Kotbah Minggu III Setelah Ephipanias
Minggu, 26 Januari 2025
Ev. 1 Korintus 12:12-20
KESATUAN DAN KEPEDULIAN JEMAAT
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, gereja adalah esa, keesaanNya digambarkan sebagai satu tubuh. Sekalipun banyak anggota tubuh namun satu tubuh dimana Kristus sebagai kepala. Inilah kekayaan keesaan gereja yang digambarkan dalam 1 Korint 12,12-27. Analogi tubuh ini yang dipakai oleh Paulus ini sangat membantuki kita memahami perbedaan di dalam kesatuan dan kesatuan di dalam gereja. Persekutuan orang percaya adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan yang lain.
Kesatuan jemaat itu digambarkan seperti tubuh, tubuh ini terdiri dari berbagai anghitabtubuh, ada tangan, kaki, kepala, mata dll, semua itu adalah anggota tubuh dan memiliki tempat dan fungsi khusus dan istimewa sebagaimana ditetapkan Allah. Tiada yang lebih tinggi dan terhormat, tiada yang lebih utama dari yang dengan yang lain tetapi semuanya adalah anggota tubuh yang memiliki fungsi. Jika dia terpisah dari anghgota tubuh yang lain maka tak berfungsi. Tangan tidak lebih utama dari kaki, dan sebaliknya atau mata tidak lebih penting dari telinga dan sebaliknya, tetapi saling membutuhkan demi kesempurnaan tubuh. Dengan penjelasan Paulus tentang kesatuan jemaat mereka menyadari bahwa kita satu di dalam Kristus, kita adalah anggota tubuh Kristus, dan Kristus sebagai kepala.
Dalam kotbah minggu ini, baiklah kita mengambil tiga hal yang menjadi pelajaran bagi kita;
1. Kesatuan jemaat - Kristus Kepala
Kesatuan jemaat haruslah dipelihara, setiap ada permasalahan harus menghidari perpecahan. Kita harus menyadari bahwa akan selalu ada banyak issu yang segera dapat membuat perpecahan di kalangan jemaat; baik itu latar belakang etnis (Jahudi dan non Jahudi, latar belakang pemberita injil, pengikut Apolos, Paulus, atau Kefas, latar belakang ekonomi, status dan posisi dalam masyarakat) semuanya dapat membuat perpecahan di jemaat. Ada banyak unsur yang dapat dijadikan sebagai sumber perpecahan, semua perbedaan harus dilihat sebagai keunikan dan fungsi khusus masing-masing.
Banyaknya anggota tubuh mencerminkan pula banyaknya kasih karunia melalui fungsi masing-masing. Fungsi dan peran masing-masing itu adalah anugerah yang tidak dapat digantikan dengan yang lain. Tangan adalahbtangan dan fungsinya sebagai tangan, demikian kaki dan anggilota tubuh lainnya. Semuanya berharga dan semuanya bermanfaat.
Kita semua berharga di hadapan Tuhan, dan keberhargaan kita saat menjalankan fungsi dan peran. Peran masing-masing akan membawa kita kepada suatu keasarann kita saling merasakan yang satu membutuhkan yang lain. 1 Korintus 12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. (For the body is not one member, but many). Coba anda bayangkan bagaimana kalau tangan semua, atau kaki semua. Tubuh ini telah sempurna dibuat oleh Tuhan untuk menjalankan peran kita sebagai manusia.
Selain peran anggota tubuh, kita juga harus menyadari bahwa penempatan anggota tubuh ini juga telah sempurna dibuat oleh Tuhan. Sebagai contoh, coba anda pikirkan robah temoat anggita tibuh anda di dalam.alam pikiranmu, dengan berbagai alasan. Maka akan selalu ada jawaban lucu. Dannharus kita sadari bahwa anggota tubu di losisi sekara ini adalah sempurna sebagai ciptaaan Tuhan. Jika itu tidak seperti itu maka akan disebut dengan "tidak normal".
2. Saling menghormati dan menghargai,
Memahami anggota tubuh sebagai anugerah sangat penting agatr tidak ada yang merasa lebih utama. Semunya yang utama dan saat berfungsi dan berguna. Tidak ada anggota tubuh yang meremehkan pekerjaan anggota tubuh lainnya, namun semua sempurna.
Penjelasan analogi tubuh ini sangat lenting juga agar ada saling menghargai realitas yang satu dan yang lain. Kaki adalah berfungsi berjalan, tak mungkin disamakan dengan fungsi tangan, demikian mata tidak mungkin berfungsi untuk mendengar, tetapi untuk melihat. Namun penglihatannya sangat berfungsi bagi keseluruhan anggota tubuh. Menghargai fungsi masing masing adalah penting, agar ada saling memahami bahwa semuanya itu diciptakan oleh Allah secara unik dan dihargai sesuai dengan fungsinya. 1 Korintus 12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
Contoh ini sangat penting untuk diterjemahkan dalam kehidupan bergwraja dan kehiduoan sehari-hari kita. Adalah manusiawi menurut kaca mata manusia mengambil peran yang kebih strategis atau utama. Namun kotbah ini mengajarkan apapun itu, status dan keberadaannya saat diabdikan dan dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan disitu kita berharga.
Saya mencoba membuat dialog keluh tangan kanan dan tangan kiri. Contoh mengahak kita untuk menghargai dan menghormati dan tidak boleh ada yang disombongkan atau yang cemburui semuanya. Biarlah semuanya menerima keberadaanya serta berfungsi menurut peran masing-masing.
Begini ceritanya:
"Tangan kanan pernah mengeluh kepada tangan kiri dan curhat. Hai tangan kiri hidupmu terlalu enak dibandingkan dengan aku: jika ada cicin kejarimu yang disematkan, ada jam tangan dan perhiasan gelang semuanya ke tangan kiri. Pokoknya apa yang berharga selalu disematkan ditangan kiri. Demikianlah keluh tangan kanan kepada tangan kiri.
Maka tangan kiri pun cerita bahwa sesungguhnya sudah lama ingin curhat cemburu kepada tangan kanan. Coba perhatikan jika ada tamu kau yang berjabat tangan undangan dan siapun selalu engkau didahulukan untuk berjabat tangan, jika ada sesuatu yang disajilan pada orang lain kamu yang mengerjakan, pokoknya semuanya yang terhormat adalah pada tangan kanan. Jika aku pingin menyalam sebagai ucapan terima kasih, maka orang akan membentak, jangan tangan kiri, ngak sopan? Dimana salahku kok tangan kiri tidak sopan? Sejak itulah tangan kanan dan kiri akur semuanya bekerja dan berfungsi tanpa memikirkan lebih utama atau lebih baik, yang tama adalah dapat bekerja dan melayani.
Dalam menghargai dan menghormati ini dapat juga kita hubungan dengan karunia. Tuhan telah mempercayakan dan menganugerahkan kepada orang percaya bernagai karunia, melalui potensi dan sumberdaya yang ada pada diri orang percaya. Karunia itu tidak sama tetapi berbeda-beda, namun semuanya itu adalah sangat berharga untjk saling menopang dan meneguhkan satu dengan yang lain. Tidak ada yang utama dan tidak ada yang direndahkan, tidak ada yang lebih bagus atau yang lain lebih jelek sehingga yang lain lebih terhormat yang lain kurang dihargai. Disini semuanya adalah anugerah berdasarkan pemberian Tuhan dan kepelbagaian karunia itu dipersembahkan untuk membangun tubuh Kristus.
3. Solidaritas,
Kesatuan jemaat ada pada solidaritas. Apa yang dirasakan anggota tubuh yang satu dirasakan oleh anggita tubuh yang lain.
Maka solidaritas dan kepedulian ini merupakan hal yang sangat penting, jika kaki sakit maka seluruh anggota tubuh merasakannya, tidak mungkin tangan bergembira karena kaki terantuk, semua anggota tubuh lainnya akan merasakan sakit, bahkan tangan akan bertindak untuk membalut lika yang terantuk. Analagi tubuh ini sangat penting di antara jemaat agar ada saling merasakan perasaan orang lain, bukan dengan egois anggota tubuh yang satu untuk diperhatikan, tetapi untuk memperhatikan yang lain. Di dalam gereja mesti ada solidaritas, merasakan persaan anggota tubuh yang lain. Duka yang dialami jemaat yang satu adalah duka bagi seluruh jemaat.
1 Korintus 12:24-26 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. (For our comely parts have no need: but God hath tempered the body together, having given more abundant honour to that part which lacked:
That there should be no schism in the body; but that the members should have the same care one for another.
And whether one member suffer, all the members suffer with it; or one member be honoured, all the members rejoice with it.)
Dari sini kita diberikan makna pentinganya menyadari kesatuan di dalam jemaat, saya dan yang lain adalah saling membutuhkan, saling menghormati dan saling merasakan apa yang dialami oleh yang lain. Kesatuan jemaat ini adalah kesempurnaan tubuh Kristus. Tuhan menganugerahkan kepada kita masing-masing keunikan, kelebihan dan kekurangan, pada saat yang sama kita menyadsrimkelebihan kita itu adalah tanggungjawab untuk menopang yang lain, kelemahan kita adalah menyadari begitu pentingnya kita membutuhkan orang lain.
Bagaimana dengan persekutuan gereja? Apalah perasaan dan kepedulian di dalam anggita tubuh kita sama dengan apa pelaksanaannya di dalam gereja? Mungkin masih jaih dari yang diharapkan, tetapi kepekaan, kepedulian dan solidaritas harus dipelihara.
Satu hari kami diojakhon di distrik pelayanan kami Jabartengdiy, malamnya ada banjir diberbagai daerah di Jawa Tengah: Pekalongan, Grobogan dan Kaliwungu dengan cepat para pelayan langsung mendata dan memberikan dokungan doa dan bantuan bagi yang korban banjir. Itu salah satu wujud solidaritas dan kepedulian. Saat ada musibah di jemaat lain kita semua ikut terbeban dengan memberikan bantuan. Kepekaan semacam ini harus terus dipelihara gereja sebagai bentuk solidaritas. Amin
Tuhan memberkati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar