KOTBAH MINGGU LETARE, 10 MARET 2024
Ev. Yohanes 3: 22-30
MELAYANI DENGAN KERENDAHAN HATI
Selamat Hati Minggu! Kotbah Minggu ini tertulis pada Yohanes 3,22-36 tentang kesaksian Yohanes Pembaptis. Yohanes menjadi dalam pengabdian dan pelayanan. Hidupnya dipersembahkan untuk mempersiapkan orang banyak menerima Yesus. Dia rendah hati dan seluruh pelayanannya semata-mata untuk memuliakan Tuhan. Bahi Yohanes Pembaptis, Yesus harus semakin besar dan dia harus semakin kecil.
Ketika Yesus tampil dengan murid-muridNya, rupanya di antara pengikut Yohanes Pembaptis memperhatikan pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat dimana Yedus membaptis banyak orang. Hal itu menggelisahkan murid-murid Yohanes karena menurut pemikiran mereka kedatangan Yesus dianggap sebagai rivalitas terhadap guru mereka. Maka murid-murid itu datang kepada Yohanes Pembaptis mempertanyakan perihal Yesus dan pelayananNya yang melakukan baptisan. Kehadiran murid-murid Yohanes Pembaptis mempertanyakan hal tersebut membuat persoalan terang benderang. Yohanes menjelaskan secara apik bahwa kehadiran Yesus dan murid-muridNya yang memulai pelayanan bukanlah rival atau sesuatu yang mesti diperdebatkan tetapi justru sesuatu yang harus disyukuri; ibarat kebahagiaan para sahabat melihat kebahagiaan pengantin yang bersukacita.
Selain itu, Yohanes Pembaptis menyadari betul akan tugasnya sebagai pendahulu, dia bukanlah mesias dia hanya perintis yang membuka jalan sebelum Mesias datang. Dia yang datang setelah Yohanes Pembaptis itulah Mesias yang ditunggu-tunggu. Peran Yohanes sebagai perintis dan pembuka jalan bagi Mesias; mempersiapkan jalan, meratakan bukit dan menutup lubang agar jalan Mesias yang ditunggu itu disambut dengan baik. Sama seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya dalam Yesaya 40:3-4 (TB) Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;
Yohanes Pembaptis lebih jauh memberikan kesaksian tentang Yesus yang sangat perlu diketahui para murid-muridnya dan sekaligus menyelesaikan masalah yang diperdebatkan oleh murid-muridnya.
1. Yohanes Pembaptis mencerahkan murid-muridnya
Yohanes 3:25 (TB) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.
Murid-murid Yohanes Pembaptis merasa terusik dengan kehadiran Yesus di Galilea yang melayani dan membaptis seperti yang dilakukan oleh gurunya. Kehadiran Yesus dan murid-muridNya di Yudea dianggap sebagai ancaman terhadap popularitas Yohanes Pembaptis. Sebagai murid pasti mereka bangga dan memfavoritkan gurunya, bukan? Apalagi gurunya sangat tersohor, tokoh yang sangat berani menyuarakan pertobatan, berkotbah di hadapan publik dan telah membaptiskan banyak orang. Telah banyak orang yang bertobat dan menyerahkan dirinya untuk dibaptis.
Namun kehadiran Yesus yang melakukan pekerjaan yang sama membuat mereka terkejut kok ada orang lain yang mengerjakan pekerjaan yang sama dengan gurunya. Bahkan mungkin lebih berkenan di hati banyak orang. Hal inilah membuat murid-murid Yohanes Pembaptis gusar dan berselisih dengan orang Yahudi.
Syukurlah murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepada gurunya menanyakan perihal Yesus dan pekerjaanNya. Jawaban yang mengejutkan dari Yohanes adalah itu bukan sesuatu yang dipertentangkan justru yang harus disyukuri. Kehadiran Yesus dan pelayanannya merupakan yang ditunggu-tunggu oleh Yohanes Pembaptis, karena Yesuslah Mesias yang ditunggu-tunggu. Kehadiran Yesus, ibarat sukacita seorang pengantin menantikan pengantin perempuan demikian sukacita Yohanes Pembaptis mendengarkan kehadiran Yesus memulai pelayananNya. Jadi kehadiran Yesus bukan sesuatu yang dipertentangkan atau dipermasalahkan tetapi sesuatu yang disyukuri karena waktunya telah tiba Yesus menjalankan missi Mesias di tengah-tengah umatNya.
Bagaimana Yohanes Pembaptis menjawab pertanyaan murid menjadi contoh menyelesaikan perselisihan. Yohanes pembaptis menghilangkan sikap bertentangan, meniadakan bermusuhan namun menjadi sahabat yang dinantikan karena tugas missi Allah. Apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis ini karena hidup dan pelayanannya semata-mata melayani, Yohanes tidak mengambil popularitas dirinya dsri pelayanan yang dilakukan, tetapi tulus dan murni untuk mengarahkan orang menyambut Mesias. Melayani bukan mencari ketenaran atau popularitas diri. Melayani adalah panggilan untuk kemuliaan Yesus Kristus.
Apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis ini perlah kira renungkan dalam konteks pelayanan dan pengabdian kita kini. Dimana ada saja perselisihan dan percekcokan terjadi dalam pelayanan semua itu karena ego, harga diri dan sikap bermusuhan yang dibangun untuk membenci orang lain (band. xenophobia: sikap bermusuhan dimana orang lain dianggap musuh). Menganggap diri benar yang lain salah, dia baik yang lain jahat. Sedikit berbuat baik ingin dihormati dan mengambil keuntungan diri dibalik pengabdian dan pelayanan. Keuntungan dimaksud bukan saja materi tetapi harga diri, pujian orang dan naiknya harkat dan martabat. Ingatlah jika ada orang yang melakukan hal demikian dalam pelayanan pada akhirnya akan kecewa, apa yang didapat bukanlah respek dan rasa hormat namun kebalikannya. Melakukan kebaikan dalam pelayanan dan pengabdian di dalam masyarakat haruslah tulus dan murni. Pengabdian dan pelayanan haruslah didasari dan disadari sebagai panggilan.
Yohanes Pembaptis memberikan jawaban yang jelas, sehingga apa yang menjadi perselisihan dikalangan muridnya semuanya terjawab. Murid-muridnya pun akhirnya menyadari bahwa apa yang dilakukan Yohanes bukanlah untuk popularitas sebagai panggilan. Pemgabdian untuk membesarkan nama Yesus.
Dari semua totalitas pengabdian dan pelayanan haruslah bertujuan memuliakan nama Yesus. Dia harus semakin besar, aku harus semakin kecil. Suatu prinsip yang harus dibangun setiap pelayan atau hamba Tuhan, dan jangan ada yang mengambil popularitas diri dibalik nama pelayanan. Biarlah nama kita tidak dikenang, namun kebaikan yang kita lakukan ada banyak lain bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan.
2. Prinsip Pelayanan: Yesus semakin besar, aku semakin kecil.
Jika Yohanes datang dengan membaptis dengan air, maka Yesus akan membaptis dengan Roh. Ini suatu kebenaran, dimana Yohanes membaptis dengan air sebagai tanda pertobatan, namun Kristus hadir untuk pengampunan dan penghapusan dosa serta berkuasa untuk menyelamatkan.
Menyadari pelayanan adalah panggilan dibuktikan dengan hasil yang dikerjakan. Yohanes melakukan pelayanan denagn tujuan: Yesus harus semakin besar dan dia harus semakain kecil. Kalimat singkat ini merupakan suatu prinsip pelayanan dari Yohanes Pembaptis yang sangat perlu diteladani setiap hamba Tuhan. Yohanes 3:30 (TB) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (He must increase, but I must decrease.). Prinsip pelayanan seperti ini merupakan suatu kesadaran yang mesti dimiliki semua pelayan atau yang menamakan diri hamba Tuhan, sehingga Yesus yang semakin dipermuliakan dan diagungkan. Pelayanan bukan mengambil kemuliaan diri dibalik pelayanan kepada Tuhan.
Dalam banyak hal, ada pelayanan yang mengatasnamakan Yesus namun bukan Yesus yang semakin dipermuliakan namun diri pelayan tersebut. Ini suatu kesaksian yang sangat berharga dalam prinsip pelayanan.
Dalam banyak hal sering pelayanan yang dilakukan dianggap sebagai investasi untuk dihormati, saat ada kesan tak dihormati akan mudah tersinggung dan dianggap tidak dihormati.
Dia semakin besar aku semakin kecil. Suatu prinsip yang harus diterapkan dalam pelayanan dan pengabdian di tengah masyarakat. Biarlah apa yang kita lakukan benar-benar sebagai suatu persembahan dan pengabdian tulus, pamrih dan tanpa ada ini itunya.
3. Otoritas pelayanan Yesus datang dari atas:
Untuk melengkapi kotbah Minggu ini, perlu juga kita kembangkan pada ayat berikut ini.
Yohanes 3:27-28 (TB) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Selanjutnya Yohanes mengatakan: Yohanes 3:35 (TB) Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. (The Father loveth the Son, and hath given all things into his hand.). Disini Yohanes menegaskan untuk meyakini Yesus itu adalah Anak Allah, yang datang untuk memberikan keselamatan bagi dunia. Tidak ada yang perlu diragukan karena Allah telah segala sesuatu telah dianugerahkan Allah.
Yohanes mendorong para muridNya untuk percaya kepada Yesus, karena barang siapa percaya kepadaNya akan memperoleh hidup yang kekal. Yohanes 3:36 (TB) Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."
Dengan penjelasan Yohanes di atas masalahnya menjadi terang benderang, konflik diantara mereka dapat diatasi. Yesus dan murid-murid bukankah sebagai rival tetapi sebagai pemenuhan dari apa yang dilakukan oleh Yohanes. Jawaban Yohanes terhadap murid merupakan suatu contoh pengelolaan konflik. Jika ada laporan yang mencurigai dan mempertanyakan kehadiran orang asing, tidak usah berpikir negatif atau menggangapnya sebagai ancaman atas kita. Tetapi pelajari dan teliti siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Bagi murid Yohanes yang menganggap kehadiran Yesus dan murid-muridnya sebagai rivalitas dan mengurangi otoritas Yohanes dapat dipahami dan dimengerti. Yohanes menegaskan bahwa ini adalah sukacita atau kebahagiaan baginya. Yesus harus semakin besar, dirinya harus semakin kecil. Yesus datang dsri atas dan merupakan bagian dari kehendak Allah. Yohanes mendorong mereka untuk percaya kepada Yesus agar memperoleh kehidupan yang kekal. Amin
Salam:
Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar