Sabtu, 12 Agustus 2023

MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN

 Kotbah Minggu X Stlh Trinitatis

Minggu, 13 Agustus 2023

Nas: Kejadian 39:1-5



MENJADI BERKAT BAGI ORANG LAIN


Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini mengingatkan kita bahwa perjalanan hidup seseorang sepenuhnya ditentukan oleh Tuhan. 


Dalam suka dan duka, dalam pahit dan manis, dipercaya dan dicurigai, dipuji dan dimaki jalanilah di dalam iman. Tuhan menyertai dan memberkati jalan hidup orang yang jujur. Sehebat apapun orang hendak menjatuhkan anda, jangan pernah membenci siapa tahu kejatuhan anda dimata orang menjadi jalan untuk mempermulialan anda. Seperti pengalaman Yusuf. Saudara-saudaranya yang lain hendak membuang dan menghapus nama Yusuf dari daftar anak-anak Yakub, tetapi lihatlah menjadi jalan menuju yang mulia. Bisa saja orang berhasil.mendatangkan yang buruk pada kita, namun Tuhan mengubahnya menjadi sumber kebaikan. Yusuf tidak pernah membalaskan apa yang telah terjadi tetapi dia memaafkan. Disebutkan dalam Kejadian 50:20 (TB)  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. 


Kotbah minggu ini merupakan satu penggalan dari kisah perjalanan hidup Yusuf. Cerita di rumah Potifar membuktikan orang percaya menjadi berkat bagi orang lain. Pada saat yang sama kita menerima suatu fakta bahwa PUJIAN dan UJIAN datang sekaligus. Yusuf tinggal di rumah Potifar dan apa yang kerjakannya diberkati oleh Tuhan. Yusif terberkati dan Potifar semakin diberkati baik di rumah, pekerjaan dan di ladangnya.

Kejadian 39:5 (TB)  Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang. 


Orang kepercayaan di rumah Potifar tidak serta merta mulus, namun yang terpuji sedang diuji. Maka kotbah minggu ini hendak mengingatkan orang percaya bahwa di dalam kebahagiaan jangan lupa diri, tetaplah mawas diri karena jalan bisa licin membuat kita tersandung dan jatuh. Jika terjadi pengalaman pahit dan malang rasanya jangan berputus asa, siapa yang tahu dibalik kepahitan yang kita alami ada pengalaman manis dan indah yang ditentukan Tuhan bagi kita. 


Baiklah kita belajar dari kotbah minggu melalui perjalanan hidup Yusuf. Yusuf sampai menjadi perdana menteri di Mesir tidak baik-baik saja. Namun fase-fase yang dijalani ada banyak yang pahit, namun dalam kepahitan itu dia disertai Tuhan dan Tuhan memberkatinya menjadi berkat bagi banyak orang. Bukan hanya kepada saudara-saudaranya, tetapi menjadi berkat bagi orang-orang yang berjumpa dengannya seperti Potifar, orang yang satu kamar dipenjara, Mesir dan bangsa Israel. 


Marilah kita belajar dari kotbah dengan melihat kisah perjalanan hidup Yusuf. 


1. Anak Kesayangan yang malang?

Tidak ada orang yang menginginkan lahir menurut keinginan sendiri, namun menerima keadaan bahwa lahir menurut ketentuan Tuhan yang Maha Kuasa. Tapi sekalipun demikian mau jadi apa dalam hidup ini tidak ditentukan oleh kelahiran, tetapi usaha ditentukan oleh usaha, kerja keras dan pemeliharaan Tuhan. 


Yusuf lahir sebagai anak kesayangan ayahnya, karena terlahir dari seorang ibu bernama Rahel, isteri kesayangan Yakub. Sebagai anak kesayangan Yakub membedakan dirinya dari saudara-saudaranya, jika saudaranya disuruh bekerja di ladang menggembalakan ternak dan domba, menggembara di hutan namun Yusuf disayangi oleh ayahnya dan tak dibiarkan ikut menggembalakan domba. Kepedulian dan kasih sayang Yakub pada Yusuf melebihi daripada saudaranya yang lain.


Menjadi anak kesayangan bukanlah pilihan Yusuf, tapi tindakan ayahnya. Itu berdampak buruk kepada anak-anak Yakub lainnya. Ditambah lagi kepolosan Yusuf memberitahukan mimpinya kepada saudaranya, kelak jadi pemimpin atas saudaranya. Mereka geram, membenci Yusuf dan membuat rencana jahat. Ketika Yusuf disuruh mengawasi dan membawa bekal bagi saudaranya, mereka berembuk semacam konspirasi  melenyapkan Yusuf dari daftar anak-anak Yakub. Ada usul agar dibunuh, ada juga usulkan jangan dibunuh tapi cukup dijatuhkan di sumur, namun ide lain muncul dari Yehuda biarlah Yusuf dijual saja kepada saudagar Midian menjadi budak. Kesepakatan ini diterima dan Yusuf dijual kepada saudagar Midian. Termasuk menjawab ayahnya, mereka telah sepakat menyampaikan bahwa Yusuf mati dimakan  binatang buas dengan membawa bukti kain yang berdarah yang disetting sebelumnya. Di mata saudaranya berakhirlah kisah Yusuf sang anak kesayangan yang malang.


Kisah Yusuf bukanlah berakhir, tetapi Tuhan menyertai Yusuf. Orang Midian selanjutmya menjual Yisif kepada Potifar, suatu jabatan pengawal Firaun. Kejadian 37:36 (TB)  Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.

Kita tidak mendapatkan informasi bagaimana orang Midian memperlakukan Yusuf. Mungkin saja mereka mengganggap Yusif swbagai barang dagangan yang bisa diperjual belikan begitu saja. Dan menurut cerita diatas orang  Midian menjualnya kepada Potifar. Satu jabatan pengawal istana Firaun di Mesir. 


2. Yusuf di rumah Potifar: dalam kemalangan ada pemeliharaan Tuhan


Hidup ini tidak berakhir di tangan orang-orang yang membenci kita tetapi segala sesuatu terjadi atas pengetahuan Tuhan. Sekalipun hater (pembenci) dapat melampiaskan amarah dan kebenciannya dengan menjebloskan kita dalam kemalangan, hidup ini ditentukan oleh Tuhan. Inilah kotbah yang inspiratif yang kita temukan dalam Cerita Yusuf di rumah Potifar. 


Kisah Yusuf di negeri asing bukanlah berakhir, namun menjadi lompatan yang indah. Tuhan memelihara hidupnya bahkan dengan sikapnya yang jujur dan baik, dia dipercaya sepenuhnya mengelola rumah Potifar. Tidak ada sesuatu apapun yang ada di rumah Potifar yang tidak dalam penguasaan dan pengelolaan Yusuf. Itulah tingginya kepercayan dan penghargaan yang dimiliki Yusuf. Potifar adalah pejabat di Istana Raja Mesir.  


Yusuf menjadi orang  kepercayaan petinggi istana; suatu posisi yang sangat baik dan tak bermimpi menjadi bahagian yang menikmati keluarga istana Kerajaan Mesir. Orang yang dijual dan dibuang menjadi orang yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar di rumah pegawai tinggi istana Firaun. 


Yusuf menjadi berkat bagi keluarga Potifar, karena apa yang dikerjakannya diberkati Tuhan.

Kejadian 39:2 (TB)  Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. 

Disini kita mendapatkan gambaran bahwa Yusuf memiliki pribadi yang baik, bekerja dengan etos kerja unggul dan dia bensr-benar melakukan apa yang baik bagi keluarga Forivar sampai dia diberi kuasa untuk pengelolaan rumah tangga Yusuf. Ini adalah kabar baik bagi Yusif dan sekaligus menjadi kebaikan  bagi keluarga Potifar.


Inilah gambaran hidup orang percaya, dimanapun berada menjadi berkat bagi orang lain. Siapun yang menerima dan mempekerjakan orang percaya akan beroleh kemujuran. Bukan hanya Yusuf yang mendapat kebaikan tetapi Potifar dalam segala pekerjaanya diberkati Tuhan.


3. Orang percaya: pujian dan ujian


Pada bagian ketiga kotbah ini, menurut saya harus kita masukkan bagaimana Yusuf diuji. Orang kepercayaan rupanya tidak mudah, namun ibarat berjalan di jalan yang sangat licin dan menikung terjal. Salah sedikit akan terjatuh dan terjungkal. Yusuf dipuji namun sekaligus diuji.


Yusuf adalah orang yang memiliki perawakan yang sangat tampan, membuat isteri Potifar tergoda dan begitu bernafsu untuk tidur bersama Yusuf.  Dapat kita bayangkan bagaimana sulitnya Yusuf menghadapi godaan isteri dari orang yang memberikan kepercayaan padanya. Dia tidak mau menghianati kepercayaan tuannya, melukai dan mencemarkan tuannya. Dia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan tetapi dia tetap setia dan melakukan hidup yang benar. Yusuf tetap hadir sebagai pribadi yang bermoral dan setia kepada Tuhan menghadapi perempuan yang tak bermoral.


Jika kita baca ayat berikutnya khusisnya 10-13 bagaimana berahinya isteri Potifar pada Yusuf semakin menjadi-jadi hingga menangkap Yusuf ke kamarnya. Kej 39:12 (TB)  Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Namun Yusuf lari ke luar rumah menghindari nafsu berahi isteri Potifar. 


Skenario perjalanan hidup berubah lagi, mempertahankan hidup yang benar, menjaga kehormatan dan tetap setia harus menjalani konsekwensi yang pahit.  Yusuf difitnah dan menjadi korban kebencian. Atas fitnah ini Yusuf dipenjara dengan dakwaan tuduhan hendak memperkosa isteri Potifar. Pejabat yang dihormati dan disegani di negeri itu. 


Hidup di penjara tidak membuat kisah Yusuf berakhir, namun di penjara dia berkenalan dengan Juru Minum dan Juru Roti raja Firaun. Di penjara mereka sharing dan berbagi mimpi dan Yusuf menjelaskan mereka berdua dan nasib keduanya. Apa yangbdijelaskan Yusuf benar-benar terjadi ada keduanya: Juru minum dipekerjakan kembali, sementara juru roti mati ditiang gantungan. Ketika Firaun bermimpi aneh yang membuat dia gelisa membuat sayembara dan barang siapa yang daoat menafsirkan mimpi Firaun akan diberi jabatan yang tinggi. Inilah yang diingat Juru Minum memanggil Yusuf dari penjara. Juru minum kemudian memperkenalkan Yusuf kepada Firaun dan menafsirkan mimpinya dan diangkat menjadi Perdana Menteri.


Kisah inilah mwmpertemuakn Yusif dengan juru minum Istana Mesir. Penjara menjadi pintu gerbang menuju istana Firaun dan selanjurnya menjadi Perdana menteri. 


Refleksi dan Penutup


01. Apa yang terjadi hidup kita haruslah kita jalani dengan penuh kepercayaan. Jalan hidup hanya ditangan Tuhan. Para hater bisa menjebloskan orang yang dibencinya ke dalam penjara melalui fitnah dan kebencian. Namun kisah Yusuf memberi pelajaran, perjalanan hidup itu ditentukan oleh Tuhan. Pahit yang terjadi bisa dirubah menjadi manis


02. Tetaplah menjadi orang orang yang dapat dipercaya, berlaku setia dan menguasai diri dalam segala cobaan dan godaan. Dalam banyak kenyataan ada orang yang lupa diri setelah menjadi orang yang dikategorikan berhasil. Kotbah minggu ini mengingatkan kita semakin diberi kepercayaan yang besar semakin deras pula godaan dan cobaan. Jadilah seperti Yusuf tetap berdiri teguh dan menguasai diri dalam segala keadaan. 


03. Menjadi Berkat dan Ujian

Interi Potifar adalah figur yang dapat saja berkeliaran di sekitar kita, merayu, membujuk dan terus mengincar kita. Sepintas sungguh pribadi memalukan dan tak bermoral. Kotbah ini mengingatkan kita: siapa yang bremain api akan terbakar api. Jadilah berhikmat sebagaimana diingatkan Amsal 6:27-29 (TB)  Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya? 

Atau dapatkah orang berjalan di atas bara, dengan tidak hangus kakinya? 

Demikian juga orang yang menghampiri isteri sesamanya; tiada seorang pun, yang menjamahnya, luput dari hukuman. 


Sahabat yang baik hati! Tuhan menyertai dan memberikan kekuatan bagi kita semua menjalani hidup ini, di dalam suka dan duka, dibenci dan disayang, dipuja dan dibuang  dipuji dan diuji. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...