Sabtu, 04 Juli 2020

DIBEEKATI UNTUK MENJADI BERKAT

Kotbah Minggu IV Stlh Trinititas, 5 Juli 2020
Ev. 1 Musa 12:1-9 dan Ep. 15:7-13

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu merupakan titik bersejarah dalam hidup orang beriman yang dimulai dari Abraham. Abraham bukan hanya leluhur bani Israel, tetapi bapa orang percaya yang memulai hidupnya dengan beriman kepada Tuhan Allah. Allah memanggil dan Abraham taat kepada perintah Allah.  Abraham meniggalkan ayah dan ibunya, budaya, kampungnya Ur-Kasdim dan memulai yang baru. Apa yang dimiliki sebelumnya ditinggalkan dan melangkah pada satu harapan baru: taat pada perintah Allah.

Pemanggilan Abraham berisi janji. Allah berjanji bahwa Abraham: 1) menjadi bangsa yang besar, 2) nama yang mashur, 3 akan diberkati untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, dan 4) memiliki tanah yaitu tanah perjanjian. Memiliki tanah bagi seorang musafir adalah sesuatu impian yang paling berharga, karena hak kepemilikan tanah sangat tergantung pada raja setempat.
Keempat ini merupakan berkat yang diterima Abraham sebagai bapa orang percaya. Ketika dipanggil Abraham dan Sarai masih sepasang keluarga yang memulai hidup baru. Abraham tidak memulai hidupnya dengan segudang warisan kekayaan dari orangtuanya tetapi dia memulai babak baru atau sejarah baru yang diawali dengan bermodalkan iman percaya. Janji Allah kepada Abraham ini mengandung missi Allah yang luas bahwa melalui Abraham Allah hendak memberkati seluruh bangsa di bumi.

Bagaimana kita bisa menjadi berkat, marilah kita belajar dari Abraham sebagaimana dalam teks kotbah ini.

1. Berangkat dari Iman Percaya.
Apa yang kita lihat dalam diri Abraham adalah berangkat dari iman percaya memenuhi panggilan Allah. Abraham dipanggil Allah dan dia setia menuruti perintah Allah dengan sepenuh hati. Tidak ada setengah-setengah, tetapi sepenuh hati. Dia melangkah dengan pasti, menuju hidup yang diberkati. Ibrani 11:1 (TB)  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Tak ada keraguan, dia berjalan dalam suatu keyakinan yang pasti dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan yang memanggilnya.

2. Mulai Di Usia 75 Tahun
Zaman Abraham usia orang masih panjang-panjang, Abraham sendiri meninggal 175 tahun ( Kel 25:7). Dia dipanggil Allah pada usia 75 tahun, mungkin bisa kita sebutkan Abraham memulai pada usia paruh baya. Pengulangan janji kelahiran Ishak pada usia 99 tahun dan kelahiran ishak pada hsia 100 tahun.  Jadi Abraham menunggu 25 tahun hal keturunan. Alkitab menunjukkan keterangan tahun-tahun hidup Abraham tentu memiliki makna yang sangat penting. Memulai perubahan tidak ada kata terlambat. Bukankah banyak kisah sukses dimulai setelah pensiun dari pekerjaannya.
Selain tiada kata terlambat, di usia berapa kita terdorong untuk melakukan yang kita anggap berguna lakukanlah. Jika hari ini kita merasa banyak tertinggal maka berubahlah, kejar impian. Jangan mengeluh dengan segala kelemahan tetapi mulailah. Selain berubah perlu kesabaran. Abraham menunggu kasih karunia 25 tahun.

3. Iman berkorban dan berserah.
Janji Tuhan satu persatu dia syukuri. Satu demi satu janji Allah dia terima. Tuhan memberikatinya melalui ternak yang banyak, padang rumput yang hijau dan namanya masyur. Namanya sangat masyur hingga  raja Kanaan sangat menghormati Abraham. Berkat demi berkat diterimanya, namun harus bersabar bagaimana menjadi bangsa yang besar tanpa keturunan?  keturunan masih bersabar. Pada usia 75 tahun Abraham memperoleh janji namun baru di usia 100 tahun Ishak lahir. Itupun Abraham mendapat ujian, Allah menguji imannya dengan meminta Ishak agar dikorbankan. Siapakah orang yang menyerahkan apa yang diinginkannya sejak lama harus kehilangan begitu saja? Abraham tulus menuruti perintah Allah. Dia rela kehilangan yang lama ditunggunya. Perintah Allah lebih utama dari apa kebutuhannya sendiri. Itulah Abraham, imannya teruji hingga disebut Bapa orang Percaya. Tuhan telah menyediakan kurban bakaran namun ketaatannya melakukan perintah Tuhan sudah teruji. Demi perintah Allah, bersedia mengorbankan impiannya; sabar menunggu dan berserah diri pada Tuhan.

4. Mendirikan mezbah bagi Tuhan - kehidupan beribadah.
Dalam mewarisi janji, Abraham termasuk orang yang progresif, dia menelusuri tempat-tempat Kanaan dari Utara menuju Selatan. Dia berpindah-pindah dari padang rumput yang satu ke yang lain, mengalir begitu tetapi tetap dalam rancangan Tuhan. Hal menarik adalah ke mana Abraham mendirikan kemah disitu  Abraham mendirikan mezbah untuk Tuhan sebagai tempat untuk menyampaikan kurban persembahan kepada Tuhan. Ini membuktikan bahwa Abraham orang yang taat beribadah, berjumpa dengan Tuhan. Jika kita baca teks ini ada beberapa nama tempat dimana Abraham tinggal dan berkemah di Sikhem (ay 8), Negeb, di Bethel (ay 9) dan setiap Abraham berkemah dan tinggal di suatu tempat selalu mendirikan mezbah bagi untuk menyerahkan korban persembahan. Ini penting, untuk kita teladani dalam hidup ini. Abraham dalam ketaatan kepada Tuhan selalu hidup dalam peribadahan.

Sahabatbyang baik hato! Apa yang dilakukan Abraham ini menjadi contoh dalam hidup orang beriman. Dari kisah Abraham ini, kita diingatkan bahwa orang percaya adalah umat yang dipanggil dan dipilih Allah menjadi saluran berkat bagi dunia. Diberkati untuk menjadi berkat. Jalanilah hidup ini dengan penuh ketaatan kepada Perintah Allah, memelihara perjumpaan dengan Tuhan lewat ibadah. Bersabar dan penuh pengharapan dalam pekerjaan baik.

Sahabatku dimanapun saudara berada, biarlah segala kebaikan dan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai saudara. Amin

Selamat hari minggu, Tuhan memberkati.


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...