Sabtu, 31 Oktober 2020

PEMBAHARUAN SPIRITUALITAS DI MASA COVID

 Kotbah Minggu XXI Stlh Trinitatis, 

Minggu 1 November 2020

Nats: 2 Raja-raja 23:1-14


PEMBAHARUAN SPIRITUALITAS DI MASA COVID


selamat Hari Minggu dan Salam Reformasi! Sahabat yang baik hati, kemarin 31 Oktober 2020 kita mengenang 503 tahun gerwkan reformasi Marthin Luther. Suatu gerakan iman yang mengembalikan kemurnian gereja, praktek-praktek gereja yang telah menyimpang dsri ajaran Alkitab dikembalikan oleh Marthin Luther. Dari semua dalil Marthin Luther yang ditempelkan di Katedral Witternberg dapat disimpulkan kepada Sola Gratia (keselamatan adalah anugerah), Sola Fide (hanya oleh iman) dan Sola Scriptura (Alkitab sebagai sumber kebenaran). 

Kiranya semangat reformasi ini tetap bergelora dalam kehidupan kita semua untuk memberikan arah perjalanan hidup kita dan perjalanan kehidupan bergereja kita. Sebagai gereja yang reformasi kita harus ikut menghidupi semboyan: "ekklesia reformanda semper reformata" - kehidupan yang senantiasa diperbaharui. 


Kotbah minggu ini menceritakan sebuah prakarsa iman yang luar biasa dari raja Yosia. Yehuda telah diancam kepunahan, mereka terhimpit dalam berbagai kekuatan asing dan krisis yang parah. Menyelamatkan bangsa yang dilanda krisis ini adalah reformasi. Pembaharuan kehidupan berbangsa dan beragama di kerajaan Yehuda.


Raja Yosia adalah raja yang masih sangat muda dalam pemerintahan yang berlangsung di kerajaan Israel, hal yang unik dan spesifik dari raja Yosia adalah hampir semua raja Israel dan Yehuda mengecewakan hati Allah, Amon bapa raja Yosia, Manasye adalah leluhur/ompung dari raja Yosia adalah pelaku-pelaku kejahatan dihadapan Allah (2 rajaraja 21-22). Semuanya mengecewakan Tuhan, mereka mendirikan Asyera, Ball dan mendirikan altar berhala.  Yosia tidak mengikuti apa yangbdilakukan ayah dannkakeknya itu namun dia mencari Tuhan dan melakukan perubahan besar bagi bangsa Israel. Inilah keistimewaan Yosia, sekalipun muda namun melakukan perubahan besar bagi bangsa Israel. Yosia tidak larut dan terbenam oleh keadaan, tetapi hadir sebagai pembaharu yang mengubah keadaan. Dia tidak mengutuki keadaan, tetapi bergerak membenahi satu persatu kepada situasi baru yang diharapkan. 


Jika kita baca teks kotbah tadi ada empat hal reformasi Yosia, yakni:

1. Mengumpulkan dan merawat Kitab suci yang akan menjadi pedoman dalam kehidupan bangsa Israel selanjutnya. Taurat dan Kitab Suci menjadi dasar segala kebijakan dalam kerajaan Yosia. Dia menata kembali Bait Allah dan membuat ruangan khusus untuk tempat bagi Taurat dan gulungan-gulungan Kitab Suci. 

2. Melenyapkan segala praktek berhala dengan membongkar semua altar penyembahan yang dibangun oleh ayahnya Amon dan Manasye leluhurnya (ompunya. Seluruh patung Asyera, patung Baal dan altar penyembahan berhala diruntuhkan oleh Yosia, dibakar dan debunya dibuang ke sungai Kridron. Yoasi tidak mau ada sisa-sisa berhala tertinggal di tengah-tengah umat Allah.

3. Mengembalikan jati diri bangsa Isarel dengan berpegang teguh/komitmen terhadap janji untuk setia beribadah dan melakukan sepenuhnya hukum Taurat Allah. Sebagaimana Musa mengambil sumpah bangsa Isrsel setia memelihara Taurat demikian Yosua tampil membawa umat Allah untuk setia memelihara hukum Taurat dan kitab suci. 

4. Memberdayakan imam, dalam memelihara taurat dan kita suci serta memurnikan peribadahan di tengah-tengah umat Allah. Yosia memberdayakan imam. Dia tidak melakukannya sendiri tetapi memberdayakan orang lain untuk mendukung kebijakan Yosia. 


Bagi Yosia pembaharuan bukan saja sebuah slogan yang enak di didengar dan di ucapkan tetapi butuh komitment dan kesungguhan hati mewujudkannya, konsekwen dan setia pada janjinya.  Raja Yosia melakukan reformasi dengan agenda kerja yang baik. Warisan buruk dari raja Amon dan Manasye tak penghalang baginya melakukan reformasi keagamaan: sinkritisme, penyembahan berhala, formalisme agama dll kepada ibadah yang sungguh-sungguh. 


Setelah Yosia membaca kitab Suci yang ditemukan oleh Imam Hilkia (2 Rajaraja 22: 8), maka dengan kesadaran iman dia segera mengoyakan bajunya (2 Raj 22: 11) sebagai tanda duka citanya dan rasa hormatnya akan kitab Turat yang ditemukan kembali dibait Allah. Dengan Kitab taurat yang ditemukan itulah raja Yosia melakukan pembaharuan/perubahan dalam semua sendi kehidupan Israel, dia melakukannya pertama dengan perubahan pola Ibadah dan mengikisi tuntas penyembahan berhala dari kehiduoan umat Allah. 


Yosua juga berdoa kepada Tuhan, memohon keselamatan atas segala kehilafan dan kesalahan masa lalu. Dia berharap Tuhan akan mengampuni Yehuda dan berjanji memelihara Taurat Tuhan dan kitab suci dengan setia mereka berjanji dihadapan Tuhan untuk menaati dan menajalankan firmanNya. Sebagai pemimpin Yosia berkomitmen menegakkan janji bangsa Israel untuk setia kepada Allah leluhur mereka.  Dengan firman Allah yang menolong dan memimpin bangsa itu dari masa ke masa. 


Saudara-saudari yang terkasih ada bebarapa point yang berharga dalam khotbah ini untukmkita jadikan sebagai bahan refleksi untuk memperbaharui spiritualitas kita. 


1. Iman kita tidak tergantung kepada orang-orang sekitar kita, tetapi dari kesungguhan hati pribadi. Orang beriman tidak akan larut dalam.keadaan namun akan memperbaharui keadaan untuk.lebih baik. Lihatlah Yosia, ayah dan kakeknya adalah penyembah berhala namun dia tidak mau menurut itu.  Setelah menemukan sumber kebenaran yaitu Taurat dan kitab suci Yosia melakukan perubahan. 


2. Bergegaslah membenahi kehidupan, mau dirubah dan memperbaharui diri serta menyelamatkan umat Allah dsri krisis. Setelah menemukan kitab Suci, Yosia tidak tinggal, dia bergerak melakukan transformasi dan memberdayakan orang yang menolong dia melakukan perubahan. Usaha-usaha dilakukannya dengan merubuhkan segala bentuk berhala dan mengikisnya dari kehidupan umat Allah. Yosia mengembalikan praktek ibadah dan penyembahan yang murni kepada Allah Israel. 


3. Kesetiaaan dan komitmen akan selalu di uji sepanjang masa. Apa yang dilakukan oleh Yosia tercatat dalam buku sejarah Israel. Yosia setia dalam semangat reformasi sampai meninggal. 


4. Di masa pandemi covid ini perubahan apa yang harus kita lakukan? Benar covid telah mengubah kehidupan beragama dan kehidupan sosial kita, beribadah dirumah, virtual, live streaming yang mudah bergeser. Aktofotas di tengah sosial masyarakat berubah total, jaga jarak, pake masker dan penuhi protokol covid. 


Dalam kehidupan spiritualitas, sangat banyak tantangan untuk beribadah dengan khusuk karena berbagai tantangan, signal, paket, jaringan, media dll. Apakah ini akan menjadi alasan bagi kita untuk menjadikan kehidupan spiritualias kita menurun? Jangan jadikan pandemi covid menjadi alasan untuk mengabaikan kebenaran, surut dari peribadahan dan mengabaikan tugas dan tanggungjawab kita tak berbuat apa-apa dalam hidup ini.  Jangan pula membenarkan diri dan menyalahkan orang lain dengan dalih pandemi covid. Tuhan Maha Tahu, siapa tahu dalam keadaan ini Tuhan menguji kita untuk mengasah nalar dan potensi kita untuk melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan. 


Reformasi Josia menjadi inspirasi di masa pandemik ini.  Yosia tidak menyalahkan keadaan warisah ayah dan kakeknya tetapi tampil menjadi pembaharu dan mengubah keadaan umat Allah menjadi setia kepada Tuhan. 


Selamat hari minggu, salam reformasi!


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RS

Kamis, 29 Oktober 2020

KASIH PERSAUDARAAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 30 Oktober 2020


“MENGASIHI KARENA ALLAH TERLEBIH DAHULU MENGASIHI KITA”


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan:


1 Tesalonika 4:9 (TB)  Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.


1 Thessalonians 4:9 (KJV)  But as touching brotherly love ye need not that I write unto you: for ye yourselves are taught of God to love one another.


Berbicara tentang kasih dan mengasihi bukanlah hal yang baru dan asing bagi orang Kristen, karena kasih merupakan hukum yang utama dan terutama yang telah lama diwariskan dalam iman Kristen. Orang Kristen terpanggil dan memiliki tanggungjawab untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Matius 22:37-39) sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Yesus. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya (1 Yoh.4:20). Jadi, dengan kata lain, kasih bukanlah sebatas ucapan atau kata-kata, tetapi haruslah dibuktikan dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. 


Demikianlah Rasul Paulus telah terlebih dahulu menasihati Jemaat Tesalonika agar mereka senantiasa hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah serta hidup dalam kasih yang telah diajarkan kepada mereka. Nasihat kepada jemaat Tesalonika ini juga merupakan nasihat bagi kita orang Kristen zaman sekarang. Kita juga terpanggil untuk melakukan kasih dalam kehidupan kita sehari-hari. 


Secara umum, ada empat jenis kasih yang diwariskan dalam iman Kristen, yaitu:

-Kasih Storge: kasih karena ikatan darah, misalnya antara orangtua dan anak dan sebaliknya anak terhadap orangtuanya atau ikatan darah lainnya.

-Kasih Philia: kasih karena ikatan persaudaraan yang di dalamnya ada emosi dan kesetiakawanan. Kasih yang mendasari hubungan teman ini juga sifatnya tidak stabil, buktinya dapat terjadi permusuhan antar teman dekat sekalipun.

-Kasih Eros: kasih yang didasari oleh perasaan, emosi dan kehangatan di antara lawan jenis. 

-Kasih Agape: kasih yang tertinggi, karena di dalamnya ada kasih ilahi. Kasih ini hanya dimiliki oleh orang yang sudah menerima kasih sejati yang ada dalam Kristus Yesus.


Dalam nas ini, kata kasih yang digunakan adalah Philadelphia yaitu kasih persaudaraan, yang dapat diartikan kasih terhadap teman, sahabat, relasi yang telah dianggap sebagai saudara sendiri. Memang hukum kasih yang kedua adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Jadi, jemaat mula-mula di Tesalonika terpanggil untuk mengasihi oranglain sebagai saudara mereka sendiri. Paulus sendiri dengan tegas mengatakan bahwa tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepada mereka lagi karena mereka sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah (ay.9). Mengapa Paulus mengatakan bahwa dirinya tidak perlu mengingatkan jemaat Tesalonika tentang kasih dan mengasihi? Ya, karena jemaat Tesalonika telah terlebih dahulu membuktikan kasih mereka  terhadap saudara-saudara mereka yang berada di Makedonia yang memerlukan bantuan (ay.10). Tetapi, meskipun demikian Paulus tak henti-hentinya memotifasi jemaat Tesalonika untuk terus menerus tetap berbuat kasih, bahkan semakin meningkatkan kualitas kasih mereka terhadap saudara-saudaranya dan orang lain. Ungkapan Paulus dalam teks 1 Tesalonika 4:9 ini bukan semata-mata pujian belaka atau hanya mengangkat derajat jemaat Tesalonika, tetapi Paulus ingin meningkatkan semangat jemaat dalam berbuat kasih. 


Mengapa mereka dan kita orang Kristen harus senantiasa berbuat kasih?

a. Kasih tidak cukup dituliskan dan dikatakan, tetapi harus dibuktikan melalui perbuatan.

Paulus sangat menghargai dan memuji perbuatan kasih yang dilakukan oleh jemaat Tesalonika. Itu ia lakukan bukan semata-mata karena kebaikan mereka, tetapi lebih ingin menonjolkan kasih karunia Allah. Dimana dengan kasih karuniaNya, Allah sendiri telah mengajari orang percaya untuk berbuat kasih: kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah (ay. 9). Jadi, siapapun yang telah melakukan perbuatan baik, itu bukan karena kebaikan dirinya sendiri, namun ia telah terlebih dahulu menerima pembelajaran dari Allah yang mengajarinya untuk berbuat kebaikan, terutama kasih dan mengasihi. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1 Yoh.4:8). Jadi hanya orang yang mengenal kasih Allah yang mampu mengasihi sesamanya sebagai seorang saudara.

b. Terpanggil untuk mengasihi karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita. 

Jemaat Tesalonika telah membuktikan perbuatan kasih mereka kepada saudara-saudara mereka yang berada di Makedonia, di luar Tesalonika. Mereka tidak hanya mengasihi saudara-saudara yang sewilayah, seregional, atau sedaerah dengan mereka. Tetapi kasih itu tidak terbatas ruang dan waktu, tetapi kasih melampau ruang dan waktu. Sehingga mereka mampu mengasihi orang yang jauh dari mereka. Jika mereka telah mampu mengasihi orang yang jauh, tentu mereka telah terlebih dahulu mengasihi orang-orang terdekat mereka. Jadi, kasih itu luas, tidak sempit. Jadi, jangan pernah membatasi kasih Allah dan kasihmu kepada orang lain, jika kita dapat melakukannya. Kasih tidak dibatasi oleh suku, ras, agama, regional dan sebagainya. Inilah yang telah dibuktikan oleh jemaat Tesalonika yang harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. 

Jadi, Allah telah memanggil kita umatNya untuk hidup dalam kasih yang sesungguhnya yaitu kasih Allah. Kasih tidak egois, inilah yang harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing, karena Yesus sendiri telah membuktikan ketidakegoisanNya dengan rela mati di kayu salib untuk menebus semua orang berdosa (Yoh.3:16). Kasih Kristus inilah yang harus kita teladani dalam kehidupan kita. Rasul Paulus juga mengatakan bahwa Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain…(1 Kor.13:4 dst).

c. Teladanilah apa yang baik, jangan pernah berhenti melakukan kasih!

Pengalaman jemaat Tesalonika menjadi teladan bagi kita orang Kristen zaman sekarang. Rasul Paulus sendiri tidak lama berada di Tesalonika, hanya tiga kali hari Sabat (Kis.17:2), kira-kira tiga minggu lamanya. Meskipun waktu Paulus sangat singkat, ia menggunakan waktunya dengan baik untuk menanamkan iman Kristen terutama kasih pada jemaat Tesalonika. Jadi, jemaat Tesalonika ini dapat menjadi model gereja yang bertumbung dan berkembang dalam kasih Kristus. Gereja yang hidup dan bertumbuh harus dapat menjadi berkat bagi dunia, bukan hanya memikirkan dirinya sendiri. 


Sahabat yang baik hati! Jadi, marilah kita mengasihi, karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita (1 Yoh.4:19). Pendapat Paulus dalam teks ini sangatlah benar, bahwa orang Kristen sebebnarnya tidak perlu lagi diajari tentang kasih, karena sudah terlebih dahulu menerima kasih terbaik dari Allah dalam diri Yesus Kristus. Kiranya kita senantiasa memohon kekuatan dari Allah untuk melakukan kasih terbaik dalam hidup kita. Selamat mengasihi!


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Salam


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - RN

Rabu, 28 Oktober 2020

MENELADANI KASIH ALLAH

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 29 Oktober 2020


MENELADANI KASIH ALLAH DALAM HIDUP ANTAR SESAMA


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


2 Korint 8: 9

Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya.


2 Corinthians 8:9 (NIV)

For you know the grace of our Lord Jesus Christ, that though he was rich, yet for your sake he became poor, so that you through his poverty might become rich.


Sahabat yang baik hati, pernahkah kita menyadari betapa besar kasih Allah bagi kita? Sebagai wujud kasihNya, Allah bahkan rela mengorbankan diriNya dengan menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus, disalibkan dan mati demi menyelamatkan kita dari dosa. Yesus rela menderita agar kita beroleh sukacita. Itulah bukti kasihNya.


Menurut Paulus, bukti kasih Allah inilah yang harus diteladani oleh orang Kristen yang percaya padaNya. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus mencoba mengingatkan dan menggugah hati jemaat Kristen agar dapat menunjukkan responsnya terhadap kasih Allah itu melalui perbuatan kasihnya kepada sesama. Dalam hal ini, Paulus secara khusus ingin agar jemaat Korintus mau tergerak hatinya membantu jemaat Kristen di Yerusalem yang saat itu sedang dalam kesusahan hidup. 


Paulus juga mencontohkan apa yang telah dilakukan oleh jemaat Makedonia, yang bahkan dalam segala kekurangan dan keterbatasan hidup mereka, tetap tergerak hatinya untuk memberi bantuan kepada jemaat di Yerusalem yang sedang berkekurangan. Padahal menurut Paulus, awalnya jemaat Makedonia justru tergerak memberikan bantuan karena meneladani sikap jemaat Korintus yang telah bersedia untuk membantu jemaat Yerusalem, namun kenyataannya, bantuan itu tidak mereka realisasikan.


Hal inilah yang membuat Paulus kembali mencoba menyadarkan jemaat Korintus, bahwa memberi bantuan kepada sesama itu justru adalah bagian dari wujud kasih kepada Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi mereka. Paulus ingin agar jemaat Korintus menyadari betapa besarnya pengorbanan Allah untuk manusia, Ia bahkan rela menjadi miskin agar umatNya menjadi kaya. Artinya, kasih Allah bukanlah kasih yang hanya dibibir saja, kasihNya diwujudnyatakan dalam aksi nyata bahkan dengan rela mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan umat manusia. Jika Allah telah sebegitu besarnya mengasihi umatNya, maka selayaknyalah umat manusia meneladaninya dengan hidup saling  mengasihi satu dengan yang lain. 


Sahabat yang baik, ungkapan kasih hanya akan menjadi kata yang indah didengar dan tidak berarti, jika itu hanya sekadar ucapan belaka. Kasih hanya akan dirasakan jika ia diwujudnyatakan melalui aksi/perbuatan nyata. Untuk itu, tentu dibutuhkan kerelaan hati dan pengorbanan agar perbuatan kasih itu benar-benar dapat dirasakan.


Sahabat yang baik, tidak jarang kita berlaku seperti jemaat Korintus yang hanya mampu mengasihi orang lain di mulut saja, tanpa mewujudkannya dalam aksi nyata. Bahkan berbagai alasan seringkali kita lontarkan sebagai pembelaan atas absennya kita berbuat kasih pada orang lain. Contohnya, ketidakmampuan ekonomi, kesulitan hidup dan perasaan bahwa kita belum layak membantu karena kita pun masih butuh bantuan. Padahal, sebenarnya keterbatasan hidup tidak dapat mematikan kasih yang ada di dalam diri kita. Seperti Yesus yang berkorban menjadi miskin agar kita menjadi kaya, demikianlah kita juga harus mau berkorban dengan senantiasa mau berbagi kasih kepada sesama walau dari keterbatasan kita. Sebab kasih yang sesungguhnya ialah ketika kamu mampu memberi dari keterbatasanmu.


Sahabat yang baik hati, percayalah orang tidak pernah jatuh miskin hanya karena berbuat kasih (memberi bantuan) kepada orang lain. Orang tidak pernah menjadi sengsara karena  menolong sesamanya. Sebab Allah senantiasa memelihara hidupnya.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - MHS

Selasa, 27 Oktober 2020

MENCOBAI ROH TUHAN?

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 28 Oktober 2020


MENCOBAI ROH TUHAN?


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Kisah Para Rasul 5:9a (TB) Kata Petrus: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan?”


Acts 5:9a (NKJV) Then Peter said to her, “How is it that you have agreed together to test the Spirit of the Lord?”


Sesungguhnya kita mengetahui membedakan mana yang baik dan yang tidak baik karena tuntunan Roh Tuhan. Roh memang penurut tapi daging lemah, mempertimbangkan berdasarkan diri sendiri cenderung hanya mementingkan diri sendiri, yang menguntungkan bagi diri sendiri dan cenderung hanya memenuhi keinginan duniawi (daging). Manusia sering diperhadapkan kepada kedua ini keinginan daging dan keinginan roh. Disatu sisi kita ingin baik mengikuti keinginan roh, namun saat memutuhkan sesuatu pertimbangan keinginan daging sangat menentukan. Jika leinginan daging yang dominan maka keputusan kita cenderung keputusan yang menguntungkan diri sendiri. Maka dalam memutuskan sesuatu dalam hidup ini haruslah dituntun oleh Roh Tuhan. 


Demikianlah yang dilakukan oleh Ananias dan Safira ketika mereka hendak menyerahkan hasil penjualan tanah mereka. mereka sepakat untuk memberikan hanya sebahagian kepada rasul-rasul, mereka merencanakannya, artinya mereka sepakat hanya akan mengakui bahwa hasil penjualan sebidang tanah itu hanya sebanyak yang diserahkan itu. Dengan rencana yang mereka atur, rasul mengatakan bahwa yang mereka dustai adalah bukan manusia tetapi mereka mendustai Tuhan. Rasul Petrus sesungguhnya menanyakan Ananaias dan Sapira, Kisah Para Rasul 5:3 (TB)  Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?

Namun Ananias tetap berbohong dan menyimpan sebahagian hasil penjualannya. Maka seketika itu matikah Ananias. Tidak lama setelah itu Petrus juga menanyakan isterinya, namun Safira juga memberi jawaban yang sama seperti Ananias dan seketika itu mati juga. 


Kesepakatan untuk merencanakan sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran adalah merupakan tindakan mencobai Roh Kudus atau bahkan disebut mendustai Tuhan. Pada dasarnya mereka mengetahui apa yang seharusnya mereka kerjakan sesuai dengan pola hidup jemaat mula-mula. Mereka mengetahui kejujuran adalah sangat penting sebagai karakter mereka, bukan terhadap rasul tetapi kejujuran terhadap Roh Tuhan yang menanamkan kebaikan dalam diri manusia itu sendiri. Ananias dan Safira sebagai pasangan suami istri bersepakat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan yang dikehendaki oleh Roh Tuhan. Kesepakatan yang baik akan mendatangkan kebaikan, sebaliknya kesepakatan yang tidak baik juga akan mendatangkan ketidakbaikan. Maka bersepakatlah dihadapan Tuhan untuk melakukan kebaikan sesuai dengan tuntunan Roh Tuhan. Ingatlah bahwa Roh Tuhan memberikan pertimbangan dan mengajarkan kepada kita melakukan hal-hal yang baik dan menghindari hal-hal yang jahat. Sebagaimana yang dikatakan dalam Yohanes 14:26 “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”


Sahabat yang baik hati! Kisah Ananias dan Safira merupakan kejadian mencobai Roh Tuhan dan membuat jemaat mula-mula takut untuk mencobai Roh Tuhan. Jemaat hidup dituntun oleh Roh Tuhan, jujur dan semakin tekun mengikut Tuhan Yesus. Hidup mereka yang demikian menjadi dasar membuat ornag semakin terpikat menjadi pengikut Yesus.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dan kebijaksanaan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - FS

Senin, 26 Oktober 2020

JADILAH SAHABAT TUHAN YESUS

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 27 Oktober 2020


JADILAH SAHABAT YESUS 


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Yohanes 15: 14 (TB) Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.


John 15: 14 (KJV) Ye are my friends, if ye do whatsoever I command you.


Setiap orang punya cerita masing-masing tentang kisah persahabatan yang pernah dijalin. Sahabat untuk berbagi keceriaan dan kesedihan. Sahabat yang siap mendengar keluh kesah kita. Sahabat yang selalu ada untuk kita dan menguatkan kita ketika kita ada dalam keadaan yang lemah. Cerita tentang persahabatan tidak selalu mulus, terkadang ada konflik, terkadang ada rasa kecewa, atau mungkin berujung pada perpisahan karena alasan tidak ada kecocokan lagi, atau mungkin sudah menemukan sahabat baru. Retaknya hubungan persahabatan bisa terjadi karena banyak hal. Mungkin pernah dikecewakan atau disakiti oleh sahabatnya sehingga menutup hati menerima persahabatan kepada yang lain. Bahkan mungkin ada yang dikhianati atau asas manfaat saja. 


Sahabat yang baik hati! Jika kamu saat ini sudah memiliki sahabat, bersyukurlah kepada Tuhan dan jangan pernah sekali-kali menyakiti hati sahabatmu. Sahabat adalah seseorang yang Tuhan berikan bagi kita untuk mengingatkan dan menguatkan kita. Seorang sahabat yang baik tidak hanya ada di saat kamu senang saja, namun ia akan ada dalam keadaan sedih dan memiliki pergumulan. Seperti persahabatan antara Daud dan Yonatan dalam cerita Alkitab. Kisah Persahabatan yang diberkati oleh karena mereka saling mengasihi satu sama lain. Meskipun Saul ayah Yonatan hendak membunuh Daud, Yonatan tidak segan untuk membantu Daud bahkan ia pun menguatkan Daud ketika Daud dalam keadaan lemah. 


Ayat renungan hari ini barkata: Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Dalam bagian ini julukan “sahabat-Ku” ditawarkan kepada barangsiapa yang percaya dan berbuat apa yang diperintahkan Bapa dan tinggal didalam kasih-Nya. Perintah yang disampaikan Bapa adalah supaya kita saling mengasihi. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Itulah kasih Yesus bagi kita dan dunia ini. Oleh karena itu, ketika kita menjalin persabatan, biarlah kita meneladani Yesus yang mengorbankan nyawa-Nya bagi keselamatan umat manusia. Persahabatan yang tidak mencari keuntungan, kenyamanan dan keselamatan pribadi, tetapi yang selalu mau memberikan yang terbaik bagi sahabatnya dalam suka dan duka. 


Makna seorang sahabat bisa juga kita rujuk pada Amsal 17:17 (TB)  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Sahabatbyang tidak pernah berubah dulu, kini dan esok. Kita bersyukur Yesus berkenan menjadikan kita sahabatNya. Persahabatan Yesus adalah kekal, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Yesus berkenan hadir dan bersedia memberikan pertolongan setiap waktu sampai menuntun kita ke rumah Bapa.


Sebagai sahabat Tuhan Yesus kita diminta bersedia melakukan perintahNya dan berdoa. Orang yang sudah menjadi sahabat Yesus, dengan tekun berdoa. Bersahabat dengan Yesus juga ditunjukkan dengan persahabat yang baik pula di lingkungan keluarga, kerja dan masyarakat serta bagi semua orang. Jadilah sahabat Yesus dengan berkenan melakukan perintahNya. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup kita. Amin.


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - BP

Minggu, 25 Oktober 2020

SEPERTI TAMAN YANG DIAIRI

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivas

Senin, 26 Oktober 2020


SEPERTI TAMAN YANG DIAIRI


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. 


Yesaya 58:11 (TB)  TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 


Isaiah 58:11 (RWV)  And the LORD shall guide thee continually, and satisfy thy soul in drought, and make fat thy bones: and thou shalt be like a watered garden, and like a spring of water, whose waters fail not. 


Taman identik dengan keindahan. Di taman biasanya tumbuh berjenis-jenis tanaman, ditata sedemikian rupa termasuk kembang berwarna-warni diatur  agar memikat setiap mata orang yang melihatnya. Taman kurang sempurna jika tidak ada sungai dan telaganya.  Sungai akan mengalirkan air yang memberikan pertumbuhan tanaman. Taman yang indah akan memikat mata setiap orang yang melihatnya. Bahkan berlomba membuat taman untuk menjadi destinasi wisata. Tak heran juga para pebisnis yang bergerak di bidang properti akan membuat taman sedemikian rupa agar menjadi oemikat bagi pembeli properti. 


Wajar saja kita manusia mencintai taman karwna memang setelah Tuhan menciptakan manusia, Tuhan menempatkan manusia di Taman Eden, Tuhan juga menilumbuhkan segala jenis pohon yang berbuah untuk dapat mereka makan dan di dalam Taman Eden ada empat sungai, yaitu: Tigris, Pison, Gihon dan Efrat. Eden taman sempurna buatan Tuhan namun sayang karena manusia melanggar perintah, mereka harus dikeluarkan dari taman itu. Syukurlah kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus kita dari dosa dan pelanggaran sehingga kita dirangkul kembali dalam kasih karunia Tuhan. 


Renungan hari ini adalah konteks pemulihan umat Allah setelah pembuangan. Mereka yang dahulu telah terbuang di Babelonia selamat 70 tahun, Allah telah memulihkan mereka dengan kembalinya ke Yerusalem. Allah telah memakai Raja Koresh untuk memulangkan umat Allah dari pembuangan Babel kembali ke Yerusalem. Pemulihan mereka tersebut disebutkan oleh Yesaya, seperti orang yang hidup dalam tanah kering dan tandus kini telah diangkat oleh Tuhan di taman yang dialiri oleh air. Allah sendiri yang memberbaharui hidup mereka, jika dulu mereka tak berdaya dalam pengasingan kini kini akan kembali dalam rangkulan kasih Tuhan.


Sahabat yang baik hati! Tanaman butuh air, tanpa air akan kering dan tandus. Demikianlah bangsa Israel yang dulu mungkin merasa terasing dan jauh dari sumber air kehidupan, Tuhan memulihkan keadaan mereka seperti taman yang diairi. Taman yang diairi akan akan menumbuh tanaman dan bunga berwarna warni. Setiap orang akan melihatNya. Demikianlah Israel akan kembali ditata oleh Tuhan.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 24 Oktober 2020

YESUS AIR KEHIDUPAN

 Kotbah Minggu, XX Setelah Trinitatis, 

Minggu, 25 Oktober 2020

Nas : Yohanes 4:5-114


MAU MINUM TAK PUNYA TIMBA?

Memaknai Pesan Spiritual Percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria


Selamat Hari Minggu! 

Sahabat yang baik hati, Firman Tuhan Minggu ini dari Yohanes 4:5-14 (sebaiknya dibaca dari ayat 1-42 dialog Yesus dengan perempuan Samaria yang mengubah kehidupannya. Perikop ini sangat kaya makna yang dapat kita pelajari dalam hidup ini. Satu hal penting dari itu adalah kita sama seperti Perempuan Samaria yang selalu haus dalam kehidupan ini mencari kepuasan diri akhirnya jatuh pada dosa, asusila, ketidak jujuran dan rumah tangga yang berantakan hingga terasing dari masyarakat. Perempuan Samaria adalah contoh kehidupan yang kehilangan kebahagiaan. Yesus datang dan berkenan memberikan air kehidupan yang memulihkan orientasi hidup kita kepada kebenaran.  Perempuan Samaria yang semula berpikir Yesus mau minum namum tidak punya timba, setelah berjumpa dengan Tuhan Yesus, Perempuan justru yang meminta air kehidupan kepada Tuhan Yesus. Perempuan Samaria gambaran kehidupan kita, seolah kita punya sumur, punya timba dan punya hak atas apa yang ada disekitar kita, namun itu semua tidak memberikan kebahagiaan dalam hidup kita. Kebahagiaan ada dan bersumber pada Tuhan Yesus. 


Dari dialog Yesus dengan perempuan Samaria, Yesus berkenan memberikan air kehidupan dengan kesediaan kita mengubah kehidupan kita. Kita menemukan berbagai pelajaran yang sangat berharga dalam kotbah minggu ini: dari etika, kepribadian hingga doktrin keagamaan.

Bagi saya ajakan yang sangat berharga dari kotbah ini, diantaranya:


1. Perubahan: mengubah persepsi yang dikungkung oleh perbedaan, permusuhan dan tembok-tembok pemisah bahkan kebencian kepada hidup rukun dan damai, rasa persaudaraan yang tinggi dan hidup saling memberi. Yesus berkenan datang, menyapa dan berkomunikasi dengan perempuan Samaria. Bagi seorang Yahudi ini adalah sesuatu yang tidak biasa. Yahudi sangat membenci Samaria. Kebencian ini merupakan akumulasi benturan sejarah dari perpecahan Israel menjadi dua kerajaan hingga hukum kawin campur (Band. Reformasi Esra dan Nehemia). Bagi Yahudi, Samaria telah hidup kawin campur ketika jatuh di tangan Assyur hingga terlibat berbagai perang. Setiap melihat orang Samaria, Yahudi selalu memalingkan muka, mungkin saja bagi Yahudi lebih baik terantuk kaki karena menutup muka ketika berjalan dari pada harus melihat seorang Samaria. Warisan permusuhan, kebencian dan berbagai tembok pemisah demikian diruntuhkan oleh Yesus dan membangun persekutuan dan persaudaraan yang rukun dan damai.


2. Bergegas membenahi diri yang ambisi dan haus akan kepuasan diri serta ketidak jujuran. Perempuan Samaria yang berpikir bagaimana Yesus minum air daei sumur yang begitu dalam tapi tak punya timba? Setelah mengenal Yesus, perempuan Samaria berubah menjadi orang yang membutuhkan air kehidupan dari Tuhan Yesus.  Persepsi Samaria ini harus kita tanggalkan.  Semula dia mempertahankan diri pemilik pewaris Sumur dan menutupi identitas diri siapa sebenarnya. Selama demikian hidup kita lebih parah dari perempuan Samaria sebelum bertobat. Selama hidup hanya mencari kepuasan diri, maka akan semakin jatuh dalam dosa yang semakin jahat, dan semakin kuat ambisi untuk memenuhi kepentingan diri akan semakin terasing dari sosial masyarakat, serta semakin kuat mengejar kepuasan diri semakin jauh dari kejujuran. Hidup hina dan terasing, menyiksa diri dan terus dalam kepura-puraan yang akhirnya kehilangan kebahagiaan. Yesus tahu dan mau memberikan kebahagiaan. Dialah air kehidupan bagi kita. Yesus menawarkan dirinya menjadi kebutuhan yang terpokok dalam hidup manusia. 


3. Yesus Air Kehidupan

Secara fisik, manusia terdiri dari 80% air dan tak seorangpun manusia bisa hidup tanpa air. Mari bergegas memberikan hidup ini berpaut kepada Yesus Kristus yang berkenan memberikan kebahagiaan. Semua kita menyadari hal ini bahwa air merupakan sumber kehidupan yang vital bagi kehidupan manusia. Di zaman modern sekarang pun, salah satu indikator negara maju dan makmur adalah tersedianya sarana air bersih bagi kebutuhan sehari-hari dan ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian dan kebutuhan lainnya. Vital dan urgensinya air dalam kehidupan manusia ini salah satu yang diangkat oleh Injil Yohanes bahwa Yesus adalah air kehidupan.

Pernyataan ini muncul ketika Yesus berdialog dengan perempuan Samaria. Kala itu Yesus berjalan jauh dengan murid-murid. Tiba waktunya siang dan mereka beristirahat di dekat sumur Yakub. Yesus menjumpai seorang perempuan Samaria yang sedang menimba air. Yesus meminta: “berilah aku minum!”. (Yoh 4:7). Percakapanpun menjadi panjang dan diskusi yang menarik membuat suatu pencerahan kepada perempuan Samaria tersebut. Membuat perempuan Samaria bertobat dan mengenal Yesus sumber air hidup. Pikiran mereka selama ini bahwa sumur Yakub milik leluhur menjadi sumber air yang memberikan kehidupan bagi mereka. Namun air hidup itu adalah Yesus Kristus. Semula Yesus meminta air pada perempuan Samaria, namun setelah mengenal Yesus justru perempuan Samaria itu yang memohon: Yohanes 4:15 (TB) Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.”

Yesus adalah air hidup, merupakan kebenaran yang mutlak kita imani. Di dalam Yesus kita menemukan kebenaran dan kehidupan. Bukan air biasa sebagaimana kita butuhkan sehari-hari, ketika kita minum dan kita haus lagi. Yesus adalah air kehidupan yang kekal, dan yang menerima air hidup tidak akan haus lagi selama-lamanya. Inilah yang harus dipercayai di dalam Yesus Kristus. Orang yang percaya dan menerima air kehidupan, hidupnya akan diberkati menjadi sumber aliran-aliran air hidup bagi orang lain. Barang siapa yang percaya kepada Yesus akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yohanes 7:38).


4. Pemahaman religius yang benar

Dalam dialog berikutnya, Yesus telah mengubah pemahaman religius perempuan Samaria. Konsepsi lamanya Allah dibatasi pada ruang dan waktu, pengkultusan tempat dan seolah hanya ditempat yang diwariskan itu Tuhan dapat disembah. Yesus menjelaskan bahwa Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu bahkan dengan hukum dan perayaratan-persyaratan agama. Allah itu adalah Roh dan kebenaran. Kita beribadah bukan dibatasi ruang dan waktu. Dimana ada kebenaran di situ Allah hadir. Kehidupan religius yang benar bukan karena mengikuti persyaratan formal keagamaan. Tetapi ketika manusia mau menerima kebenaran. Maka yang dibutuhkan adalah bukan dengan membenarkan diri dan melegitimasi kebenaran diri dengan doktrin-doktrin yang membatasi Tuhan. Sekali lagi penyembahan dan ibadah yang benar bukanlah oleh persyaratan agama formal, akan tetapi kesediaan manusia yang berkenan hidup di dalam kebenaran. Gereja juga harus berubah agar tidak ada lagi yang mengklaim gereja satu-satunya yang benar dan   di gereja lain tidak ada Roh Kudus, di gereja anu tidak bertumbuh iman, dll. Pertumbuhan iman ketika gereja dapat membantu jemaat menyadari keberadaan dirinya dihadapan Tuhan. Kesadaran seperti itu akan membantu manusia menjadi penganut agama yang benar. 


Sahabat yang baik hati, Kita bersyukur atas kebaikan Tuhan Yesus yang hadir dan menawarkan kepada kita Air Kehidupan secara gratis. Siapa yang mengikut panggilan tersebut dijadikan-Nya menjadi sumber mata air bagi orang lain. Yesus berkata: “Barang siapa yang percaya kepada-Ku: dari dalam hatinya akan mengalir 

aliran-aliran air hidup.” (Yoh 7:38)


Tuhan memberkati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 23 Oktober 2020

FIRMAN TUHAN KESUKAAN ORANG BENAR

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 24 Oktober 2020


FIRMAN TUHAN KESUKAAN ORANG BENAR


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 1:2: Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.   


Psalms 1:2 (KJV): But his delight is in the law of the LORD; and in his law doth he meditate day and night.


Semua orang di muka bumi ini tentu saja mendambakan kebahagiaan hidup. Ada yang berpusat kepada kesenangan, kekayaan, kekuasaan, dan kehormatan atau lainnya. Namun Sang Pemazmur menggambarkan orang yang berbahagia adalah: orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam.


Dalam konteks demikian, kita sebagai umat Allah mempunyai kebebasan memilih atas dua alternatif pilihan hidup dimana setiap pilihan memiliki resiko tersendiri yang harus kita tanggung. Pertama: hidup sebagai  sosok orang benar dan saleh yang taat dan setia akan pengajaran Allah. Hidup menerapkan Kesepuluh Hukum, dan segala hukum serta peraturan dari Tuhan, kelima kitab Musa atau kitab Taurat dan seluruh Firman dalam Alkitab sehingga menyukakan hati Tuhan dan diberkati-Nya. Kedua, sebagai orang fasik yang jalannya mengikuti nasihat duniawi dan tidak tinggal dalam Firman Allah, berdosa dan tidak mau bertobat. Mereka seperti sekam yang ditiup oleh berbagai kekuatan yang tidak dapat mereka lihat, dan akan dihukum oleh Allah pada hari penghakiman menuju kebinasaan kekal. 


Sebagai pengikut Kristus, tentu saja kita memilih pilihan pertama. Kunci rahasia orang yang berbahagia dan penuh keberhasilan oleh Sang Pemazmur diungkapkan dengan gamblang dalam perikop ini (Maz.1:1-2), yaitu sebuah bentuk hidup yang kita semua dambakan sekaligus yang Tuhan inginkan untuk kita miliki. Untuk itu kita dengan tegas diingatkan menjadi orang yang tidak berjalan menuruti orang fasik yang bergaya hidup tidak mengenal Tuhan, tidak bolak-balik melakukan dosa disengaja. Sekalipun kita terjatuh ke dalam dosa, harus berbalik dari kejahatan dan bertobat sekaligus membangun hidup seturut Firman Tuhan dari hati yang sungguh-sungguh. Pemazmur mengungkapkan kunci rahasia kehidupan berbahagia dan berhasil sebagai pegangan dalam menapaki hidup di dunia fana yang pasti akan berlalu ini. Yaitu suatu gambaran Kristiani sejati yang senantiasa merindukan membaca dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Iman yang terus berproses dan bertumbuh, serta berakar makin hari makin kuat dan dewasa membangun karakter menuju keserupaan-Nya. Sosok pohon yang daunnya tidak pernah layu dan menghasilkan buah-buah perbuatan yang menyenangkan serta memuliakan Tuhan. Itulah yang dikehendaki-Nya. 


Perlu diimani bahwa orang yang tinggal di dalam Firman Allah, menaati-Nya dan membangun hidup berbasis Firman Tuhan pasti akan diberkati dan disertai-Nya. Setia dan taat kehendak Allah dari hati yang sungguh-sungguh dan senang akan jalan dan perintah Allah. Disiplin membaca Firman Allah, merenungkannya dan membandingkannya dengan ayat lain. Mereka dengan setia mencari Allah dan Firman-Nya serta hidup di dalam Roh. Orang yang tinggal di dalam Firman-Nya akan menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya dari Roh, hidup dalam penuh damai sejahtera Allah.. Apa saja yang diperbuatnya berhasil walau tidak berarti lepas dari masaalah, kegagalan serta pergumulan hidup lainnya.


Pertanyaannya, bagaimana untuk menjadi orang yang kesukaannya adalah Firman Tuhan dan  merenungkannya siang dan malam; yang langkah-langkah hidupnya selalu mengacu dan  berakar pada perintah atau ketetapan Tuhan? Untuk itu perlu disadari bahwa untuk menjadi pelaku Firman mutlak harus mendalami makna-makna yang terkandung dalam Firman Tuhan. Ada orang yang berpikir bahwa membaca dan mendengar selintas sudah cukup, padahal itu tidak akan pernah cukup untuk bisa membuat hidup kita kuat berakar pada ketetapan Tuhan. Perlu menghidupi firman Tuhan dengan konsisten dan terus membiasakan diri untuk merenungkannya siang dan malam. Namun tidak berarti mengabaikan aspek kehidupan dunia ini yang telah dianugerahkan untuk dikelola dan dinikmati seturut jalan-Nya. 


Lalu apa yang akan kita dapatkan? Alkitab menjanjikan akan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air yang tumbuh subur dan baik. Itu harus tercermin dalam perilaku hidup sehari-hari. Ingatlah, Kristus sendirilah Sang mata air kehidupan itu! Carilah Dia mumpung Ia masih berkenan dan bersandarlah dengan beriman kepada-Nya! Kehidupan kita harus berlangsung dengan memancarkan aura buah-buah kebenaran, buah-buah Roh kepada sesama seperti tertera dalam Galatia 5:22-23..  


Sahabat yang baik hati! Marilah membangun kehidupan yang berakar dan berpusat pada Firman Tuhan. Jadikanlah Firman Tuhan sebagai kesukaan tertinggi dalam hidup dan mohonkanlah dalam doa-doa yang sungguh-sungguh agar Allah mngaruniakan Roh Kudus menguasai hati dan pikiran kita untuk menyapa, membimbing serta memampukan kita melekat kepada Sang Mata air kehidupan. Melangkah serta berjalanlah senantiasa bersama Tuhan! 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Tim Page Pdt. Nekson Simanjuntak - TEN

Kamis, 22 Oktober 2020

BERIMAN DAN BERPENGHARAPAN YANG TEGUH PADA YESUS

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 23 Oktober 2020


BERIMAN DAN BERPENGHARAPAN YANG TEGUH PADA YESUS


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Ibrani 3:6

Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.


Hebrews 3:6 (KJV)

But Christ as a son over his own house; whose house are we, if we hold fast the confidence and the rejoicing of the hope firm unto the end.


Surat Ibrani ini ditujukan secara khusus kepada jemaat Kristen diaspora, yaitu orang-orang nomaden. Mereka dipanggil supaya ikut serta menikmati keselamatan yang diberikan Allah lewat penderitaan Tuhan Yesus. Mereka akan menjadi jemaat yang hidup sebagai umat Kristen, sekalipun berada Diaspora atau “parserahan”, tetapi ikut serta menerima keselamatan dari Kristus Yesus, jika mereka sungguh-sungguh menerima Kristus sebagai Juru Selamat Penebus.  Di dalam Jemaat diaspora cenderung berada dalam konteks plural secara agama, suku bangsa, tingkat ekonomi dan lain sebagainya. Sebagai jemaat diaspora, Tentulah perdebatan tentang perbandingan ajaran, Puasa, Hukum Taurat (Patik), mengunggulkan tokoh, kerap terjadi. Jika kita baca satu perikop dalam nas harian hari ini, tentulah bukan mau merendahkan kepemimpinan para Nabi sebelumnya, yang salah satunya disebut yaitu Musa. Tapi jika kita diperhadapkan pada situasi pertanyaan apakah Yesus lebih unggul dari para Nabi? Apakah Yesus hanya sekedar manusia biasa atau Nabi? Ya, Yesus lebih unggul dari segalanya karena Yesua adalah Tuhan yang datang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia. 


Sekalipun Yesus melebihi dari Musa, namun penukis Ibrani menjelaskan ada kesamaan Musa dan Yesus. Selain tokoh pembebasan: Musa pembebas Israel dari perbudakan Mesir dan Yesus adalah pembebasan manusia dari perbudakan dosa. Musa dan Yesus adalah melakukan mujizat dan kisah kelahiran yang mirip, misalnya tentang pembunuhan bayi oleh raja setelah diisukan akan ada Juru selamat/Pembebas. Kita juga membaca dalam Injil Matius 17:1-12, (bnd. Markus 9: 2-13 Luk. 9: 28-36), ada istilah Teologi yaitu “Transfigurasi” Kristus yaitu di mana Yesus dimuliakan di gunung, serta bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Muka-Nya bercahaya dan penuh dengan kemuliaan. Hal ini merupakan puncak penampakan spiritualitas dari Yesus. Dalam Cerita alkitab itu tokoh Musa dan Elia adalah juga dalam rangka menggambarkan Figur Yesus (Mesias) sehingga Yesus lebih besar dari pada Nabi-nabi sebelumnya.


Sahabat yang baik hati, nas harian ini menekankan supaya iman kita tidak ragu mempercayai Yesus Kristus Sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Yesus telah menjadi kepala dari rumah-Nya, dan rumahNya adalah kita. Yesus menebus kita dengan harga yang mahal, “Ia belajar dari apa yang Ia derita”. “Ia belajar menjadi taat kepada Allah”.  Yesus menjadi Juru Selamat dan Imam besar yang sempurna karena penderitaan dan kematianNya dijalani tanpa dosa. Ia terlebih dahulu menderita dan mati sebagai manusia. Ketaatan dan kematianNya membuat Yesus berhak menjadi wakil yang sempurna dari umat manusia yang berdosa sehingga dapat menanggung hukuman dosa atas nama seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sahabat yang baik hati, sebagai orang yang sudah ditebus, mari memegang teguh iman percaya dan pengharapan kita pada Yesus Kristus di situasi maraknya penyangkalan tentang Ke-Tuhanan Yesus di masa ini. Akan semakin banyak tantangan yang akan kita hadapi tentang iman percaya kita kepada Yesus. Ingatlah Firman Tuhan yang sering kita dengar pada waktu Pelayanan Sidi (Malua). Wahyu 2:10c, Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup kita. Amin


Salam: Tim Page Pdt  Nekson M Simanjuntak - FS

Rabu, 21 Oktober 2020

PEMERINTAH BERASAL DARI ALLAH

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/4596521770419853/?sfnsn=wiwspmo

FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi, dan Motivasi

Kamis, 22 Oktober 2020


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, 

Marilah menggunakan waktu sejenak di 

pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan

merenungkan Firman Tuhan.


*PEMERINTAH BERASAL DARI ALLAH*


Roma 13:1 (TB) Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.

Romans 13:1 (KJV) Let every soul be subject unto the higher powers. For there is no power but of God; the powers that be are ordained of God.


Saudaraku, mengapa kita harus takluk/taat kepada pemerintah? Dalam nats ini dikatakan kita harus tahluk kepada pemerintah karena pemerintah berasal dari Tuhan. Pemerintah melayani Tuhan sehingga Tuhan memberikan otoritas kepada pemerintah untuk mengatur kehidupan masayarakat secara tertib, damai dan menjatuhkan hukuman bagi mereka yang melanggar hukum atau peraturan sehingga dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Karena itu Tuhan mendirikan pemerintah sesungguhnya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Pemerintahan seharusnya berjalan untuk mengusahakan kesejahteraan masyarakat, namun bisa saja ada pemerintahan yang tidak melakukan tugasnya. 


Dalam Alkitab, raja dipilih oleh Allah dan disebut juag sebeagai Anak Allah karena itu raja harus taat kepada Allah karena kuasanya berasal dari Allah (band pengangkatan Saul lih 1 Sam 8). Dalam sistem demokrasi pemerintah dipilih oleh rakyat, namun pemilihan rakyat juga dipahami sebagai pemilihan Allah, suara rakyat suara ilahi (pox populi pox dei). Namun kuatnya kuasa manusia dan semakin hebatnya rekayasa politik ungkapan pox populi pox dei semakin dipertanyakan oleh banyak orang. Demokrasi telah berubah menjadi upaya rakyat mengusahakan kepentingan-kepentingan sendiri ataupun golongan. 


Mungkin kita akan bertanya bagaimana menghadapi pemerintah yang demikian? Apakah Allah menetapkan pemerintah yang demikian? Ternyata masalah ini tidak terjadi atau menjadi masalah di zaman ini saja. Orang Roma termasuk Paulus juga mengalami pemerintahan yang tidak kalah buruknya, tetapi dalam suratnya Paulus tetap mengatakan harus takluk kepada pemerintah, seakan-akan tidak ada pilihan. Tuhan mengijinkan berjalannya pemerintahan yang kurang baik, supaya orang Kristen dapat menunjukkan perannya lebih baik didalam doa dan juga didalam tindakan. Tetapi pada saat ini masalah tidak hanya terjadi pada pemerintah saja, masyarakkat juga banyak yang tidak melakukan tugasnya sebagai seorang warga yang baik dan bertanggujawab untuk mematuhi aturan, sekalipun itu untuk kebaikan dan keselamatan dirinya sendiri. Pada saat ini masih saja ada orang yang mematuhi aturan karena takut bukan karena suara hatinya untuk kebaikan diri sendiri atau kebaikan bersama. Contoh kecil misalnya masih saja ada orang yang memakai helm dalam berkendaraan karena takut ditilang oleh Polisi. Padahal sebenarnya itu adalah demi keamanan dan kenyamanan berkendara. Maka seharusnya kita bersyukur atas keberadaan pemerintah ditengah-tengah kehidupan kita.


Melalui nats ini Rasul Paulus ingin menekankan bahwa setiap orang memiliki tanggungjawab dalam kehidupan bermasyarakat yaitu untuk mematuhi pemerintah demi kebaikan bersama. Tuhans memberikan kuasa dan pedang untuk melayani masyarakat dengan mendatangkan kesejahteraan dan melindungi masyarakat dari kejahatan. Pemerintah sebagai hamba Tuhan harus menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Pemerintah disini bukan mengarah hanya kepada satu orang saja, karena masih ada saja orang yang melawan pemerintah hanya karena tidak suka kepada seorang oknum dalam pemerintahan tersebut. Mungkin karena perlakuan atau pekerjaannya yang tidak baik.  Tetapi pemerintah disini harus kita pandang lebih luas, yaitu lembaga yang mengatur kehidupan dalam suatu bangsa atau Negara. Tuhan juga menetapkan pemerintah untuk menegakkan keadilan. Bagi orang yang berbuat jahat tentulah dia harus takut, tetapi bagi orang yang berbuat baik akan menjadi kebaikan bagi dirinya atau bahkan bagi orang lain. 


Sahabat yang baik hati, Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk tetap melakukan tugas masing-masing. Pemerintah melakukan tugasnya sebagai hamba Tuhan untuk melayani masyarakat dengan baik. Maka sebagai orang percaya selain takluk kepada pemerintah, sebagai warga negara kita juga memiliki tanggungjawab untuk mendoakan pemerintah agar tetap menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah. 


Sahabatku, Tuhan memberkati Saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Editor Page Pdt Nekson M Simanjuntak - BP

Selasa, 20 Oktober 2020

HADIAH DARI TUHAN KESERIAAN ORANG PERCAYA

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 21 Oktober 2020


*HADIAH DARI TUHAN BAGI KESETIAAN ORANG PERCAYA!*


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Daniel 1:17 (TB) Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.


Daniel 1:17 (KJV) As for these four children, God gave them knowledge and skill in all learning and wisdom: and Daniel had understanding in all visions and dreams.


Apakah ukuran yang tepat untuk sebuah iman yang tangguh dan senantiasa setia kepada Tuhan? Ketika seorang percaya hidup di dalam keadaan sulit dan jauh dari rasa aman, seperti yang dialami oleh keempat anak muda Israel yang dibawa ke Babel. Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya adalah beberapa orang di antara sekian banyak penduduk Israel yang dibawa ke Babel untuk dijadikan tawanan. 


Sebagai tawanan perang, mereka telah kehilangan kemerdekaan, salah satu bentuk hilangnya kemerdekaan itu adalah penggantian nama. Misalnya, Daniel diubah menjadi Beltsazar, Hananya menjadi Sadrakh, Misael menjadi Mesakh, dan Azarya menjadi Abednego. Nama baru itu disesuaikan dengan penamaan bangsa Babel dan mengacu pada nama para dewa Babel. Contohnya, nama Daniel yang berarti "Allah adalah hakimku" diubah menjadi Beltsazar yang artinya, "Bel melindunginya". 

Hidup di tanah pembuangan bukanlah hal yang mudah dan menyenangkan, termasuk dalam hal menjalankan keyakinan namun justru disinilah keteguhan iman mereka diuji.


Sebagai seorang yang takut akan Tuhan, Daniel berjuang untuk mempertahankan imannya. Sebagai seorang pembantu, ia tidak ingin menajiskan dirinya dan ketiga temannya dengan santapan raja. Maka Daniel dan teman-temannya menolak makanan dan minuman raja berhubungan dengan hukum Taurat Musa. Daniel dan teman-temannya merasa perlu untuk menjaga diri mereka tetap benar dihadapan Tuhan sehingga mereka meminta makanan vegetarian. Vegetarian mencegah mereka memakan daging yang mereka tidak tahu apakah proses pembuatannya sesuai dengan hukum Musa atau tidak. Tetapi hal ini menunjukkan betapa mereka serius dengan kekudusan mereka sebagai umat perjanjian Allah. Ia tidak berupaya menutup-nutupi keyakinannya di hadapan banyak orang, termasuk kepada pimpinan pegawai istana. Iman Daniel pada Tuhan itu berbuah manis. Allah mengaruniakan kepadanya kasih sayang dari pemimpin istana. Meskipun ia tidak makan makanan sesuai standar istana, perawakan mereka lebih bugar.


Daniel dan teman-temannya adalah orang-orang yang takut akan Allah, mereka tetap setia menghormati Allah dan hukum-hukumnya walaupun dalam keadaan sulit. Karena itulah empat anak-anak Tuhan ini diberikan Allah pengetahuan dan kepandaian bahkan Daniel mendapatkan pengertian mengenai penglihatan dan mimpi. Setelah lewat waktu pendidikan untuk melayani di Istana, semua peserta didik itu menghadap Nebukadnezar dan diuji kemampuannya. Dari hasil ujian tersebut didapati bahwa Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah orang-orang unggulan yang memiliki kemampuan tak tertandingi bahkan mereka 10 kali lebih cerdas bukan hanya dari para siswa didikan tersebut tetapi dari seluruh orang pandai di kerajaan Babel. 

Itulah hadiah dari Tuhan bagi setiap orang percaya yang senantiasa setia mempertahankan iman percayanya meskipun di dalam situasi sulit dan jauh dari rasa aman. Allah akan memberikan hadiah terindah bagi kita ketika kita boleh tetap setia kepadaNya. Kegigihan Daniel dan ketiga temannya menjaga imannya bukan perkara mudah. Ia berusaha untuk melakukannya dengan setia. Buah dari keteguhannya adalah dikasihi Allah dan memperoleh hikmat dan pengetahuan. Di tengah situasi hidup yang beraneka ini, apakah kita mau berupaya memperjuangkan iman kepada Allah? Terlebih di masa pandemi covid-19 ini, apakah kita masih senantiasa berserah secara total kepada Allah?


Sahabat yang baik hati, Firman Tuhan hari ini mengajak kita agar senantiasa mempertahankan iman kita hanya kepada Allah, sebab Allah akan memberikan hadiah terindah bagi kita. Daniel dan ketiga temannya menjadi bukti nyata kasih setia Tuhan kepada setiap orang percaya yang senantiasa setia kepadaNya. Jangan malu dan takut untuk mempertahankan iman mu sekalipun engkau berada di dalam keadaan tersulit, Tuhan senantiasa menjaga kita.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak-MP

Senin, 19 Oktober 2020

PERJANJIAN DAMAI YANG KEKAL

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Selasa, 20 Okt 2020


PERJANJIAN DAMAI YANG KEKAL


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dab merenungkan Firman Tuhan.


Yehezkiel 37:26 (TB)  Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. 


Ezekiel 37:26 (RWV)  Moreover I will make a covenant of peace with them; it shall be an everlasting covenant with them: and I will place them, and multiply them, and will set my sanctuary in the midst of them for evermore.


Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Ungkapan ini merupakan salah satu kekuatan yang mempersatukan bangsa Indonesia. Pengalaman terpecah-belah membuat Indonesia tak berdaya menghadapi penjajahan Belanda selama 350 tahun. Akhirnya ada gerakan kesadaran bahwa untuk menentukan kemerdekaan itu harus ada persatuan dan kesatuan. Maka dibangunlah nasionalisme, gerakan-gerakan perintis kemerdekaan membulatkan tekad nasionalis diatas dasar persatuan dan kesatuan. Persatuan telah menghantarkan bangsa Indonesia ke gerbang ointu kemerdekaan.


Bangsa Israel merupakan negara yang kuat dan disegani dijaman Daud dan Salomo. Namun setelah Salomo, kerajaan Israel Raya pecah menjadi dua kerajaan Yehuda atau Kerajaan Israel Selatan dan Samaria Kerajaan Israel Utara. Terpecahnya kerajaan ini membuat mereka lemah dan mudah ditahlukan bangsa asing. Israel Utara atau Samaria akhirnya ditahlukkan oleh Assyur, mereka tercerai berai dan tak berdaya. Kekuatan Assyur bukan hanya menahlukkan. Israel Utara. Menurut nabi-nabi mehancuran Israel utara adalalah karena meminta kekuatan asing. Raja Israel utara melalukan koalisi Shiro-Efraim, meminta kekuatan dari Mesir untuk menghadapi Assyur. Sementara Yehuda dibawa pimpinan raja Ahaz menolak karena itu mengabaikan kekuatan Tuhan. Koalisi akan berdampak buruk pada keyakinan karena itu menjadi pintu masuk baalisme dan keyakinan asing.  Koalisi dengan negara Mesir bukan jalan keluar melainkan jalan kehancuran. 


Demikian raja-raja terakhir di Yehuda akhirnya meninggalkan Tuhan dan akhirnya Babilonia dipimpin Nebukadnezar bangkit menahlukkan Yehuda. Raja Yehuda yakni Yoyakhim akhirnya diangkut pula ke pembuangan.  Bagi nabi Yehezkiel, pembuangan Babel adalah hukuman karena ketidak setiaan Israel kepada Allah. Mereka telah meninggalkan Tuhan dan berbalik kepada ilah lain. 


Akan adakah pemulihan bagi umat Allah? 

Nabi Yehezkiel diperintahkan Tuhan menyampaikan maksud Tuhan atas bangsa Israel. Tuhan tidak akan membiarkan umatnyabtercerai berai dan hidup dalam ketidak pastian di pembuangan. Tuhan sendiri akan mengadakan perjanjian damai. Allah tidak akan murka selamanya terhadap pelanggaran umatNya.  Allah bertindak untuk mendamaikan kedua kerajaan yang terpecah menjadi satu. Allah sendiri yang mendatangkan anak-anak Yakub dari berbagai penjuru mata angin. Israel yang terpecah kelak akan dipersatukan. 

Yehezkiel 37:16-17 (TB)  "Hai engkau anak manusia, ambillah sepotong papan dan tulis di atasnya: Untuk Yehuda dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah papan yang lain dan tulis di atasnya: Untuk Yusuf — papan Efraim — dan seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan dia. Gabungkanlah keduanya menjadi satu papan, sehingga keduanya menjadi satu dalam tanganmu. 


Bukan hanya mempersatukan mereka namun Allah sendiri akan memberkati dan menguduskan mereka sebagai umat pilihan Allah. Pada akhirnya Tuhan memulangkan bangsa Israel ke Yerusalem dari pembuangan Babel setelah 70 tahun. 


Ketegaran hati Israel yang terpecah menjadi dua kerajaan membuat bangsa Israel lemah dan rapuh. Mereka tak berdaya menghadapi kekuatan asing, malah terpuruk menjadi jajahan asing, tahluk dan terbuang. Sedih memang negara kuat yang disegani berubah menjadi umat tawanan. Syukurlah kepada Tuhan yang tetap mengasihi umatNya dan bertindak memulihkan umatNya. 


Sahabat yang baik hati! Perjalanan bangsa Israel adalah gambaran perjalanan hidup orang percaya. Allah sesungguhnya mengasihi kita, namun oleh dosa dan pelanggaran kita ditawan oleh dosa dan diasingkan dari kasih karunia Allah. Allah memberikan jalan keselamatan di dalam diri Yesus Kristus. Pengorbanan Kristus telah menebus dan menebus kita dari dosa. Yesus Kritus telah datang ke dunia ini memperdamaikan dengan Allah dan kita semua dipersatukan oleh kuasa darah Yesus Kristus menjadi anak-anak Allah, pewaris kerajaan Allah yang kekal. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


Minggu, 18 Oktober 2020

DIBALIK PEMDERITAAN ADA BERKAT

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, inspirasi, dan motivasi 

Senin, 19 Oktober 2020.


DIBALIK PENDERITAAN ADA BERKAT


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tyhan. 


Yeremia 29 : 7 (TB): Usahakanlah kesejahteraan kota kemana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.


Jeremiah 29 : 7 (NKJV): And seek the peace of the city where I have caused you to be carried away captive, and pray to the LORD for it; for in its peace you will have peace.


Semua manusia menginginkan kehidupan yang sejahtera demikian halnya rakyat dalam suatu negara yang berdaulat menginginkan kesejahteraan, bahkan negara-negara di dunia berhimpun dalam suatu organisasi yang berada dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) untuk saling membantu menciptakan kedamaian dan  kesejahteraan. Para akhli ekonomi mengelompokkan negara-negara di dunia ini dalam tiga kategori dilihat dari aspek  kesejahteraan atau kemakmuran yaitu : negara maju (developed countries), negara sedang berkembang (developing countries), dan negara miskin (poor countries). Indikator kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara secara umum diukur berdasarkan  besaran tingkat produksi yang disebut dengan GNP (Gross National Product) ataupun GDP (Gross Domestic Product) dan pendapatan penduduk per-kepala (income per-kapita)  dalam kurun waktu satu tahun  takwin.  Terdapat juga akhli ekonomi yang berpendapat bahwa kesejahteraan/kemakmuran suatu negara atau bangsa tidak hanya dilihat dari besarnya pencapaian GNP, GDP, income per-kapita tetapi yang tidak kalah pentingnya ialah seberapa besar kesejahteraan/ kemakmuran itu dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat sehingga terdapat keadilan dalam redistribusi hasil pembangunan yang dicapai khususnya  dalam pemerintahan dengan sistem demokrasi. Intitusi Keagamaan atau Gereja sebagai himpunan umat percaya juga punya visi-misi untuk mencapai kesejahteraan/kemakmuran itu baik secara fisik-jasmani maupun rohani-spritual dimana firman Tuhan menjadi landasan didalam upaya memperolehnya  yang disebut dengan damai sejahtera. Oleh karenanya HKBP sebagai salah satu Gereja terbesar ditanah-air diusianya ke-159  punya missi agar jadi berkat bukan hanya bagi jemaatnya tetapi juga bagi bangsa-bangsa atau dunia.


Membaca Nat firman diatas sangat jelas bahwa Tuhan punya rencana konkrit bagi umat pilihannya bangsa Israel harus menerima kehendak Allah untuk dibuang ke suatu negeri karena mereka mengingkari perintah dan kehendak Allah serta tidak berpegang pada taurat yang disampaikan Allah lewat nabi Musa, bahkan lebih lagi mereka mengingkari kuasa Allah dengan menyembah baal dan dewa-dewa  serta beribadah dan memberikan korban-korban kepada dewa-dewa itu sehingga amat  mendukakan hati Tuhan.  Demikian juga perilaku umat Yehuda dan penduduk Yerusalem yang  jauh menyimpang dari kehendak Allah dimana para nabi-nabi  bernubuat palsu, mereka juga mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk " baal " di Lembah Ben-Hinom, mempersembahkan anak-anak lelaki dan anak- anak perempuan kepada " molokh" sebagai korban dalam api ( Yer.32 : 35),  serta mendirikan bukit pengorbanan yang bernama " Tofet " di Lembah Ben-Hinom untuk membakar anak-anaknya lelaki  dan perempuan, suatu tindakan yang tidak pernah diperintahkan Tuhan  dan tidak pernah timbul dalam hati Tuhan ( Yer.7 : 31). Kegeraman hati Tuhan akan kelakuan umat pilihanNya yang sangat jauh menyimpang hingga Ia berkata bahwa mayat-mayat bangsa itu akan menjadi makanan burung-burung di udara serta binatang-binatang di bumi (Yer.7 : 33) dan menyebutkan Israel sebagai perempuan murtad dan Yehuda sebagai perempuan tidak setia ( Yer.3: 6-7). Ketidak setiaan bangsa Israel kepada Allah sejak awal telah mereka tunjukkan pada waktu mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir menuju tanah Kanaan pada saat Tuhan memanggil Musa sebagai pemimpin rombongan untuk naik ke bukit Sinai menerima hukum taurat yang ditulis dengan jari Allah pada dua loh batu. Keberadaan Musa diatas gunung Sinai selama empat puluh hari empat puluh malam yang untuk sesaat meninggalkan rombongan besar itu dianggap sebagai suatu tindakan pembiaran dari Allah sehingga mereka meminta Harun membuat patung anak lembu emas  untuk mereka sembah bahkan Harun sendiripun mendirikan suatu mezbah dimana umat Israel berkumpul dan beribadah kepada patung buatan tangan manusia ( Kel.32:1-9), dan Tuhan menyebutkan  bangsa itu sebagai  " bangsa yang tegar tengkuk ". 


Akhirnya Tuhan tiba pada suatu ketetapan bahwa umat Yehuda dan penduduk Yerusalem akan dibuang ke Babel  dimana Tuhan sendiri menyebut Nebukadnezar raja Babel sebagai hambaNya ( Yer.27: 6). Selama dua puluh tiga tahun firman Tuhan datang kepada Yeremia yaitu dalam tahun ke-empat pemerintahan Yoyakim bin Yosia dan dalam tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar raja Babel pesan firman Tuhan disampaikan kepada segenap kaum Yehuda dan penduduk Yerusalem ( Yer.25: 1-3) agar mereka " bertobat " dari tingkah lakunya yang jahat namun mereka tetap mengeraskan hati dan tidak mau berubah.


Demikianlah Tuhan tiba pada keputusan bahwa seluruh negeri yang mereka diami akan jadi retuntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya ( Yer.25:11). Tuhan berfirman lewat nabi Yeremia bahwa pasukan Nebukadnezar akan datang menyerbu umat Yehuda dan penduduk Yerusalem dengan pesan bahwa orang-orang yang rela dibawa ke Babel akan selamat termasuk rajanya, sedangkan orang yang tidak rela akan dimusnahkan tanpa belas kasihan. Tentara pasukan pengawal yang dipimpin Nebuzaradan membakar kota Yerusalem hingga jadi puing-puing reruntuhan, menghancurkan tembok kota, mengangkut penduduknya ke Babel, dan hanya menyisakan orang-orang miskin untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang ( Yer.52: 16), dengan menunjuk seorang penguasa yang memimpin mereka yang tersisa yang tunduk kepada raja Babel. Kitab Daniel pasal 1 ayat-17 mencatat bahwa diantara umat Yehuda yang diangkut ke Babel terdapat empat pemuda  yang dikaruniai Allah pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat yaitu : Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan khusus kepada Daniel  diberikan pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Ke-empat pemuda itu adalah orang-orang yang dipakai raja Nebukadnezar di istananya jadi pelayan yang harus tunduk kepada aturan yang berlaku di kerajaan Babel termasuk menyembah para dewa yang mereka puja. Namun keempat pemuda itu tidak patuh pada aturan raja dan tetap setia melakukan " kewajiban agamanya dan berdoa " kepada Allah. Kesetiaan dan ketaatan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego kepada Allah menjadikan mereka tetap dalam pimpinan Allah hingga bisa melewati badai malapetaka yang dirancang raja Nebukadnezar pada waktu mereka dimasukkan pada perapian yang menyala-nyala hingga mereka selamat ( Dan.3 : 26-27). Demikian pula halnya waktu raja Darius orang Media yang telah menjadi raja di Babel merancang malapetaka buat Daniel dengan memasukkannya ke gua singa namun Allah menolong dia tidak dimangsa singa itu hingga membuat raja Darius takjub ( Dan.6 :23), sehingga keluarlah perintah raja agar seluruh rakyat dibawah kekuasaannya harus takut dan gentar kepada Allah-nya Daniel ( Dan.6 : 27). 


Kehadiran umat Yehuda sebagai budak di kerajaan Babel tidaklah membuat mereka larut dalam kesedihan dan tidak pula menghujat Allah, bahkan diantara mereka yaitu Daniel ditunjuk raja Darius menjadi salah satu dari tiga pejabat tinggi di kerajaan yang membawahi seratus dua puluh wakil raja di kerajaannya ( Dan.6: 2-3). 


Demikian juga beruntunglah umat itu karena diantara mereka Allah berkenan menyampaikan pesan-pesan lewat nabi-nabi pilihanNya dan salah satunya ialah nabi Yeremia yang terus menyampaikan kehendak Allah bahkan menuliskan pesan itu dalam satu kitab yang ditulis oleh Barukh bin Neria yakni perkataan yang keluar dari mulut nabi Yeremia ( Yer.36: 2). Pada akhirnya Tuhan menggenapi janjinya dimana setelah masa tujuh puluh tahun berlalu umat itu dijinkan kembali ke Yerusalem melalui Koresh raja Persia yang menguasai kerajaan di bumi ( 2 Tawarikh 36:22-23 ; Ezra 1:1-3).


Sahabat yang baik hati! Melalui renungan ini pesan apakah yang disampaikan Tuhan kepada setiap umat percaya dimanapun berada; bahwa kita hendaklah tetap setia memegang perintah Tuhan serta melakukannya dan tetap berdoa untuk kesejahteraan kota dimana kita tinggal atau berdomisili bahkan terus mendoakan para penguasa agar berlaku dan bertindak dengan takut akan Tuhan dalam menjalankan mandat yang diberikan rakyat menegakkan keadilan dan kebenaran serta membangun kehidupan rakyat yang aman, damai, dan sejahtera. 


Sebagai orang percaya bahwa kehadiran Tuhan Yesus ditengah-tengah ummat manusia yang menderita karena dosa menjadi anugerah terbesar yang melimpahkan berkat dan damai sejahteraNya seperti firman pada Yoh.14:27 berkata: Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 


Sahabatku, Tuhan melimpahkan Saudara dengan segala kebaikan dalam hidup Saudara. Amin 


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - LLT

Sabtu, 17 Oktober 2020

AYUB MENANG ATAS PERGUMULANNYA

 https://www.facebook.com/216559085082832/posts/4579857965419567/?sfnsn=wiwspmo

Kotbah Minggu XIX Setelah Trinitatis

Minggu, 18 Oktober 2020

Nats: Ayub 42:7-17


*“AYUB, MENANG ATAS PERGUMULAN HIDUP”*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, apakah yang terlintas dalam benakmu ketika mendengar nama “Ayub”? Seorang yang saleh, jujur, taat dan takut akan Tuhan, itulah gambaran tentang kepribadian dari Ayub (Ayub 1:1). Meskipun ujian bertubi-tubi terjadi dalam kehidupannya, ia tetap setia dan taat kepada Allah. Ayub adalah seorang yang terberkati, hal tersebut nyata dalam kehidupan keluarganya. Ia memiliki tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Ia memiliki 7.000 ekor kambing domba, 3.000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 ekor keledai betina dan budak-budak dalam jumlah banyak, sehingga ia disebut sebagai orang terkaya pada masanya. Jika diperhadapkan dengan falsafah Batak, Ayub sudah termasuk dalam kriteria orang yang memiliki 3 H (Hamoraon: Kekayaan, Hasangapon: Kehormatan, dan Hagabeon: Berketurunan Laki-laki & Perempuan). Namun, kemudian kehidupannya berubah ketika apa yang dimilikinya satu persatu diambil darinya. Semua anaknya mati, harta bendanya sirna, ia sakit kulit dan istrinya sendiri mencelanya dengan ucapan “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (Ayub 2:9). 


Ayub tetap taat dan setia kepada Allah dengan jawabannya “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”. Jadi, melalui jawabannya tersebut, Ayub tetap pada kesalehannya meskipun keadaannya sudah berubah. Keadaan bisa berubah, Harta dan kekayaannya bisa sirna, namun iman dan kepercayaannya kepada Allah tetap seperti sedia kala. Baik dalam kaya maupun miskin, susah maupun senang, sehat maupun sakit, Ayub tetap teguh dalam imannya kepada Allah. Jika apa yang menimpa Ayub ini terjadi pada diri kita, apakah kita mampu seperti Ayub? Atau kita akan mengutuki dan meninggalkan Allah? Sebab sering sekali orang taat dan setia kepada Allah hanya jika ia dalam kelimpahan dan seseorang akan meninggalkan Allah ketika ia dalam penderitaan. Namun, berbeda dengan Ayub. Ia tetap taat dan setia meskipun dalam pergumulan hidup. 


Para sahabat Ayub, yaitu Elifas orang Teman, Bildad orang Suah dan Zofar orang Naama datang untuk mengunjungi Ayub, melihat keadaannya dan turut berbekasungkawa atas apa yang terjadi pada Ayub, sahabat mereka itu. Inilah bentuk simpati dan empati mereka kepada sahabat mereka yang sedang berduka itu. Ayub meluapkan segala isi hatinya (curhat) di hadapan para sahabatnya tersebut. Memang haruslah demikian fungsi sahabat bagi sahabatnya yang lain. Bersedia mendengar dan menghibur. Ketiga sahabatnya tersebut menegur Ayub dengan ucapan-ucapan mereka sesuai dengan pengertian mereka masing-masing. Sehingga Ayub beranggapan bahwa Allah itu jauh dari kehidupanya, dia merasa bahwa Allah sedang menghukumnya dan meninggalkannya. Jika kita baca argumentasi dari para sahabat Ayub, terkesan mereka menyalahkan Ayub, pandangan theodici tidak mungkin Tuhan salah, penderitaan yang terjadinpada umat manhsia adalah karena ulah manusia sendiri. Para sahabat Ayub terus mendesak Ayub untuk mengakuinjujur dosa apa yang tersembunyindilakukan Ayub di hadapan Tuhan. Ayub kesal sahabatnya sampai menyebut mereka sebagai "penghibur sialan" (Ayub 16:2 (TB)  "Hal seperti itu telah acap kali kudengar. Penghibur sialan kamu semua!). Ayub terus membela diri bahwa dirinya tidak bersalah atas sema penderitaannya yang dialaminya. Ayub 31:6 (TB)  biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah. 

Teyapi dia percaya sesungguhnya Allah tidak pernah meninggalkan setiap orang yang percaya kepadaNya.  


Percakapan Ayub dengan Elihu dan elifas tetap membuat Ayub gak puas, namun telah memberikan pandangan-pandangan yang membuat Ayub semakin menyadari siapa Ayub dihadapan Allah (Ayub 32-37). Allah senantiasa memperhatikan penderitaan manusia, termasuk Ayub. Melalui penderitaan yang didatangkan Allah kepada Ayub, Allah ingin Ayub mengenal dirinya, siapakah dia dan siapakah Allah. Melalui penderitaan itu, Allah menginginkan agar manusia semakin mendekatkan diri kepadaNya Sang Pencipta, bukan membenarkan diri dan beranggapan bahwa tak sepatutnya Allah mendatangkan penderitaan kepada orang yang taat dan setia kepadaNya. Penderitaan-penderitaan itu adalah ujian untuk semakin meneguhkan iman kepada Tuhan. 


Ayub setia dalam semua penderitaan yang dialaminya. Akhirnya, Ayub  menyesal telah menyalahkan Tuhan, ia sungguh-sungguh bertobat, mencabut seluruh tuduhannya terhadap Tuhan dan mengakui keagungan Allah Sang khalik itu. Ayub 42:5-6 (TB)  Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. 

Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu." 

Saat Allah senidir menyapa Ayub, dia.menyadaei dirinya siapa dihadapan Tuhan. Demikian dengan Elifas, Tuhan menegornya dan meminta maaf atas kekliruannya menyalahkan Ayub. Penebusan kesalahan Elifas ditandai dengan pemotongan korban dan per.ohonan maaf pada Ayub. Akhinya hubungan Ayub dan kaean-kawannya dipulihkan kembali. 


Di pihak Ayub sendiri, pemulihan ini diawali dengan kesadaran Ayub. Ayub menyadari Siapa dirinya dihadapan Tuhan. Perubahan Ayub melihat dirinya sendiri menjadikan dia semakin takjub akan Tuhan. Tuhan Allahpun memulihkan keadaan Ayub dengan berbagai proses kehidupan yang telah dilaluinya.  Ia menerima dua kali lipat dari milik sebelumnya. 


Sahabat yang baik hati, kotbah minggu sangat bermakna bagi kita:


a. Allah berhak menegur setiap orang yang berdosa (Ay.7-9)

Allah menegur ketiga sahabat Ayub, yaitu Elifas, Bildad dan Zofar atas dosa mereka. Mereka telah menyaksikan yang salah tentang Allah kepada Ayub. Mereka bertiga memang sahabat Ayub yang baik dan setia, namun pendangan mereka tentang Allah telah salah. Mereka bukan membuat Ayub bertobat, justru semakin membuat Ayub merasa benar bahwa dirinya tidak bersalah di hadapan Allah. Meskipun Allah murka kepada mereka bertiga, namun Allah masih tetap menunjukkan kasihNya melalui firmanNya kepada mereka. Allah ingin mereka mempersembahkan korban bakaran sebagai penebusan dosa mereka dan Allah ingin mereka pergi ke hadapan Ayub dan meminta agar Ayub mendoakan mereka. Teguran Allah ini direspon baik oleh para sahabat Ayub tersebut, mereka tidak tersinggung dan marah kepada Allah, karena mereka menyadari bahwa mereka telah berdosa di hadapan Allah dan juga Ayub. Tanpa banyak alasan ini itu, atau berusaha membenarkan diri, ketiga sahabat Ayub itupun segera melaksanakan firman Tuhan. Ayub juga mendoakan mereka sebagaimana perintah Tuhan. Ia tidak pernah menolak ketiga sahabatnya itu. Ayub mampu mendoakan mereka karena dia memiliki kasih dan pengampunan terhadap ketiga sahabatnya tersebut. Disamping itu, ia juga telah menerima pengampunan dari Allah, maka sebagai manusia yang telah diampuni dosanya oleh Allah, kita juga harus mampu mengampuni orang yang bersalah kepada kita bahkan mendoakannya, agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Doa untuk tujuan yang baik, bukan doa untuk mencelakakan, menghakimi atau menyumpahi agar orang yang menyusahkan kita menjadi celaka. Mampukah kita seperti Ayub? Dapatkah kita mendoakan orang-orang yang telah mengecewakan kita? Sebagai orang percaya, kita harus mampu mendoakan orang-orang yang bersalah kepada kita, bahkan orang yang membenci kita sekalipun haruslah kita doakan agar hidupnya semakin baik dan terjadi pertobatan. 


b. Allah memulihkan kehidupan orang yang percaya kepadaNya (Ay.10-17)

Pemulihan yang dilakukan Allah dalam kehidupan Ayub, bukanlah sebagai upah karena kesalehannya. Tetapi merupakan anugerah Allah dan kasih setiaNya yang senantiasa dinyatakanNya dalam kehidupan setiap orang yang percaya. Bahkan Allah memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya terdahulu. Bukankah ini luar biasa? Ayub telah dimenangkan oleh Allah dalam menghadapi penderitaan demi penderitaan dalam hidupnya. Bukan hanya Ayub yang bersukacita, orang-orang di sekitar Ayub juga turut bersukacita. Ayub tidak hanya menikmati kebahagiaannya sendiri, tetapi ia turut berbagi sukacita dengan orang-orang di sekelilingnya. Semua saudara, kerabat, relasi dan para sahabat datang menyaksikan kemenangan Ayub atas penderitaan dalam hidupnya. Mereka datang bukan dengan tangan hampa, mereka datang dengan masing-masing membawa uang satu kesita  dan sebuah cincin emas yang diberikan mereka kepada Ayub sebagai tanda sukacita mereka. Hidup Ayub menjadi kesaksian yang hidup bagi mereka yang menyaksikannya pada saat itu. Bayangkanlah, Allah telah memberikan dua kali lipat kepada Ayub dari kekayaannya sebelumnya dan kekayaannya itu semakin bertambah dengan pemberian saudara, kerabat, relasi dan para sahabatnya. Keadaan jauh berubah, bukan lagi sudah jatuh ketimpa tangga lagi seperti dahulu pada saat ia menjalani penderitaan demi penderitaannya, tetapi sekarang ia telah menikmati kemenangannya atas penderitaan itu. Berkat Tuhan semakin melimpah dalam hidupnya, bukan hanya harta bendanya yang berlipat ganda, tetapi Ayub juga mendapat anugerah melalui kehadiran tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan dalam keluarganya. Ketiga anak perempuannya (Yemima, Kezia dan Kerenhapukh) merupakan perempuan tercantik pada masa itu. Ayub masih hidup 140 tahun lagi setelah Allah memulihkan keadaannya. Itu adalah waktu yang cukup lama untuk menikmati anugerah Tuhan melalui Kehormatan, Kekayaan dan keturunan yang diberikan Allah kepadanya. Sampai pada masa tuanya ia masih dapat menikmati dan mensyukuri berkat-berkat Tuhan dalam hidupnya bersama dengan keturunannya sampai keturunannya yang keempat, lalu ia meninggal dunia. Kita yakin, Ayub meninggal dengan penuh sukacita karena pahit manisnya kehidupan telah ia lalui dan ia menang di dalam Tuhan. 

Kehidupan Ayub pada masa lampau ini adalah pelajaran yang berharga bagi kita orang Kristen zaman sekarang. Kita harus semakin menyadari segala dosa-dosa kita di hadapan Allah dan di hadapan sesama manusia dan kita harus semakin merendahkan diri dan hati kita di hadapan Allah Sang Pencipta. Sebab Dialah yang berkuasa atas segala ciptaanNya termasuk manusia. Kita yakin, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia itu sepengetahuan Allah. Dia mengetahui dan bertindak pada waktunya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3:11). Segala harta, kekayaan, kekuasaan dan apapun yang kita miliki tidak seharusnya membuat kita menyimpang dan menjauh dari jalan Tuhan. Tetapi, hendaknya semakin mendekatkan kita kepada Sang Pemberi tersebut, yaitu Allah. Sebab Dialah sumber berkat dalam kehidupan kita manusia. Oleh sebab itu, kita harus semakin bersyukur atas segala berkat yang diberikan oleh Allah dalam kehidupan kita, kita tidak pantas menyombongkan diri atas segala kepunyaan kita itu. Sebab itu adalah anugerah Tuhan, Dialah yang berhak memberi juga berhak mengambilnya, termasuk nyawa kita seturut kehendakNya (Ayub 1:21). Marilah kita meneladani hidup Ayub, seorang yang kaya raya namun tetap hidup dalam kesalehan, ketaatan dan takut akan Tuhan, bahkan demikian juga ketika Allah memberikan dua kali lipat dari sebelumnya kepadanya, ia tetap hidup dalam kesalehan, ketaatan dan takut akan Tuhan. Harta tidak membutakan mata dan imannya. Namun, semakin mendewasakan imannya. Tuhan memberkati kita, selamat menjalani hidup dengan ucapan syukur kepada Tuhan. Amin. 


Selamat Hari Minggu Tuhan Memberkati


Salam: Tim Editor Page "Pdt Nekson M Simanjuntak" - RN

Jumat, 16 Oktober 2020

SEMBAHLAH TUHAN DALAM KEKUDUSAN

 FIRMAN TUHAN SUMBER HIDUP

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Sabtu, 17 Oktober 2020


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


SEMBAHLAH TUHAN DALAM KEKUDUSAN


Mazmur 96: 9

Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapanNya, hai segenap bumi.


Pslm96:9 (NIV)

Worship the Lord in the splendor of his holiness; tremble before him, all the earth.


Sahabat yang baik, kira-kira mengapa kita harus menyembah Tuhan? Apa pentingnya dan faedahnya kita harus memberi waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan melalui ibadah dan doa-doa kita? Melalui renungan ini, kita mau belajar bagaimana pengalaman iman seorang pemazmur bersama dengan Tuhan.


Dalam Mazmur 96 ini, Pemazmur sungguh menyadari siapa Allah yang ia puji dan sembah. Dari pengalaman hidupnya, ia mengenal siapa Allah dan Tuhannya. Baginya, Allah adalah Tuhan yang Kudus dan Mahakuasa, yang tiada bandingnya. Dengan kekudusan dan kemahakuasaanNya, Allah telah menjaga dan memelihara hidup pemazmur dari tangan para musuh, bahkan Allah telah menjadi Hakim yang adil baginya. Itulah sebabnya di ayat pertama pasal ini, pemazmur mengajak orang-orang untuk menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan sebab sungguh besar karya dan perbuatan Tuhan yang telah dinyatakan bagi umatNya.


Kesadaran ini membuat pemazmur yakin bahwa ia tidak bisa hidup tanpa kehadiran Tuhan. Pemazmur percaya bahwa ia bisa melewati banyak hal dalam hidupnya, baik suka maupun duka, semua itu tidak lepas dari kuasa dan penyertaan Tuhan. Hal inilah yang mendorong pemazmur semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Pemazmur senantiasa menjaga relasinya dengan Allah melalui pujian dan penyembahannya. Bahkan pemazmur menyerukan kepada seluruh umat untuk turut serta datang kepada Tuhan, memuji dan menyembah Dia yang telah memelihara dan menyelamatkan hidup umatNya. 


Ajakan pemazmur untuk "sujud berhiaskan kekudusan" dalam ayat ini menggambarkan pengenalannya akan Allah yang ia sembah. Hal itu membuatnya tahu bagaimana cara menghormati Allah. Karena Allah adalah kudus, maka selayaknyalah kita datang menyembahNya dalam kekudusan. Artinya, kita harus menyadari siapa kita di hadapan Allah. Kita adalah ciptaanNya, maka kita harus datang dalam kerendahan, bukan dengan keangkuhan dan kesombongan diri. Untuk itu, yang terpenting dalam menghadap Tuhan bukanlah berhiaskan pakaian dan perhiasan indah, tetapi berhiaskan kekudusan hati untuk memuji dan menyembah Tuhan.


Ungkapan "gemetarlah" ingin menggambarkan bahwa sesungguhnya kita tidak layak datang menyembah Allah karena Dia adalah Kudus dan Mulia sementara kita adalah makhluk yang penuh dengan cacat dan cela. Untuk itu, ketika menghadap Tuhan dibutuhkan kesadaran diri tentang siapa kita di hadapan Allah, kita harus mengaku dosa dan memohon ampun akan dosa agar kita disucikan dan dilayakkan olehNya.


Sahabat yang baik hati, renungan pagi ini mengingatkan kita bahwa: 

1. keinginan menyembah Tuhan berasal dari kesadaran akan pertolongan dan pemeliharaan Tuhan dalam sepanjang hidup kita. Jika kita menyadari penyertaan Tuhan dalam setiap lika-liku kehidupan kita, dimana Tuhan selalu menolong kita melewati suka maupun duka, menjaga kita dari manis dan pahitnya kehidupan, maka kita tidak akan berani berjalan sendirian tanpa Tuhan. Kesadaran inilah yang membuat kita membutuhkan kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Untuk itu, kita harus membangun relasi yang baik dengan Tuhan melalui ibadah dan penyembahan kita kepadaNya. Dengan relasi yang baik ini, maka kita akan senantiasa berjalan bersama Tuhan dan menang menghadapi segala persoalan.

2. Dibutuhkan sikap kerendahan hati untuk membangun relasi dengan Tuhan sebab Allah kita adalah Mahakudus dan Mahakuasa. Untuk itu, jangan menganggap sepele persekutuan dengan Tuhan, datanglah dengan kerendahan dan bukan dengan kesombongan. Mari persiapkan waktu, hati dan pikiran untuk menyembah Dia. Jangan bermain-main, tapi datanglah dengan keseriusan hati agar relasi dengan Allah dapat terjalin dengan baik.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - MHS

Kamis, 15 Oktober 2020

HALLELUYA! ALLAH MAHA BESAR

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Jumat, 16 Oktober 2020


HALELUYA! ALLAH YANG MAHAKUASA


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan


Wahyu 19:6 (TB) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, yang Mahakuasa, telah menjadi raja.”

Revelation 19:6 (NKJV) And I heard, as it were, the voice of a great multitude, as the sound of mighty thunderings, saying, “Alleluia! For the Lord God Omnipotent reigns!”


Banyak hal yang mendorong atau yang memotivasi kita untuk memuji Allah, bisa saja karena kita memiliki pengalaman kehidupan dan kita merasakan semua adalah karena pertolongan Allah. Bisa juga karena kita merasa bahwa memuji Tuhan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaannya kewajiban kita adalah untuk berseru dan memuji Tuhan sebab dengan memuji Tuhan kita sendiri yang tertolong. Melalui pujian kita kepada Tuhan hati kita ditenangkan, melalui pujian kita kepada Tuhan kita tertolong untuk tetap berada dalam koridor yang dikehendaki oleh Allah. Haleluya, puji Tuhan, bersorak-sorai, bersukacita untuk memuji Tuhan karena hal yang kita alami merupakan pertolongan Tuhan. 


Dalam hal ini, firman Tuhan menyatakan kepada kita, bahwa Yohanes dalam kitab wahyu menyingkapkan bahwa himpunan suara yang sangat besar seperti desau air bah dan deru guruh yang hebat, menyerukan dengan nyaring: HALELUYA! Seruan ini datang dari orang-orang percaya yang ikut dalam perjamuan kawin Anak Domba, orang-orang yang diundang ke perjamuan kawin, orang-orang yang kepadanya dikarunia kain lenan halus yang berkilau-kilauan putih bersih yaitu perbuatan-perbuatan benar dari orang-orang kudus. Merekalah yang menyerukan HALELUYA karena menyaksikan kemahakuasaan Allah sebagai Raja yang bertahta. Pertanyaannya adalah, apakah kita ikut sebagai orang yang menghadap tahta Allah dan berseru seperti yang disingkapkan oleh Yohanes tersebut?


Sahabat yang baik hati! Mari kita sejak sekarang menunjukkan penyembahan kita kepada Allah Yang Mahakuasa, yang memerintah sebagai Raja di atas segala raja. Dialah Allah kita yang menolong setiap perjalanan kehidupan kita. Dialah Allah Yang Mahakuasa yang menganugerahkan kehidupan bagi kita. dan selayaknyalah sejak saat ini kita bersorak bagi Dia, memujia Dia, bersukacita karenaNya sehingga hidup kita ini adalah hidup yang senantiasa yang memuji Tuhan. Hidup yang senantiasa memuji Tuhan akan memenuhi kita dengan harapan dan iman percaya bahwa kelak saatnya akan tiba, bahwa kita akan ikut dalam Perjamuan kawin Anak Domba dan di sana juga kita akan memuji Allah yang Mahakuasa, bersorak-sorai memuliakan Dia. Pujilah Tuhan, bersoraklah bagi Dia sebab dengan demikian hati kita akan dihiburkanNya dan dikuatkanNya dalam menghadapi segala keadaan hidup kita. 


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen


Salam: Tim Page Pdt Nekson M Simanjuntak - MHS

Rabu, 14 Oktober 2020

BARANGSIAPA KUKASIHI, IA AKAN KUTEGOR DAN KUHAJAR

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Kamis, 15 Oktober 2020


BARANGSIAPA KUKASIHI, IA KUTEGOR DAN KUHAJAR


Selamat pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Wahyu 3: 19 (TB) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!


Revelation 3: 19 (KJV) As many as I love, I rebuke and chasten: be zealous therefore, and repent.


Waktu masih remaja, saya paling tidak suka dinasehati apalagi ditegor. Saya tahu dan sadar bahwa yang saya lakukan itu tidak baik dan salah, tapi kalau ditegor dan dinasehati, saya paling benci. Meskipun nasehat dan tegoran itu tidak saya sukai, namun tetap saya lakukan sekalipun dalam keadaan terpaksa dan terkadang sambil menggerutu. Bahkan pernah sekali waktu, saya pernah telat pulang sekolah karena diajak teman main ke rumahnya. Sampai sore, orang tua mencari karena saya belum pulang. Hari mulai gelap, saya pulang dan sampai di rumah, mama langsung marah dan memukul saya dengan sendok goreng karena terlambat pulang serta tidak ada pemberitahuan. Ayahkupun menasehatiku dengan nada suara dan mimik wajah marah. Saat itu aku benar-benar terluka, sakit hati, benci dan semua perasaan bercampur aduk dalam hati. Sejak saat itu saya tidak berani lagi terlambat pulang dan kalaupun mau main ke rumah teman, saya berpamitan terlebih dahulu kepada orang tua. 


Seiring berjalannya waktu, mulai beranjak dewasa, saya mulai sadar bahwa ternyata semua nasehat dan tegoran bahkan pukulan yang diberikan kepada saya itu adalah bentuk wujud kasih sayang orangtua kepadaku. Seandainya saya tidak dinasehati, tidak ditegor dan dihajar orang tua saya pada waktu itu, mungkin saya tidak akan jadi seperti sekarang ini. Saya sadar bahwa setiap nasehat, tegoran bahkan pukulan orangtua kepada saya adalah cara mereka mendidik saya agar menjadi manusia yang lebih baik dan terarah. Itu juga cara mereka mendisiplinkan saya dan juga wujud dari kasih sayang mereka terhadap anaknya. 


Demikian halnya dengan firman Tuhan hari ini yang mengatakan, Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Ayat ini mau mengingatkan kita agar jangan membenci tegoran dan ataupun hukuman (hajaran) karena dengan demikian kita mau diarahkan kepada hidup yang baik, bermutu dan terarah. Dan jauh lebih penting dari hal itu adalah segera bertobat atau kembali kepada jalan yang benar. Seperti jemaat Laodikia yang ditegor, dinasehati bahkan dihajar karena perbuatan dan sikap mereka. Surat ini berisi singgungan terhadap sifat dan suasana jemaat yang berada di Laodikia. Walaupun kaya, kota itu tidak mampu menghasilkan penyembuhan dari khasiat air panas, seperti tetangganya Hierapolis, atau kuasa menyegarkan dari air sejuk seperti di Kolose. Hasilnya hanyalah air "hangat-hangat kuku (suam-suam kuku)". Dalam konteks Laodikia, mereka memiliki persediaan air di dua tempat, yakni Hierapolis dan Kolose. Di Hierapolis, persediaan air tersebut bersuhu hangat mirip seperti sumber air panas. Air tersebut bisa digunakan untuk pengobatan. Sedangkan air di Kolose adalah air dingin yang bisa diminum dan berguna untuk menyegarkan badan. Air dari mata air panas di Hieropolis mengalir ke arah Laodikia, tetapi jauh sebelum kota Laodikia, air panas itu sudah menjadi suam-suam kuku. Sebagai air yang suam-suam kuku, tidak dapat digunakan secara maksimal (bisa dikatakan tidak berguna). Terlalu dingin untuk digunakan dalam pengobatan, juga terlalu panas untuk bisa diminum agar menyegarkan badan. Penelitian menemukan bahwa air seperti itu justru menimbulkan penyakit perut. Ibarat orang yang minum air yang sama sekali tidak enak karena mengandung kaporit, rasanya mau memuntahkannya, demikian pula sikap Yesus Kristus terhadap jemaat di Laodikia. Sifat atau karakter yang suam-suam kuku dalam mengimani Yesus Kristus dan tidak punya komitmen iman yang jelas membuat jemaat itu mau dimuntahkan Allah dari mulut-Nya. Itulah gambaran jemaat Laodikia, sehingga mereka perlu ditegor bahkan dihajar agar kemurnian iman mereka tehadap Yesus Kristus semakin nyata.


Sahabat yang baik hati! Ketika kita ditegor dan dinasehati, jangan cepat-cepat sakit hati apalagi sampai membenci. Tetapi terimalah itu untuk membuat kita lebih baik lagi. Jangan keraskan hatimu, tetapi terimalah itu sebagai tanda kasih sayang yang murni kepada kita. Orang yang sudah ditegor dan dinasehati secara berulang-ulang namun tetap mengeraskan hatinya maka ia pun akan menuai sesuatu yang tidak baik pula dalam hidupnya. Sudah dilarang tapi bebal, sudah ditegur tapi terus mengabaikan dan lebih memilih untuk memupuk perbuatan dosa dengan melakukannya berulang-ulang menunjukkan sebuah kebodohan. Firman Tuhan berkata: “Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.” (Amsal 26:11). Seperti itulah kerasnya Alkitab menggambarkan orang-orang yang memiliki perilaku buruk seperti ini. Oleh karena itu, nas alkitab dalam Wahyu 3: 22 mengatakan, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat." Biarlah kita menjadi orang yang tidak anti nasehat dan tegoran, namun mau mendengar dan memeliharanya serta dengan rela hati mau bertobat.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin.


Salam: Admin Page Pdt. Nekson M Simanjuntak - JZ

Selasa, 13 Oktober 2020

TUHAN MAHA DALAM SEGALA HAL

 FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN

Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi

Rabu, 14 Okt 2020


TUHAN MAHA DALAM SEGALA HAL


Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marikah menggubakan waktu sejenak di oagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.


Mazmur 97:9 (TB)  Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah. 


Psalms 97:9 (RWV)  For thou, LORD, art high above all the earth: thou art exalted far above all gods.


Bahasa terbatas menjelaskan suatu makna! Bahasa bisa mereduksi atau mengurangi suatu makna. Bahasa membantu manusia menjelaskan suatu arti dengan keterbatasan makna. Coba misalnya bahasa Ingris "rice" tidak dapat menjelaskan bahasa Batak: eme, boras, indahan, purik, monis, dodak dll. Demikian bahasa Indonesia, hanya dapat menjelaskan padi, beras dan nasi. Padahal masih banyak uraian-uraian turunannya yang belum dapat secara deteil menjelaskan partikel-partikel kecil dari beras atau padi. 


Alkitab adalah bahasa yang dipakai untuk mengartikan, menggambarkan dan menjelaskan keberadaan dan perbuatan Tuhan bagi manusia. Alkitab adalah penyataan Allah yang dikomunikasikan lewat bahasa manusia. Dari segala konsep tentang Tuhan tentu tidak dapat menjelaskan satu kata untuk menerangkan keberadaan Tuhan dan segala karyanya. Itulah sebabnya kata-kata yang dipilih biasanya bermakna paling agung sebagai  sebutan untuk Tuhan. Tuhan yang Maha Agung, Maha Esa, Maha Mulia, Maha Tinggi dll. Semuanya menjelaskan kedalaman arti tentang Tuhan. Tuhan itu Maha dalam segala hal.


Dalam renungan hari ini, pemazmur memakai kata Maha Tinggi. Bumi ini memiliki kedalaman dan ketinggian diukur dari titik ukur permukaan laut. Jika ada puncak yang paling tinggi keberadaan sesuatu maka adalah Tuhan lebih tinggi dari itu. Maha tinggi dapat juga diartikan sebagai status, maka Tuhan adalah status paling tinggi. Dialah raja diatas segala raja dan tuan diatas segala Tuhan. Penjelasan inilah yang dipakai pemazmur untuk menjelaakan Tuhan dan alasan untuk memuji dan memuliakan Dia.Mazmur 95:3 (TB)  Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. 


Maha Tinggi menjelaskan keberadaan dan status paling tinggi sekaligus meyakinkan setiap orang yang percaya untuk percaya hanya kepada Tuhan. Jika di dunia ini ada orang yang kita anggap dapat mewujudkan harapan dan impian kita, maka lebih dari itulah Tuhan yang Maha Tinggi bagi dapat memberikan apa saja bahkan melebihi dari apa yang kita pikirkan.


Sahabat yang baik hati! Marilah kita semakin merendahkan diri dihadapan Tuhan sembari menganggkat dan memuliakan Tuhan yang Maha Tinggi dalam hidup kita. Dialah Allah kita, raja diatas segala raja, tuhan di atas segala Tuhan. Mengakui Tuhan yang maha tinggi menyadarkan kita untuk merendahkan diri dihadapanNya, takut dan semakin sujud di hadapan Tuhan. Renungan ini mengajak kita menjadi orang-orang yang memuliakan Tuhan.


Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengab melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amen


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...