Minggu, 13 Juni 2021

ORANG PERCAYA MENGANDALKAN TUHAN

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5680446858694000&id=216559085082832&sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu II Setelah Trinitatis 13 Juni 2021

Nas: Mazmur 20:1-10


*ORANG PERCAYA MENGANDALKAN TUHAN*


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini merupakan ajakan agar setiap orang dalam menghadapi segala pergumulan hidup senantiasa mengandalkan Tuhan. Mengandalkan diri sendiri memiliki keterbatasan namun mengandalkan Tuhan akan mendapat kebahagiaan. Jika raja, penguasa dan segala yang kuat di dunia ini memegahkan segala kekuatan mereka dengan segala kuasa, pedang dan kekerasan, namun orang percaya hanya bermegah di dalam Tuhan. 


Mazmur 20 disebut dengan Mazmur raja. Mazmur ini dinyanyikan  saat pelantikan raja bagi bangsa Israel. Raja bagi bangsa Israel berbeda dengan pemahaman kerajaan bangsa-bangsa di sekitarnya. Bangsa-bangsa sekitar, raja memiliki wewenang penuh atas titah yang dimilikinya (kekuasaan oriented), sistem yang berpusat pada raja. Sistem ini disebut dengan sistem monarki. Bangsa Israel memahami bahwa pusat kekuasaan ada pada Tuhan atau disebut dengan sistem theokrasi (berpusat pada Allah). Allah sendirilah Raja atas umatNya, raja yang diurapi adalah Hamba Allah (ebed YHWH) atau Melekh YHWH (pesuruh Allah); raja adalah aparatus Allah dalam menegakkan kehendak Allah umat Allah. Raja adalah gembala untuk membawa kesejahteraan bangsa, melindungi dan memberikan rasa aman setiap warganya. Jadi raja tidak memiliki otoritas atas dirinya sendiri, tetapi harus seturut dengan kehendak Allah.


*01. Harapan atas raja*

Raja dalam sistem theokrasi menggambarkan bahwa raja memerinntah atas kehendak Allah. Raja tidak bertindak atas kehendak dirinya sendiri tetapi selalu berpedoman kepada Allah. Adanya raja bagi bangsa Israel adalah pemenuhan harapan mereka agar ada pemimpin yang melindungi dan memberikan jaminan kesejahteraan umat Allah. Itulah sebabnya dalam ayat 


Dalam 1 Samuel 8:6 dyb, saat bangsa Israel meminta seorang raja kepada Samuel ada harapan besar dari tua-tua Israel akan kehadiran seorang raja. Permintaan ini sangat mendesak karena mereka membutuhkan pemimpin yang menetap seperti bangsa lain. Selain itu raja sangat dibutuhkan untuk melindungi bangsa Israel atas penindasan bangsa asing dan memberikan kesejahteraan bagi mereka. 


Zaman hakim-hakim, bangsa Israel mengalami kesengsaraan dari suku bangsa asing yang silih berganti menindas dan merampas harta milik mereka. Saat panen hasil tanaman dan peternakan mereka. Namun Tuhan memberikan hakim yang membebaskan. Usai itu hakim lepas tugas. Demikian kisah-kisah dalam masa hakim-hakim. Sementara bangsa asing sudah memiliki raja yang menetap. 


Sebenarnya Samuel dengan berat hati memenuhi permintaan Israel yang meminta seorang raja, namun atas perkenalan Allah, Samuel akhir melantik Saul menjadi raja dengan harapan Israel memiliki pemimpin yang melindungi dan memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. 


Peran raja demikian membuat bangsa Israel berdoa untuk raja. Mereka memohon agar Tuhan memberkati dan memberikan kemenangan sesuai dengan rancangan Tuhan. Mazmur 20:4 (TB)  (20-5) Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan.


*02. Kekuatan Raja*

Raja bagi bangsa Israel berbeda dengan bangsa asing.  Jika raja-raja bangsa asing mengandalkan pasukan perang dan perlengkapan persenjataan maka berbeda dengan raja bagi bangsa Israel yakni bersandar pada kekuatan Tuhan. 


Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda. Kalimat ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa asing dalam sistem monarki mengandalkan kekuatan senjata. Kemegahan monarkhi adalah raja yang mengandalkan kekuatan perang, kekuatan persenjataan dan kekuatan pertahanan. Kehebatan bangsa asing ditentukan dengan kehebatan legiun pasukan yang dimiliki, pasukan perang yang memiliki daya tempur dan mengalahkan musuh. Namun umat Allah yang dipimpin oleh "raja yang diurapi" akan memimpin dibawah kuasa dan kekuatan Allah. 


Lihatlah contoh Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, tulah demi tulah disampaiakn namun Firaun tetap berkeras tak membebaskan Israel dari Mesir. Baru pada tulah kesepuluh: kematian anak sulung, Firaun membiarkan Israel keluar. Namun setelah keluar ada juga upaya pengejaran Firaun lewat kereta kuda. Namun mujizat Tuhan terjadi ketika laut merah terbelah dua, Israel menyeberang dan pasukan kereta Firaun pun diterjang dan tenggelam dalam laut mati. Disini Musa tidak berperang melawan Firaun, tetapi kuasa Tuhan


Dalam kisah hakim-hikim, raja-raja sekitar selalu menekan dan menindaa Israel. Namun selalu ada orang yang dipilih Allah untuk memimpin perlawanan membebaskan bangsa Isrsel dari tekanan asing. Itulah hakim-hakim, yang sepenuhnya memiliki karisma dan kekuatan melawan penindasan dan tekanan asing. 


Kegemilangan pemimpin-pemimpin Israel dalam pengalaman sejarah bukanlah kekuatan dan kepiawaian sang pemimpin. Bangsa Israel percaya bahwa semua kemenangan dan kegemilangan raja dan pemimpin semata-mata atas pemberian Allah.

Mazmur 20:6 (TB)  (20-7) Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya. 


*03. Berbahagialah orang mengandalkan Tuhan.*

Sahabat yang baik hati, kotbah Minggu ini membedakan panggilan anak-anak Tuhan dengan dunia ini. Paulus berkata : "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:2). Jika dunia ini mengandalkan kekuasaan, kekuatan perang dan bermegah atas apa yang ada padanya, anak-anak Tuhan harus tetap rendah hati mengandalkan Tuhan dalam hidup ini. 


Yesus menegaskan dalam Matius 26:52 (TB)  Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.


Sejarah dunia telah membuktikan perang telah memakan banyak korban baik sebelum Masehi dan sesudah Masehi. Kita tidak tahu berapa korban meningal dunia selama Perang Duni I dan II, serta dampaknya bagi umat manusia. Manusia yang mengandalkan kekuatan diri, kuasa, pedang dan apapun itu pada akhirnya akan menghantarkan pada kesengsaraan dan penderitaan. Namun orang percaya yang mengandalkan Tuhan akan beroleh bahagia.


Yeremia 17:7-8 (TB)  Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 


Sejarah kekristenan menawarkan perlawanan dengan nir kekerasan (tanpa kekerasan). Alkitab tidak pernah mengajarkan kejahatan melawan kejahatan, pedang melawan pedang. Kuasa orang percaya ada pada kasih dan perdamaian. 


Sahabat yang baik hati, mari tetap mengandalkan Tuhan. Kuasa Tuhan melebihi apa yang ada. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...