Kamis, 11 Maret 2021

BAHAGIA ORANG YANG DIAMPUNI DOSANYA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/5213060308765993/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 12 Maret 2021


KEBAHAGIAAN ORANG YANG DIAMPUNI DOSANYA


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 32:2 (TB) : Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!


Psalm 32:2 (KJV) : Blessed is the man unto whom the LORD imputeth not iniquity, and in whose spirit there is no guile.


Kebahagiaan adalah dambaan semua orang tanpa terkecuali, karena dan tak seorangpun  yang tidak menginginkan kebahagiaan dalam hidup di dunia ini. Dan kebahagiaan sejati tercapai manakala kita memiliki relasi yang harmoni dengan Allah. Sukacita dan damai sejahtera Allah akan melingkupi orang yang memiliki hubungan intim dengan Sang Penciptanya. Namun dosa pemberontakan kita merusak hubungan kita dengan Allah sekaligus merenggut kebahagiaan itu membawa kita ke dalam ragam penderitaan baik tubuh maupun rohani yang berujung maut. Perasaan menderita yang amat sangat itulah yang menghantui dan mencekam jiwa Daud sang Pemazmur di dalam nats hari ini akibat dosa yang berkepanjangan di dalam dirinya. Rasa bersalah dan rasa takut yang terus menekan jiwanya membuat dia gelisah sepanjang dosa itu melekat padanya. Namun jerat derita itu terlepas ketika Daud dalam datang kepada Tuhan mengakui kesalahan dan dosanya, dan Tuhan pun mengampuninya. Penderitaannya pun seketika berganti dengan kebahagiaan. Daud menemukan kembali kebahagiaan karena diampuni dosanya.


Sahabat yang baik hati, kita harus akui bahwa salah satu kelemahan mendasar dalam keseharian hidup kita manusia adalah sulit terlepas dari kesalahan-kesalahan kedosaan. Apakah melalui bentuk kebohongan, kesombongan, iri hati, ketidak-lemahlembutan, menipu dan menyakiti hati, membenci, rasa dendam, kemunafikan, dan lain sebagainya, yang kesemuanya mendukakan hati Tuhan sekaligus menjauhkan kita dari-Nya. Pengalaman berharga yang bisa kita petik dari pengalaman Daud mengajarkan kepada kita paling tidak ada 3 hal, yaitu: 


Pertama, jangan membiarkan dosa tetap bertengger di dalam diri kita karena pasti akan merusak kesehatan tubuh dan jiwa kita akibat tekanan perasaan bersalah, atau perasaan takut atau lainnya yang dapat menimbulkan stres, depresi dan berujung sakit yang merusak jasmani dan rohani. Dalam artian bahwa kesalahan dan dosa yang mengendap apalagi bertumbuh subur dalam diri kita pasti membuat kita sangat tidak bahagia, bahkan berkat dan damai sejahtera Allah pun menjauh dari kita.  

Dosa itu akan membuat kita lemah dan lelah, menjadi beban yang berat seperti terik panas yang mengeringkan sampai ke seluruh tulang. Juga kita harus ingat bahwa tidak ada setitik noktah pun yang tersembunyi di hadapan Allah. Semuanya terang benderang bagi-Nya!  


Kedua, segeralah  kita mengakui dengan tulus dan jujur dengan rasa menyesal akan kesalahan dan dosa-dosa yang kita perbuat kepada Tuhan agar kita diampuni dan terbebas dari dosa. Dosa adalah penyakit yang mematikan dan membinasakan yang segera harus disembuhkan hanya oleh Tuhan Yesus, Tabib Agung kita. Tuhan yang penuh rahmat dan belas kasihan adalah Maha Pengampun yang mau menerima penyesalan kita dan mengampuni dosa-dosa kita, memulihkan kita.


Pengampunan adalah anugerah Allah, dan itu karena kasih Allah semata.  Ketiga, sebagai anak-anak Allah, pertobatan harus diikuti dengan itikad tidak berbuat dosa lagi, dan berjalan dalam kebenaran Firman Allah, karena itulah yang dikehendaki-Nya.


Sahabatku, persoalannya sekarang adalah, bagaimana respon kita masing-masing yang diberikan kebebasan memilih di kehidupan keseharian kita. Apakah kita mau datang kehadapan Allah dengan rasa menyesal untuk mengaku dosa dan kesalahan kita sebagai syarat menerima pengampunan dari Allah? Bukankah kita meyakini kematian Kristus menebus dosa, pelanggaran, dan membebaskan kesalahan kita yang beriman kepada-Nya? Allah akan memandang kita sebagai orang-orang yang dibenarkan. Kesalahan kita sudah tidak lagi diperhitungkan oleh karena Kristus telah menanggung hukuman dosa-dosa kita di kayu salib. Itulah dasar kita menghadap hadirat Allah, bersekutu dengan Allah, bahkan diangkat sebagai anak-anak-Nya, oleh karena kita mendapat berkat pengampunan.  Inilah kebahagian sejati umat kristiani dimana kita dapat berelasi dengan Bapa Sang Pencipta melalui Kristus. 


Sahabat yang baik! Mari dengan kerendahan hati membuka hati untuk mengakui kesalahan, bertobat untuk kemudian hidup jujur dan benar di hadapan Tuhan, dan melangkah senantiasa bersama Tuhan!


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Tim Penukis Renungan Page Pdt. Nekson Simanjuntak - TEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...