Minggu, 11 Oktober 2020

MENDIRIKAN MEZBAH BAGI TUHAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Senin 12 Oktober 2020


MENDIRIKAN MEZBAH BAGI TUHAN


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Keluaran 24:4 (TB)"Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua 12 tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel."


Exodus 24:4 "And Moses wrote all the words of the Lord. And he rose early in the morning, and built an altar at the foot of the mountain, and twelve pillars according to the twelve tribes of Israel."


Penyampaiaan Firman Allah kepada bangsa Israel melalui Musa di Gunung Sinai merupakan momen penting. Peristiwa tersebut bisa dikatakan sebagai pengalaman penebusan terbesar sejarah PL dalam membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir dan dari dosa pemberontakan mereka menuju tanah perjanjian. Firman Allah itu diberikan dengan maksud, (a) mengatur tingkah laku, (b) menegaskan apa dosa itu, (c) menunjukkan kepada Israel kecenderungan mereka melanggar kehendak Allah dan melakukan kejahatan, dan (d) membangkitkan kesadaran mereka akan perlunya pengampunan, kasih karunia, dan penebusan Allah. Mereka harus taati dalam kesetiaan kepada Tuhan Allah selaku pemilik mereka. Memang pada saat itu seluruh umat pilihan-Nya itu merespon serentak: "Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami lakukan dan akan kami dengarkan" (ayat 3 dan 7), bahkan respon tersebut itu diikuti pendirian mezbah dan 12 tugu serta diikat oleh perjanjian dengan persembahan kurban. 


Namun dalam perjalanannya, bangsa yang dijuluki tegar tengkuk itu seringkali gagal memenuhi komitmennya, sebab kerap kali mereka memberontak dan mendukakan hati Allah. Memang keselamatan dalam PL tidak pernah dilandaskan pada kesempurnaan dalam menaati perintah-perintah Allah. Akan tetapi melalui penyediaan pengampunan bagi mereka yang melanggar perintah Allah, yang dengan sungguh-sungguh kembali dalam pertobatan dan iman kepada pengampunan Allah dan penyediaan perdamaian oleh darah yang akan digenapi dalam PB dengan kedatangan Yesus Kristus.


Pertanyaannya, bagaimana kita umat percaya masa kini yang telah menerima keselamatan secara cuma-cuma merespons Firman Allah? Adakah kita bertekad melakukan Firman-Nya dalam setiap tarikan nafas dan langkah hari lepas hari? Adakah kita termotivasi dan konsisten berpegang pada pengharapan penggenapan janji-Nya? Untuk menjawabnya perlu kita berkontemplasi diri guna merenungkan dan menyadari dimana posisi persis diri kita atas Firman yang menyatakan kehendak Allah bagi perilaku kita. 


Melalui Firman, umat percaya belajar bagaimana Allah menginginkan umat-Nya hidup benar terhadap Allah dan terhadap sesama manusia. Kita umat percaya yang sudah diselamatkan sepantasnya lah menanggapi Firman Allah dengan ketaatan dan rasa syukur kepada Allah. Menaatinya bukanlah soal sekadar menaati peraturan-peraturan yang tampak, tetapi juga menuntut tindakan hati, menuntut adanya kebenaran rohani batiniah yang terungkap dalam keadilan dan kekudusan yang terpancar dari diri umat percaya. Baik dalam PL maupun PB, kepercayaan yang terarah kepada Allah dan Firman-Nya dan kasih yang mendalam terhadap Dia hendaknya menjadi landasan untuk menaati perintah-perintah Allah. Israel umat pilihan Allah gagal justru dalam hal ini. Mengapa? Tidak lain karena seringkali kepercayaan dan kasih kepada Allah, dan keinginan untuk berjalan pada jalan-Nya tidak dijadikan motivasi yang kokoh. Dalam artian bangsa Israel mengejarnya bukan  karena iman. Padahal, ketaatan kepada Allah dari hati yang penuh kasih akan menghasilkan kehidupan berlimpah-limpah dan berkat-berkat berharga dari Tuhan. Orang percaya menaati hukum moral Allah karena mereka telah diciptakan menurut gambar-Nya.


Perlu disadari bahwa Firman dan Hukum Tuhan adalah kasih. Di loh hati kita Tuhan telah memeteraikan hukum-Nya. Kalaupun kita bolak-balik gagal kayak seterikaan seperti halnya umat Israel, namun janganlah pernah putus asa. Kita dalam kerendahan hati harus teguh dan gigih berjuang melalui doa-doa memohon pertolongan Roh Kudus untuk memampukan kita taat dan setia sampai tiba saatnya. Kita harus tetap tinggal dalam lingkaran kasih Allah yang senantiasa terus merindukan dan menantikan kedatangan Kristus dalam kemuliaan-Nya yang abadi kelak. Respons tersebut hendaknya lahir dari hati yang rela, tulus tanpa merasa terpaksa yang tercermin dalam tindakan konkrit di kehidupan keseharian. Pola hidup ini hendaknya ditumbuh-kembangkan dalam kehidupan pelayanan Gereja, keluarga ataupun pribadi. 


Dalam konteks demikian, pandanglah Firman Tuhan dalam Alkitab bukan hanya sebatas kumpulan kisah, perintah, atau janji indah dan lainnya tanpa mengimani dan menghayatinya sebagai wujud kehadiran Tuhan yang mendekati kita umat pilihan yang dikasihi-Nya. Penghayatan seperti ini akan membuat kita senantiasa mensyukurinya dan dengan sukacita melakukannya dalam damai sejahtera Tuhan. Namun apabila memandangnya sebagai kumpulan peraturan, dipastikan hanya akan menjadikannya beban berat, dan niscaya kegagalan dan kejatuhan iman akan membayangi kita terus sepanjang hidup.


Oleh karena itu, marilah belajar membangun disiplin diri untuk hidup taat dan setia kepada Tuhan di semua aspek kehidupan. Ketaatan dan kesetiaan kepada Sang Mesias haruslah menjadi gaya hidup Kristiani kita. Kasihilah dan muliakanlah nama Tuhan Yesus serta sedia melakukan hukum, ketetapan dan Firman-Nya. Maka hidup kita dipastikan bahagia dan selalu dilingkupi oleh kemuliaan Tuhan. Walaupun itu bukan berarti bebas dari penderitaan dan terpaan gelombang badai duniawi! Ingatlah, hukum dan perintah-Nya memberikan arah dan tuntunan kepada kita agar dapat menjalani hidup baik dan benar dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama sesuai standar Allah. Melalui hukum dan perintah Tuhan, kita dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah dan relung hati kita!


Sahabatku yang baik hati! Hidup ini hanyalah sementara dan amat singkat, paling 70 atau 80 tahunan. Mumpung masih diberi kesempatan, marilah bertekad memenangkan pertandingan iman kita hingga mencapai garis finish! Imani lah, di seberang kehidupan sana,  pintu rumah Bapa sorgawi telah terbuka menunggu orang-orang yang dikasihi dan mengasih-Nya atas kasih karunia-Nya. Itulah visi Kristiani sejati!


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Tim Admin - TMN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...