Sabtu, 22 Februari 2020

BERSERAH PADA PENGHARAPAN TUHAN

Kotbah Minggu, 23 Februari 2020
Nas: Mazmur 31:1-9

BERSERAH DALAM PERLINDUNGAN TUHAN

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati!  Mungkin kita pernah mengalami kondisi terdiam tak sanggup berkata apapun. Dalam bahasa Inggris disebut "speechless"  untuk menggambarkan suasana hati tak dapat berkata apa-apa lagi atas suatu kejadian atau peristiwa yang dialami seseorang. Seolah tak berdaya dan pasrah menerima apa adanya.  Bagaimana orang percaya menghadapi situasi demikian? Bagi orang percaya sekalipun tak ada lagi akal untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi, masih ada yang dapat dilakukan, yaitu: penyerahan diri dan pasrah kepada Tuhan. Biarkan Tuhan bertindak untuk memberikan jalan keluar atas persoalan hidup kita.

Demikianlah Daud dalam konteks Mazmur 31:1-9 ini mengalami berbagai tekanan dan beban hidup. Hidupnya tertekan dan terus dalam ancaman musuhnya. Daud pernah dikejar dan telah dikepung pasukan Saul, tak ada lagi ruang baginya untuk lolos. Daud tersesak dari seluruh penjuru mata angin, jiwanya merana, matanya telah sakit karena menangis. Daud merasakan sudah habis dalam duka. Mazmur 31:10 (TB)  (31-11) Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah.

Bagaimanakah Daud mengatasi segala pergumulan ini:

1. Menjadikan Tuhan sebagai benteng kekuatan dan kubu pertahanan.
Mazmur 31:2 (TB)  (31-3) sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!

Dalam semua pergumulan yang dihadapi. Daud tidak mengandalkan kekuatannya sendiri, namun mengundang  dan menjadikan Tuhan sebagai gunung batu dan kubu pertahanan.
Gunung batu dalam konteks gurung merupakan benteng dan tempat perlindungan dari badai gurun. Jika badai gurun menerpa pasir beritiup maka blakan menimbun dan mengubur apa saja yang dilaluinya Maka satu-satunya yang dapat menyelamatkan orang yang berjalan di badai gurun berlindung di balik gunung batu.
Sedangkan kubu pertahanan menjelaskan benteng dalam pintu gerbang kota. Kubu pertahanan adalah tempat berlindung para penjaga kota menghadang musuh. Semakin kuat kubu pertahanan suatu kota semakin sulit musuh untuk menerobos dan menahlukkan satu kota.

Demikianlah Daud dalam konteks ini menjadikan Tuhan sebagai gunung batu dan kubu pertahanan dalam mengahadapi segala pergumulan dan musuh-musuhnya.

2. Pasrah dan Menyerahkan Diri Pada Keputusan Tuhan.
Daud sudah habis akal dan tak tahu mengatakan apapun dalam.keadaan yang dialaminya. Maka Daud pasrah, menyerahkan diri dan  berseru: "ke dalam tanganMulah kuserahkan nyawaku." Nas ini adalah doa saat mengalami kesesakan, Daud pasrah dan menyerahkan hidupnya pada Tuhan. Dia sepenuhnya berserah kepada keputusan atas apa yang akan terjadi dalam hidupNya.

Ya Tuhan ke dalam tanganmu kuserahkan nyawaku. Doa ini menjadi doa yang umum bagi kalangan Yahudi saat menghadapi kesesakan dan bergumulan berat.

Kepasrahan ini memiliki dua makna:
Pertama, pengharapan bahwa di dalam Tuhan ada keselamatan dan jalan keluar. Keadaan sulit karena jangkauan berpikir yang terbatas, namun perbuatan Allah sungguh tidak terbatas seperti tertulis dalam 1 Korintus 2:9 (TB)  Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 

Kedua, doa ini adalah kebulatan hati menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Jika kesesakan ini menjadi akhir dari hidupnya, Pemazmur telah tenang karena sudah menyerahkan nyawanya kepada Tuhan.

Kepasrahan seperti itu kita lihat juga pada do Tuhan Yesus di kayu salib. Lukas 23:46 (TB)  Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. 
Demikian dengan Stefanus ketika dieksekusi mati dilempari dia berdoa menyerahkan nyawanya. Kisah Para Rasul 7:59 (TB)  Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaku. Pernyataan demikian lahir dari iman di dalam Tuhan ada jalan dan sekaligus memastikan jika kematian pun tiba, telah akan bersama-sama dengan Bapa dalam kehidupan yang kekal.

Sahabat yang baik hati!  Kotbah minggu ini menjadi doa kita semua dalam seluruh aktifitas, pergumulan dan beban hidup. Bila beban menekan dan pergumulan mendesak, jangan berputus asa. Pasrah sempurna bukan berarti tanda keputusasaan, tetapi suatu pengharapan dan kepastian di dalam Tuhan. Biarlah Tuhan yang memberkati apapun keputusan yang kita ambil dan biarlah kita pasrah menjalani keputusan Tuhan dalam hidup ini. Amen

Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...