Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 05/07/2018
Mazmur 24:1-2 (TB) Mazmur Daud. TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
Psalm 24:1-3 (RSV) A Psalm of David.
The earth is the LORD's and the fulness thereof, the world and those who dwell therein;
for he has founded it upon the seas, and established it upon the rivers.
Pengerukan hasil bumi telah lama dilakukan oleh manusia terlebih lagi ketika zaman industri pertambangan. Manusia berlomba untuk menguasai hasil bumi dan perut bumi lewat tambang-tambang raksasa hingga munculnya kolonialisme. Masyarakat Eropa mengeksplotasi sumber-sumber daya alam dari jajahan belahan dunia Asia, Afrika dan A.Latin. Lama muncul kesadaran bahwa dampak dari setiap tambang yang merusak alam mulai dikecam setelah umat manusia merasakan dampak dari kerusakan lingkungan. Etikus Kristen pun mulai mengecam segala bentuk eksplotasi alam yang berdampak buruk pada kelangsungan hidup dan kerusakan lingkungan maka muncullah etika bumi.
Etika bumi adalah upaya kesadaran umat manusia untuk lebih menghargai alam dan lingkungan. Gereja menggali dasar Alkitab akan tugas dan tanggung jawab manusia terhadap alam. Maka syarat-syarat tambang yang semakin ketat dengan data analisis dampak lingkungan hidup diberlakukan. Al Gore misalnya dalam "An Inconvenient Truth" gencar mengkampanyekan keadaran lingkungan akan dampak pemanasan global (global warming). Dampaknya terjadi perubahan iklim, meningkatnya suhu, lapisan ozon menipis, meningkatnya permukaan laut bahkan yang paling mengkuatirkan adalah melelehnya es di kutub Utara dan Selatan akan mendatangkan bencana yang hebat pada umat manusia. Pemanasan global tak terhindari, namun bisa diperlambat dengan mengkampanyekan gaya hidup manusia yang ramah lingkungan, tehnologi yang berbasis lingkungan dan mendorong negara-negara untuk membuat regulasi dengan memperketat perambahan hutan dan penyebab polusi.
Stephen Hawkins seorang yang didaulat orang terpintar di dunia sains (ilmu pengetahuan), merekomendasikan manusia harus mencari planet lain untuk tempat tinggal baru karena bumi ini akan mengalami kerusakan yang tak terkendalikan. Beliau telah meninggal pemikirannya sangat dihargai oleh fisikiawan dunia. Bagaimana kita melihat kerusakan bumi ini? Sesungguhnya Alkitab telah memberikan pesan yang sangat berharga agar manusia memiliki etika terhadap bumi: menekankan bumi dan segala isinya milik Tuhan. Kita adalah penatalayan Tuhan di dunia ini.
Bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan, dunia beserta yang hidup di dalamnya milik Tuhan. Kepemilikan Tuhan atas bumi dan dunia beserta segala isinya seharusnya menyadarkan kita bahwa manusia bukan lemilik tapi hanya sebagai penatalayan yang bertanggung jawab pada pemilik. Jika kita bukan pemilik maka seharusnya kita hanya sebagai penumpang yang diberikan ijin untuk tinggal di bumi. Tuhanlah pemilik segalanya, kita hanya orang yang diberikan ijin untuk tinggal di dunia ini. Maka seharusnya kita harus menghargai ketetapan-ketetapan Tuhan atas segala milikNya.
Sahabat yang baik hati! Renungan hari ini mengingatkan kita semua bahwa bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan. Tidak ada hak dan wewenang manusia untuk merusak alam ini. Sama seperti kita memiliki sesuatu barang yang berharga tentu kita tidak berterima jika ada orang merusaknya. Demikianlah kita memahami bumi ini dan segala isinya bahwa semua ini milik Tuhan, jika terus dirusak makan Tuhan bisa marah dan murka. Marilah mulai berpikir untuk lebih menghargai alam dan mengubah pikiran agar menghentikan segala bentuk yang merusak alam dan lingkungan hidup. Bumi ini dan segala isinya milik Tuhan.
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan pada hidup saudara. Amin
Salam
#Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar