Kotbah Minggu Pentakosta (Peringatan Turunnya Roh Kudus)
Minggu, 19 Mei 2024
Ev. Kisah Rasul 2:1-12
KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, minggu ini disebut dengan Penta Kosta atau Hari ke lima puluh. Hari kelimapuluh dihitung dari hari kebangkitan Yesus Kristus. Pada saat itu murid-murid berkumpul di Yerusalem dan Roh Kudus turun memenuhi orang percaya. Peristiwa itu dituliskan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 2 yang ditetapkan menjadi nas kotbah Minggu ini.
Peristiwa Pentakosta disebut juga sebagai hati berdirinya gereja. Gereja adalah persekutuan orang percaya yang didiami Roh Kudus. Roh Kudus telah turun atas orang percaya untuk memperlengkapi dan menguatkan orang percaya memenuhi amanat Tuhan Yesus Kristus menjadi saksi Kristus di dunia ini. Istilah pentakosta sudah dikenal dalam tradisi Yahudi yaitu pesta panen sesuai dengan amanat dari Imamat 23:15-16 (TB) Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu;
sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN.
Mengingat hal ini orang-orang Yahudi diaspora dari berbagai suku bangsa di dunia berdatangan ke Yerusalem untuk merayakan hari kelima puluh. Pada peraaan inilah Roh Kudus Turun dan memenuhi orang percaya berupa lidah api. Hal yang membuat mereka tercengang, heran dan termangu dimana Rasul yang berbicara dimengerti dalam bahasa mereka.
Peristiwa pentakosta ini sangat menarik, mengapa orang yang berbeda suku bangsa dan bahasa bisa memahami apa yang diucapakan oleh para rasul? Memahami bahasa orang lain tentu memiliki kesulitan tersendiri. Namun Roh Kudus memampukan yang berbeda bisa saling mengerti. TurunNya Roh Kudus adalah titik balik dari peristiwa pembangunan Menara Babel. Manusia pada waktu itu satu bangsa dan satu bahasa, mereka bersatu hendak mencapai Allah dengan kemampuan diri. Ini adalah hubris (kesombongan manusia). Allah mengacaukan bahasa mereka sehingga satu sama lain tidak mengerti akhirnya pembangunan menara Babel. Sejak itu manusia tidak saling mengerti sehingga berpencar dan memiliki ragam suku bangsa dan bahasa. Kebalikan dari itu, pada peristiwa turunnya Roh Kudus, orang yang berbagai latar belakang berbagai bangsa-bangsa dan bahasa dipersatukan Roh Kudus dan satu dengan yang lainnya bisa saling memahami. Benar seperti topik minggu ini: Roh Kudus mempersatukan.
BABEL: Hubris manusia (kesombongan dan kepongan) membuat kekcauan dan sing tidak mengerti, maka PENTAKOSTA: Roh Kudus mempersatuan dan memberikan hati yang saling memahami
Bagaimana gereja yang dipenuhi oleh Roh Kudus mampu mempersatukan, menyemangati dan memberikan kekuatan menjadi saksi Kristus di dunia ini.
Baiklah kita mengambil beberapa catatan penting dari kotbah Minggu ini yang sangat berharga dalam kehidupan kita
1. TurunNya Roh Kudus merupakan penggenapan janji Allah
Sebelum Yesus naik ke Sorga, Yesus mengutus para murid-muridNya namun sebelum berangkat Yesus berpesan agar berdoa dan menunggu turunNya Roh Kudus. Roh Kudus akan menguatkan mereka memberitakan Injil. Kisah Para Rasul 1:8 (TB) Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Roh Kuduslah yang mengajarkan para murid dalam melakukan missi Allah. Yohanes 14:26 (TB) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Kemampuan para murid memiliki keterbatasan dalam mengingat apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Memori ingatan mereka terbatas mengingat apa yang mereka alami selama bersama dengan Yesus. Jikalaupun mereka mengingat namun bahasa mereka terbatas mengungkapkan peristiwa yang dilakukan oleh Yesus tetapi karena peran Roh Kudus, murid-murid dapat memberitakan kebenaran Firman dan perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang disampaikan Selama hidupNya adalah kebenaran. Semua janji keselamatan Allah telah digenapi pada manusia. Allah di dalam Roh Kudus menyertai manusia.
Rasul Yohanes melengkapi pekerjaan Roh Kudus di dalam persekutuan orang percaya. Yohanes 16:8-11 (TB) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Roh Kudus turun atas manusia sangat penring untuk memelihara hidup manusia itu sendiri, yaitu agar insaf akan dosa. Alkitab menceritakan apa yang terjadi pada orang-orang saat Roh Allah undur dari manusia? Contoh Saul, dia seperti gila, kehilangan haris, kehilangan wibawa dan dipenuhi cemburu dan keinginan membunuh Daud. Manusia akan jatuh di dalam dosa dan hidup di dalam dampaknya yang menuju binasa. Dengan turunNya Roh Kudus kita diinsafkan akan dosa, hidup dalam kebenaran dan sadar akan penghakiman. Disinilah peran Roh Kudus memenuhi orang percaya agar hidupnya dipimpin oleh Roh Allah. Sebagaimana dijelaskan Paulus dalam Roma 8:14 (TB) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Band Galatia 5:25
Dengan demikian kita menyadari bahwa Roh Kudus memampukan orang percaya melihat dan mempercayai karya keselamatan Allah. (Baca buah-buah Roh Gal 5:22). Roh Kudus pula yang memampukan orang percaya menyaksikan karya keselamatan Allah dan Roh Kudus yang menyertai dan memelihara serta mempersatukan orang percaya setia sampai maranatha.
2. "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus."
Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah apa yang terjadi dengan orang percaya saat Roh Kudus memenuhi mereka? Dalam kisah 2 ini diberitakan beberapa peristiwa penting yang terjadi di tengah-tengah orang percaya.
Beberapa catatan yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 2 ini yang perlu kita maknai sebagai peristiwa rohani dalam diri orang percaya. Peristiwa turunNya Roh Kudus yang dipercayai sebagai kehadiran Allah.
2.1. Bunyi seperti tiupan angin yang keras - kehadiran Roh Kudus menjadikan persekutuan orang percaya menjadi oerlumoulannorsng yang mendengar dan merasakan kehadiran Allah.
Kisah Para Rasul 2:2 (TB) Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
Dalam Alkitab, kehadiran Allah dijelaskan dengan suara. Alllah menyapa dan menyampaikan maksudNya kepada manusia dengan suara Allah. Dalam memahami maksud Allah manusia mempergunakan telinga untuk mendengar. Sedangkan angin, memgingatkan kita akan nafas yang dihembuskan oleh Allah pada manusia dan oleh nafas Allah manusia hidup. Penjelasan ayat ini menunjukkan kehadiran Allah, agar manusia mendengar dan merasakan kehadiran Allah dalam diri manusia.
Berikut saya kutip satu tafsiran akan ayat 2 ini:
"...Itu adalah suatu bunyi dari langit, seperti bunyi guruh (Why. 6:1). Allah dikatakan mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya (Mzm. 135:7), dan mengumpulkan angin dalam genggam-Nya (Ams. 30:4). Dari Dialah bunyi ini datang, seperti suara orang yang berseru-seru, persiapkanlah jalan untuk Tuhan.." selanjutnya
"... Itu adalah bunyi angin, sebab jalan Roh adalah seperti jalan angin (Yoh. 3:8), engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Ketika Roh hidup hendak memasuki tulang-tulang yang kering, sang nabi disuruh untuk bernubuat kepada nafas hidup (KJV: “bernubuat kepada angin”): Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin (Yeh. 37:9). Dan meskipun bukan di dalam angin Tuhan datang kepada Elia, namun angin mempersiapkan dia untuk menerima penyataan Allah akan diri-Nya sendiri dalam bunyi angin sepoi-sepoi basa (1Raj. 19:11-12, KJV: dalam suara yang tenang dan lirih – pen.). Allah berjalan dalam puting beliung dan badai (Nah. 1:3), dan dari angin puting beliung Ia berbicara kepada Ayub..."
Dari catatan di atas peristiwa Pentakosta adalah peristiwa historis dimana Allah hadir di tengah-tengah manusia dan manusia mendengar dan merasakan kehadiran Allah dalam persekutuan orang percaya.
2.2. Lidah-lidah seperti nyala api - dipenuhi Roh Kudus untuk menyaksikan Injil keselamatan dengan penuh semangat yang menyala menurut karunia-karunia roh masing-masing
Kisah Para Rasul 2:3 (TB) dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Lidah api yang menyala namun tidak membakar? Peristiwa besar yang mengingatkan kita akan peristiwa Sinai. Allah menampakkan diri kepada Musa melalui api. Dimana Musa melihat nyala api namun semak belukar tidak terbakar Baca Keluaran 3:2). Perjumpaan Musa dengan Allah menjadikan Musa memiliki misi besar atas umat Allah.
Peristiwa turunNya Roh Kudus dijelaskan dengan nyala api yang memenuhi orang percaya. Hal ini hendak mengingatkan missi orang percaya yang besar, mengobarkan Injil keselamatan ke seluruh dunia. Karena itu missi memberitakan Injil ini harus penuh demgan semangat yang menyala.
Lidah api yang hinggap atas murid-murid, bertebaran pada diri masing-masing. Artinya tidak sekumpulan lidah api atas semua, tetapi hinggap pada diri masing-masing secara terpisah pribadi lepas pribadi. Jika.kita gambarkan mungkin seperti nyala api lilin yang dipegang masing-masing. Hal ini dapat kita maknai bahwa Roh Kudus memenuhi diri pribadi lepas pribadi. Allah di dalam Roh Kudus memenuhi diri seseorang secara personal. Hal ini dapat kita hubungan dengan karunia-karunia Roh. Setiap orang memiliki karunia roh, yang berbeda dari setiap orsng percaya menurut pemeberian Roh Kudus itu sendiri. Karunia Roh adalah anugerah ha g diterima secara personal yang harus dipersembahkan untuk membangun persekuan.
2.3. Berkata-kata dalam bahasa yang lain - Roh Kudus memampukan kita memahami dan mengerti orang lain.
Kisah Para Rasul 2:4 (TB) Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Apa yang terjadi disini merupakan mujizat besar yang membuat orang heran dan tercengeng. Mereka adalah orang-orang diaspora yang datang ke Yerusalem, mereka datang dari berbagai bangsa dan bahasa yang berbeda namun setelah Roh Kudus memenuhi mereka dapat mengerti apa yang dikatakan oleh para rasul. Mereka mulai berkata-kata bahasa mereka dan orang lain dapat mengerti apa yang dikatakan. Penulis Lukas sengata mencatatkan beberapa nama bangsa yang hadir di Yerusalem, suatu daftar yang lengkap dimana di jaman itu ada orang-orang Yahudi diaspora.
Makna terpenting disini adalah Roh Kudus memberikan roh yang memberikan pengertian dan pemahaman, sehingga apa yang dikatakan oleh rasul dimengerti oleh mereka. Roh yang memberikan pengertian dan pemahaman ini mempersatukan dan mempersekutukan orang percaya memahami maksud Allah.
Peristiwa ini menjadi kebalikan dari perisfiwa Menara Babel (Kej 11:7), mereka bersatu dengan kesombongan ingin mencapai Allah, maka Allah mengacaukan bahas mereka dan mereka diserakkan Allah.
Jika peristiwa Babel menyerakkan, maka peristiwa turunnya Roh Kudus mempersatukan orang percaya.
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus, hidup dalam saling mengerti dan memahami untuk membangun tubuh Kristus.
3. Orang banyak itu tercengang atau mencela
Pada bagian ketiga kotbah ini, gereja perlu merenungkan secara mendalam apa kata orang terhadap kehadiran gereja bagi sekitarnya? Apakah aktifitas kita mengundang cibiran atau membuat orang kagum dan tercengang karena aktifitas orang percaya menghadirkan hal yang mempersatukan, yang berguna dan saling membangun.
Di dalam peristiwa Pentakosta ada dua respon orang menyaksikan peristiwa turunnya Roh Kudus.
Sikap pertama adalah positip: mereka tercengang dan heran, tercengang dan termangu (Kisah Rasul 2:7, 12). Peristiwa yang membuat mereka takjub dan heran, apa yang mereka saksikan dinilai sebagai sesuatu yang positip. Bahkan kesaksian para murid-murid, tentang perbuatan Allah yang diceritakan para dimengerti oleh mereka.
Sedangkan sikap lain adalah negatip, mereka bingung (ay 6), mencibir dan mencela bahkan menyebut mereka dalam keadaan mabuk (Kis 2: 13). Sikap kedua ini membuat Rasul Petrus bangkit untuk memberikan penjelasan. Petrus dipenuhi Roh Kudus menjelaskan sejarah keselamatan yang dipenuhi di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Seorang nelayan namun dipenuhi Roh Kudus dapat secara apik menjelaskan sejarah keselamatan sebagaimana dijanjilan Allah dalam kitab suci. Kotbah Petrus ini dapat kita baca dalam Kisah 2: 13-40).
Setelah Rasul Petrus menjelaskan semua itu akhirnya mereka bertanya apa yang harus mereka perbuat? Rasul Petrus menyarankan agar mereka percaya, bertobat dan memberi diri dibaptis dan menjadi bagian dari persekutuan orang percaya.
Dengan peristiwa turunnya Roh Kudus yang kita peringati kini, hendaknya mendorong gereja semakin giat dengan pelayanan yang membangun tubuh Kristus dan mempersatukan. Aktifitas pelayanan gereja hendaknya membuat orang tercengang dan kagum karena kesatuan hati yang menyaksikan perbuatan-perbuatan Allah.
Kita menyadari tidak semua orang menilai positip akan pekerjaan baik yang kita lakukan, namun pekerjaan baik yang dikerjakan dengan pernyertaan Roh Kudus pada akhirnya akan diterima sebagai kebenaran. Waktunya cibiran menjadi pujian, celaan berubah menjadi dukungan.
Roh Kudus menolong kita semua melakukan pekerjaan Allah, agar semua orang memuji dan memuliakan Tuhan.
Selamat Pentakosta
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar