaya. Hal ini hendak mengingatkan missi orang percaya yang besar, mengobarkan Injil keselamatan ke seluruh dunia. Karena itu missi memberitakan Injil ini harus penuh demgan semangat yang menyala. 


Lidah api yang hinggap atas murid-murid, bertebaran pada diri masing-masing. Artinya tidak sekumpulan lidah api atas semua, tetapi hinggap pada diri masing-masing secara terpisah pribadi lepas pribadi. Jika.kita gambarkan mungkin seperti nyala api lilin yang dipegang masing-masing.  Hal ini dapat kita maknai bahwa Roh Kudus memenuhi diri pribadi lepas pribadi. Allah di dalam Roh Kudus memenuhi diri seseorang secara personal.  Hal ini dapat kita hubungan dengan karunia-karunia Roh. Setiap orang memiliki karunia roh, yang berbeda dari setiap orsng percaya menurut pemeberian Roh Kudus itu sendiri. Karunia Roh adalah anugerah ha g diterima secara personal yang harus dipersembahkan untuk membangun persekuan.


2.3. Berkata-kata dalam bahasa yang lain - Roh Kudus memampukan kita memahami dan mengerti orang lain.


Kisah Para Rasul 2:4 (TB)  Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.


Apa yang terjadi disini merupakan mujizat besar yang membuat orang heran dan tercengeng. Mereka adalah orang-orang diaspora yang datang ke Yerusalem, mereka datang dari berbagai bangsa dan bahasa yang berbeda namun setelah Roh Kudus memenuhi mereka dapat mengerti apa yang dikatakan oleh para rasul. Mereka mulai berkata-kata bahasa mereka dan orang lain dapat mengerti apa yang dikatakan. Penulis Lukas sengata mencatatkan beberapa nama bangsa yang hadir di Yerusalem, suatu daftar yang lengkap dimana di jaman itu ada orang-orang Yahudi diaspora.


Makna terpenting disini adalah Roh Kudus memberikan roh yang memberikan pengertian dan pemahaman, sehingga apa yang dikatakan oleh rasul dimengerti oleh mereka. Roh yang memberikan pengertian dan pemahaman ini mempersatukan dan mempersekutukan orang percaya memahami maksud Allah. 

Peristiwa ini menjadi kebalikan dari perisfiwa Menara Babel (Kej 11:7), mereka bersatu dengan kesombongan ingin mencapai Allah, maka Allah mengacaukan bahas mereka dan mereka diserakkan Allah. 

Jika peristiwa Babel menyerakkan, maka peristiwa turunnya Roh Kudus mempersatukan orang percaya.


Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus, hidup dalam saling mengerti dan memahami untuk membangun tubuh Kristus. 


3. Orang banyak itu tercengang atau mencela


Pada bagian ketiga kotbah ini, gereja perlu merenungkan secara mendalam apa kata orang terhadap kehadiran gereja bagi sekitarnya? Apakah aktifitas kita mengundang cibiran atau membuat orang kagum dan tercengang karena aktifitas orang percaya menghadirkan hal yang mempersatukan, yang berguna dan saling membangun.


Di dalam peristiwa Pentakosta ada dua respon orang menyaksikan peristiwa turunnya Roh Kudus. 

Sikap pertama adalah positip: mereka tercengang dan heran, tercengang dan termangu (Kisah Rasul 2:7, 12). Peristiwa yang membuat mereka takjub dan heran, apa yang mereka saksikan dinilai sebagai sesuatu yang positip. Bahkan kesaksian para murid-murid, tentang perbuatan Allah yang diceritakan para dimengerti oleh mereka. 


Sedangkan sikap lain adalah negatip, mereka bingung (ay 6), mencibir dan mencela bahkan menyebut mereka dalam keadaan mabuk (Kis 2: 13). Sikap kedua ini membuat Rasul Petrus bangkit untuk memberikan penjelasan. Petrus dipenuhi Roh Kudus menjelaskan sejarah keselamatan yang dipenuhi di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Seorang nelayan namun dipenuhi Roh Kudus dapat secara apik menjelaskan sejarah keselamatan sebagaimana dijanjilan Allah dalam kitab suci. Kotbah Petrus ini dapat kita baca dalam Kisah 2: 13-40).


Setelah Rasul Petrus menjelaskan semua itu akhirnya mereka bertanya apa yang harus mereka perbuat? Rasul Petrus menyarankan agar mereka percaya, bertobat dan memberi diri dibaptis dan menjadi bagian dari persekutuan orang percaya. 


Dengan peristiwa turunnya Roh Kudus yang kita peringati kini, hendaknya mendorong gereja semakin giat dengan pelayanan yang membangun tubuh Kristus dan mempersatukan. Aktifitas pelayanan gereja hendaknya membuat orang tercengang dan kagum karena kesatuan hati yang menyaksikan perbuatan-perbuatan Allah. 


Kita menyadari tidak semua orang menilai positip akan pekerjaan baik yang kita lakukan, namun pekerjaan baik yang dikerjakan dengan pernyertaan Roh Kudus pada akhirnya akan diterima sebagai kebenaran. Waktunya cibiran menjadi pujian, celaan berubah menjadi dukungan. 


Roh Kudus menolong kita semua melakukan pekerjaan Allah, agar semua orang memuji dan memuliakan Tuhan. 


Selamat Pentakosta

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 11 Mei 2024

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

 Kotbah Minggu Exaudi

Minggu, 12 Mei 2024

Ev. Mazmur 1:1-6




KEBAHAGIAAN ORANG BENAR


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini tentang kebahagiaan orang benar.  Hidup berbahagia dan diberkati tentu didambakan setiap orang tanpa terkecuali.  Namun untuk memiliki kehidupan yang berbahagia bukanlah perkara mudah, berbagai macam cara dan usaha dilakukan oleh manusia untuk mencari dan mendapatkan kebahagiaan dan tidak ada satupun indikator bahagia. 


Hidup bahagia sering kali diidentikkan dengan kekayaan dan harta yang berlimpah dan banyak, jabatan yang tinggi, dan umur yang panjang dan jauh dari persoalan dan hambatan hidup. Apakah memang demikian adanya? Tunggu dulu, jika kita telisik bisa saja pandangan ini keliru. Dalam mempersiapkan kotbah ini saya membaca artikel https://www.liputan6.com/bisnis/read/3031627/tragis-kisah-5-miliarder-yang-akhiri-hidup-dengan-bunuh-diri ada 5 orang milliarder hidupnya berakhir dengan bunuh diri. Mereka punya banyak asset dan kekayaan namun berakhir dengan tragis. 


Demikian halnya dengan jabatan, semua orang mendambakan jabatan tinggi namun apakah setelah mencapai jabatan tertinggi bahagia? Seorang pejabat tinggi pernah berkata: "hidup kami seperti memanjat tebing". Dilihat orang mencapai puncak, tinggi dan orang kagum namun ada banyak hal yang mengkuatirkan, apa yang terjadi jika jatuh, kebijakan yang salah akan menjadi sorotan tajam publik. Semakin tinggi jabatan semakin tinggi tekanan publik, jika tak tahan akan stres dan penuh tekanan. Tidak sedikit pejabat publik memimpikan kapan bisa melepaskan semua beban berat ini dengan menyelesaikan jabatan publiknya. Jadi bahagia itu tidak melekat pada material dan jabatan. 


Kebahagiaan itu ada pada hati manusia yang menerima hidup ini sebagai pemberian Tuhan dan tetap terhubung pada sumber kehidupan. Inilah yang kita temukan dalam kotbah Minggu ini.  Bahagia itu ada pada orang benar, bahagia itu melekat pada hati yang menerima kenyataan dengan penuh sukur dapat menjalani hidup penuh bahagia dalam tuntunan Firman Tuhan.


Baiklah kita dalami Mazmur 1:1-6 ini, bagaimana pemazmur menawarkan kebahagiaan orang benar. 


1. Bahagia orang benar jauh dari perilaku fasik


Mazmur 1:1-6 merupakan pendahuluan aras keseluruhan kitab Mazmur. Mazmur ini menjrlelaskan bahagia orang benar. Orang benar memiliki hikmat dan dapat menempatkan diri dalam kehiduoan ini. Pemazmur membandingkan dua sikap hidup yang kontras berbeda, hidup orang saleh dan hidup orang fasik. 


Hidup orang saleh, berciri kebenaran, kasih, ketaatan dan rajin bekerja, berlaku jujur dan rendah hati. Firman Tuhan menjadi pedoman hidupnya siang dan malam.  Dikatakan demikian: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 


Sebaliknya hidup orang fasik adalah orang yang tidak beriman, tahu tentang Tuhan dan firman-Nya tapi tidak mau melakukannya.  Mereka melakukan kejahatan dan hidup menuruti hawa nafsunya.  Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mencari-cari kesalahan, menghakimi, mengejek, mengritik, menggosip dan merendahkan sesamanya;  orang seperti ini mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tapi tidak dapat melihat balok matanya sendiri.  Mereka juga meremehkan dan memandang rendah kebenaran Tuhan.  Orang fasik, orang berdosa dan pencemooh adalah gambaran dari kehidupan duniawi. Selama kita masih hidup sama seperti orang tersebut maka berkat Tuhan dan kebahagiaan yang didampakan oleh manusia akan semakin menjauh dari kehidupan kita.


Sahabat yang baik, hidup bahagia bukan berarti tanpa masalah, pencobaan, penderitaan dan pergumulan. Memang ada orang beranggapan bahwa hidup bahagia itu diartikan tidak ada masalah, tanpa penderitaan, bebas dari cobaan dan selalu berkelimpahan. Namun, pemazmur memiliki perspektif lain tentang hidup bahagia. Itu sebabnya, mengawali tulisannya pemazmur menegaskan rahasia hidup bahagia menurut Mazmur 1:1 nampak dari perbuatan dan sikap hidupnya semata. Orang percaya akan mendengar setiap nasehat dan melakukananya dengan baik dan jelas. 


Orang percaya sejati dapat diketahui dari apa yang tidak mereka lakukan, tempat yang tidak mereka kunjungi dan kumpulan yang tidak mereka masuki. Tidak seorang pun yang dapat menikmati berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak atau membahayakan. Menurut pemazmur hidup bahagia itu bukan hanya cerita atau teori semata tetapi dapat dialami dan ada hasil yang diperoleh. 


Allah menghendaki bahwa orang percaya itu sehat-sehat dan penuh berkat. Tuhan ingin segala sesuatu beres dengan kita, yaitu bahwa pekerjaan, rencana, maksud, pelayanan, keluarga kita, dsb. Berjalan sesuai dengan kehendak dan petunjuk-Nya adalah kunci kebahagiaan. 


2. Hidup orang benar mencintai Firman Tuhan siang dan malam


Mazmur 1:2 (TB)  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 


Orang benar tidak bergaul dengan kefasikan, karwna memang.komunitas dan lingkungan salah satu faktor menentukan. Kita hidup dan dibesarkan dalam kehidupan sosial yang kompleks. Komunitas di mana kita berada akan mempengaruhi pola, cara dan gaya hidup kita. Komunitas yang sehat tentunya akan mendukung perkembangan karakter kita menjadi positif. Tetapi sebaliknya komunitas yang tidak sehat, akan membentuk karakter kita menjadi negative. Komunitas yang tidak sehat berpotensi untuk membuat hidup kita kehilangan kebahagiaan. Tawaran-tawaran yang disajikan oleh komunitas yang tidak sehat dihadapkan kepada kita. Karena itu pemazmur mendorong kita supaya tidak mengikuti dan menerima tawaran yang merusak tersebut, bila kita ingin hidup bahagia.  Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Korintus berkaitan dengan pergaulan sosial orang percaya menulis demikian: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” – 1 Korintus 15:33. Artinya, jika kita salah bergaul dengan orang-orang yang tidak memiliki karakter yang baik, maka karakter kita yang awalnya baik juga akan dirusakkan. Bila ini terjadi maka hidup bahagia itu akan menjadi sirna. Oleh karena itu, rahasia hidup bahagia ialah dengan menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak baik, tetapi senantiasa hidup di dalam Firman Tuhan. 


Disinilah terlihat bagaimana orang benar menempatkan diri dalam kompleksitas  kehidupan sehari-hari.  Pemazmur memberikan kunci bagaimana orang benar hidup di dalam Tuhan: tidak ikut dalam kesuksesan orang fasik, kebahagiaan semu orang bebal dan kesenangan orang malas Orang percaya menghadapi pergumulan sehari-hari dengan sinari Firman Tuhan.  Jadi Firman Tuhan memagari hidupnya dari pengaruh luar yang berdampak negatif.


Saya membuat renungan harian dalam media sosial page FB, dengan topik: Firman Tuhan Sumber Kehidupan; kekuatan, inspirasi dan motivasi baginya. Page ininsudah 10 tahun lebih.  Tujuan renungan harian ini adalah menjadikan Firman Tuhan menjadi sumber kehidupan orang percaya.  Firman Tuhan sumber kekuatan, dalam hidup ini bisa saja kita lelah, berjerih dan berjuang melakukan kebaikan hingga seolah tak berdaya. Firman Tuhan menjadi sumber kekuatan, ibarat energi baru yang membuat kita memiliki tenaga. Firman Tuhan sumber Inspirasi, dalam banyak hal Firman Tuhan menginspirasi kita, dalam berbagai kebuntuan Firman Tuhan memberi petunjuk dan jalan keluar. Firman Tuhan sumber motivasi, menggerakkan dan mendorong kita melakukan pekerjaan dengan penuh semangat. 


Benar apa yang disampaikan dalam Mazmur 119:105 (TB)  Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam berarti aktifitas sehari-hari dilandaskan pada kebenaran Firman Tuhan.  Maka sasaran dari Mazmur 1 ini tidak ada satupun aktifitas kehidupannya yang bertentangan dengan Firman Tuhan, karena Firman Tuhanlah sumber kehidupan baginya. 


3. Hidup orang benar seperti pohon ditepi air suangai


Mazmur 1:3, 6 (TB)  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. 


Berkaitan dengan bagian di atas, orang percaya menjadikan Firman Tuhan sebagai sumber kehidupan. Pemazmur memberikan contoh yang sangat real, yaitu seperti pohon ditepi aliran sungai karena ketersediaan air dia dapat tumbuh segar, daunnya lebat dan menghasilkan buah pada musimnya. Intinya adalah ketersambungan dengan sumber air.

Demikianlah orang benar, ketersambungannya dengan Yesus Kristus akan menjadikannya tetap sengar, hijau, bertumbuh dan berbuah. Yesus Kristus adalah Air Hidup. 


Pada musim kemarau begini, hal yang terpikirkan bagi saya adalah bagaimana bisa tanaman bertahan hidup? Tanam akan layu dan berangsur kering kemudian mati jika tidak disiram dengan air. Sebaliknya tanaman yang selalu disiram dengan air, maka dia akan tumbuh segar karena air sebagai sumber kehidupannya tersedia. 


Bukan hanya betumbuh segar, disini pemazmur mengingatkan hal buah. Kehidupan orang benar tampak dari pekerjaannya. Pribadi seseorsng bukan terletak pada apa yang diucapkannya tetapi dilihat dari perbuatannya. Yesus mengingatkan hal ini dalam Matius 12:33 (TB)  Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.


Dengan demikian bahagia orang benar bukan terletak pada bagaimana dia mendapatkan pemeliharaan Tuhan, berkat yang melimpah, saleh dan jauh dari jalan orang fasik serta tetap tegar dalam menjalani kehidupan ini. Bahagia orang benar saat kita dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Tuhan memberkati!


Salam minggu Exaudi

Pdt Nekson M Simanjuntak


Rabu, 08 Mei 2024

YESUS NAIK KE SORGA DAN KITA BERSUKACITA

 Kotbah Hari Kenaikan Tuhan Yesus

Kamis, 9 Mei 2024

Ev. Lukas 24: 44-53




YESUS NAIK KE SORGA DAN KITA BERSUKACITA


Selamat Merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus! Sahabat yang baik hati, kenaikan Tuhan Yesus merupakan sesuatu yang paradoks, di satu sisi para murid merasa sedih karena jika Yesus naik ke Sorga maka Yesus akan meninggalkan mereka. Mereka akan kehilangan guru yang mengajari, membimbing dan menasihati mereka selama ini. Namun di sisi lain, kenaikan Tuhan Yesus memberikan sukacita, karena merayakan peristiwa kenaikan Tuhan Yesus mengingatkan tujuan hidup orang percaya. Hidup ini bukanlah hanya di dunia ini tujuan akhir kehidupan orang percaya adalah rumah bapa di Sorga.  Yesus naik ke sorga menyediakan tempat di rumah Bapa di Sorga bagi orang yang percaya. Keyakinan ini meneguhkan iman dan pengharapan orang percaya, pergumulan apapun yang dialami di dunia ini tetaplah bertahan dan menahan karena sukacita dan bahagia akan menyertai orang percaya di rumah Bapa di Sorga. Dengan pemahaman demikian perpisahan Yesus dengan murid-murid bukanlah sesuatu hal yang harus ditangisi tetapi merupakan sukacita bagi orang percaya karena kepastian akan adanya tempat di rumah Bapa di Surga.


Sesuai dengan topik kotbah minggu ini, Yesus naik ke sorga dan kita bersukacita. Sukacita apa yang kita temukan dalam peristiwa kenaikan Tuhan Yesus? Penulis Injil Lukas merangkumkannya dalam bagian penutup kitab Injil Lukas.  

Pertama: dengan peristiwa kenaikan ini, Tuhan Yesus membuka pikiran para murid bagaimana memahami secara lengkap tentang kitab suci dan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Yesus telah menggenapi kitab suci dan apa yang dikatakan Yesus tentang kematian dan kebangkitanNya benar adanya. Yesus telah menggenapi janji keselamatan Allah.

Kedua, Yesus naik ke sorga bukan berarti Yesus meninggalkan para murid bekerja sendirian. Sebagaimana telah dijanjikan Roh Kudus akan turun untuk menghibur, membimbing dan mengajari para murid untuk bersaksi di dunia ini. Roh Kudus akan memperlengkapi dan memberikan kekuata. Kepada murid-muri menjadi saksi Kristus di dunia ini.

Ketiga, Yesus memberkati para murid-murid dan mereka bersukacita memuliakan Allah di dalam Bait Allah sampai pengutusan nereka memberitakan Injil dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. 


Baiklah kita ambil pelajaran dari kotbah minggu ini yang dapat kita aktualisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.


1. Yesus membuka pikiran para murid memahami kitab suci dan perkataan Tuhan Yesus.


Lukas 24:44 (TB)  Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."


Bagi kaum Yahudi, Perjanjian lama terdiri dari 'Torah' (Taurat Musa), 'Nebiim' (Kitab para nabi)  dan 'Ketubim' (Sastra hikmat). Rangkuman isi keseluruhan Perjanjian Lama Janji keselamatan Allah kepada umatNya. Janji itu digenapi di dalam Yesus Kristus. 


Baiklah kita lihat satu persatu: 

Torah berarti Taurat, atau 'Taurat Musa' yang diberikan Allah kepada Musa di Sinai. Taurat ini berisi perintah dan larangan yang harus dipatuhi oleh umat Allah sebagai janji bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Di dalam Taurat itu umat Allah mengetahui kehendak Allah dan sebagai umat Allah mereka wajib melakukannya. Konsekwensi Taurat berisi berkat dan kutuk, mereka akan diberkati kala melakukan Taurat namun akan kena kutuk kal melanggarnya (Baca Ulangan 27:26 band Gak 3:11). Dari pandangan ini manusia dihadapan hukum Taurat adalah manusia berdoa yang kena hukuman Tuhan . Namun Tuhan mengasihi kita dengan tidak menghukum tetapi menebus kita dsrinhukuman melalui pengorbanan Yesus Kristus yangbrela mati di kayu salib. Dari pandangan ini kita memahami bahwa Yesus Kristus menggenapi hukum Taurat. (Rom 13:8). 


Yesus adalah penggenapan dari nubuatan para nabi. Janji keselamatan sebagaimana di nubuatkan oleh nabi-nabi digenapi di dalam diri Yesus Kristus. Saat Yesus mengajar di Rumah ibadah di Nazareth, Yesus membuka kitab Yesaya 61:1-2 dan membacakannya kemudian Yesus berkata: Lukas 4:21 (TB)  Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Apa yang dilakukan oleh Yesus mengajar, berkotbah dan menyembuhkan dengan berbagai mujizat dan kuasa semuanya hendak menggenapi kitab suci.


Yesus merupakan penggenapan dari Taurat dan kitab para nabi dijelaskan lebih baik dari cerita Yesus dimuliakan di bukit. Petrus melihat Yesus berbincang-bincang dengan Musa dan Elia. Matius 17:3 (TB)  Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Peristiwa ini snagat memukau hati Petrus sungguh indah, sampai memintah kepada Yesus agar mereka berkemah dan tinggal disitu. 


Sebelum Yesus naik ke Sorga, Yesus mengingatkan semua itu kepada murid agar mereka tidak ragu akan kebenaran di dalam Yesus Kristus. Dialah Mesias Anak Allah yang memenuhi Taurat dan kitab para nabi dan mazmur.  Taurat dan Para nabi sesungguhnya berisi kepada kehendak Allah yang menyelamatkan manusia. Hal ini dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus melalui pengorbananNya.


2. Tugas orang percaya: menyaksikan pengorbanan Yesus Kristus

Lukas 24:46-47 (TB)  Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,

dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.


Apa yang telah dilakukan oleh Yesus haruslah diberitakan. Siapakah yang memberitakannya? Tentu semua orang percaya. Jika kita perhatikan semua kitab Injil semuanya menekankan Missi atau amanat Tuhan Yesus kepada orang percaya untuk memberitakan Injil dan menyaksikan Yesus Kristus (Matius 28:19-20; Markus 16:15), Kis 1:8 dan Yoh 21: 16-19). Semua itu merupakan amanat agung  Tuhan Yesus kepada murid-murid.


Menyaksikan Yesus merupakan tugas berat dan besar, apalagi dalam gereja mula-mula. Mereka menghadapi para hater dari kaum Yahudi dan juga Herodian. Kaum Yahudi sangat membenci kekristenan, karena dianggap bidat dan sesat. kaum Yahudi secara agresif membantah Kebangkitan Yesus sampai memberikan uang sogok kepada penjaga kubur Yesus (Baca:

Namun kebenaran tetap kebenaran, bagaimanapun hebat orang menyebarkan hoak dan berita bohong, kebenaran pada akhirnya akan menang. Itulah berita kebangkitan Yesus yang diberitakan dan disaksikannoleh orang percaya hingga kini. 


Tidak sedikit orang yang mati martyr karena menyaksikan Yesus Kristus. Namun darah orang martyr adalah benih gereja. 

Jika kita baca juga sejarah penginjilan di berbagai penjuru dunia, banyak tantangan yang mengerikan dialami oleh Pemberita Injil, namun kengerian itu tidak meredamkan semangat pemberitaan Injil.


Di tanah Batak misalnya kematian Munson dan Kuman telah menjadi berita yang santer dalam berbagai Badan Sending Eropa dan Amerika karena Munson dan Lyman dikirim oleh Badan Zending Boston Amerika. Kematian Munson dan Lyman tidak membuat lembaga-lembaga Sending menghentikan pengiriman missinaris ke Tanah Batak.  Kehadiran IL Nommensen dan para misionaris dari RMG telah mengubah Tanah Batak yang disinari Injil, beroleh pendidikan dan terpelihara kesehatan. 


Tugas orang percaya adalah menyaksikan Pengorbanan dan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Inilah yang harus terus digumuli dari waktu ke waktu, jaman ke jaman. Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan jaman, Injil Yesus Kristus harus diberitakan dan memberi dampak kepada setiap jaman.


Syair KJ No 427 sangat tepat menjadi nyanyian kita bersama sepanjang waktu: 

Kusuka menuturkan cerita cerita mulia,

cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya.

'Ku suka menuturkan cerita yang benar,

penawar hati rindu, pelipur terbesar.

'Ku suka menuturkan, 'ku suka memasyurkan

cerita Tuhan Yesus dan cinta kasihNya.


3. Diperlengkapi oleh Roh Kudus 


Lukas 24:48-49 (TB)  Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."


Jika seseorang diberi tugas di jaman tentu pertanyaan adalah apakah kita memiliki kompetensi melakukan tugas tersebut?  Seorang pemimpin yang baik pasti terlebih dahulu membekali para anak buahnya agar mampu melakukan tugas yang diberi. Untuk memperlengkapi staf tidak sedikit perusahaan atau pemerintah mengembangkan kapasitas pekerjanya melalui pelatihan dan pemberdayaan. Kemampuan itu terus diasah dan dikembangkan untuk hasil pekerjaan yang lebih maksimal.


Yesus memanggil murid-murid dari berbagai latar belakang yang berbeda. Umumnya mereka dari orang-orang yang sederhana. Pemberdayaan Yesus kepada murid-muridnya menghasilkan pekerjaan pemberitaan Injil yang luar biasa. Petrus seorang nelayan namun mampu menyakinkan 3.000 orang Yahudi pada peristiwa Turunnya Roh Kudus. Ini suatu kesaksian yang luar biasa, malereka yang terdiri dari pakar kitab suci, imam-imam tetua-tetua kaum Yahudi dapat diyakinkan oleh Petrus. Semua itu bukan karena pendidikan Petrus setara dengan mereka, bukan karena status sosial murid-murid selevel dengan mereka namun mereka mampu memberitakan Injil karena kuasa Roh Kudus. 


Yesus juga berpesan dalam Kisah Para Rasul 1:8 (TB)  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."


Pesan ini menjelaskan bahwa orang percaya dapat menyaksikan Yesus Kristus hanya dengan kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus akan meneguhkan orang percaya melakukan Missi Allah. Roh Kudus akan mengajari dan menghibur orang percaya. Roh Kudus akan menyertai orang percaya sampai Kristus datang kembali. 


4. Yesus naik ke sorga dan memberkati murid-muridNya


Lukas 24:50b (TB)  ".... Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka."


Tradisi memberkarti ada banyak kita temukan dalam alkitab. Ishak memberkati Yakub, Yakub memberkati kedua belas suku Israel. Demikian dengan Musa, saat pidato perpisahannya dengan bangsa Israel sebelum memasuki Tanah Kanaan Musa memberkati mereka. Berikutnya imam atau suku Lewi memberkati umat dengan menumpangkan tangan.à Menumpangkan tangan dan memberkati adalah saluran berkat Allah yang disampaikan oleh hambaNya untuk memberkati, memenuhi harapan dan visi tentang akan apa ysng terjadi di depan.


Yesus naik ke Sorga dengan terlebih dahuku menumpangkan tangan memberkati murid-muridNya. Apa yang disampaikan disini adalah bahwa berkat itu menjadi doa dan harapan yang meneguhkan para murid. Yesus memberkati mereka sehingga mereka memperoleh kekuatan dalam menjalani tugas-tugas seorang murid. Berkat yang diterima membuat para murid bersuka cita dan memuji-muji Tuhan. Mereka diberkati dan percaya Allah akan menjadikan mereka menjadi berkat bagi dunia.

Dengan berkat dan sukacita yang dijelaskan oleh Injil Lukas menunjukkan kebaikan Yesus bukanlah kesedihan bari murid, namun sukacita karena Yesus memberkati kita kini dan menyediakan masa depan bagi setiap orang percaya. 


Selamat merayakan hari kenaikan Yesus Kristus bagi kita semua. Tuhan memberkati!


Salam dari:

Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 04 Mei 2024

SETIAP ORANG YANG MEMINTA AKAN MENERIMA

 Kotbah Minggu Rogate (BERDOA), 

Minggu 5 Mei 2024

Ev. Matius 7:1-11




SETIAP ORANG YANG MEMINTA AKAN MENERIMA


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah minggu ini meyakinkan kita bahwa Allah adalah murah hati. Allah berkenan mendengar permohonan doa dan memberikan setiap orang yang datang meminta, yang mencari akan menemukan dan  membuka pintu bagi setiap orang yang mengetok pintu bagi Allah. 


Yesus mengajarkan pemahaman tentang Allah berbeda dengan Farisi dan ahli Taurat. Farisi dan Ahli Taurat karena penekanan terhafap hukum Taurat yang berisi perintah dan larangan cenderung menjelaskan tentang Allah yang menuntut dan menghukum. Di dalam Taurat ada banyak perintah yang harus di lakukan dan larangan yang harus dituruti, tidak dapat memenuhi perintah akan membawa orang merasa bersalah dan melanggar larangan akan mendapat hukuman. Pandangan keagamaan demikian membentuk konsep pemahaman Allah yang menuntut dan menghukum.  Berdeda dengan Yesus dalam pengajaranNya, Allah digambarkan sebagai  Bapa yang rahmani, mengasihi dan memperhatikan setiap orang. Allah itu hadir untuk menolong dan membebaskan manusia. Jadi keberagamaan adalah kebahagiaan. Hal inilah yang kita temukan di dalam pengajaran dan kotbah Yesus di bukit. 


Kotbah Minggu ini merupakan bahagian dari kotbah Yesus di bukit, khususnya ayat 1-11 terbagi pada tiga bagian. 

Pertama adalah pengajaran Yesus agar tidak saling menghakimi (1-5), Kedua tentang peringatan terhadap muridnya agar berhikmat mengahadapi orang dan tidak ang perlu menghabiskan energi yang siasia kepads orsng yang tidak dapat berubah (ayat 6) dan Ketiga adalah tentang permohonan di dalam doa (7-11).


Baiklah kita mengambil pelajaran berharga dari kotbah Minggu ini:


1. Jangan menghakimi

Apa yang kita baca ini adalah bagian dari kotbah di Bukit yang menyegarkan dan memberikan semangat baru dalam pertumbuhan iman. Suatu spiritualitas yang baru memahami Allah, Allah bukanlah sebagai hakim saja yang menghakimi perbuatan dan perilaku setiap orang tetapi Allah adalah murah hati, memberikan apa yang dibutuhkan.


Benar bahwa Allah memberikan Taurat untuk dituruti. Dalam prosesnya seluruh perilaku diukur dari Taurat, boleh tidaknya sesuatu pekerjaan siukur dari legalitas Taurat. Pemahaman Yahudi tentang Taurat menjadikan setiap orang menjadi pengawas perilaku setiap orang. Tindakan dan perilaku dinilai dengan apakah sudah sesuai dengan Taurat atau tidak. Hal inilah yang disebut dengan legalisme. Segala sesuatu dinilai benar salah dari sudut pandang Taurat. Setiap orang akhirnya hanya melihat perilaku orang lain sehingga lupa akan melihat diri sendiri. Matius 7:3 (TB)  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?


Yesus mengkritik perilaku keagamaan yang legalis dari kaum Farisi, aturan keagamaan bukanlah untuk membenarkan diri sendiri dihadapan Tuhan dan atas nama peraturan keagamaan menilai orang lain salah dihadapan Tuhan. Aturan keagamaan bukanlah ancaman namun panduan kehidupan, yang menuntun orang dalam hidup.  Agama menuntun kita menyadari apa yang seharusnya kita lakukan sebagai buah dari keyakinan yang benar tentang Allah. Jika Jadi beragama adalah beban berat dan kuk yang berat dibalik semua tungutan keagamaan, tetapi kegembiraan karena ada jalan yang menuju kehidupan. 


Itulah sebabnya Yesus berseru: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28)

Kotbah di bukit ini membuka pengharapan baru bagi mereka, beragama bukanlah beban, berbagai tuntutan ini itu agar lebih kudus, atau lebih bersih dari orang lain dengan segala tuntutan perilaku ini dan itu yang diformalkan dalam Hukum Taurat. Kotbah Yesus menghadirkan bahwa Allah itu baik hati, dekat dengan semua orang yang mau menyampaikan permohonan dan memberikan yang dibutuhkan. Dengan pendekatan seperti itu berkat sorgawi bagi mereka yang selama ini sudah tertutup karena hidup dan perilaku mereka sudah serba salah menurut hukum Taurat, maka dengan kotbah Yesus merupakan air yang segar di saat mereka haus, atau ibarat roti bagi mereka yang lapar. 


Pada bagian ini Yesus menghendaki setiap.orang memeriksa diri sendiri. Alkitab tidak melarang menasihati orang dalam kesalahannya, namun jika hanya untuk menunjukkan kesalahan orang lain dengan maksud mempermalukan atau membully orang lain, hentikan mungkin saja kesalahan kita lebih besar. Jangan menghakimi, karena belum tentu dia salah. Jangan menghakimi karena Allah tidak mengangkat kita hakim terhadap orang lain. 

Roma 14:13

Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!


2. Berhikmat menghadapi orsng yang tak bernurani dan Jljangan melelahkan diri pada pekerjaan yang tidak menghasilkan buah


Nasihat ini sering saya dengarkan: jangan menghabiskan waktumu untuk mengubah orang yang tidak menyukai engkau, karena sebaik apapun yang kamu lakukan akan selalu buruk dimatanya. 

Saya memahami apa yang dimaksudkan oleh nasihat tersebut, agar kita lebih bijak. Lebih baik kita mengalokasikan waktu dan tenaga melakukan hal yang berguna dari pada seseuatu yang mungkin berguna. Namun jika sudah nyata dan tidak berguna mengapa harus menghabiskan energi? 


Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam ayat berikut ini mengingatkan kita, jangan menghabiskan energy kepada sesuatu hal yang tidak mungkin berubah. Matius 7:6 (TB)  "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."


Anjing dan babi dua binantang yang dikonotasikan negatif bahkan dinajiskan oleh kaum Yahudi.  Yesus hendak memberikan nasihat kepada murid-muridnya dalam melakukan pemberitaan Injil. Saya tidak bisa membayangkan jika seseorang hamba Tuhan datang menegor dan menasihati orang yang sangat bengis dan kejam? Jangan-jangan nasihatnya tidak berguna malah dianggap sebagai tamparan atau lemparan yang memancing murkah dan amarah akhirnya akan menyerang balik dan mendatangkan resiko yang berat hingga mengancam nyawanya. Benar semua orang harus dinasihati dan berharap akan mendengarkan suara Injil. Namun jika itu menjadi pemicu yang membuat segala sesuatu siasia dan tak berguna, mari pikirkan sebelumnya. 


Injil harus sampai kepada semua orang, namun harus diperhatikan dengan seksama jangan sampai menjadi pekerjaan siasia. Nasihat ini dapat diterapkan juga pada ketetapan-ketetapan Injil yang sifatnya memeteraikan, yang tidak boleh diberikan secara sembarangan kepada orang yang jelas-jelas jahat dan cemar, supaya barang-barang yang kudus tidak dipandang hina, dan supaya dengan demikian orang-orang yang najis menjadi semakin keras hati. 


Yesua juga pernah menjawab permintaan perempuan Kanaan, sepintas jawaban ini menundamg amarah: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing (Baca Mat 15:26). Namun dalam dialog Yesus dengan perempuan Siro Fenesia menunjukkan iman yang kuat dan kesungguhan memperoleh pengasihan Yesus. Jawaban yang sangat menggugah hati Matius 15:27 (TB)  Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." 


Namun demikian, kita harus sangat berhati-hati dalam mengutuk orang sebagai anjing dan babi, dan tidak boleh melakukannya sebelum menguji segala sesuatunya terlebih dulu, dengan bukti-bukti yang lengkap. Banyak orang yang terhilang karena dianggap demikian, padahal, seandainya sarana-sarana yang benar dipergunakan, ada kemungkinan mereka bisa diselamatkan. Seperti halnya kita harus berhati-hati dalam menyebut orang baik sebagai jahat, dengan menghakimi semua orang percaya sebagai munafik, demikian pula kita harus berhati-hati dalam menyebut orang jahat sebagai tidak tertolong lagi, dengan menilai semua orang jahat sebagai anjing dan babi.


3. Dengan meminta kita diberi, mencari akan menemukan dan mengetok pintu dibukakan dan 

Matius 7:7-8: Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka akan mendapatkan dan ketoklah maka pintu  akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan. 


Di dalam doa kita meyakinkan diri bahwa ada Tuhan sumber pengharaoan kita.  Allah itu baik, Dia mengetahui apa yang dibutuhkan. Tidak mungkin memberikan batu atau ular bagi mereka yang meminta ikan kepadaNya. Allah itu baik dan bertindak tepat pada waktunya sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Datanglah kepadaNya, Dia hanya sejauh doa. Kita bisa menjumpainya kapan saja, dimana saja dan apa saja yang kita butuhkan. Ibarat rumah, Allah itu adalah pintu rumah yang selalu terbuka kepada tamu-tamunya yang hendak berkunjung. Banyak orang memahami, ketika tersesak baru datang menjumpai Allah. Padahal dalam segala hal Allah selalu terbuka untuk dijumpai


Dengan pengajaran hal berdoa ini Tuhan Yesus mengajarkan segala sesuatu tersedia dan Allah berkenan memberikannya. Apa yang kita inginkan ada dan tersedia bagi Allah. Apakah setiap meminta langsung diberikan? Dalam hal doa ketiga: minta, cari dan ketok,  urutan ini memberikan kita makna berdoa dan apa yang harus kita lakukan di dalam hal berdoa.


Mintalah,  Allah itu adalah baik, pemurah dan memberi apa yang kita minta. Allah adalah Bapa yang rahmani yang berkenan memberikan apa yang diminta oleh anak-anakNya. Dia hanya sejauh doa. Bagi Allah ada semua, karena Dialah yang empunya segalanya. Mintalah suatu ajakan yang menanamkan rasa optimis dalam hidup, bagi Allah segalanya tersedia. Dia adalah Bapa kita dan kita anak-anakNya. Kasih Allah jauh melebihi kasih seorang kepada anaknya. Tak mungkin seorang ayah memberikan batu ketika anak meminta roti, atau memberi ular sementara anaknya meminta ikan (Mat 7:9-10) atau seorang sahabat memulangkan sahabatnya sementara apa yang diminta ada padanya. Kasih Allah itu jauh lebih dari seorang bapa terhadap anak dan kasihnya melebihi dari seorang saudara (baca Lukas 11:5dyb)


Carilah! Meminta kepada Tuhan bukan seperti menunggu rejeki seperti durian runtuh (penunggu pasif), namun harus ada usaha, mengerjakan apa yang kita doakan. Jika kita berdoa memohon sesuatu bagaimana cara Allah memberikan itu pada kita? Untuk itu carilah. Jika seorang petani ingin menikmati hasil panen melimpah ruah, tentu bekerjalah mengolah lahan, memilih bibit dan merawatnya. Itulah medium Allah memberkati panen kita dengan melimpah. Tuhan akan memberkati tanaman yang kita tanam untuk mendatangkan hasil yang baik.


Ketoklah! Disini yang ditekankan butuh keasabaran. Hal sederhana saja misalnya jika kita mau memasuki rumah teman atau sahabat. Setelah kita ketuk (bell) tentu kita tidak langsung masuk dan menjumpainya di dalam rumah bukan? Namun setelah kita ketok, kita akan menunggu beberapa saat dan ketika tuan rumah mengetahuinya sang tuan rumah pun membuka pintu dan mempersilahkan kita masuk rumah. Jadi Yesus disini hendak mengajarkan suatu ajakan agar kita menunggu respon Allah atas apa yang kita minta. Kita percaya Allah akan mendengarkan doa dan memberikan apa yang kita minta dan memberikannya tepat pada waktunya. Sebagaimana kata Pengkotbah: segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkotba 3:11a). Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN

  Kotbah Minggu Pentakosta (Peringatan Turunnya Roh Kudus)  Minggu, 19 Mei 2024 Ev. Kisah Rasul 2:1-12 KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN Se...