Sabtu, 31 Oktober 2020

PEMBAHARUAN SPIRITUALITAS DI MASA COVID

 Kotbah Minggu XXI Stlh Trinitatis, 

Minggu 1 November 2020

Nats: 2 Raja-raja 23:1-14


PEMBAHARUAN SPIRITUALITAS DI MASA COVID


selamat Hari Minggu dan Salam Reformasi! Sahabat yang baik hati, kemarin 31 Oktober 2020 kita mengenang 503 tahun gerwkan reformasi Marthin Luther. Suatu gerakan iman yang mengembalikan kemurnian gereja, praktek-praktek gereja yang telah menyimpang dsri ajaran Alkitab dikembalikan oleh Marthin Luther. Dari semua dalil Marthin Luther yang ditempelkan di Katedral Witternberg dapat disimpulkan kepada Sola Gratia (keselamatan adalah anugerah), Sola Fide (hanya oleh iman) dan Sola Scriptura (Alkitab sebagai sumber kebenaran). 

Kiranya semangat reformasi ini tetap bergelora dalam kehidupan kita semua untuk memberikan arah perjalanan hidup kita dan perjalanan kehidupan bergereja kita. Sebagai gereja yang reformasi kita harus ikut menghidupi semboyan: "ekklesia reformanda semper reformata" - kehidupan yang senantiasa diperbaharui. 


Kotbah minggu ini menceritakan sebuah prakarsa iman yang luar biasa dari raja Yosia. Yehuda telah diancam kepunahan, mereka terhimpit dalam berbagai kekuatan asing dan krisis yang parah. Menyelamatkan bangsa yang dilanda krisis ini adalah reformasi. Pembaharuan kehidupan berbangsa dan beragama di kerajaan Yehuda.


Raja Yosia adalah raja yang masih sangat muda dalam pemerintahan yang berlangsung di kerajaan Israel, hal yang unik dan spesifik dari raja Yosia adalah hampir semua raja Israel dan Yehuda mengecewakan hati Allah, Amon bapa raja Yosia, Manasye adalah leluhur/ompung dari raja Yosia adalah pelaku-pelaku kejahatan dihadapan Allah (2 rajaraja 21-22). Semuanya mengecewakan Tuhan, mereka mendirikan Asyera, Ball dan mendirikan altar berhala.  Yosia tidak mengikuti apa yangbdilakukan ayah dannkakeknya itu namun dia mencari Tuhan dan melakukan perubahan besar bagi bangsa Israel. Inilah keistimewaan Yosia, sekalipun muda namun melakukan perubahan besar bagi bangsa Israel. Yosia tidak larut dan terbenam oleh keadaan, tetapi hadir sebagai pembaharu yang mengubah keadaan. Dia tidak mengutuki keadaan, tetapi bergerak membenahi satu persatu kepada situasi baru yang diharapkan. 


Jika kita baca teks kotbah tadi ada empat hal reformasi Yosia, yakni:

1. Mengumpulkan dan merawat Kitab suci yang akan menjadi pedoman dalam kehidupan bangsa Israel selanjutnya. Taurat dan Kitab Suci menjadi dasar segala kebijakan dalam kerajaan Yosia. Dia menata kembali Bait Allah dan membuat ruangan khusus untuk tempat bagi Taurat dan gulungan-gulungan Kitab Suci. 

2. Melenyapkan segala praktek berhala dengan membongkar semua altar penyembahan yang dibangun oleh ayahnya Amon dan Manasye leluhurnya (ompunya. Seluruh patung Asyera, patung Baal dan altar penyembahan berhala diruntuhkan oleh Yosia, dibakar dan debunya dibuang ke sungai Kridron. Yoasi tidak mau ada sisa-sisa berhala tertinggal di tengah-tengah umat Allah.

3. Mengembalikan jati diri bangsa Isarel dengan berpegang teguh/komitmen terhadap janji untuk setia beribadah dan melakukan sepenuhnya hukum Taurat Allah. Sebagaimana Musa mengambil sumpah bangsa Isrsel setia memelihara Taurat demikian Yosua tampil membawa umat Allah untuk setia memelihara hukum Taurat dan kitab suci. 

4. Memberdayakan imam, dalam memelihara taurat dan kita suci serta memurnikan peribadahan di tengah-tengah umat Allah. Yosia memberdayakan imam. Dia tidak melakukannya sendiri tetapi memberdayakan orang lain untuk mendukung kebijakan Yosia. 


Bagi Yosia pembaharuan bukan saja sebuah slogan yang enak di didengar dan di ucapkan tetapi butuh komitment dan kesungguhan hati mewujudkannya, konsekwen dan setia pada janjinya.  Raja Yosia melakukan reformasi dengan agenda kerja yang baik. Warisan buruk dari raja Amon dan Manasye tak penghalang baginya melakukan reformasi keagamaan: sinkritisme, penyembahan berhala, formalisme agama dll kepada ibadah yang sungguh-sungguh. 


Setelah Yosia membaca kitab Suci yang ditemukan oleh Imam Hilkia (2 Rajaraja 22: 8), maka dengan kesadaran iman dia segera mengoyakan bajunya (2 Raj 22: 11) sebagai tanda duka citanya dan rasa hormatnya akan kitab Turat yang ditemukan kembali dibait Allah. Dengan Kitab taurat yang ditemukan itulah raja Yosia melakukan pembaharuan/perubahan dalam semua sendi kehidupan Israel, dia melakukannya pertama dengan perubahan pola Ibadah dan mengikisi tuntas penyembahan berhala dari kehiduoan umat Allah. 


Yosua juga berdoa kepada Tuhan, memohon keselamatan atas segala kehilafan dan kesalahan masa lalu. Dia berharap Tuhan akan mengampuni Yehuda dan berjanji memelihara Taurat Tuhan dan kitab suci dengan setia mereka berjanji dihadapan Tuhan untuk menaati dan menajalankan firmanNya. Sebagai pemimpin Yosia berkomitmen menegakkan janji bangsa Israel untuk setia kepada Allah leluhur mereka.  Dengan firman Allah yang menolong dan memimpin bangsa itu dari masa ke masa. 


Saudara-saudari yang terkasih ada bebarapa point yang berharga dalam khotbah ini untukmkita jadikan sebagai bahan refleksi untuk memperbaharui spiritualitas kita. 


1. Iman kita tidak tergantung kepada orang-orang sekitar kita, tetapi dari kesungguhan hati pribadi. Orang beriman tidak akan larut dalam.keadaan namun akan memperbaharui keadaan untuk.lebih baik. Lihatlah Yosia, ayah dan kakeknya adalah penyembah berhala namun dia tidak mau menurut itu.  Setelah menemukan sumber kebenaran yaitu Taurat dan kitab suci Yosia melakukan perubahan. 


2. Bergegaslah membenahi kehidupan, mau dirubah dan memperbaharui diri serta menyelamatkan umat Allah dsri krisis. Setelah menemukan kitab Suci, Yosia tidak tinggal, dia bergerak melakukan transformasi dan memberdayakan orang yang menolong dia melakukan perubahan. Usaha-usaha dilakukannya dengan merubuhkan segala bentuk berhala dan mengikisnya dari kehidupan umat Allah. Yosia mengembalikan praktek ibadah dan penyembahan yang murni kepada Allah Israel. 


3. Kesetiaaan dan komitmen akan selalu di uji sepanjang masa. Apa yang dilakukan oleh Yosia tercatat dalam buku sejarah Israel. Yosia setia dalam semangat reformasi sampai meninggal. 


4. Di masa pandemi covid ini perubahan apa yang harus kita lakukan? Benar covid telah mengubah kehidupan beragama dan kehidupan sosial kita, beribadah dirumah, virtual, live streaming yang mudah bergeser. Aktofotas di tengah sosial masyarakat berubah total, jaga jarak, pake masker dan penuhi protokol covid. 


Dalam kehidupan spiritualitas, sangat banyak tantangan untuk beribadah dengan khusuk karena berbagai tantangan, signal, paket, jaringan, media dll. Apakah ini akan menjadi alasan bagi kita untuk menjadikan kehidupan spiritualias kita menurun? Jangan jadikan pandemi covid menjadi alasan untuk mengabaikan kebenaran, surut dari peribadahan dan mengabaikan tugas dan tanggungjawab kita tak berbuat apa-apa dalam hidup ini.  Jangan pula membenarkan diri dan menyalahkan orang lain dengan dalih pandemi covid. Tuhan Maha Tahu, siapa tahu dalam keadaan ini Tuhan menguji kita untuk mengasah nalar dan potensi kita untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan. 


Reformasi Josia menjadi inspirasi di masa pandemik ini.  Yosia tidak menyalahkan keadaan warisah ayah dan kakeknya tetapi tampil menjadi pembaharu dan mengubah keadaan umat Allah menjadi setia kepada Tuhan. 


Selamat hari minggu, salam reformasi!


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...