Sabtu, 04 Mei 2024

SETIAP ORANG YANG MEMINTA AKAN MENERIMA

 Kotbah Minggu Rogate (BERDOA), 

Minggu 5 Mei 2024

Ev. Matius 7:1-11




SETIAP ORANG YANG MEMINTA AKAN MENERIMA


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Kotbah minggu ini meyakinkan kita bahwa Allah adalah murah hati. Allah berkenan mendengar permohonan doa dan memberikan setiap orang yang datang meminta, yang mencari akan menemukan dan  membuka pintu bagi setiap orang yang mengetok pintu bagi Allah. 


Yesus mengajarkan pemahaman tentang Allah berbeda dengan Farisi dan ahli Taurat. Farisi dan Ahli Taurat karena penekanan terhafap hukum Taurat yang berisi perintah dan larangan cenderung menjelaskan tentang Allah yang menuntut dan menghukum. Di dalam Taurat ada banyak perintah yang harus di lakukan dan larangan yang harus dituruti, tidak dapat memenuhi perintah akan membawa orang merasa bersalah dan melanggar larangan akan mendapat hukuman. Pandangan keagamaan demikian membentuk konsep pemahaman Allah yang menuntut dan menghukum.  Berdeda dengan Yesus dalam pengajaranNya, Allah digambarkan sebagai  Bapa yang rahmani, mengasihi dan memperhatikan setiap orang. Allah itu hadir untuk menolong dan membebaskan manusia. Jadi keberagamaan adalah kebahagiaan. Hal inilah yang kita temukan di dalam pengajaran dan kotbah Yesus di bukit. 


Kotbah Minggu ini merupakan bahagian dari kotbah Yesus di bukit, khususnya ayat 1-11 terbagi pada tiga bagian. 

Pertama adalah pengajaran Yesus agar tidak saling menghakimi (1-5), Kedua tentang peringatan terhadap muridnya agar berhikmat mengahadapi orang dan tidak ang perlu menghabiskan energi yang siasia kepads orsng yang tidak dapat berubah (ayat 6) dan Ketiga adalah tentang permohonan di dalam doa (7-11).


Baiklah kita mengambil pelajaran berharga dari kotbah Minggu ini:


1. Jangan menghakimi

Apa yang kita baca ini adalah bagian dari kotbah di Bukit yang menyegarkan dan memberikan semangat baru dalam pertumbuhan iman. Suatu spiritualitas yang baru memahami Allah, Allah bukanlah sebagai hakim saja yang menghakimi perbuatan dan perilaku setiap orang tetapi Allah adalah murah hati, memberikan apa yang dibutuhkan.


Benar bahwa Allah memberikan Taurat untuk dituruti. Dalam prosesnya seluruh perilaku diukur dari Taurat, boleh tidaknya sesuatu pekerjaan siukur dari legalitas Taurat. Pemahaman Yahudi tentang Taurat menjadikan setiap orang menjadi pengawas perilaku setiap orang. Tindakan dan perilaku dinilai dengan apakah sudah sesuai dengan Taurat atau tidak. Hal inilah yang disebut dengan legalisme. Segala sesuatu dinilai benar salah dari sudut pandang Taurat. Setiap orang akhirnya hanya melihat perilaku orang lain sehingga lupa akan melihat diri sendiri. Matius 7:3 (TB)  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?


Yesus mengkritik perilaku keagamaan yang legalis dari kaum Farisi, aturan keagamaan bukanlah untuk membenarkan diri sendiri dihadapan Tuhan dan atas nama peraturan keagamaan menilai orang lain salah dihadapan Tuhan. Aturan keagamaan bukanlah ancaman namun panduan kehidupan, yang menuntun orang dalam hidup.  Agama menuntun kita menyadari apa yang seharusnya kita lakukan sebagai buah dari keyakinan yang benar tentang Allah. Jika Jadi beragama adalah beban berat dan kuk yang berat dibalik semua tungutan keagamaan, tetapi kegembiraan karena ada jalan yang menuju kehidupan. 


Itulah sebabnya Yesus berseru: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28)

Kotbah di bukit ini membuka pengharapan baru bagi mereka, beragama bukanlah beban, berbagai tuntutan ini itu agar lebih kudus, atau lebih bersih dari orang lain dengan segala tuntutan perilaku ini dan itu yang diformalkan dalam Hukum Taurat. Kotbah Yesus menghadirkan bahwa Allah itu baik hati, dekat dengan semua orang yang mau menyampaikan permohonan dan memberikan yang dibutuhkan. Dengan pendekatan seperti itu berkat sorgawi bagi mereka yang selama ini sudah tertutup karena hidup dan perilaku mereka sudah serba salah menurut hukum Taurat, maka dengan kotbah Yesus merupakan air yang segar di saat mereka haus, atau ibarat roti bagi mereka yang lapar. 


Pada bagian ini Yesus menghendaki setiap.orang memeriksa diri sendiri. Alkitab tidak melarang menasihati orang dalam kesalahannya, namun jika hanya untuk menunjukkan kesalahan orang lain dengan maksud mempermalukan atau membully orang lain, hentikan mungkin saja kesalahan kita lebih besar. Jangan menghakimi, karena belum tentu dia salah. Jangan menghakimi karena Allah tidak mengangkat kita hakim terhadap orang lain. 

Roma 14:13

Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!


2. Berhikmat menghadapi orsng yang tak bernurani dan Jljangan melelahkan diri pada pekerjaan yang tidak menghasilkan buah


Nasihat ini sering saya dengarkan: jangan menghabiskan waktumu untuk mengubah orang yang tidak menyukai engkau, karena sebaik apapun yang kamu lakukan akan selalu buruk dimatanya. 

Saya memahami apa yang dimaksudkan oleh nasihat tersebut, agar kita lebih bijak. Lebih baik kita mengalokasikan waktu dan tenaga melakukan hal yang berguna dari pada seseuatu yang mungkin berguna. Namun jika sudah nyata dan tidak berguna mengapa harus menghabiskan energi? 


Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam ayat berikut ini mengingatkan kita, jangan menghabiskan energy kepada sesuatu hal yang tidak mungkin berubah. Matius 7:6 (TB)  "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."


Anjing dan babi dua binantang yang dikonotasikan negatif bahkan dinajiskan oleh kaum Yahudi.  Yesus hendak memberikan nasihat kepada murid-muridnya dalam melakukan pemberitaan Injil. Saya tidak bisa membayangkan jika seseorang hamba Tuhan datang menegor dan menasihati orang yang sangat bengis dan kejam? Jangan-jangan nasihatnya tidak berguna malah dianggap sebagai tamparan atau lemparan yang memancing murkah dan amarah akhirnya akan menyerang balik dan mendatangkan resiko yang berat hingga mengancam nyawanya. Benar semua orang harus dinasihati dan berharap akan mendengarkan suara Injil. Namun jika itu menjadi pemicu yang membuat segala sesuatu siasia dan tak berguna, mari pikirkan sebelumnya. 


Injil harus sampai kepada semua orang, namun harus diperhatikan dengan seksama jangan sampai menjadi pekerjaan siasia. Nasihat ini dapat diterapkan juga pada ketetapan-ketetapan Injil yang sifatnya memeteraikan, yang tidak boleh diberikan secara sembarangan kepada orang yang jelas-jelas jahat dan cemar, supaya barang-barang yang kudus tidak dipandang hina, dan supaya dengan demikian orang-orang yang najis menjadi semakin keras hati. 


Yesua juga pernah menjawab permintaan perempuan Kanaan, sepintas jawaban ini menundamg amarah: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing (Baca Mat 15:26). Namun dalam dialog Yesus dengan perempuan Siro Fenesia menunjukkan iman yang kuat dan kesungguhan memperoleh pengasihan Yesus. Jawaban yang sangat menggugah hati Matius 15:27 (TB)  Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." 


Namun demikian, kita harus sangat berhati-hati dalam mengutuk orang sebagai anjing dan babi, dan tidak boleh melakukannya sebelum menguji segala sesuatunya terlebih dulu, dengan bukti-bukti yang lengkap. Banyak orang yang terhilang karena dianggap demikian, padahal, seandainya sarana-sarana yang benar dipergunakan, ada kemungkinan mereka bisa diselamatkan. Seperti halnya kita harus berhati-hati dalam menyebut orang baik sebagai jahat, dengan menghakimi semua orang percaya sebagai munafik, demikian pula kita harus berhati-hati dalam menyebut orang jahat sebagai tidak tertolong lagi, dengan menilai semua orang jahat sebagai anjing dan babi.


3. Dengan meminta kita diberi, mencari akan menemukan dan mengetok pintu dibukakan dan 

Matius 7:7-8: Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka akan mendapatkan dan ketoklah maka pintu  akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan. 


Di dalam doa kita meyakinkan diri bahwa ada Tuhan sumber pengharaoan kita.  Allah itu baik, Dia mengetahui apa yang dibutuhkan. Tidak mungkin memberikan batu atau ular bagi mereka yang meminta ikan kepadaNya. Allah itu baik dan bertindak tepat pada waktunya sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Datanglah kepadaNya, Dia hanya sejauh doa. Kita bisa menjumpainya kapan saja, dimana saja dan apa saja yang kita butuhkan. Ibarat rumah, Allah itu adalah pintu rumah yang selalu terbuka kepada tamu-tamunya yang hendak berkunjung. Banyak orang memahami, ketika tersesak baru datang menjumpai Allah. Padahal dalam segala hal Allah selalu terbuka untuk dijumpai


Dengan pengajaran hal berdoa ini Tuhan Yesus mengajarkan segala sesuatu tersedia dan Allah berkenan memberikannya. Apa yang kita inginkan ada dan tersedia bagi Allah. Apakah setiap meminta langsung diberikan? Dalam hal doa ketiga: minta, cari dan ketok,  urutan ini memberikan kita makna berdoa dan apa yang harus kita lakukan di dalam hal berdoa.


Mintalah,  Allah itu adalah baik, pemurah dan memberi apa yang kita minta. Allah adalah Bapa yang rahmani yang berkenan memberikan apa yang diminta oleh anak-anakNya. Dia hanya sejauh doa. Bagi Allah ada semua, karena Dialah yang empunya segalanya. Mintalah suatu ajakan yang menanamkan rasa optimis dalam hidup, bagi Allah segalanya tersedia. Dia adalah Bapa kita dan kita anak-anakNya. Kasih Allah jauh melebihi kasih seorang kepada anaknya. Tak mungkin seorang ayah memberikan batu ketika anak meminta roti, atau memberi ular sementara anaknya meminta ikan (Mat 7:9-10) atau seorang sahabat memulangkan sahabatnya sementara apa yang diminta ada padanya. Kasih Allah itu jauh lebih dari seorang bapa terhadap anak dan kasihnya melebihi dari seorang saudara (baca Lukas 11:5dyb)


Carilah! Meminta kepada Tuhan bukan seperti menunggu rejeki seperti durian runtuh (penunggu pasif), namun harus ada usaha, mengerjakan apa yang kita doakan. Jika kita berdoa memohon sesuatu bagaimana cara Allah memberikan itu pada kita? Untuk itu carilah. Jika seorang petani ingin menikmati hasil panen melimpah ruah, tentu bekerjalah mengolah lahan, memilih bibit dan merawatnya. Itulah medium Allah memberkati panen kita dengan melimpah. Tuhan akan memberkati tanaman yang kita tanam untuk mendatangkan hasil yang baik.


Ketoklah! Disini yang ditekankan butuh keasabaran. Hal sederhana saja misalnya jika kita mau memasuki rumah teman atau sahabat. Setelah kita ketuk (bell) tentu kita tidak langsung masuk dan menjumpainya di dalam rumah bukan? Namun setelah kita ketok, kita akan menunggu beberapa saat dan ketika tuan rumah mengetahuinya sang tuan rumah pun membuka pintu dan mempersilahkan kita masuk rumah. Jadi Yesus disini hendak mengajarkan suatu ajakan agar kita menunggu respon Allah atas apa yang kita minta. Kita percaya Allah akan mendengarkan doa dan memberikan apa yang kita minta dan memberikannya tepat pada waktunya. Sebagaimana kata Pengkotbah: segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkotba 3:11a). Amin


Salam:

Pdt Nekson M Simanjuntak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN

  Kotbah Minggu Pentakosta (Peringatan Turunnya Roh Kudus)  Minggu, 19 Mei 2024 Ev. Kisah Rasul 2:1-12 KUASA ROH KUDUS YANG MEMPERSATUKAN Se...