Kotbah Minggu XI Stlh Trinitatis
Minggu, 20 Agustus 2023
Ev.: Roma 11:1-2a; 29-32
BANGSA-BANGSA MENSYUKURI KEMURAHAN ALLAH
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima di dalam Yesus Kristus
Dalam kotbah ini Paulus memberikan penjelaskan keselamatan yang sangat unik. Keselamatan itu telah dijanjikan sejak semula kepada umat Pilihan Allah yaitu Israel, namun mereka tidak taat dan menolak Yesus Kristus, jalan keselamatan yang ditentukan oleh Allah. Penolakan Israel bukanlah membatalkan keselamatan Allah, namun bagi menurut Paulus penolakan Israel menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Kristus diberitakan kepada bangsa-bangsa dan mereka beroleh anugerah.
Maka muncul pertanyaan kalau keselamatan yang telah sampai kepada bangsa-bangsa bagaimana dengan keselamatan kepada Israel? Jika keselamatan telah sampai ke bangsa-bangsa apakah kemurahan Allah atas Israel Batal? Paulus lebih jauh menjelaskan, keselamatan kepada Israel sama sekali tidak batal; kehendak Allah tidak pernah batal atas penolakan Israel, janji Allah kekal dan Israel adalah tetap umatNya. Manurut Paulus penolakan mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, setelah bangsa-bangsa memperoleh anugerah, pada akhirnya bangsa Israel akan ikut dalam keselamatan itu seperti bangsa-bangsa yang telah menerima keselamatan. Secara lengkap Paulus menuliskan:
Roma 11:29-31 (TB) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,
demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.
Sahabat yang baik hati! Jika kita baca keseluruhan kitab Roma, Paulus sangat memahami sejarah keselamatan. Keselamatan bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa bukanlah karena ketaatan mereka kepada Allah, tetapi karena kemurahan Allah. Kasih dan anugerah Allah sendirilah yang menjadikan Israel dan bangsa-bangsa beroleh keselamatan.
Penjelasan Paulus ini sangat apik yang meluruskan pemahaman yang keliru dari Yudaisme.
Yudaisme adalah suatu ajaran dari kalangan Yahudi yang menjelaskan bahwa keselamatan Allah hanya dijanjikan kepada Israel. Israel satu-satunya pewaris keselamatan karena mereka adalah keturunan Abraham, kepada mereka Allah mengikat perjanjian, kepada mereka diberinhukum Taurat dan janji-jani Allah kepada umatNya diingatkan oleh para nabi. Sedangkan di luar Israel disebut sebagai bangsa yang tidak mengenal Allah. Bagi Paulus, Yudaisme tidak dapat diterima karena keselamatan adalah universal. Keselamatan bukanlah milik Israel saja tetapi milik segala bangsa.
a. Keselamatan adalah universal
Cerita Alkitab tidak dimulai dengan sejarah Israel atau cerita pemanggilan Bapa Leluhur Israel. Alkitab diawali dengan sejarah penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Oleh kisah penciptaan kita mengenal Allah yang universal, pencipta segala sesuatu. Maka keselamatan harus kita pahami juga dalam rangka cara Allah bertindak dan menyelamatkan dunia yang universal.
b. Israel adalah saluran
Kisah pemanggilan Abraham adalah bukti bahwa Abraham adalah saluran berkat bagi bangsa-bangsa (Kej 12:1-4). Allah memberkati Abraham dan oleh Abraham bangsa-bangsa diberkati. Kejadian 12:3b (TB) ... dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Berkat kepada Abraham diulang-ulang juga pada Ishak, Yakub dan Yusuf (Bapak Leluhur). Janji Allah kepada Israel diigatkan oleh nabi-nabi sampai pemenuhannya di dalam Yesus Kristus.
Dari janji Allah kepada Abraham Ishak dan Yakub, janji keselamatan bukanlah hanya keturunan Yahudi, tetapi oleh mereka juga bangsa-bangsa beroleh keselamatan.
c. Penolakan Israel tidak akan membatalkan janji keselamatan.
Paulus hendak menjelaskan kepada kaum Yahudi, sekalipun janji Allah kekal bukan berarti bahwa mereka secara otomatis pewaris keselamatan. Berulang kali Paulus dalam Surat Galatia dan Roma bahwa ada banyak kelebihan Yahudi: mereka anak-anak Abraham, umat perjanjian, kepada mereka diberikan hukum Taurat dll. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa janji keselamatan itu harus dipelihara dengan kesetiaan. Jika Allah setia pada janjiNya namun bangsa itu tidak setia maka mereka tidak akan mewarisi janji keselamatan. Tetapi janji Allah kekal, janjinya tidak boleh dibatalkan oleh ketidak setiaan umat. Disinilah Paulus menjelaskan bahwa keselamatan itu bukan karena kesetiaan atau ketaatan karena karena dari segi ketaatan bangsa Israel tidak taat. Keselamatan adalah janji Allah dan diberi secara cuma-cuma.
Penjelasan Paulus dalam kotbah minggu menegaskan bahwa keselamatan bukanlah karena ketaatan atau perbuatan baik kita kepada Allah tetapi merupakan anugerah. Keselamatam adalah pemberian Allah sscara gratis. Namun bukan bersrti keselamaran itu murahan, keselamatan itu sangat mahal karena dilakukan melalui pengorbanan Yesus Kristus hingga mati di kayu salib.
Dengan demikian, apakah respon kita setelah menerima keselamatan? Tema kotbah minggu ini mengajak kita untuk bersyukur atas kemurahan Allah.
1. Jangan siasiakan pemberian Allah
Kemurahan Allah adalah anugerah yang sangat berharga. Kemurahan Allah yang kita terima harus direspon dengan penuh tanggung jawab. Seperti ungkapan: pemberian adalah tanggung jawab. Bagaimana jika anda diberi kepercayaan mengemban suatu tugas dan pekerjaan seperti jabatan misalnya? Orang yang tidak berhikmat akan menyalahgunakan wewenang atau jabatannya. Orang berhikmat tidak hanya menikmati fasilitas jabatan yang diemban. Namun orang yang beriman akan menyadari sepenuhnya pemberian kepercayaan dalam suatu posisi atau jabatan adalah tanggung jawab. Di dalam posisi dan jabatan itu tentu ada tanggung jawab, yaitu: harapan dari orang yang memberikan kepercayaan kita.
Demikianlah keselamatan yang kita terima. Keselamatan itu adalah pemberian yang sangat berharga, didasari atas kasih Allah yang bertindak menyelamatkan kita. Jangan siasiakan apalagi membuangnya seperti penolakan bangsa Israel kepada Yesus. Apa yang dikehendaki oleh Allah pemberi keselamatan harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab.
2. Jangan sombong tapi semakin rendah hati.
Roma 11:18 (TB) janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.
Rasul Paulus sangat keras menekankan bahwa kita yang telah menerima keselamatan tidak boleh bermegah atau memegahkan diri. Istilah yang umum :"sombong". Sesungguhnya tidak ada alasan untuk membuat kita memegahkan diri apalagi sombong. Karena apa yang kita terima dan keberadaan kita adalah suatu pemberian. Kita hidup dan beroleh keselamatan karena dicangkokkan menjadi ahli waris dalam Kerajaan Allah merupakan pemberian.
Oleh karena itu orang percaya harus semakin merendahkan diri dihadapan Allah. Menjadi hamba yang melayani seorang akan yang lain karena kita dipanggil untuk melayani bukan untuk dilayani. Siapa yang mau jadi besar harus bersedia melayani. Matius 23:11 (TB) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Selanjutnya Yesus berkata dalam Matius 18:4 (TB) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
3. Murah hati
Tindakan Allah menyelamatan kita adalah simap yang murah hati. Allah tidak memperhitungkan dosa dan pelanggaran kita. Kasihnya lebih besar kwtimbang amarahNya. Mengingat kasihNya yang besar Allah akhirnya mengampuni doaa-dosa kita.
Yesus mengajarkab kepada murid-murid agar murah hati seperti Allah yang mutah hati: "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Lukas 6:36 (TB). Ini bukanlah statemen biasa, namun suatu ajakan namun di dalamnya bersifat suatu keharusan. Kita yang menerima kemurahan Tuhan meneladani Allah yang murah hati.
Sebagai ungkapan syukur kita yang ditetapkan menjadi ahli waris keselamatan, hendaknya kita murah hati, pemaaf bukan pendendam, mengampuni bukan membalas kejahatan, pemberi bukan hanya penuntut untuk diberi, memgjadirkan damai sejahtera bukan penabur kegaduhan.
Sahabatku, mari kita kembangkan masing-masih, apakah bentuk hang kongkrit sebagai ungkapan syukur kita atas kemurahan Allah? Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar