Pesta Paskah II (Perayaan Hari Kebangkitan Yesus Kristus II)
Ev. 1 Korintus 5:6-8
WASPADAI "RAGI" YANG MERUSAK KEHIDUPAN
Selamat Paskah II bagi kita semua! Sahabat yang baik hati. Kotbah pada Pesta Paskah kedua ini dipusatkan bagaimana kuasa kebangkitan Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah menjadi kekuatan bagi arang percaya menghadapi dan mewaspadai pengaruh yang merusak kehidupan. Pengaruh yang merusak kehidupan ini disebut dalam kotbah ini sebagai "ragi busuk" yang merusak.
Berbicara tentang ragi, ada dua makna ragi yang diceritakan Alkitab, khususnya kitab Perjanjian Baru. Disatu sisi ragi bermakna positip, hal itu kita temukan dalam pengajaran Tuhan Yesus tentanf hal Kerajaan Sorga seumpama ragi (Matius 3:33, Lukas 13:21 Lukas 13:21 (TB). Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."). Perumpamaan ini hendak menjelaskan pekerjaan Allah yang mengubah. Allah bekerja tidak kelihatan secara kasat mata namun melakukan perubahan, sebagai contoh peran ragi pada ubi; dari ubi keras menjadi tape yang lembut, mengubah ubi yang tak berasa berubah menjadi manis dan enak untuk dinikmati. Peran ragi dalam adonan roti yang biasa dikerjakan oleh ibu-ibu. Inilah contoh ragi dalam kehidupan sehari-hari yang mengubah sesuatu yang bermanfaat, berguna dan dapat dirasakan oleh oleh lain.
Namun disisi lain kata ragi berkonotasi negatip. Hal itu kita dapatkan pada nasihat Yesus kepada murid-muridNya agar berhati-hati terhadap ragi Farisi dan Sadusi. Matius 16:6 (TB) Yesus berkata kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki."
Dari peringatan Yesus ini ragi dipakai dengan arti kiasan yg mencerminkan pendapat lama tentang 'busuk dan menimbulkan kebusukan'. Yesus memperingatkan murid mengenai ragi orang Farisi, Saduki dan Herodes (Mat 16:6; Mrk 8:15). MaksudNya, kemunafikan Farisi dan pemahaman yg berlebihan akan yg lahiriah (Mat 23:14, 16; Luk 12:1), skeptisisme dan ketidaktahuan Saduki (Mat 22:23, 29), kebencian dan tipu daya politik Herodes (Mat 22:16-21; Mrk 3:6). Mungkin masih ada lagi catatan Alkita yang dapat kita temukan tentang ragi. Pada intinya menjelaskan kiasan tentang pengaruh pada orang lain jangan sampai ragi yang busuk merusak adonan yang baik.
Sahabat yang baik hati! Kotbah Minggu ini merupakan nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Korintus agar berhati-hati dan waspada terhadap ragi yang merusak. Kita diingatkan agar orang percaya waspada terhadap segala bentuk pengaruh yang merusak kehidapan orang percaya. Segala sifat dan sikap pribadi yang merusak, kesombongan dan tinggi hati, arogansi dan pemikiran yang menyesatkan orang lain haruslah ditanggkan. Perbuatan dan tindakan yang menindas.dan segala.bentuk kebijakan yang merusak sendi-sendi kehidupan patut dibuang. Sama seperti seorang perempuan membuat adonan yang baik sebagai bahan untuk membuat roti, agar adonan itu baik dan berguna seperti yang diharapkan dia harus memperhatikan dengan cermat jangan sampai ragi yang rusak dicampurkan pada adonan yang baik, yang dapat merusak dan menjadikan semya adonan busuk tak dapat lagi diolah menjadi roti atau makanan yang dapat dinikmati oleh orang lain.
Selain nasihat, jika kita baca keseluruhan pasal 5 ada kemarahan Paulus melihat perilaku yang sangat dia kecam dari kalangan jemaat Korintus, yaitu dosa seksual, kesombongan, percabukan dan dll (baca 1 Kor 5:1-2, 11) Perilaku itu harus dibuang karena kalau dibiarkan akan dapat mempengaruhi orang lain dan dampaknya dapat merusak tubuh Kristus.
Bagaimana kita merefleksikan peringatan Paulus ini dalam hidup kita?
1. Menjadi influenzer yang positip dan membangun.
Jika kita berangkat dari makna pengajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah seperti ragi. Maka kotbah ini mwngajak kita agar hadir memberikan pengaruh yang positip baginorsng lain. Istilah saat ini sangat populer dengan Influenzer, atau motivator atau menyemangati orang lain agar dapat memperbaiki hidup orang lain ke arah yang lebih baik. Dimana orang percaya hadir disitulah hendaknya memperbaiki keadaan. Hidup yang memaknai kebangkitan Kristus mampu mempengaruhi dan mengubah situasi buruk menjadi lebih baik.
Memaknai hidup orsng percaya menjadi pengafuh yang positip tentu pertama sekali maru bersyukur atas segala potensi diri kita yang ada: ada talenta, ada keahlian ada sdm yang dianugerahkan oleh Tuhan. Semua iti dapat kita persembahkan untuk sesuatu yang berguna baik bagi diri kita, keluarga kita dan juga orsng lain. Kita harus menyadari bahwa pitensi yang ada pada diri kita adalah energi yang positip dan baik untuk mengubah hidup kita. Hidup mengubah suatu kondisi yang tidak ada harapan menjadi penuh harapan. Atau mengubah suasana hambar dan tak ada kepedulian dan cinta kasih menjadi hangat dan setiap orang memiliki peran yang positip.
2. Waspadai ragi yang merusak
Seperti yang diingatkan oleh Yesus, hal yang sama Paulus menasihatkan jemaat Korintus agar berhati-hati dan waspada terhadap ragi yang merusak.
Paulus menyadsri ada siatuasi yang saling mempengaruhi di jemaat Korintus dan pengaruh itu bukan membangun perselutuan namun membuat mereka plterpecah belah yang satu dengan gang lain. Kehadiran orsng lain didasarkan pada sentimen dan fanatisme.pada kelompoknya sehingga ada kubu-kubu dan gap-gap yang membuag jemaat terpecah belah. Hal semacam itu adalag ragi yang merusak, ragi jahat dan ragi yang mengacaukan tubuh Kristus dari persekutuan yang damai menjadi hidup dalam saling berseteru.
Waspada terhadap ragi yang jahat, yang busuk dan merusak. Menjadi peringatan penting bagi warga jenaat agar dapat berpikir kritis dan analitis terhadap pengaruh yang negatif dan merusak yang membuat jemaat terpecah belah.
Saya perhatikan dalam suatu persekutuan selalu ada sikap-sikap yang antagonis yang merusak, saat ada orsng yang memiliki gagasan baik yang memperbaiki dan membangun.persekutuan selalu ada juga orsng yang antagonis menentsng hal baik. Ini.peringatan besar jangan sampai kita dipakai oleh kuasa iblis yang merusak persekutuan yang baik.
Sehubungan dengan itu baiklah kita menerima nasihaf dari rasul Petrus yangbtertulis dalam 1 Petrus 5:8 (TB) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Paukus sangat murka terhadap jemaat jika dirinya telah dipakai iblis jntuk.merusak persekutuan. Bahkan dengan tegas Paulus berkata dalam 1 Korintus 5:5 (TB) orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
Kemarahan Paulus ini sangat penting jangan sampai ada di kalangan jemaat menjadi alat kuasa Iblis yang merusak. Tetapi jadilah alat Tuhan yang memperbaiki.
3. Memelihara kemurnian hati
Dalam berbagai pengaruh Paulus menasihati agar jemaat memelihara kemurnian hati. Pauksu memakai istilah roti tak beragi. Menggambarkan umat Allah yang selamat dari periatiwa kematian anak sulung di Mesir. Memakan roti paskah yang tidak beragi merupakan perintah allah yang harus dituruti agar mereka selamat dari malaikat penjemput nyawa yang membunuh anak sulung di Mesir.
Makna roti tidak beragi yang diterima umat Allah pada peristiwa Paskah di Mesir menjadi nasihat yang baik yangbdapat kita maknai sebagai perintah Allah untuk orang percaya memelihara kemurnian hati. Kemurnian hati ini perlu agar terhindar dari siasat ragi yang jahat dan merusak. Jemaat harus hidup dalam kemurnian ajaran Alkitab, jangan mudah dipropaganda oleh berbagai ajaran dan aliran yang menyesatkan.
Jangan.mudah teesesat dan disesatkan, Paulus berkata pada 1 Tesalonika 5:21-22 (TB) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
Menjaga kemurnian hati ini sangat penting dan mendasar karena banyaknya berbagai rupa-rupa ajaran yang mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Kita diuji dari berbagai sudut: kebutuhan, harta dan kekayaan ekonomi, jabatan dan uasa dalam berbagai rayuan dan godaan. Saat kita lemah kita akan jatuh dan jauh dari Tuhan.
Selamat Paskah II bagi kita semua, kiranya ke bangkitan Kristus menjadi kekuatan bagi kita semua untuk melakukan pengaruh yang positip bagi orang lain.
Salam:
Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar