Kotbah Minggu VI Stlh Trinitatis
Minggu, 19 Juli 2020
Nats: Ulangan 16:13-17
MERAYAKAN HARI RAYA PONDOK
Ingat Sejarah, Bersyukur Dan Peduli
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati,
menurut Ulangan 16:16 ada tiga perayaan besar yang wajib dirayakan oleh orang Yahudi setiap tahunnya, yakni: Hari raya Roti tidak Beragi atau Paskah (Kel 12:14-20, band Imamat 2:4,11) peringatan akan malam pembebasan orang Ibrani dari perbudakan Mesir. Perayaan inilah yang ini dikaitkan dengan Perayaan Paskah dalam Perjanjian Baru pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib yang mati dan sebagai Anak Domba Allah yang membawa keselamatan bagi dunia. Kedua adalah Pesta Panen atau pesta Hari Raya Tujuh Minggu, pesta panen yang dirayakan tujuh minggu (Kel 34:22, Ul 16:10 dan Bil 28:26). Setiap orang mempersembahkan hasil panen kepada Tuhan, buah sulung dari hasil panen (Baca Imamat 23:39-40). Pesta panen ini menjadi pesta ke-50, jika dalam Kisah Para Rasul 2; orang Yahudi berkumpul di Yerusalem dalam rangka pesta ke-50 atau pentakosta saat itu orang Yahudi dari berbagai kota datang untuk merayakan pesta panen. Dan ketiga adalah Hari Raya Pondok Daun sebagaimana dalam kotbah minggu ini. Pesta ini bertujuan untuk mengingat bangsa Israel dahulu adalah penggembara.
Perayaan Hari Raya Pondok Daun wajib dilaksanakan oleh setiap orang Israel. Hal itu dimuat dalam peraturan peribadahan Yahudi. Hari Raya Pondok Daun atau disebut dengan "khag hasukkot” tertulis dalan Imamat 23:24 dan Ulangan 16:13)". Pada perayaan ini bangsa Israel bersyukur atas hasil panen.
01. “Khag hasukot” (Pesta Pondok Daun) dilaksanakan bertujuan untuk mengenang penggembaraan bangsa Israel (Baca Im 23:33-44).
Pada perayaan Pondok Daun setiap orang akan tinggal dalam pondok daun selama tujuh hari untuk mengenang akan zaman pengembaraan dalam padang belantara. Kita tahu bagaimana bangsa Israel mengembara selama 40 tahun di Padang Gurun, hidup berpindah-pindah dan berkemah seturut dengan petunjuk Tuhan. Apabila Tuhan mengatakan berjalan mereka berjalan, jika Tuhan menyatakan berkemah mereka berkemah. Demikianlah merekan berjalan di padang belantara selama emoat pulu tahun.
Setelah Yosua menggantikan Musa, Yosua memimpin bangsa Israel untuk menduduki tanah Kanaan. Di Kanaan mereka tinggal dan menetap, mereka memiliki tanah sebagai milik pusaka, bisa berladang dan beternak dan memperoleh hasil dari ladang-ladang dan kebun mereka. Maka dalam setiap merayakan hasil panen bangsa Israel wajib untuk tinggal di pondok daun yang dibuat oleh setiap keluarga. Tujuan adalah untuk mengedukasi bangsa Israel mereka dahulu adalah penggembara. Dengan tujuan agar mereka mengingat karunia yang besar yang memberikan tanah Kanaan menjadi warisan mereka. Tanah Kanaan adalah pemberian Allah yang subur, penuh susu dan madu. Semua itu adalah karunia Tuhan.
Melalui pesta pondok daun ini bangsa Israel diingatkan akan sejarah mereka yang terpatri dalam “Credo Israel, yang menekankan: dahulu mereka adalah budak di Mesir tetapi dibawa keluar dari sana dan dituntun dengan kuasa tangan Tuhan dan memberikan negeri Kanaan yang dijanjikan sejak leluhur mereka.
02. Syukur Atas Hasil Tanah (Gabe Na Niula)
Hari Raya Pondok Daud adalah bentuk pesta syukur atas panen yang mereka terima. Selama 7 hari bangsa Israel tinggal di ponduk yang terbuat dari daun-daunan dan mereka diwajibkan untuk memberikan persembahan sebagai milik Allah. Bahagian yang ditetapkan milik Allah adalah buah suluh dari panen mereka. Ulangan 16:14-15 (TB) Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu. Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh.
03. Pesta syukur pemberian Korban Bakaran (Sinur angka pahanpahanan)
Selama tujuh hari mereka tinggal di Pondok yang dibuat . Selain tinggal di dipondok yang dibuat mereka harus memberikan korban persembahan berupa binatang yang ditetapkan dalam Bilangan 29:36, disebutkan pada hari pertama 13 lembu jantan dan pada hari ke tujuh 7 dan pada hari kedelapan mengakhiri pesta pondok Daud dikorbankan seekor lembu jantan, seekor kambing jantan, dan 7 ekor anak domba. Tradisi Pondok Daud ini terus dilakukan bangsa Israel setelah berdiam di Kanaan dan tradisi ini dilaksanakan sampai zaman perjanjian Baru. (Baca Yoh 7:37).
Dalam perayaan hari Pondok Daun ini, bangsa Israel didik dan diajari untuk bersyukur dan memenuhi kewajiban mereka atas segala berkat yang diterima dari Tuhan dengan rela hati dan bersyukur mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Mereka datang ke hadiran Tuhan dengan tidak tangan hampa, tetapi membawa persembahan kepada Tuhan dari apa yang diterimanya dari Tuhan melalui hasil ladang, ternak dan usahanya.
04. Sukacita Bagi Seluruh anggota keluarga dan lapisan masyarakat
Ulangan 16:14 Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu
Hari Raya Pondok Daud bukan ansih memperingati sejarah, tetapi produkttif melakukan kepedulian sosial. Setiap keluarga berkewajiban menghadirkan sukacita bagi orang-orang disekitarnya, orang orang yang bekerja padanya dan memiliki kepedulian kepada sesama dan orang-orang yang miskin dana papa. Orang asing mendapat perhatian karena orang asing sering diperlakukan dengan keras dan tertindas, tidak memiliki hak sipil dan hanya sebagai penompang. Demikian dengan anak yatim dan janda. Menurut hukum Yahudi, seorang janda tidak memiliki hak warisan dari suaminya, milik pusaka peninggalan suaminya harus diserahkan kepada saudara suaminya, sampai anak laki-lakinya akil balik. Dapat kita bayangkan bagaimana pergumulan janda dan yatim.
Hal yang menarik adalah di hari Pondok Daun ini diingatkan setiap orang harus memperhatikan Orang Lewi. Orang yang bekerja di Bait Allah, imam dan petugas peribadahan bagi bangsa Israel. Mereka hidup dari persembahan dan perpuluhan jemaat. Dengan peringatan ini, seluruh Israel diingatkan akan kewajibannya untuk memperhatikan para Lewi. Hidup orang-orang yang melayani mereka harus diperhatikan.
˃˃Perlu juga diingatkan di minggu ini agar jemaat (gereja) memperhatikan kehidupan para pelayan sebagai imam atau kaum lewi dalam gereja.
Sahabat yang baik hati, dari kotbah minggu ini kita diajak:
Pertama, Perayaan yang ditetapkan dalam Israel memiliki makna hitoris, perayaan menjadi momen penting untuk mengenang sejarah. Khususnya Pondok Daun untuk mengenang bagaimana mereka dulu orang yang penggembara, berpindah-pindah (nomaden) dan hidup dalam tenda-tenda darurat menjadi orang yang tinggal menetap di negeri perjanjian dan memiliki hak atas tanah sebagai milik pusaka. Dengan merayakan Pondok Daun Tuhan mendidik umatNya mengenal diri dan tidak menghendaki umatnya bangsa yang lupa akan sejarah. Dengan perayaan ini mereka menghargai dan memaknainya perbuatan Allah tidak lupa diri.
Kedua, Mari mempersembahkan syukur atas segala pemberian Tuhan dalam kehidupan kita. Datang kedapan Tuhan bukan dnegan tangan kosong. Dalam teks ini disebutkan jenis-jenis korban yang wajid dipersembahkan. Dalam Perjanjian Baru, persembahan yang dikehendaki oleh Tuhan bukan hanya buah sulung atau perpuluhan atau persembahan berupa kurban. Persembahan sejati adalah mempersembahkan hidup kita untuk menghadirkan kemuliaan bagi nama Tuhan. Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Ketiga, perayaan religius dikaitkan dengan kewajiban mengingatkan tugas dan tanggung jawab orang percaya untuk menghadirkan sukacita bagi sesama, kepedulian bagi orang yang membutuhkan (miskin, yatim dan janda) dan memperhatikan (orang Lewi) hidup pelayan.
Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN
Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...
-
Sermon Jamita Minggu 7 Okt 2018 Turpuk : 2 Timoteus 4:1-5 SAHAT ULA TOHONANMI - TUNAIKANLAH TUGAS PELAYANANMU Patujolo/Pendahuluan ...
-
MENIADAKAN MAUT DIGENAPI DALAM KEBANGKITAN KRISTUS Yesaya 25:6-9 Selamat Paskah II...! Sahabat yang baik hati, dalam gereja Batak Hari in...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar