Rabu, 01 Juli 2020

DIBEBASKAN DARI HUKUM TAURAT

FIRMAN TUHAN SUMBER KEHIDUPAN
Kekuatan, Inspirasi dan Motivasi
Renungan Harian, 2 Juli 2020

DIBEBASKAN DARI HUKUM TAURAT

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan.

Roma 7:6 (TB)  Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

Romans 7:6 (RWV)  But now we are delivered from the law, that being dead by which we were held; that we should serve in newness of spirit, and not in the oldness of the letter.

Mengapa harus dibebaskan dari Hukum Taurat? Rasul Paulus memberikan penjelasan yang sangat apik bahwa Kristus telah membebaskan kita dari tuntutan hukum Taurat.

Bagi Yahudi Hukum Taurat adalah perintah Allah yang wajib dipatuhi danndiikat dengan perjanjian. Sebagai umat Allah mereka dituntut untuk setia melakukan hukum Taurat. Latar belakang pemberian  hukum Taurat adalah Tuhan hendak membentuk umat Allah yang kudus, mereka tidak sama seperti bangsa asing. Israel adalah umat pilihan Allah yang diikat dengan perjanjian: Allah adalah Allah mereka dan isrsel adlaah umat Allah. Saat mereka menerima hukum Taurat ada dua konsekwensi yaitu berkat dan kutuk. Bangsa Israel akan diberkati oleh Tuhan saat mereka setia memelihara hukum Taurat (Ulangan 28:1-14) namun mereka akan terkena kutuk atau hukum Allah saat mereka melanggar Hukum Taurat (Ulangan 28:15-47)

Dalam perjalanannya adalah Yahudi sering melanggar dan tidak setia melakukan perintah Allah. Bahkan tak seorang pun yang benar dihadapan Allah karena melakukan hukum Taurat.Roma 3:9-10, 20 (TB)  Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.  Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.

Konsekwensi pelanggaran atas hukum Taurat adalah manusia berdosa dan kena berada dibawah kuk hukum Taurut.  Barang siapa yang tidak setia melakukan hukum Taurat dia akan kena kutuk. Galatia 3:10 (TB)  Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." (Baca Ulangan 27:26).

Dengan apakah manusia dapat bebas dari hukuman Allah atas pelanggaran hukum Taurat? Manusia tidak dapat bebas karena perbuatan baik. Keselamatan itu adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Kristus telah membebaskan manusia dari kutuk hukum Turat dengan menjalani kematian di kayu salib. Itulah peristiwa di salib.Galatia 3:13-14 (TB)  "Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu."

Jadi dengan peristiwa salib, Kristus telah membebaskan manusia dari hukum Taurat.

Sahabat yang baik hati! Sering sekali dalam praktek kehidupan bergereja doktrin-doktrin tertentu menjadikan syarat agama yang berubah menjadi "hukum-hukum Taurat yang baru". Ada doktrin-doktrin yang mewajibkan perpuluhan, perpuasaan, pantangan-pantangan makan dan minuman tertentu. Dalam konteks Batak ada juga yang membuat peraturan tidak boleh pake ulos, tidak boleh memberi dan menerima parjambaron dll. Peraturan komunitas persekutuan berubah menjadi hukum-hukum Taurat yang menjadikan kuk atau beban bagi jemaat. Sesungguhnya itulah yang dibebaskan oleh Kristus. Jika ada peraturan keagamaan semestinya harus seturut dengan pembebasan yang dilakukan oleh Kristus. Seharusnya apa yang kita lakukan adalah ungkapan rasa syukur dan tanggung jawab karena telah menerima keselamatan. Jadi peraturan-peraturan keagamaan harus membebaskan bukan menjadi kuk yang membebani apalagi jika diperhadapkan menjadi hal berdosa atau tidak, bersalah atau tidak tetapi semua itu adalah bahagian pembinaan warga jemaat dan tanggung jawab seseorang yang telah menerima pembebasan Kristus. Setiap perbuatan kita harus didorong oleh rasa tanggung jawab atau kebebasan yang bertanggung jawab.

Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...