Topik:
MENJADI MURID YESUS: MEYANGKAL DIRI DAN MEMIKUL SALIB
Nats: Matius 16:24-28
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, nats kotbah minggu ini mengingatkan kita akan arti dan hakekat seorang murid Tuhan Yesus. Menyegarkan panggilan kita masing-masing dalam berbagai kesibukan dan aktifitas kita agar semuanya dalam rangka suatu perjalanan ziarah iman yaitu: mengikut Yesus.
Jika kita baca nats kotbah ini, mengikut Yesus membutuhkan suatu keberanian untuk mengambil keputusan dan menerima segala konsekwensinya. Apalagi mengikut Yesus dalam konteks Perjanjian Baru merupakan suatu keputusan untuk hidup di jalan yang sulit dan sesak dan penuh penderitaan (Mat 7:13-14). Sebelum mengajak para murid, Yesus terlebih dahulu memberitahukan tantangan dan penderitaan yang akan dialami oleh pengikut Yesus (baca Mat 16:21-23). Namun sekalipun menjadi pengikut Yesus sulit bahkan beresiko kehilangan nyawa akan memiliki upah yang besar. Sebaliknya untuk apa kita memiliki seluruh isi dunia ini namun kehilangan nyawanya? Menjadi pengikut Yesus adalah memenangkan nyawa kita sendiri dalam jaminan keselamatan di dalam pengorbanan Yesus Kristus.
Sekarang marilah kita ambil beberapa pelajaran penting dan berharga dari kotbah ini, menjadi pengikut Yesus dan segala konsekwensinya
1. Azas Menjadi Murid Yesus:
Kita semua dipanggil untuk menjadi murid Yesus. Undangan ini terbuka bukan merupakan suatu paksaan. Ini yang harus penting dicatat bahwa dalam sejarah penyebaran kekristenan tidak ada pemaksaan apalagi dengan perang. Sekalipun tidak dipaksa seharusnya pilihan untuk mengikut Yesus sesungguhnya mutlak karena tujuan akhirnya adalah tujuan yang hakiki dalam diri setiap orang yaitu keselamatan ada dalam Yesus Kristus.
Apakah asas dasar dari mengikut Yesus? Disini ada tiga azas yang kita kutip:
a. Menyangkal diri
Menyangkal diri dalam bahawa Inggris "let him deny himdelf", terjemahannya adalah biarlah dia melawan diri sendiri. Melawan diri sendiri adalah pekerjaan yang paling sulit. Di dalam diri manusia ada ego, ego ini berisi tentang banyak hal keinginan diri, hawa nafsu dan ekspektasi akan hidup kita sendiri. Manusia bekerja keras bahkan mengambil keputusan yang radikal sekalipun mau demi mencapai keinginan sendiri. Namun barang siapa hendak mengikut Yesus harus mau melawan dirinya sendiri, melawan keinginannya sendiri, ekspektasi yang berorientasi pada diri sendiri diubah 180 derajat menjadi berpusat dan berorientasi kepada Kristus. Menyangkal diri adalah pekerjaan yang mengubah orientasi hidupnya yang berpusat pada ego (diri) kepada theos (Tuhan),
Meyangkal diri berarti pengorbanan, mau mengorbankan hak dan miliknya sendiri dipersembahkan demi kehendak Allah. Menyangkal diri bersri mau mengutamakan orang lain. Menyangkal diri juga adalah tindakan mengosongkan diri sebagaimana Kristus yang mengosongkan diri (Fil 2:7-8). Wujud pribadi yabg mengosongkan doro adalah merendahkan diri.
b. Memikul Salib
Mengikit Yesus bersedia memilkul salib. Kita semua memiliki beban yang harus dipikul. Seberat apapun beban yang salam hidup harus dipikul dengan penuh tanghung-jawab hingga setia sampai akhir. Ini menunjukkan suatu tugas berat bagi seorang yang murid Yesus memiliki tanggung jawab dan hidup setia. Berani memikuk tanggung jawab yang besar sekalipun memiliki resiko.
Setiap orang percaya memiliki salub dannkuk masing-masing yang dbebankan Tuhan baginkita. Pikullah dengan penuh tanggunjawab. Memikul salib bukan seringan seorang menenteng rantang nasi sebagai bekal serapannya di ladang. Memikul salib bukan seperti seorang officer atau pekerja kantoran yang menenteng tas dengan gagah. Tetapi memikul salib adalah mengerjakan kehidupan atau passion yang ditetap pada diri kita masing-masing dengan penuh syukur dan tanggung jawab.
Memikul salib tarmaktub juga di dalamnya ketaatan. Taat sampai mati seperti Kristus taat sampai mati di kayu salib. Berat memang, kita dari diri sendiri tidak akan kuat melakukannya, namuntugas ini hanya mampunkita lakukan karena dimampukan Yesus. Di dalam Yesus kuk yang kita pikul menjadi ringan (Band Mat 11:28)
c. Mengikut Yesus
Kemana pun Yesus mengajar, selalu banyak yang mengikutinya. Jika kita searching motivasi mengikut Yesus kebanyakan hanya untuk memenuhi kepentingan diri: kesembuhan, ingin melihat tanda dan mujizat (kepuasan mata), mendengar kotbah yang enak dan lebut di dengar dan ada pula yang mengikut Yesus hanya ingin mendapat makan apalagi setelah Yesus melakukan mujizat dengan memberi makan 5000 orang dengan dua ikan dan lima roti.
Mengikut Yesus adalah mengikut jejak Yesus. Jejak langkah yang telah Yesus lakukan, jejak langkah itulah yang kita ikut. Yohanes 13:15 (TB) sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
Yesus telah memberikan teladan dalam: kelemah lembutan, kesetiaan, pekerjaan baik, kerendahan hati hingga pengorbanan. Semua hidup yang yang telah ditunjuukkkannya harus kita teladani dalam hidup ini. Itulah sebabnya Paulus berkata: Filipi 2:5 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2. Jangan Kuatir: Kuatir Membuat Kita Kehilangan. Salahbsatu sifat manusia adalah perhitungan untung dan rugi. Orang tidak akan mau berlwlah bahwa apa yang dilakukannya adalah suatu kerugian. Menjadi murid Yesus menurut perhitungan dan resiko mungkin bagi sebahagian orang adalah suatu kerugian, maka demi menyelamatkan diri karena resiko menjadi seorang murid bisa saja orang berbalik. Dengan menyangkal Kristus dia telah kehilangan nyawanya sendiri. Itulah sebabnya Yesus berkata: Matius 5:10-11 (TB) Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Dalam kasus lain, ada orang yang menyangkal imannya karena ingin memiliki jabatan dan kekayaan di dunia ini. Dalam hal ini Yesus berkata: Matius 16:26 (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
3. Berpengharapan Yang Pasti
Hal yang terakhir dari kotbah ini, kita diingatkan agar tetap berpengharapan dan setia menunggu kedatangan Yesus dalam kemuliaan. Takutlah akan penghakiman akhir, ketika Yesus datang semua orang akan mempertanggung jawabkan hidupnya di hadapan Allah. Yesus Kristuslah hakim yang agung untuk memberikan hukuman akhir. Hal inilah yang kita imani barang siapa yang percaya kepada Yesus Kristus dan menjadi murid Yesus akan diselamatkan dan sebaliknya barang siapa yang tidak percaya akan kena hukum.
Sahabat yang baik hati! Hari inimkita semua dipanggil menjadi murid Kristus. Menjadi murid Kristus meyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Jadilah murid yang setia dan taat hingga akhir. Tuhan telah menyediakan mahkota kehidupan bagi kita.
Salam
#Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar