Sabtu, 26 Agustus 2023

BERKAT TUHAN KEKAL SELAMA-LAMANYA

 Kotbah Minggu XII Stlh Trinitatis

Minggu, 27 Agustus 2023

Nas: 2 Samuel 7:25-29



*BERKAT TUHAN KEKAL SELAMA-LAMANYA*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini 2 Samuel 7:25-29 merupakan doa dan pujian Raja Daud atas janji Allah tentang pengokohan kerajaan Daud yang memimpin Israel raya. Allah berjanji untuk memberkati Daud, menyertai dan memberikan kejayaan kepada Kerajaan Israel selama-lamanya.  Pengokohan ini memberikan kepastian akan pemimpin yang diharapkan oleh umat Israel. Kerajaan Mesias kokoh selamanya. Jika raja-raja di dunia ini memiliki batas kekuasaan berakhir seturut dengan waktu tetapi kerajaan Mesianis akan tetap selama-lamanya. 


2 Samuel 7:16 (TB)  Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." 


Pemilihan Daud menjadi raja adalah benar-benar urapan Tuhan. Tuhan yang menyuruh Samuel untuk mengurapi anak Isai menjadi raja bagi Israel menggantikan Saul. Dalam keluarga Isai Daud mungkin tidak diperhitungkan karena postur tubuhnya yang tergolong kecil di bawah rata-rata ukuran bangsa Yahudi. Ketika Samuel di rumah Isai satu persatu memperkenalkan anak-anaknya namun tidak ada yang petunjuk bagi Samuel untuk mengurapinya. Sampai Samuel berkata apakah masih ada anaknya yang lain? Isai pun menyebutkan masih ada yaitu Daud yang betubuh kecil dan sedang menggembalakan domba. Daud pun datang, setelah melihatnya Samuel pun yakin  dan atas petunjuk Tuhan mengurapinya menjadi raja bagi Israel. Kasus pertama yang dihadapi oleh Daud adalah mengalahkan Goliad panglima orang Flistin yang bertubuh besar. Atas kekuatan Tuhan Daud mengalahkannya dan memenggal kepala Goliad. Sejak itu nama Daud menjadi tersohor di Israel melebihi Saul. Saul mengalahkan beriburibu, namun Daud berlaksa-laksa. Suatu perbandingan yang tidak terbandingi. 


Daud pun memimpin bangsa Israel, dia diberkati dan dilindungi dari pengejaran Saul. Daud berhasil menyatukan seluruh suku-suku Israel dengan menetapkan Sion sebagai pusat pemerintahan. Semasa Daud umat Israel terlindung dari musuh-musuh, aman dan penuh dengan kesejahteraan. Daud juga berhasil memindahkan Tabut Perjanjian ke kemah Daud di Sion. Sejak itu ibadah menjadi berpusat di Sion. Demikianlah Tuhan memelihara umatNya dan memberikan kesejahteraan, keamanan semasa pemerintahan Daud.


Kasih setia Tuhan kekal dan abadi ini suatu janji penyertaan Tuhan atas umatNya. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatNya. Kasih setua Tuhan akan tetap tidak akan meninggalkan umatNya.  Hal inilah menjadi kunci pokok pengharapan mesianis dalam pembuangan, sekalipun umat telah terbuang dan identitas mereka sebagai bangsa telah ditelan Babilonia namun mereka tetap meyakini Tuhan tidak akan meninggalkan umatNya. Sisasisa Israel yang meyakini janji ini tetap berpengharapan mesias akan datang. 


2 Samuel 7:15-16 (TB)  Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.

Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." 


Sahabat yang baik hati, setelah nabi Natan menuturkan janji pengokohan keluarga Daud, Daud pun menyampaikan doa syukur. Dia bersujud dihadapan Allah atas berkat yang diterima.


Sekarang marilah kita petik beberapa pelajaran berharga dari kotbah minggu ini bagi kita.


*1. Janji dan Berkat Allah itu kekal*

2 Samuel 7:25 (TB)  Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu.


Kotbah minggu ini mengajak kita untuk bersyukur bahwa Allah senantiasa menepati janjiNya. Allah tidak pernah melupakan apalagi membatalkan janji kepada umatNya. Doa Daud ini mengingatkan kita bahwa Allah itu setia. Allah memberkati para hambaNya bukan karena balas jasa dari apa yang baik dilakukan oleh manusia kepada Tuhan. Tetapi kebaikan yang diterima oleh manusia adalah karena Allah setia pada janjinya memberkati orang-orang yang dipanggilnya menjadi hambaNya.


Dengan demikian kotbah ini meneguhkan kita, jangan pernah ragu atas janji berkat Tuhan dalam hidup kita. Tuhan telah melakukan perbuatan besar dalam hidup kita, Dia bertindak dan berbuat mendatangkan apa yang terbaik untuk hamba-hambaNya.


Pertanyaan sekarang adalah sudah sejauh mana kita telah melakukan tanggung jawab kita kepada Tuhan. Seperti Daud yang memiliki kepedulian akan tabut Allah. Daud telah membangun istananya namun tabut perjanjian masih dalam tenda. Daud bermaksud membangun Bait Allah namun Allah sendiri yang menjawab bukan Daud yang membangun Bait Allah, tetapi anaknya sendiri. Daud tidak merasa ditolak oleh Tuhan atau menyalahkan dirinya hingga jatuh pada merasa bersalah karena bukan dia yang dikehendaki Tuhan mendirikan Bait Allah. Allah sendiri menentukan bahwa anak Daud sendirilah yang akan membangun bait Allah. Daud mengaminkannya hal ini suatu rencana Allah akan masa depan yang lebih baik bagi keluarga dan keturunan Daud. Daud meyakini akan ada keturunannya yang lebih baik darinya yang lebih berkenan dihadapan Tuhan dan melakukan perbuatan-perbuatan besar bagi nama Tuhan. Janji itu ditepati oleh Tuhan dan Daud dan keluarganya diberkati. Salomo anak Daud membangun Bait Allah bagi Tuhan. Bukan hanya itu, jauh ke depan kehadiran Yesus yang merupakan keturunan Daud membuktikan penggenapan janji Allah kepada umatNya. Yesus adalah Yuruselamat yang ditentukan Allah bagi setiap orang yang percaya kepadaNya.


*2. Doa sujud Daud*

Jika kita baca ayat sebelumnya, ada hal menarik dari doa Daud. Dia menyadari sepemuhnya siapa dirinya dihadapan Allah. Daud menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah. Apa yang diperbuatnya kepada Allah seolah masih belum seberapa dibandingkan dengan berkat yang diterimanya dari Tuhan. 


Baiklah kita baca ayat berikut ini:


2 Samuel 7:18-19 (TB)  Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? 

Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan ALLAH; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya Tuhan ALLAH. 


Siapakah aku ini Tuhan? Apa yang dilakukan Daud ini sangat penting direnungkan? Dia merasakan begitu baiknya Tuhan, Daud menyadari sepenuhnya siapa dirinya dihadapan Tuhan. Selain menyadari diri, Daud juga merenungkan apa yang diperbuat Tuhan baginya dan yang dilakukannya untuk Tuhan. Sungguh apa yang telah dilakukannya untum Tuhan tidaklah bersrti bila dibandingkan dengan perbuatan Tuhan yang menghantar Daud hingga menjadi raja atas Israel.  Satu persatu musuhnya ditahlukkan, Israel disatukan, Daud memulihkan peribadahan dan menjadikan Israel bangga menjadi bangsa yang besar ditakuti dan disegani oleh bangsa-bangsa sekitar. Dalam semua yang dilakukannya tidak ada kesan untuk memegahkan diri. Justru Daud merendahkan diri di hadapan Allah.


Di dalam pengalaman hidup sehari-hari ada saja orang merasa telah berbuat banyak kepada Tuhan dengan memegahkan diri. Hal itu bisa terjadi dalam kehidupan keluarga dan dalam kehidupan bergereja. 



*3. Permohonan berkat bagi keluarga dan masa depan*

Daud adalah ayah yang baik, yang berdoa dan memikirkan masa depan keluarga dan anak-anakNya. Hal itu nampak dalam permohonannya dalam ayat berikut


2 Samuel 7:29 (TB)  Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk selama-lamanya." 


Jika kita simak ayat di atas ada dua hal permohonan Daud tentang keluarga:


a. Berkat Tuhan atas keluarga. Daud meminta kepada Tuhan berkat dalam keluarga. Berkat dalam keluarga tentu kebahagiaan dan kebutuhan. Ada banyak masalah keluarga yang bisa timbul, ketidakharmonisan, pertentangan, perceraian dan berbagai masalah yang timbul di dalam keluarga. Disini Daud memohon berkat dalam keluarga agar keluarganya tetap dalam berkat dan penyertaan Tuhan.


b. Keluarga yang tetap setia di hadapan hadapan Allah. Hal kedua yang bisa kita tangkap adalah adanya kekuatiran, apakah keluarga (anak-anak Daud nantinya tetap ada dihadapan Allah? Apakah mereka akan tetap setia kepada Tuhan? Daud memohon agar keluarganya dan anak-anakNya tetap ada dan setia kepada Tuhan.

Kekuatiran Daud ini bisa saja menjadi kekuatiran kita semua di jaman sekarang. Anak-anak yang kita besarkan tetap setia menjadi saksi-saksi Kristus.


Bagaimana berkat keluarga ini terjadi, disinilah kita bisa mempedomani 

Mazmur 128:1, 3-4 (TB)  Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! 

Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! 

Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. 


Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini meneguhkan kita semua bahwa janji berkat Allah kekal selama-lamanya. Janji berkat Tuhanninilah yang membuat kita terus berpengharapan. Tuhan tetap setia pada janjiNya  jika ada di dalam hidup ini belum terwujud, jangan berputus asa tetaplah berpengharapan waktunya Tuhan akan menggenapiNya. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 19 Agustus 2023

BANGSA-BANGSA MENSYUKURI KEMURAHAN TUHAN

 Kotbah Minggu XI Stlh Trinitatis

Minggu, 20 Agustus 2023

Ev.: Roma 11:1-2a; 29-32



BANGSA-BANGSA MENSYUKURI  KEMURAHAN ALLAH


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima di dalam Yesus Kristus


Dalam kotbah ini Paulus memberikan penjelaskan keselamatan yang sangat unik. Keselamatan itu telah dijanjikan sejak semula kepada umat Pilihan Allah yaitu Israel, namun mereka tidak taat dan menolak Yesus Kristus, jalan keselamatan yang ditentukan oleh Allah. Penolakan Israel bukanlah membatalkan keselamatan Allah, namun bagi menurut Paulus penolakan Israel menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Kristus diberitakan kepada bangsa-bangsa dan mereka beroleh anugerah. 


Maka muncul pertanyaan kalau keselamatan yang telah sampai kepada bangsa-bangsa bagaimana dengan keselamatan kepada Israel? Jika keselamatan telah sampai ke bangsa-bangsa apakah kemurahan Allah atas Israel Batal? Paulus lebih jauh menjelaskan, keselamatan kepada Israel sama sekali tidak batal;  kehendak Allah tidak pernah batal atas penolakan Israel, janji Allah kekal dan Israel adalah tetap umatNya. Manurut Paulus penolakan mereka  menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, setelah bangsa-bangsa memperoleh anugerah, pada akhirnya bangsa Israel akan ikut dalam keselamatan itu seperti bangsa-bangsa yang telah menerima keselamatan. Secara lengkap Paulus menuliskan: 


Roma 11:29-31 (TB)  Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,

demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.


Sahabat yang baik hati! Jika kita baca keseluruhan kitab Roma, Paulus sangat memahami sejarah keselamatan. Keselamatan bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa bukanlah karena ketaatan mereka kepada Allah, tetapi karena kemurahan Allah. Kasih dan anugerah Allah sendirilah yang menjadikan Israel dan bangsa-bangsa beroleh keselamatan. 

Penjelasan Paulus ini sangat apik yang meluruskan pemahaman yang keliru dari Yudaisme. 


Yudaisme adalah suatu ajaran dari kalangan Yahudi yang menjelaskan bahwa keselamatan Allah hanya dijanjikan  kepada Israel. Israel satu-satunya pewaris keselamatan karena mereka adalah keturunan Abraham, kepada mereka Allah mengikat perjanjian, kepada mereka diberinhukum Taurat dan janji-jani Allah kepada umatNya diingatkan oleh para nabi. Sedangkan di luar Israel disebut sebagai bangsa yang tidak mengenal Allah. Bagi Paulus, Yudaisme tidak dapat diterima karena keselamatan adalah universal. Keselamatan bukanlah milik Israel saja tetapi milik segala bangsa. 


a. Keselamatan adalah universal

Cerita Alkitab tidak dimulai dengan sejarah Israel atau cerita pemanggilan Bapa Leluhur Israel.  Alkitab diawali dengan sejarah penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Oleh kisah penciptaan kita mengenal Allah yang universal, pencipta segala sesuatu. Maka keselamatan harus kita pahami juga dalam rangka cara Allah bertindak dan menyelamatkan dunia yang universal.  


b. Israel adalah saluran

Kisah pemanggilan Abraham adalah bukti bahwa Abraham adalah saluran berkat bagi bangsa-bangsa (Kej 12:1-4). Allah memberkati Abraham dan oleh Abraham bangsa-bangsa diberkati. Kejadian 12:3b  (TB) ... dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Berkat kepada Abraham diulang-ulang juga pada Ishak, Yakub dan Yusuf (Bapak Leluhur). Janji Allah kepada Israel diigatkan oleh nabi-nabi sampai pemenuhannya di dalam Yesus Kristus. 

Dari janji Allah kepada Abraham Ishak dan Yakub, janji keselamatan bukanlah hanya keturunan Yahudi, tetapi oleh mereka juga bangsa-bangsa beroleh keselamatan.


c. Penolakan Israel tidak akan membatalkan janji keselamatan.

Paulus hendak menjelaskan kepada kaum Yahudi, sekalipun janji Allah kekal bukan berarti bahwa mereka secara otomatis pewaris keselamatan. Berulang kali Paulus dalam Surat Galatia dan Roma bahwa ada banyak kelebihan Yahudi: mereka anak-anak Abraham, umat perjanjian, kepada mereka diberikan hukum Taurat dll. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa janji keselamatan itu harus dipelihara dengan kesetiaan. Jika Allah setia pada janjiNya namun bangsa itu tidak setia maka mereka tidak akan mewarisi janji keselamatan.  Tetapi janji Allah kekal, janjinya tidak boleh dibatalkan oleh ketidak setiaan umat. Disinilah Paulus menjelaskan bahwa keselamatan itu bukan karena kesetiaan atau ketaatan karena karena dari segi ketaatan bangsa Israel tidak taat. Keselamatan adalah janji Allah dan diberi secara cuma-cuma. 


Penjelasan Paulus dalam kotbah minggu menegaskan bahwa keselamatan bukanlah karena ketaatan atau perbuatan baik kita kepada Allah tetapi merupakan anugerah. Keselamatam adalah pemberian Allah sscara gratis. Namun bukan bersrti keselamaran itu murahan, keselamatan itu sangat mahal karena dilakukan melalui pengorbanan Yesus Kristus hingga mati di kayu salib.  


Dengan demikian, apakah respon kita setelah menerima keselamatan? Tema kotbah minggu ini mengajak kita untuk bersyukur atas kemurahan Allah.


1. Jangan siasiakan pemberian Allah

Kemurahan Allah adalah anugerah yang sangat berharga. Kemurahan Allah yang kita terima harus direspon dengan penuh tanggung jawab. Seperti ungkapan:  pemberian adalah tanggung jawab. Bagaimana jika anda diberi kepercayaan mengemban suatu tugas dan pekerjaan seperti jabatan misalnya? Orang yang tidak berhikmat akan menyalahgunakan wewenang atau jabatannya. Orang berhikmat tidak hanya menikmati fasilitas jabatan yang diemban. Namun orang yang beriman akan menyadari sepenuhnya pemberian kepercayaan dalam suatu posisi atau jabatan adalah tanggung jawab. Di dalam posisi dan jabatan itu tentu ada tanggung jawab, yaitu: harapan dari orang yang memberikan kepercayaan kita. 


Demikianlah keselamatan yang kita terima. Keselamatan itu adalah pemberian yang sangat berharga, didasari atas kasih Allah yang bertindak menyelamatkan kita. Jangan siasiakan apalagi membuangnya seperti penolakan bangsa Israel kepada Yesus. Apa yang dikehendaki oleh Allah pemberi keselamatan harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.


2. Jangan sombong tapi semakin rendah hati.

Roma 11:18 (TB)  janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.


Rasul Paulus sangat keras menekankan bahwa kita yang telah menerima keselamatan tidak boleh bermegah atau memegahkan diri. Istilah yang umum :"sombong". Sesungguhnya tidak ada alasan untuk membuat kita memegahkan diri apalagi sombong. Karena apa yang kita terima dan keberadaan kita adalah suatu pemberian. Kita hidup dan beroleh keselamatan karena dicangkokkan menjadi ahli waris dalam Kerajaan Allah merupakan pemberian.

Oleh karena itu orang percaya harus semakin merendahkan diri dihadapan Allah. Menjadi hamba yang melayani seorang akan yang lain karena kita dipanggil untuk melayani bukan untuk dilayani. Siapa yang mau jadi besar harus bersedia melayani. Matius 23:11 (TB)  Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Selanjutnya Yesus berkata dalam Matius 18:4 (TB)  Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

 

3.  Murah hati

Tindakan Allah menyelamatan kita adalah simap yang murah hati. Allah tidak memperhitungkan dosa dan pelanggaran kita. Kasihnya lebih besar kwtimbang amarahNya. Mengingat kasihNya yang besar Allah akhirnya mengampuni doaa-dosa kita.


Yesus mengajarkab kepada murid-murid agar murah hati seperti Allah yang mutah hati: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Lukas 6:36 (TB). Ini bukanlah statemen biasa, namun suatu ajakan namun di dalamnya bersifat suatu keharusan. Kita yang menerima kemurahan Tuhan meneladani Allah yang murah hati. 


Sebagai ungkapan syukur kita yang ditetapkan menjadi ahli waris keselamatan, hendaknya kita murah hati, pemaaf bukan pendendam, mengampuni bukan membalas kejahatan, pemberi bukan hanya penuntut untuk diberi, memgjadirkan damai sejahtera bukan penabur kegaduhan. 


Sahabatku, mari kita kembangkan masing-masih, apakah bentuk hang kongkrit sebagai ungkapan syukur kita atas kemurahan Allah? Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak



Sabtu, 12 Agustus 2023

MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN

 Kotbah Minggu X Stlh Trinitatis

Minggu, 13 Agustus 2023

Nas: Kejadian 39:1-5



MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengingatkan kita bahwa perjalanan hidup seseorang sepenuhnya ditentukan oleh Tuhan. 


Dalam suka dan duka, dalam pahit dan manis, dipercaya dan dicurigai, dipuji dan dimaki jalanilah di dalam iman. Tuhan menyertai dan memberkati jalan hidup orang yang jujur. Sehebat apapun orang hendak menjatuhkan anda, jangan pernah membenci siapa tahu kejatuhan anda dimata orang menjadi jalan untuk mempermulialan anda. Seperti pengalaman Yusuf. Saudara-saudaranya yang lain hendak membuang dan menghapus nama Yusuf dari daftar anak-anak Yakub, tetapi lihatlah menjadi jalan menuju yang mulia. Bisa saja orang berhasil.mendatangkan yang buruk pada kita, namun Tuhan mengubahnya menjadi sumber kebaikan. Yusuf tidak pernah membalaskan apa yang telah terjadi tetapi dia memaafkan. Disebutkan dalam Kejadian 50:20 (TB)  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. 


Kotbah minggu ini merupakan satu penggalan dari kisah perjalanan hidup Yusuf. Cerita di rumah Potifar membuktikan orang percaya menjadi berkat bagi orang lain. Pada saat yang sama kita menerima suatu fakta bahwa PUJIAN dan UJIAN datang sekaligus. Yusuf tinggal di rumah Potifar dan apa yang kerjakannya diberkati oleh Tuhan. Yusif terberkati dan Potifar semakin diberkati baik di rumah, pekerjaan dan di ladangnya.

Kejadian 39:5 (TB)  Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. 


Orang kepercayaan di rumah Potifar tidak serta merta mulus, namun yang terpuji sedang diuji. Maka kotbah minggu ini hendak mengingatkan orang percaya bahwa di dalam kebahagiaan jangan lupa diri, tetaplah mawas diri karena jalan bisa licin membuat kita tersandung dan jatuh. Jika terjadi pengalaman pahit dan malang rasanya jangan berputus asa, siapa yang tahu dibalik kepahitan yang kita alami ada pengalaman manis dan indah yang ditentukan Tuhan bagi kita. 


Baiklah kita belajar dari kotbah minggu melalui perjalanan hidup Yusuf. Yusuf sampai menjadi perdana menteri di Mesir tidak baik-baik saja. Namun fase-fase yang dijalani ada banyak yang pahit, namun dalam kepahitan itu dia disertai Tuhan dan Tuhan memberkatinya menjadi berkat bagi banyak orang. Bukan hanya kepada saudara-saudaranya, tetapi menjadi berkat bagi orang-orang yang berjumpa dengannya seperti Potifar, orang yang satu kamar dipenjara, Mesir dan bangsa Israel. 


Marilah kita belajar dari kotbah dengan melihat kisah perjalanan hidup Yusuf. 


1. Anak Kesayangan yang malang?

Tidak ada orang yang menginginkan lahir menurut keinginan sendiri, namun menerima keadaan bahwa lahir menurut ketentuan Tuhan yang Maha Kuasa. Tapi sekalipun demikian mau jadi apa dalam hidup ini tidak ditentukan oleh kelahiran, tetapi usaha ditentukan oleh usaha, kerja keras dan pemeliharaan Tuhan. 


Yusuf lahir sebagai anak kesayangan ayahnya, karena terlahir dari seorang ibu bernama Rahel, isteri kesayangan Yakub. Sebagai anak kesayangan Yakub membedakan dirinya dari saudara-saudaranya, jika saudaranya disuruh bekerja di ladang menggembalakan ternak dan domba, menggembara di hutan namun Yusuf disayangi oleh ayahnya dan tak dibiarkan ikut menggembalakan domba. Kepedulian dan kasih sayang Yakub pada Yusuf melebihi daripada saudaranya yang lain.


Menjadi anak kesayangan bukanlah pilihan Yusuf, tapi tindakan ayahnya. Itu berdampak buruk kepada anak-anak Yakub lainnya. Ditambah lagi kepolosan Yusuf memberitahukan mimpinya kepada saudaranya, kelak jadi pemimpin atas saudaranya. Mereka geram, membenci Yusuf dan membuat rencana jahat. Ketika Yusuf disuruh mengawasi dan membawa bekal bagi saudaranya, mereka berembuk semacam konspirasi  melenyapkan Yusuf dari daftar anak-anak Yakub. Ada usul agar dibunuh, ada juga usulkan jangan dibunuh tapi cukup dijatuhkan di sumur, namun ide lain muncul dari Yehuda biarlah Yusuf dijual saja kepada saudagar Midian menjadi budak. Kesepakatan ini diterima dan Yusuf dijual kepada saudagar Midian. Termasuk menjawab ayahnya, mereka telah sepakat menyampaikan bahwa Yusuf mati dimakan  binatang buas dengan membawa bukti kain yang berdarah yang disetting sebelumnya. Di mata saudaranya berakhirlah kisah Yusuf sang anak kesayangan yang malang.


Kisah Yusuf bukanlah berakhir, tetapi Tuhan menyertai Yusuf. Orang Midian selanjutmya menjual Yisif kepada Potifar, suatu jabatan pengawal Firaun. Kejadian 37:36 (TB)  Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.

Kita tidak mendapatkan informasi bagaimana orang Midian memperlakukan Yusuf. Mungkin saja mereka mengganggap Yusif swbagai barang dagangan yang bisa diperjual belikan begitu saja. Dan menurut cerita diatas orang  Midian menjualnya kepada Potifar. Satu jabatan pengawal istana Firaun di Mesir. 


2. Yusuf di rumah Potifar: dalam kemalangan ada pemeliharaan Tuhan


Hidup ini tidak berakhir di tangan orang-orang yang membenci kita tetapi segala sesuatu terjadi atas pengetahuan Tuhan. Sekalipun hater (pembenci) dapat melampiaskan amarah dan kebenciannya dengan menjebloskan kita dalam kemalangan, hidup ini ditentukan oleh Tuhan. Inilah kotbah yang inspiratif yang kita temukan dalam Cerita Yusuf di rumah Potifar. 


Kisah Yusuf di negeri asing bukanlah berakhir, namun menjadi lompatan yang indah. Tuhan memelihara hidupnya bahkan dengan sikapnya yang jujur dan baik, dia dipercaya sepenuhnya mengelola rumah Potifar. Tidak ada sesuatu apapun yang ada di rumah Potifar yang tidak dalam penguasaan dan pengelolaan Yusuf. Itulah tingginya kepercayan dan penghargaan yang dimiliki Yusuf. Potifar adalah pejabat di Istana Raja Mesir.  


Yusuf menjadi orang  kepercayaan petinggi istana; suatu posisi yang sangat baik dan tak bermimpi menjadi bahagian yang menikmati keluarga istana Kerajaan Mesir. Orang yang dijual dan dibuang menjadi orang yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar di rumah pegawai tinggi istana Firaun. 


Yusuf menjadi berkat bagi keluarga Potifar, karena apa yang dikerjakannya diberkati Tuhan.

Kejadian 39:2 (TB)  Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. 

Disini kita mendapatkan gambaran bahwa Yusuf memiliki pribadi yang baik, bekerja dengan etos kerja unggul dan dia bensr-benar melakukan apa yang baik bagi keluarga Forivar sampai dia diberi kuasa untuk pengelolaan rumah tangga Yusuf. Ini adalah kabar baik bagi Yusif dan sekaligus menjadi kebaikan  bagi keluarga Potifar.


Inilah gambaran hidup orang percaya, dimanapun berada menjadi berkat bagi orang lain. Siapun yang menerima dan mempekerjakan orang percaya akan beroleh kemujuran. Bukan hanya Yusuf yang mendapat kebaikan tetapi Potifar dalam segala pekerjaanya diberkati Tuhan.


3. Orang percaya: pujian dan ujian


Pada bagian ketiga kotbah ini, menurut saya harus kita masukkan bagaimana Yusuf diuji. Orang kepercayaan rupanya tidak mudah, namun ibarat berjalan di jalan yang sangat licin dan menikung terjal. Salah sedikit akan terjatuh dan terjungkal. Yusuf dipuji namun sekaligus diuji.


Yusuf adalah orang yang memiliki perawakan yang sangat tampan, membuat isteri Potifar tergoda dan begitu bernafsu untuk tidur bersama Yusuf.  Dapat kita bayangkan bagaimana sulitnya Yusuf menghadapi godaan isteri dari orang yang memberikan kepercayaan padanya. Dia tidak mau menghianati kepercayaan tuannya, melukai dan mencemarkan tuannya. Dia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan tetapi dia tetap setia dan melakukan hidup yang benar. Yusuf tetap hadir sebagai pribadi yang bermoral dan setia kepada Tuhan menghadapi perempuan yang tak bermoral.


Jika kita baca ayat berikutnya khusisnya 10-13 bagaimana berahinya isteri Potifar pada Yusuf semakin menjadi-jadi hingga menangkap Yusuf ke kamarnya. Kej 39:12 (TB)  Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Namun Yusuf lari ke luar rumah menghindari nafsu berahi isteri Potifar. 


Skenario perjalanan hidup berubah lagi, mempertahankan hidup yang benar, menjaga kehormatan dan tetap setia harus menjalani konsekwensi yang pahit.  Yusuf difitnah dan menjadi korban kebencian. Atas fitnah ini Yusuf dipenjara dengan dakwaan tuduhan hendak memperkosa isteri Potifar. Pejabat yang dihormati dan disegani di negeri itu. 


Hidup di penjara tidak membuat kisah Yusuf berakhir, namun di penjara dia berkenalan dengan Juru Minum dan Juru Roti raja Firaun. Di penjara mereka sharing dan berbagi mimpi dan Yusuf menjelaskan mereka berdua dan nasib keduanya. Apa yangbdijelaskan Yusuf benar-benar terjadi ada keduanya: Juru minum dipekerjakan kembali, sementara juru roti mati ditiang gantungan. Ketika Firaun bermimpi aneh yang membuat dia gelisa membuat sayembara dan barang siapa yang daoat menafsirkan mimpi Firaun akan diberi jabatan yang tinggi. Inilah yang diingat Juru Minum memanggil Yusuf dari penjara. Juru minum kemudian memperkenalkan Yusuf kepada Firaun dan menafsirkan mimpinya dan diangkat menjadi Perdana Menteri.


Kisah inilah mwmpertemuakn Yusif dengan juru minum Istana Mesir. Penjara menjadi pintu gerbang menuju istana Firaun dan selanjurnya menjadi Perdana menteri. 


Refleksi dan Penutup


01. Apa yang terjadi hidup kita haruslah kita jalani dengan penuh kepercayaan. Jalan hidup hanya ditangan Tuhan. Para hater bisa menjebloskan orang yang dibencinya ke dalam penjara melalui fitnah dan kebencian. Namun kisah Yusuf memberi pelajaran, perjalanan hidup itu ditentukan oleh Tuhan. Pahit yang terjadi bisa dirubah menjadi manis


02. Tetaplah menjadi orang orang yang dapat dipercaya, berlaku setia dan menguasai diri dalam segala cobaan dan godaan. Dalam banyak kenyataan ada orang yang lupa diri setelah menjadi orang yang dikategorikan berhasil. Kotbah minggu ini mengingatkan kita semakin diberi kepercayaan yang besar semakin deras pula godaan dan cobaan. Jadilah seperti Yusuf tetap berdiri teguh dan menguasai diri dalam segala keadaan. 


03. Menjadi Berkat dan Ujian

Interi Potifar adalah figur yang dapat saja berkeliaran di sekitar kita, merayu, membujuk dan terus mengincar kita. Sepintas sungguh pribadi memalukan dan tak bermoral. Kotbah ini mengingatkan kita: siapa yang bremain api akan terbakar api. Jadilah berhikmat sebagaimana diingatkan Amsal 6:27-29 (TB)  Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? 

Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya? 

Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorang pun, yang menjamahnya, luput dari hukuman. 


Sahabat yang baik hati! Tuhan menyertai dan memberikan kekuatan bagi kita semua menjalani hidup ini, di dalam suka dan duka, dibenci dan disayang, dipuja dan dibuang  dipuji dan diuji. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak




Sabtu, 05 Agustus 2023

MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH

 Kotbah Minggu IX Stlh Trinitatis

Minggu, 6 Agustus 2023

Nas: Matius 14:13-21




MAKANAN DAN MINUMAN ADALAH PEMBERIAN ALLAH


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, di Jerman ada satu lembaga yang disebut dengan Tafel. Suatu lembaga sosial yang didirikan untuk menyediakan makanan bagi orang yang membutuhkan atau homeless. Visi Tafel ini adalah "tidak ada penduduk yang kelaparan". Konsep Tafel ini ialah mereka mendapatkan surplus atau sisa bahan makanan dari supermarket atau toko lainnya dan kemudian mereka menyediakan dan membagikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Jadi ini sebenarnya fungsinya adalah "bank makanan" untuk orang miskin. Setiap orang bisa berkontribusi dengan mengirim makan ke Tafel. Tidak sedikit  toko makanan yang mengirimkan makanan masih bagus dan bisa dimakan dapat dikirimkan ke Tafel.   No hungry in the city, tak ada orang yang kelaparan di kota, suatu visi yang sangat manusiawi. Allah selalu menyediakan makanan dan minuman dan siapaoun dipakai Tuhan untuk memberikan orang makan. Tafel adalah wujud kongkrit dari perkataan Yesus dalam kotbah minggu ini: berilah mereka makan. 


Banyak kotbah yang menekankan nas ini dari aspek mujizat, namun pada kotbah minggu ini harus kita tafsirkan sebagai tanggungjawab. Bagaimana orang percaya menerima perinrmtah dari Tuhan Yesus, yang disampaikan kepada murid: berilah mereka makan. Orang banyak datang dan mendengarkan kotbah dan pengajaran Tuhan Yesus, karena mereka sangat tertarik untuk mendengar dan mengikuti ajaran Tuhan Yesus sampai mereka tak memikirkan waktu untuk makan. 


Murid-murid pun gelisah, orang sebanyak ini harus bagaimana? Jika mereka terus mendengar pengajaran Yesus bisa kelaparan maka ada usulan dari murid agar mereka memulangkan orang banyak. Namun Yesus memerintahkan berikanlah mereka makan.


Dari aspek mujizat, kotbah minggu ini bisa kita lihat dari penjelasan logika yang sulit diterima tetapi terjadi. Yesus memberi makan 5.000 orang, memutar balikkan semua logika matematika kita. 5+2:5000=12.   Lima roti dan dua ikan yang makan lima ribu orang, namun masih bisa sisa dua belas bakul. Kejadian apa semacam ini? Inilah mujizat yang dilakukan oleh Yesus memberi makan orang banyak yang selalu mengikut Dia.


*1. Tergerak Oleh Belas Kasihan*

Kemanapun Yesus pergi selalu banyak orang yang mengikutiNya: ada diantaranya yang hendak mendengar pengajaran dan kotbahNya, ada juga yang membawa orang sakit agar disembuhkan dan ada pula yang hendak melihat tanda-tanda mujizat yang dilakukan Yesus. Mereka seperti domba yang tidak punya Gembala. Kemana Yesus pergi kerumunan massa pun akan selalu ramai. Sekalipun Yesus telah mencoba menghindari keramaian pergi ke tempat yang sepi namun tetap saja orang banyak mengikutiNya. Dalam berbagai kejadian agar tidak memberitahukan mujizat yang dilakukannya, namun dengan cepat tersebar kepada semua orang tentang apa yang dilakukan oleh Yesus.  Daya magnet Yesus  sangat luar biasa. Hal itulah yang membuat Yesus terharu dan melayani mereka dengan penuh kasih. Yesus tergerak oleh belas kasihan menyembuhkan orang sakit dan melayani orang banyak serta apa yang me jadi kebutuhan mereka diperhatikan oleh Yesus.


Matius 14:14 (TB)  Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.


Yesus melakukan pelayanan digerakkan oleh belas kasihan. Yesus melakukan pwlayanan bukan untuk.populer atau bukan pula untuk diouji namun melayani digerakkan oleh hati yang tulus.


*2. Berilah Mereka Makan!*

Kesungguhan orang banyak nampaknya tidak memperdulikan waktu, sepanjang hari mereka mengikut Yesus sampai lupa makan. Sudah hampir malam namun mereka belum makan. Ada diantara mereka yang menganjurkan agar mereka disuruh pulang? Realistis memang karena bagaimana mungkin mereka melayani makan siang lima ribu orang? Sementara stok makan tidak ada pada mereka. Tak mungkin ada stok makanan bagi orang yang begitu banyak. Dalam keadaan demikian Yesus memerintakahkan murid-murid: "berilah mereka makan!" Selengkapnya dikatan dalam Matius 14:16 (TB)  Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."


Berilah mereka makan! Ini bentuk imperatif, memerintahkan murid-murid untuk melayani mereka dengan memberi makan. Yesus tidak membiarkan orang-orang yang mengikutiNya lapar. Ketiadaan tidak dapat menjadi alasan untuk melakukan kebaikan. Perintah ini menginspirasi satu komunitas yang mendirikan lembaga yang disebut dengan Tafel: mereka memberikan makan orang miskin dan homeless di Jerman dan mereka tak pernah kekurangan bahan makanan. Sumber makanan yang mereka kumpul adalah dari warga yang kelebihan makanan. Banyak orang berbelanja makanan namun mereka tak menghabiskannya. Pengurus Tafel mengumpulkannya dan menyediakan makan bagi mereka bagi orang miskin, pengangguran dan homeless.


Perintah Yesus ini juga menjadi tugas dan missi gereja, jangan sampai ada disekitar kita yang tidak makan, apalagi mati kelaparan. Bagaimana itu mungkin sementara kita kekurangan? Ini sering menjadi alasan orangnuntuk tidak berbuat. Pikiran yang mengutakan kepentingan diri. Kotbah ini mengingatkan mentalitas: Cukup dulu aku, baru berpikir tentang orang lain. Ingatlah memenuhi kepentingan dan kebutuhan sendiri tak akan pernah cukup. Apakah tidak berbuat bagi orang lain?


*3. Berikanlah apa yang ada padamu!*


Matius 14:17-18 (TB)  Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."


Murid hanya punya lima roti dan dua ikan, itu diserahkan kepada Yesus dan mujizat pun terjadi tetapi bisa diberksti Tuhan Yesus untuk mencukupkan makan banyak orang. 


Lebih menohok lagi menurut versi Yohanes bahwa 5 roti dan 2 ikan milik seorang Yohanes 6:9 (TB)  "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"


Berkontribusi dan berpartisipasi adalah rahasia dibalik mujizat ini. Sesungguhnya orang Yahudi jika melakukan perjalanan akan mengantongi roti dibalik jubahnya sebagai bekal. Ketika Yesus bertanya apa yang ada pada kamu? Murid menjawab: hanya 5 roti dan 2 ikan. Yesus berdoa, memberkati dan memecahkannya serta membagikannya bagi semua orang. Mujizat pun terjadi karena apa yang ada pada orang banyak diberikan kepada Yesus untuk didoakan dan diberkati menjadi pelayanan bagi sesama. Akhirnya semua orang mengeluarkan roti masing-masing. Semuanya roti dan ikan menjadi jamuan untuk 5000 orang (belum dihitung anak-anak da  perempuan).  Akhirnya semuanya dapat makan bahkan sisa dua belas bakul. 


Ini penting, jangan simpan yang ada padamu hanya untuk dirimu sendiri. Tetapi pesembahkanlah untuk pelayanan Kerajaan Tuhan maka mujizat pun akan nyata. Mujizat nyata bila pengikut Yesus membuka hati untuk berbuat bagi sesama. Persembahkanlah yang ada pada kita demi kesejahteraan sesama. Jika pa yang ada pada kita dipersembhakan dengan sukarela maka akan menghasilkan pekerjaan besar yang mencengahkan dan mensejahterakan orang banyak. 


Sahabat yang baik hati, kiranya firman yang kita dengarkan minggu ini menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


ORANG YANG MENCARI TUHA. AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU

 Kotbah Minggu Kantate, 28 April 2024 Ev. Mazmur 22:26-32 ORANG YANG MENCARI TUHAN AKAN MEMUJI-MUJI NAMAMU Selamat Hari Minggu! Sahabat yang...