Sabtu, 11 Januari 2025

DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN

 Kotbah Minggu I Setelah Ephipanias

Minggu, 12 Januari 2025

Ev. Kisah Rasul 8:14-25




DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, pemberitaan Injil adalah tugas setiap orang percaya. Setiap orang percaya bukan hanya menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus tetapi berkewajiban untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Inilah yang disebut dengan "mandat Allah". Jika pada masa penciptaan Allah memberikan mandat kepada manusia untuk mengelola dan memelihara ciptaan, maka mandat orang percaya dalam Perjanjian Baru adalah memberitakan Injil: menghadirkan kerajaan Allah di dunia ini Pekerjaan Yesus yang telah menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitanNya. Injil harus diberitakan dan menjadi saksi Kristus dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke Ujung Bumi. (Baca Kis 1:8, Matius 28:19-20 Markus 16:15), Seluruh ciptaan dan segala suku bangsa mendaoatkan Berita Injil.


Tugas pemberitaan itu dilakukan oleh para murid-murid dengan tuntunan Roh Kudus. Tanpa penyertaan Roh Kudus para rasul tidak dapat mengerjakan tugas pemberitaan ini. Jika kita baca keseluruhan kitab Kisah para Rasul maka akan kita temukan berita tentang penyebaran Injil dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, Asia Kecil dan Eropa dan seterusnya. Jemaat bertumbuh oleh pemberitaan para rasul terkhusus oleh Paulus yang sangat banyak mempengaruhi pertumbuhan Kekristenan di luar Yerusalem.


Kotbah Minggu ini diambil dari kisah pemberitaan Injil di Daerah Samaria oleh rasul Filipus. Kehadiran Injil di Samaria menjadi sukacita kepada para rasul lainnya. Petrus dan Kawan-kawannya sangat bergembira mendengar kabar itu dan ingin segera mengunjungi Samaria. Karena dalam catatan sejarah, Orang Samaria sangat sulit menerima orang Yahudi dan sebaliknya. Orang Yahudi menganggap orang Samaria adalah orang yang berdosa dan sebaliknya orang Samaria merasa bahwa Yahudi tidak beraahat kepada mereka. Peran pemberitaan Filipus di Samaria menjadi berita baik, Yesus Kristus telah diberitakan dan diterima di Samaria.


Kunjungan Petrus ke Samaria menjadi berita yang yang menakjubkan bagi orang yang bernama Simon. Simon adalah ahli dalam perdukunan namun dia sudah percaya. Simon melihat Roh Kudus adalah karunia yang luar biasa pada Petrus maka dia meminta Petrus untuk memberikan karunia itu kepada Simon, Simon mau membelinya asalakan rasul memberikannya. Inilah praktek "simoni", mencari keuntungan ekonomis dibalik karunia, karuni pemberitaan bukan lagi pada pemberitaan Injil tetapi keuntungan uang dibalik pemberitaan. Permintaan Simon ini ditentang dan dihentikan para rasul.


Sahabat yang baik hati, marilah kita memetik beberapa pelajaran dari kotbah minggu ini;


1. Pemberitaan Injil harus terus menerus dilanjutkan


Salah satu klritik terhadap gereja mainstream adalah lebih fokus pada pembenaan organisasi dan peran atau posisi di dalam masyarakat. Fokus pada pembinaan warganya kurang menjangkau orang yang belum mengenal Kristus. Kritik terhadap gereja mainstream kurang memberikan perhatian besar pada penyebaran atau pemberitaan Injil. Sebaliknya gereja yang menamakan dirinya "Injili" sering bukan memberitakan Injil ke luar kekristenan namun lebih menyasar kepada warga gereja yang nota bene sudah Kristen. Kotbah minggu ini sangat baik menyapa kita semua sebagai gereja dan sebagai warga jemaat untuk mengerjakan pemberitaan Injil.


Kehadiran Filipus di Samaria, Paulus ke Asia Kecil hingga Eropa mengingatkan gereja harus terus memberitakan Injil. Injil harus diberitakan kepada segala bangsa, memberitakan Injil ke segala mahkluk dan menggembalakan warga jemaat yang telah menjadi warga Kristen, memberdayakan warga jemaat menjadi gereja yang missioner. Amanat Agung Tuhan Yesus adalah tugas dan tanggjawab gereja dan warga jemaat yang terus menerus dikerjakan, baik melalui PI maupun melalui kesaksian pribadi. 


Gereja yang benar jika PI masih berjalan, jika PI sudah tidak dijalankan maka gereja itu pada hakekatnya mati. Gereja harus terus menerus mengerakannya PI. Disisi lain gereja harus terus menerus mengkaji model-model dan metode penginjilan. Dunia ini membutuhkan sapaan Injil agar penuh dengan damai sejahtera sesuai dengan visi Allah. Dunia ini dengan segala persoalannya membutuhkan tatanan nilai-nilai Kristiani. Dunia ini terus mengalami perubahan, perubahan sikap dan nilai-nilai seturut dengan zaman, Injil harus menyinari perilaku dan perbuatan umat manusia. 

 

Kehadiran Petrus dan kawan-kawan ke Ssamaria, hasil penginjilan Filipus menjadi pelajaran penting bagi gereja. Pemberitaan Injil harus saling menopang dan mendukung, menguatkan dan meneguhkan yang lain. Para pekerja dalam PB disebut dengan rekan sekerja Allah (sinergoi), maka demikianlah dalam mengemban PI ini gereja-gereja, hamba Tuhan dan seluruh pelayan ssaling menopang dan saling membangun untuk melanjutkan dan mengembangkan pemberitaan Injil.


2. Pemberitaan Injil dipenuhi Roh Kudus


Para pakar PB lebih setuju menyebutkan kitab Kisah Para Rasul dengan Pekerjaan Roh Kudus. Usulan ini bisa diterima karena kalau kita baca keseluruhan dari Kitab ini bagaimana para rasul memberitakan Injil semuanya dituntun oleh Roh Kudus. Setelah Roh Kudus turun atas para murid, Roh Kudus menuntun para rasul mengerjakan pemberitaan Injil. 


Pada saat Yesus memberikan amanat Agung, Yesus mengingatkan mereka tyidak boleh berangkat sebelum Roh Kudus Turun atas mereka (Kis 1:7), jadi penyertaan Roh Kudus adalah dasar pemberitaan Injil. Roh Kudus yang memenuhi para rasulmemberitakan Injil, Roh Kudus yang menggerakkan kemana para rasul pergi memberitakan Injil, Roh Kudus yang mengajari rasul apa yang hendak disampaikan kepada orang dan Roh Kudus pula yang mengarahkan dan menggerakkan hati orang untuk mendengarkan Injil (band Sida-sida Kis 8:38 dan kel. Cornelius, Kis 10:1dyb). Artinya Peran Roh Kudus mengingatkan bahwa hasil pekerjaan dari semua pemberitaan Injil adalah pekerjaan Roh Kudus. 


Peran Roh Kudus dalam pemberitaan Injil tidak dapat dilepaskan dasar Alkitab Lukas 24:49 dan 

Kisah Para Rasul 1:8, gereja atau orang percaya menerima baptisan untuk diperlengkapi dengan 

kuasa Allah di dalam memberitakan Injil. Melalui baptisan Roh Kudus, Allah memberi karunia-karunia pelayanan, sehingga gereja sebagai tubuh-Nya dapat melaksanakan tugasnya, khususnya memberitakan Injil. Peran Roh Kudus dalam penginjilan sangat nampak pada Roh Kudus menyertai pemberita Injil, menobatkan orang-orang berdosa. Roh Kudus juga mematahkan penghalang-penghalang pemberitaan Injil dan memimpin serta member kuasa kepada para pemberita Injil. Peran Roh Kudus membawa dampak berkembangnya dan pertumbuhan gereja. 


Pada akhirnya, Roh Kudus memberdayakan pemberitaan dengan bekerja di dalam dan di samping perkataan seseorang untuk menjadi saksi bagi Yesus Kristus —dan bukan melalui kepribadian atau keterampilan retorika pengkhotbah. 15 Pengkhotbahan tanpa kuasa Roh Kudus tidak akan pernah menghasilkan kehidupan yang diubahkan. Pertobatan dan kesediaan orang menerima Yesus Kristus adalah pekerjaan Roh Kudus. 


3. Pemberitaan Injil menghentikan PRAKTEK SIMONI.


Menyogok dengan uang untuk memperoleh Kasih Karunia yang diceritakan dalam Kisah Rasul 8:18-24 ini menjadi peringatan keras kepada gereja. Inilah yang disebut dengan "praktek Simoni". Ceritanya diawali dengan permintaan seorang bernama Simon, yang hendak memberikan uang kepada Rasul Petrus agar dia memperoleh kasih karunia penumpangan tangan seperti yang dimiliki oleh para Rasul


Peristiwa Simoni, bermula dari seorang bernama Simon yang dianm-diam memperhatikan ada suatu karunia yang dimiliki oleh para rasul setelah menumpangkan tangan: menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat dan orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, yang bisu dapat berbicara. semua karunia itu adalah semata-mata pemberian Roh Kudus. Mujizat seperti ini menarik baginya, dan Simon pun ikut dibaptis. Namun tujuannya ikut dibaptis adalah agar memiliki kasih karunia yang seperti dimiliki para rasul. Setelah dia dibaptis dia menjumpai rasul Petrus dan memohon kepadanya agar dia dapat memiliki karunia seperti yang dimiliki oleh para rasul. 


Kisah Rasul 8:18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,

8:19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus."


Ini suatu motif yang sangat unik dalam alkitab, karena kuasa Allah tidak dapat dibeli dengan uang, namun Simon nampaknya hendak memiliki kasih karunia atau kuasa Roh Kudus dengan menyogok Rasul Petrus dengan uang. Inilah suatu iman yang palsu; ikut menerima baptisan, menerima sakramen dan tujuannya memperdagangkan karunia dan kuasa itu untuk kepentingan diri sendiri. 


Atas permintaan Simon ini, Rasul Petrus bangkit dan mengecam keras Simon. Petrus berkata: 

20.... "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.

8:21 Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.

8:22 Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini;


Sikap keras dan tegas dari Petrus akan keingina Simon, yang kita sebut dengan praktek Simoni. Petrus mengutukinya dan binasa dengan segala uang yang dimilikinya. Kuasa Allah dan Kuasa Roh Kudus yang ada pada para hambaNya tidak dapat dibeli oleh uang. Karunia Roh adalah semata-mata pemberian Allah. 


Dinilah suatu peristiwa pada gereja mula-mula yang dicatat oleh Lukas penulis Kisah Para Rasul. Ada saja manusia yang oportunis dan membaptis diri untuk menerima kuasa Roh dengan tujuan bukan memuliakan Allah atau pelayanan sesuai dengan missi Allah, namun hendak memperoleh karunia dan Kuasa Roh dengan tujuan kepentingan ekonomi dan kepentingan diri. Inilah yang disebut dengan Praktek Simoni; praktek sogok dengan uang untuk menerima kuasa roh. Praktek Simoni dan segala modus yang sama dalam praktek yang berbeda harus dijauhkan dari pikiran orang percaya. karunia dan Kuasa Roh adalah pemberian Allah sendiri dan mesti dipergunakan untuk pelayanan yang tulus untuk memuji dan memuliakan Allah. Karunia tidak bisa diperdagangkan atau dibisniskan, kasih karunia adalah untuk kemuliaan Allah dan pelayanan bagi banyak orang dengan pamrih. 


Bukan saja dalam pelayanan gereja, praktek suap dalam bidang pekerjaan apapun harus dijauhkan dari seluruh orang percaya. Kita mesti kerja dan dari hasil pekerjaan kita itulah kita memperoleh berkat. Jangan ambil berkat orang lain untuk diri sendiri, masing-masing harus mensyukuri bahagian yang ditentukan Allah untuk dirinya. Nats ini mengajarkan kita agar menjauhkan diri dari segala praktek suap. 



Sahabat yang baik hati, kotbah minggu inimengingatkan kita akan amanat Tuhan Yesus kepada kita pribadi lepas pribadi, kita diutus untuk memberitakan Injil Kristus, memberitakan Firman Tuhan kepada semua orang dalam segala keadaan. Kita percaya Roh Kudus akan menyertai dan memenuhi orang percaya melakukan amanat ini. Kotbah mingguini juga mengingatkan kita semua bahwa pelayanan yang kita terima adalah pengabdian dan pelayanan yang tulus. Orang percaya, pelayan dan pekerja gereja buka. Menerima tugas atau karunia untuk mengumpulkan kekayaan tetapi mengumpulkan banyak orang untuk menerima Yesus Kristus sebagai Yuruselamat pribadi. AMIN



Salam dari kami

Pdt Nekson M Simanjuntak



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN

 Kotbah Minggu I Setelah Ephipanias Minggu, 12 Januari 2025 Ev. Kisah Rasul 8:14-25 DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN Selamat Hari Minggu! Sa...