MENDIRIKAN MEZBAH BAGI TUHAN
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Jumat 22/12/2017
Yosua 22:29 (TB) Jauhlah dari pada kami untuk memberontak terhadap TUHAN, dan untuk berbalik dari pada TUHAN pada hari ini dengan mendirikan mezbah untuk korban bakaran, korban sajian atau korban sembelihan, mezbah yang bukan mezbah TUHAN, Allah kita, yang ada di depan Kemah Suci-Nya!"
Joshua 22:29 (RSV) Far be it from us that we should rebel against the LORD, and turn away this day from following the LORD by building an altar for burnt offering, cereal offering, or sacrifice, other than the altar of the LORD our God that stands before his tabernacle!"
Setelah Israel memasuki tanah Kanaan, kedua belas suku memperoleh hak atas tanah sebagai warisan bagi setiap suku kecuali Lewi. Kanaan tetap dibagi dua belas wilayah: karena anak Yusuf memperoleh hak masing-masing Manasye dan Efraim. Namun Lewi tidak mendapat warisan tanah karena mereka dikhususkan sebagai imam yang hidup dari perpuluhan yang ditetapkan sebagai persembahan yang wajib dipersembahkan oleh setiap bani Israel. Itulah pekerjaan imam dari suku Lewi, mereka dari perpuluhan umat itu. Pusat ibadah pertama bagi umat Israel adalah di Silo.
Aturan ibadah sangat ketat dilakukan oleh orang Israel, kewajiban-kewajiban religius dilaksanakan dengan penuh ketaatan. Korban-korban yang diwajibkan kepada mereka dipersembahakan dengan taat: kurban, buah sulung, korban perdamaian dan perpuluhan dll. Ketaatan Yahudi terhadap perintah agama hingga saat ini sangat dipuji olh agama-agama dunia.
Setelah selesai pembagian tanah Kanaan yang dipimpin oleh Yosua, pada awalnya mereka beribadah bersama yang dipusatkan di Silo. Di Silo didirikan Mezbah; altar yang dikhususkan untuk mempersembahkan korban bakaran bagi Tuhan. Tabut perjanjian juga ditetapkan di sana. Silo menjadi pusat Ibadah bagi mereka. Silo berada di bagian Utara, sementara yang di bagian selatan seperti suku Ruben, Gad dan Manasye harus menyeberangi sungai Yordan untuk sampai ke Silo. Ketiga suku ini yaitu Ruben, Gad dan Manasye akhirnya mendirikan Mezbah bagi Tuhan di Gelilot (Gilgal) di bagian Selatan daerah Gilead yang dikhususkan untuk beribadah dan menyampaikan korban bakaran kepada Tuhan. Tentu ini menjadi masalah menurut suku-suku lainnya, karena telah menjadi dua mezbah, selain kemurnian Ibadah juga dikhawatirkan ini menjadi titik rawan perpecahan di kalangan bani Israel. Maka dalam suatu sidang tua-tua bani Ruben, Gad dan Mansye menjelaskan kepada mereka bahwa pembangunan mezbah adalah mezbah untuk Tuhan sebagaimana di Silo. Mereka bukan mau membuat agama baru atau bidaat baru, tetapi beribadah kepada Allah Israel. Mereka mendirikan mezbah itu adalah untuk penyembahan kepada Allah Israel: Allah Ibaraham, Ishak dan Yakub dan mereka menjadikannya menjadi sarana pendidikan bagi anak-anak mereka bahwa Mezbah yang mereka dirikan adalah untuk Tuhan. Kemudian suku-suku lain mendengar hal itu dan menerima alasan. Sejak itulah ada dua Mezbah untuk Israel: satu di Silo di bagian Utara dan satu di Gilgolot (Gilgal) untuk suku Ruben, Gad dan Manasye di bagian Selatan. Pendirian itu bukanlah suatu oerpecahan tetapi bagaimana supaya bani Israel di bagian selatan dapat beribadaha kepada Allah. Mereka semua saling menerima dan bersuka cita atas apa yang dijelaskan oleh suku Ruben, Gad dan Manasye.
Sahabat yang baik hati, sebagai insan beribadah sangat penting bagi kita maknai mendirikan mezbah bagi Tuhan. Seperti Nuh, hal pertama didirikan setelah keluar dari bahtera adalah mezbah bagi Tuhan. Bagaimana kita membangun mezbah bagi Tuhan masa kini: a) membangun pribadi yang beribadah dan bersekutu bersama orang percaya lainnya. b) kesediaan mempersembahkan dupa yang harum bagi Tuhan. c) membangun sarana pendidikan religius bagi anak agar manusia yang beribadah. d) memelihara hubungan baik dengan Tuhan lewat doa pribadi.
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar