Rabu, 13 Desember 2017

YA ABBA, YA BAPA

YA ABBA, YA BAPA

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah gunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Kamis, 14/12/2017

Galatia 4:6 (TB)  Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Galatians 4:6 (RSV)  And because you are sons, God has sent the Spirit of his Son into our hearts, crying, "Abba! Father!"

Ada dua status dalam keluarga jaman Alkitab yang menarik untuk didiskusikan. Kedua istilah ini juga dipakai oleh gereja hingga saat ini, yaitu hamba dan anak sehingga kita mengenal Hamba Allah atau Anak-anak Allah. Dimana kelebihan kedua istilah ini?

Hamba adalah budak yang dibeli dan dipekerjakan, seorang hamba akan mengabdikan hidupnya seumur hidupnya kepada tuannya, dia tidak bisa merdeka dari dirinya sendiri tetapi tetap sebagai hamba. Hamba tak memiliki ahli warisan, hamba hanya tetap seorang hamba yang setia kepada tuannya. Dari pemahaman kita menyadari bahwa kita tidak memiliki hak apapun dibhadapan Allah, namjnnkarena kasihbkaruniaNya kita diperkenankan menjadi hambaNya untuk melakukan kehendakNya.

Kedua tentang anak, Paulus dalam Galatia menyebutkan bahwa status kita dihadapan Allah adalah anak. Orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah anak-anak Allah. Status sebagai anak kita, memiliki arti hukum bahwa ikut sebagai ahli waris sang Bapa. Kita adalah anak-anakNya yang berseru kepada Tuhan sebagai ya Abba, ya Bapa.  Memang benar kita secara lahiriah bukanlah anak-anak Abraham, namun kita adalah  anak menurut perjanjian dan kita telah dimateraikan melalui baptisan. Anak-anak Allah menjadi status baru bagi yang menerima Yesus Kristus dan dinobatkan menjadi ahli waris kerajaan Allah.

Apa yang disampaikan Paulus ini menegaskan apa yang sering disampaikan oleh Yesus. Jika kita baca pengajaran dan kotbahNya; Yesus selalu mengajarkan bahwa Allah itu adalah Bapa kita. Yesus mengajar kita berdoa: Bapa Kami yang di Sorga, menunjukkan status anak bagi kita. Kita adalah anak-anakNya; yang dikasihiNya. (Mat 5:45 kamu.menjadi anak-anak Bapamu yang di Sorga, 5:48  Matius 5:48 (TB)  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Kembali kepada makna anak menurut Galatia ini, kalau kita anak maka kita harus menunjukkan jati diri anak, seorang pewaris kerajaan Allah. Dalam tradisi raja-raja kuno; seorang pangeran akan disematkan cincin kerajaan atau mahkota putra maha raja sebagai bukti dia sunguh-sungguh pangaeran. Maka kemana pun dia  pergi di seluruh wilayah kerajaan itu akan dilihat dan diketahui orang sebagai putra mahkota raja.

Maka demikianlah Paulus dalam renungan di pagi ini mengingatkan status keanakan kita sebagai anak-anak Allah: anak-anak pewaris kerajaan Sorga, anak-anak Allah perjanjian yangbm dipilih dan ditetapkan menerima keselamatan maka  dimana pun kita identitas dan jati diri kita sebagai anak Allah harus terpancar dalam diri kita.

Status sebagai anak ini mengingatkan kita akan kebaikan Allah. Allah adalah Bapa kita yang akan memelihara, melindungi dan memberkati Kiya anak-anakNya. Tuhan tidak membiarkan kita menghadapi beban berat yang tidak dapat kita tanggung. Allah sebagai Bapa kita tetap sedia mendengar doa dan permohonan kita kepadaNya.

#pdt nekson m sjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...