SANG GEMBALA DAN HAKIM
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 06/12/2017
Yehezkiel 34:22 (TB) maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.
Ezekiel 34:22 (RSV) I will save my flock, they shall no longer be a prey; and I will judge between sheep and sheep.
Satu kritik sosial dari Yehezkiel di tengah-tengah umat Allah adalah kealpaan para gembala, yaitu raja, imam dan nabi. Raja diberi wewenang membawa kesejahteraan dan melindungi umat Allah dari berbagai ancaman dari musuh. Namun kebalikannya yang terjadi kebijakan mereka hanya menambah beban umat Allah. Ancaman negara asing sangat mendesak seolah tak ada pemimpin untuk memberikan kepastian perlindungan bagi umat Allah. Jika kita baca asal 25 Yehezkiel menyerukan nubuatan terhadap bangsa-bangsa. Krisis tak dapat diatasi hingga mereka terbuang ke Babel. Yehezkiel sendiri ikut ke pembuangan Babel. Demikian halnya para imam, benar mereka menjalankan tugas imam mendoakan kurban bakaran di bait Allah namun tak pernah berpikir bagaimana memotivasi dan menginspirasi agar memiliki spiritualitas mereka bertumbuh. Mereka hanya menanti dia bait suci menunggu kurban persembahan dan membiarkan iman yang kerdil dan gersang. Atas itu Yehezkiel bersuara. Yehezkiel 34:3 (TB) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan.
Dalam keadaan demikianlah Yehezkiel hadir menyuarakan bahwa Tuhan sendiri menjadi gembala bagi umatNya. Sebagai gembala Tuhan akan menuntun mereka ke padang rumput yang hijau, ke air yang tenang, memberikan ketentraman dan kenyamanan. Dipastikan takkan ada serigala yang memangsa kawanan domba. Tepat seperti ungkapan pemazmur jika Tuhan gembala kita, tak kan kekurangan sesuatu apapun. (Maz 23:1). Sebagai gembala Tuhan akan melindungi dan meolong umatNya dari berbagai pergumulan dan beban hidup mereka.
Selain sebagai gembala, renungan di pagi hari ini meyakinkan bahwa Tuhan itu adalah hakim yang memberikan ganjaran dan hukuman bagi para pelaku yang menindas dan memangsa sesamanya. Sebagai hakim Tuhan itu adil, Dia mengetahui tindak tanduk setiap orang bahkan niat di dalam hati yang tersembunyi sekalipun Tuhan mengetahuinya. Tuhan akan bangkit, memberikan ganjaran dan hukuman bagi setiap orang menurut perbuatannya. Tak ada yang luput dari penyidikannya, semuanya akan terbuka di hadapan Allah dan memberikan hukum masing-masing.
Dalam bagian ayat terakhir disebut: 'hakim di antara domba dengan domba'. Disini tugas sebagai hakim tentu Tuhan tidak hanya pemberi hukuman namun Hakim berusaha mempertemukan domba dengan domba untuk mendamaikan perselisihan, kesalah-pahaman dan kekeliruan antara yang satu dengan tang lain. Ada orang berkonflik tanpa saling ada yang salah, namun saling berbeda pemahaman dan penafsiran yang keliru karena praduga dan kecurigaan yang menyesatkan. Kekaosan seperti itu bisa saja terjadi dalam persekutuan orang percaya. Tuhan sebagai hakim dan sekaligus sebagai mediator untuk mempertemuan dan mendamaikan umatNya.
Sahabat yang baik hati! Renungan pagi ini memberikan jaminan bahwa Tuhan itu gembala kita. Dia akan menolong, melindungi dan membawa kita kepada kebahagiaan dan sejahtera. Karena itu mari dengarkan suara Tuhan sang Gembala yang baik. Kedua, Tuhan itu hakim yang menghukum dan memberi ganjaran kepada setiap menurut perbuatannya. Hukumannya kepastian bagi setiap orang. Tak satupun yang luput dari hukumannya. Maka mari takut melakukan dosa dan pelanggaran. Ketiga, Tuhan itu adalah mediator yang baik yang mempertemukan orang-orang yang berkonflik, selisih paham dan menghantarkan kita kepada perseteruan dan permusuhan. Tuhan sebagai hakim berkenan mendamaikan kita semua. Karena itu berkenanlah diperdamaikan oleh Tuhan.
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar