FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Kamis, 01 April 2021
“TAAT KEPADA KEHENDAK ALLAH”
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:
Matius 26:39b (TB) "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Matthew 26:39b (KJV) O my Father, if it be possible, let this cup pass from me: nevertheless not as I will, but as you will.
Setiap orang tentunya menginginkan kehidupan yang enak, baik, penuh dengan kebahagiaan, rasa aman, sukacita dan tawa. Tidak seorangpun dari kita yang menginginkan agar penderitaan demi penderitaan menimpa kehidupan kita. Justru kita senantiasa berusaha sekuat tenaga agar terhindar dari penderitaan dalam hidup ini. Mari sejenak kita memposisikan diri kita dalam posisi Yesus Kristus yang diperhadapkan dengan penderitaan dan kematian yang tidak akan lama lagi dialami-Nya. Bagaimanakah perasaan kita? Apakah yang akan kita lakukan jika kematiaan kita telah di depan mata? Tentu perasaan kita sangat sedih, takut, khawatir, tidak rela untuk berpisah dengan keluarga dan orang-orang yang kita kasihi.
Dalam nas ini, kita menyaksikan apa yang dilakukan Yesus untuk menyongsong kematianNya dan bagaimana perasaan Yesus kala itu. Yesus bersama Simon Petrus, Yohanes dan Yakobus anak Zebedeus pergi ke taman Getsemani. Yesus berdoa di sana. Yesus merasakan kesedihan yang sangat mendalam, seperti mau mati rasanya (Mat.26:38). Dia berkata kepada ketiga muridNya yang turut serta denganNya, agar berjaga-jaga dengan Dia. Yesus merasakan ketakutan sebagaimana ketika manusia hendak menghadapi kematian. Yesus merasakan dan mengungkapkan keinginanNya yang wajar untuk luput dari kematian itu. Namun, Yesus juga mengungkapkan kesediaanNya dalam menerima kehendak Allah Bapa. Jadi, jelas yang dilakukan Yesus ketika mendekati kematianNya adalah: “Berdoa”. Apa isi doa Yesus? Inilah yang menjadi renungan hari ini: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Mat.26:39b). Yesus mengungkapkan permohonanNya dari hati terdalam.
Cawan adalah penderitaan yang akan dialami Yesus menuju kematianNya di kayu salib. Yesus merasakan seutuhnya apa yang dirasakan manusia ketika menjelang kematian. Yesus akan mengalami penderitaan, siksaan, cambuk, hinaan sampai lambungNya ditikam hingga Ia menghembuskan nafasNya menuju kematian di kayu salib. Yesus mengetahui bahwa “Cawan penderitaan” itu tidak mungkin berlalu dari diriNya, Dia akan menghadapiNya segera seperti yang dikehendaki oleh Allah Bapa. Apa yang akan dialami Yesus telah dinubuatkan sejak lama. Yesus mengetahui apa yang akan terjadi pada diriNya, yaitu mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia. Matius 26:24 “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan, Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan”.
Cawan penderitaan Yesus menjadi cawan berkat bagi kita orang-orang berdosa sebab dengan demikian dosa-dosa kita telah diampuni di dalam Yesus melalui kematianNya. Yesus telah menjadi kurban perdamaian kita di hadapan Allah. Dia telah menebus dosa-dosa kita.
Melalui doa Yesus di taman Getsemani ini, kita diajak untuk merenungkan dan menghidupi firman Tuhan:
-Berdoa:
Doa adalah nafas hidup orang percaya. Sebagai orang percaya hendaknya kita meneladani ketaatan Yesus saat akan menghadapi kematianNya. Yesus tidak melarikan diri atau bersembunyi. Dia mengetahui tak seberapa lama lagi orang-orang yang akan menangkapNya akan tiba.Tetapi, yang dilakukan Yesus adalah berdoa. Dia memberi waktu khusus berdoa di tempat yang sunyi, jauh dari keramaian. Fokus kepada permohonanNya. Sementara ketiga orang murid yang diminta oleh Yesus untuk berjaga-jaga itu pun tertidur lelap tanpa beban. Yesus berdoa dengan permohonan yang sama sampai tiga kali sebelum Ia ditangkap. Ini menunjukkan kesungguhan dalam diriNya, dalam ketakutan Yesus tetap berdoa. Dengan berdoa, tunduk dan taat kepada Allah Bapa, Ia memperoleh keberanian untuk bangkit dan menerima cawan penderitaan itu. Cawan yang menjadi berkat dan penebusan manusia berdosa. Jadi, kita juga harus meneladani Yesus. Dimana Yesus sungguh-sungguh hidup di dalam doa. Sebagai orang percaya, kita juga harus berdoa, baik dalam sukacita maupun dukacita. Kita harus semakin mendekatkan diri kita kepada Allah Bapa. Ketika kita menghadapi ketakutan dan pergumulan hidup ini, ketika kita berdoa maka kita akan memperoleh keberanian dan keteguhan iman di dalam Tuhan. Sebagaimana juga yang pernah dialami oleh raja Daud ketika menghadapi musuh dan sangat dekat dengan kematian, dia berdoa kepada Allah: Ke dalam tanganMulah kuserahkan nyawaku… (Mazmur 31:6). Demikianlah, kita akan memperoleh keberanian dalam menakhlukkan ketakutan-ketakutan kita, termasuk kematian itu.
-Berserah
Berserah berarti menyerahkan seluruh totalitas kehidupan kita ke dalam tangan Allah Bapa seperti doa Yesus: “…tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Setiap manusia memiliki kehendak yang berbeda-beda di dalam hidup ini (free will). Ketika kita berdoa di hadapan Allah, kita harus menyerahkan diri dan hidup kita seluruhnya kepadaNya. Jangan pernah memaksakan kehendak kita kepada Allah, karena Allah adalah Pencipta kita, kita manusia adalah bagian dari ciptaan tanganNya. Dalam doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, Dia pernah berkata: Jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga (Mat.6:10). Jadi, yang terjadi adalah kehendak Allah Bapa, bukan manusia. Demikian juga Yesus menunjukkan kepada kita, ketaatanNya kepada Allah Bapa. Bukan kehendak kita, bukan kehendak manusia yang terjadi melainkan kehendak Allah Bapa. Ketika kita berdoa dan mengungkapkan segala permohonan kita kepada Allah, kita harus tunduk, taat, merendahkan diri dan berserah sepenuhNya kepadaNya, sebab kita yakin Allah memiliki rencana terindah bagi kita. Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). Jadi, marilah kita mempercayakan kehidupan kita ini ke tangan Allah Bapa. Sebab Allah Bapa jauh lebih mengetahui apa yang terbaik di dalam kehidupan kita. Dia telah menyediakan keselamatan bagi kita orang berdosa di dalam AnakNya Yesus Kristus Juru Selamat kita.
Mari kita berserah kepada kehendak-Nya.
KJ 364:1 “Berserah kepada Yesus”,
Berserah kepada Yesus tubuh, roh dan jiwaku;
kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus.
Aku berserah, aku berserah;
kepadaMu, Juru S’lamat, aku berserah!
Tuhan memberkati kita, Amin.
Salam Passion
Dari Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak-RN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar