https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5191732500898774/?sfnsn=wiwspmo
Kotbah Minggu Okuli
Minggu, 7 Maret 2021
Nas : Keluaran 20:1-11
*MENGASIHI DAN MENGUTAMAKAN DI MASA PANDEMI*
Selamat Hari Minggu!
Sahabat yang baik hati, hukum yang utama dan terutama bagi orang percaya adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Hukum ini berlaku dalam segala keadaan dan menjadi dasar orang beriman dalam kehidupan ini.
Pemberian Hukum Taurat bagi bangsa Israel berkaitan dengan pembentukan Israel menjadi umat Allah.
Pertama, Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir agar mereka menjadi bangsa yang bebas dan merdeka. Jika.mereka budak maka mereka tetap teriakan dengan tuan pemiliknya, maka Allah membebaskan bangsa Israel sekaligus merupakan tindakan penebusan Allah dari perbudakan Mesir dan menjadikan Israel sebagai milik kepunyaan Allah.
Kedua, sebagai milik kepunyaan Allah, mereka dilatih agar matang dan terampil menjalani kehidupan ini, baik dalam suka dan duka, dalam berkelimpahan dan kekurangan. Perjalanan Israel di Padang guruan adalah pelajaran umat Allah dalam "universitas kehidupan", terlatih dalam kesulitan dan tangguh dalam kesesakan. Jika kita check GPS bahwa garis lurus Mesir ke Israel hanya sekitar 800 KM. Mengapa Tuhan memakai kurun waktu melatih mereka sampai 40 tahun? Jawabnya adalah pembentukan umat Allah.
Ketiga Taurat diberikan membedakan umat Allah dengan bangsa lain. Israel memiliki tatanan hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan Tatan hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya. Bangsa Israel sebagai umat pilihan dan milik Allah hendaknya taat dan setia kepada Allah Pembebas dan Pemilik umatNya.
Dalam kotbah Minggu ini, sebelum Israel melanjutkan perjanan mereka menerima Dekalig atau kesepuluh perintah Allah. Kesepuluh perintah Allah ini dibacakan dihadapan seluruh umat Allah dan berjanji setia melakukannya. Melakukan hukum Taurat akan memperoleh berkat dan sebaliknya melanggar akan memperoleh hukuman.
*1. Allah adalah Pembebas*
Pembebasan dari perbudakan Mesir merupakan inisiatip Allah. Allah telah memperhatikan dengan sungguh-sungguh penderitaan umatNya di Mesir. Pembebasan itu menjadikan bangsa Israel menjadi manusia merdeka. Tetapi kemerdekaan mereka itu adalah terikat dengan rencana Allah yaitu: hidup setia menuruti kehendak Allah.
Keluaran 20:2 (TB) "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
Itulah sebabnya setelah peristiwa pembebasan dilanjutkan dengan pemberian hukum Taurat. Tujuannya adalah sebagai umat Allah mereka harus hidup Kudus berbeda dengan bangsa-bangsa asing. Mereka harus dipagari Dengan perintah-perintah, pagar-pagar itu dapat membatasi pengaruh asing ke dalam dan sebaliknya.
Allah membebaskan umatNya agar umatNya sungguh-sungguh menjadi milikNya, umat yang Kudus dihadapan Allah.
*2. Mengasihi dan Mengutamakan Allah*
Hukum Taurat bagi Yahudi menjadi miliki pusaka melebihi dari apapun. Sikap dan perbuatan mereka sehari-hari diukur dengan ketaatan melakukan Hukum Taurat. Jika kita baca kitab Tawarikh dan kitab Raja-raja seluruh raja yang memerintah di Israel dinilai ketaatannya dari kesetiaan mereka melakukan hukum Taurat.
Melakukan hukum Taurat menjadi kebahagiaan bagi mereka dan syarat menjadi hidup bahagia (Baca Mas 1:1-3). Sebaliknya, kealpaan terhadap hukum Taurat akan mendapatkan hukuman.
Kritik inilah yang disampaikan oleh nabi-nabi ditengah-tengah kehidupan Israel.
Kecintaann bangsa Israel kepada hukum Taurat melebihi dari apapun. Hukum Taurat bagi mereka adalah yang terutama dan yang utama. Itulah membuat bangsa Israel berpikir "legalis," segala sesuatu diukur dari hukum Taurat. Cara berpikir legalis ini dapat kita lihat dengan dialog-dialog Yesus dengan kaum Farisi dalam PB.
Cara berpikir legalis kadang menjadi buta menafsirkan Taurat secara hurufiah.
Demi ketaatan kepada hukum Taurat kadang menjadi lupa akan pesan utama dari Taurat itu sendiri. Sebagaimana dialog Yesus dnegan kaum Farisi:
Markus 2:27 (TB) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
Perintah Allah yang disampaikan dalam Kel 1-11 ini merupakan perintah kepada bangsa Israel untuk.mengutamakan Allah dalam hidup mereka dan mengasihi Allah dengan segenap hati, akal dan kekuatan mereka.
Larangan-larangan berisi: Jangan membuat bagi patung, jangan menyembahnya, jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan sembarangan dan larangan lainnya semuanya bertujuan untuk mengutamakan Allah. Allah Israel, satu-satunya Allah yang harus disembah dan dipuja. Dialah Allah pencipta dan pemelihara ciptaanNya. Dialah Allah yang membebaskan Israel dan pemilik umatNya. Allah menghendaki umatNya setia kepadaNya.
Benar apa yang disampaikan oleh Yesus bahwa hukum yang utama dan terutama adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Matius 22:37-39 (TB) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
*3. Umat Yang Beribadah*
Ayat 8-10 merupakan perintah agar umat Allah adalah umat yang beribadah.
Keluaran 20:8 (TB) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
Beribadah berarti juga mengingat Tuhan yang bekerja selama enam hari mencipta segala sesuatu dan beristirahat pada Sabat.
Perintah beribadah ini merupakan perintah agar manusia tidak hanya mempergunakan waktu yang Tuhan beri memenuhi kebutuhan hidup. Manusia bukanlah mesin yang terus menghasilkan yang berguna baginya, namun manusia harus beristirahat untuk menyegarkan dirinya dengan beribadah kepada Tuhan.
Manusia yang beribadah barati manusia yang mengingat Tuhan dalam hidupNya. Hal ini menjadi penting bagi kita di jaman ini, dalam berbagai kesibukan apapun itu marinpergunakan waktu Istirahat anda
Sahabat yang baik hati! Bagi saya kotbah Minggu ini menjadi penting di masa pandemi ini. Bagaimana kesetiaan kita kepada Allah dalam larangan untuk bersekutu di rumah ibadah karena protokol kesehatan. Gereja telah melakukan pelayanan Ibadah virtual apakah kita sungguh-sungguh melakukan ibadah?
Saya bersyukur jika kotbah ini menyapa kita di masa pandemi Covid 19 ini agar kita lebih sungguh-sungguh mengasihi Allah dan mengutamakan Dia dalam hidup kita.
Tuhan memberkati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar