MENGENANG KEBAIKAN TUHAN
Refleksi 19 Tahun Tahbisan Kependetaan
Hari ini saya dan beberapa teman sepenahbisan genap 19 tahun menerima Tahbisan Kependetaan, tepatnya di Gereja HKBP Balige, dipimpin oleh Pejabat Ephorus Pdt Dr JR Hutauruk. Kala itu Pendeta Ressort di Balige adalah Pdt Tumpak Siahaan. Saya masih ingat betul gaya Pdt Tumpak yang selalu cool dan arif, tidak banyak bicara namun bisa lama markombur. Dalam beberapa diskusi Pdt Tumpak sangat pandai memilih kata yang tepat untuk disampaikan. Demikian dengan kebaikan senior lainnya Pdt Mangasi V Simanjuntak, Pdt Armada Sitorus, Pdt Marlem Pangaribuan semuanya mereka staf Kantor Pusat yang sangat baik, pekerja keras namun rendah hati. Peristiwa itu nampaknya masih baru saja berlalu, rupanya sudah sembilan belas tahun. Tak terasa memang waktu begitu cepat berlalu.
Dalam mengenang tahbisan 19 Tahun ini, saya sedikit cerita masa-masa di STT, karena menerima tahbisan menjadi impian bagi setiap mahasiswa STT yang kala itu sering juga disebut sekolah Pendeta.
Saya masih ingat Juni 1991 pergi ke Siantar bersama Bapak saya almarhum, untuk mendaftar ke STT Siantar. Bapak sangat bersemangat ketika saya mau mendaftar ke STT karena dua abang saya sebelumnya ikut test penerimaan ke STT namun mereka tidak masuk. Ketika saya diterima saya kirim surat kepada bapak bahwa saya diterima, dan kami segera memasuki masa persiapan studi theologi (PST). Bapak saya pun terseyum datang ke Siantar dan membawa bekal yang dibutuhan untuk pendaftaran ulang, biaya kuliah dll. Saya lihat bapak saya senang dan merasa bangga ketika saya diterima sebagai salah satu mahasiswa di parsamean itu. Tiap bulan pun dia mengirim aku uang untuk biaya kuliah, asrama dan keperluan adanya.
Semasa kuliah di STT berjalan dengan baik, masa PST sangat menggembirakan diajari saat teduh, membaca Alkitab dan kursus intensif bahasa Inggris. Tiada kendala yang cukup bersarti dalam menjalani kuliah. Beraktifitas di asrama, kuliah, kebaktian pagi di caple dan kebaktian malam. Mengerjakan tugas-tugas penuh dengan tantangan, kita harus keliling kamar siapa tau ada mesin tik yang tidak terpakai karena tidak semua mahasiswa punya mesin ketik. Termasuk saya baru setelah tingkat III saya dapat membeli mesin ketik dan mesin ketik itu saya pelihara dengan baik hingga menulis skripsi. Kehidupan asrama memang penuh dengan solidaritas, saling menolong dan membantu, saling memberi dan peduli. Tidak jarang beberapa kawan gotong royong mengerjakan PR teman sambil lembur kompur-kombur sambil minum kopi.
Di STT jaman kami Perpustakaan STT tergolong baik, kala peninggalan Pdt Dr SM Siahaan, perpustakaan ini terlengkap di tahun 80an. Beliau gigih memperbaikinya, namun tahun 90an itu semakin menurun, buku-buku baru sangat sedikit. Saya termasuk orang gang rajin ke Perpustakaan, baik siang kala tak ada mata kuliah maupun malam hari. Rajin ke Perpustakaan selain minat baca, juga sangat terbatas biaya untuk membeli buku. Tidak jarang saya copy beberapa halaman saja dari satu buku, kadang dua atau tiga lembar dari satu buku dan disimpan dengan baik untuk dijadikan referensi dalam menulis tugas-tugas.
Pengalaman Berasrama
Salah satu pengalaman menarik lainnya dalam kehidupan berasrama adalah makan bersama. Semua mahasiswa telah memiliki daftar meja, bisa 8-10 orang satu meja. Setiap meja dihidangkan jumlah piring, gelas dan makanan dan lauknya yang pas-pasan. Serapan pagi biasa dimulai pukul 07.00, umumnya hanya nasi, ikan teri atau tempe tahu dan secangkir teh manis hangat. Makan sian biasanya pukul 13.00, makanannya juga biasa: ikan gembung yang sudah dibagi menurut bagian masing-masing. Daging biasanya sekali seminggu. Makan malam biasanya pada pukul 18.00 wib. Setiap acara makan dimulai dengan doa dan diakhiri dengan nyanyian dan doa. Pada makan siang biasanya dibacakan surat-surat masuk: kadang seksi terkait sangat arif menuturkan bahasa yang indah dalam menyampaikan surat kepada seseorang. Apalagi kalau itu dari pacar bisa dibumbui agar lebih heboh. Hal paling menggembirakan adalah berita wessel dan panggilan bank dari beberapa kawan yang dari kota.
Asrama penuh nikmat seolah berlomba dengan ratus orang yang bersiap-siap melahap makanan yang dimeja. Giliran nambah biasanya para senior, apalagi ada ikan yang tersisah karena ketidakhadiran seseorang biasanya didaulat untuk para senior. Maklum takaran nasi, sayur dan lauk sudah dihitung menurut daftar nama meja masing-masing.
Aktifitas di Senat, NHKBP, Pelayanan Buruh
Semasa di Kampus saya aktif di lembaga senat mahasiswa; sejak tingkat satu saya anggota kesling (kebersihan lingkungan); tugas seksi ini mengkordinir gotong royong setiap sabtu menyapu lapangan bundar STT. Di sekelingling taman bundar STT penuh pohon dan setiap sabtunya harus bersih. Tingkat II saya dipercayakan untuk ketua seksi Kesling melanjutkan pekerjaan bang Bimen Limbong. Pada tingkat III saya dipercayakan sebagai wakil sekretariat di senat mahasiswa kala itu ketua senat Apeliften Sihombing dan tingkat IV Ketua II senat mahasiswa dan semester II tingkat IV harus merangkap jabatan Ketua I karena Ketua I dicutikan pihak kampus. Selama di Senat Mahasiswa saya sering komunikasi dengan Rektor Bapak yang sangat saya kagumi Pdt Dr BH Situmorang, beliau dosen dan guru kami yang sangat baik, kebapaan dan juga sangat lembut. Bekerja di Lembaga senat mahasiswa merupakan tugas berat, menghadapi pergumulan mahasiswa dan menyampaikannya ke pihak perguruan. Termasuk mengurusi persoalan mahasiswa yang terbawa-bawa di luar kampus.
Selain aktif di pelayanan Senat Mahasiswa, saya juga aktif dalam pelayanan buruh. CU Dos Roha Patuan Anggi 55 menjadi basis kami. Dua kali seminggu kami melakukan PA dan diskusi, beberapa senior yang mengajak kami dalam.pelayanan ini adalah Gerhard Sihombing, Bernard Manik, Marihot II Siahaan. Setelah mereka tamat kami melanjutkan payanan buruh ini dan meningkatkannya dengan pekayanan marga-marga kemudian mengorganisir pelayanan buruh untuk meningkatkan kesejahteraan buruh dan pergerakan itu sangat terasa tahun 1994. Kami dan kawan-kawan Henri, Radot, Hotland, Rahman, Serlida, Tiurma dkk tetap memberikan perhatian kepada pelayanan buruh sampai tampat. Kala itu juga kami wariskan kepada junior kami seperti kepada DR Partungkoan dkk
Dalam aktifitas gereja saya aktif sebagai anggota NHKBP Siantar kota sejak masuk di STT HKBP. Di NHKBP Siantar kota saya aktif mulai dari anggota (1991) hingga ketua Naposo Bulung tahun sampai meninggalkan kampus aktif di NHKBP Siantar Kota. Selain anggota NHKBP saya aktif juga mengajar Sekolah Minggu disana. Beberapa sekolah minggu di Kampung Tempel. Keaktifan saya di NHKBP Siantar Kota sangat menolong saya mengorganisir kegiatan naposo gereja. Mulai dari pencarian dana untuk mewujudkan program hingga membantu majelis dalam berbagai pelayanan partangiangan.
DOA KETIKA SAKIT
Semester 5 kala itu saya pernah sakit keras, inpeksi ginjal menurut Dr Mabel Sihombing. Namanya saya kenal hingga sekarang, dan saya mengucapkan terima kasih atas kebaikan beliau. Badan saya sudah bekak semuanya, termasuk wajah dan badan tidak ada satu celana yang muat karena badan bengkak. Nafas pun sesak dan terus muntah-muntah. Rasanya sangat menyiksa kala itu. Beberapa sahabat telah datang membesuk di RSU P. Siantar termasuk silih brganti dari pelayanan buruh dan juga dari STT dan NHKBP. Ketika bapak saya datang dari kampung membesuk saya, dia nampaknya menangis termasuk ito dan keluarga rasanya tipis harapan mereka saya sembuh. Namun saya secara pribadi sangat berharap saya akan sembuh. Tekad saya; saya akan menyelesaikan STT saya dan harus menerima tahbisan kependetaan. Selama sakit itu saja doa saya, agar Tuhan memberikan ijin bagi saya menyelesaikan studi saya dan diberi kesempatan untuk menerima tahbisan kependetaan. Tiga minggu saya opname di RSU Siantar, badan yang bengkak barangsur pulih, kemudian istirahat di rumah ito Eli kala itu di Asrama 122 di Marihat selama 2 Minggu dan pemulihan. Puji Tuhan, Tuhan itu baik, saya sembuh diijinkan Tuhan menyelesaikan STT dan berkesempatan menerima tahbisan kependetaan pada tanggal 13 Desember 1998 di HKBP Balige.
Ketika memasuki Ibadah pentahbisan kependetaan di HKBP Balige dari semua perjalanan yang saya ingat kala itu adalah doa saya ketik sakit: Tuhan sudah mengijinkan saya masuk ke STT, ijinkanlah saya menyelesaikannya hingga dapat menerima tahbisan kependetaan. Ini yang saya syukuri. Tuhan telah mendengar doa saya.
Kini waktu cepat berlalu, bukan hanya diijinkan Tuhan menerima tahbisan kependetaan tetapi telah menjalani 19 tahun tahbisan. Diberi tugas dan tanggungjawab dalam berbagai pelayan;
HKBP Paronan Nagodang Laguboti (1997), HKBP Slipi (1998-2001), HKBP Ujung Surabaya (2001-2003), Tugas Belajar UKDW (2003-2005), Biro Pembinaan K.Pusat (2005-2008), HKBP Ressort Parpulungan Nauli (2008-2012), Biro Pembinan (2012-2014), Biro Jemaat (2014-2016), HKBP Depok 1(2017 ---)
Terima kasih atas kebaikan Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH KEKAL
Kotbah Minggu Akhir Tahun Gerejawi - Peringatan Orang Meninggal Minggu, 24 Nopember 2024 Ev. Daniel 7:9-14 KEKUASAAN DAN KERAJAAN ALLAH YA...
-
Sermon Jamita Minggu 7 Okt 2018 Turpuk : 2 Timoteus 4:1-5 SAHAT ULA TOHONANMI - TUNAIKANLAH TUGAS PELAYANANMU Patujolo/Pendahuluan ...
-
HIDUP DAN MATI MILIK TUHAN Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar