MENELADANI KRISTUS
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah kita gunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Sabtu, 09/12/2017.
Filipi 2:5 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Philippians 2:5 (RSV) Have this mind among yourselves, which is yours in Christ Jesus,
Mungkin kita pernah melihat striker yang ditempelkan di belakang mobil yang bertuliskan: "FOLLOW ME, I HAVE JESUS". Stiker ini pastilah dituliskan oleh orang Kristen untuk menganjurkan bagi siapa yang membacanya agar mau mengikut Yesus. Namun mungkin anda akan berpikir ulang, jika sang pengemudi mobil tersebut ugal-ugalan, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan membuang sampah dari kaca mobil? Sungguh orang yang melihatnya akan geram dan marah. Maksud hati mengajak orang lewat striker tertempel, namun apa jadinya justru membuat memiliki penilaian yang negatip bagi pengikut Yesus. Jadi pengikut Yesus harus mencerminkan sikap dan pribadi Yesus.
Renungan di pagi hari ini merupakan ajakan Paulus agar orang percaya mengikuti teladan Yesus Kristus. Gaya hidup pengikut Yesus harus sungguh-sungguh meneladani hidup Yesus Kristus. Dalam gereja mula-mula, ketertarikan orang menjadi Kristen adalah karena gaya hiduo mereka yang bersekutu, masing-masing milik kepunyaannya menjadi milik bersama, adanya solidaritas dan menopang yang satu dengan hang lain.
Bagaimana kita menaruh pikiran-pikiran dan perasaan yang terdapat juga di dalam Kristus Yesus? Yesus Kristus telah teladan bagi setiap orang: hidupNya, perkataanNya, perbuatanNya dan kesetiaanNya hingga mati di kayu salib. Dia rela berkorban dan menyerahkan hidupNya untuk tebusan banyak orang. Kemanapun Yesus pergi selalu melakukan pelayanan kasih: menyembuhkan, memberikan motivasi bagi orang remuk hati, memberi pengampunan bagi yang berdosa dan mendidik orang mengenal kerajaan Allah. Seluruh hidupNya diabdikan untuk memenuhi missi Allah: menyelamatkan manusia (Baca Yoh 3:16). Jika Paulus menyerukan hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan di dalam Yesus Kristus ini berarti: hiduo kita: sikap, kata dan perbuatan sepadan dengan karakter Kristus.
Apakah itu karakter Kristus, jika kita baca Filipi 2 ditekankan tentang kesediaan 'mengoskngkan diri'. Mengosongkan diri diterjemahkan dari 'kennosis' (Yunani): bersedia meyangkal keberadaan dirinya dan menerima adanya status dan keberadaan baru bagi dirinya. Meninggalkan segala kelebihan dan kemuliaannya masuk pada status baru. Seperti kisah seorang raja dari istana yang blusukan menjadi rakyat biasa, hidup dan tinggal bersama rakyat biasa, merasakan apa yang mereka rasakan tanpa diketahui oleh rakyat. Lebih dari itu Yesus Kristus yang turun ke bawah, meninggalkan kemuliaanNya dan mengambil rupa seorang hamba, agar dia dapat menyelamatkan manusia. Allah yang maha tinggi berkenan turun ke dunia. Suatu sikap rendah hati dan berkorban, setia melakukan missiNya hingga mati di kayu salib.
Kesediaan mengosongkan diri dengan merendahkan diri menjadi sama dengan manusia membuat Yesus Kristus ditinggikan diatas segala nama: Filipi 2:9 (TB) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Sahabat yang baik hati! Panggilan untuk meneladani Kristus pada renungan pagi ini mengingatkan kita sebagai pengikut Yesus harus mengikuti jejaknya. Hendaklah kamu menaruh perasaan dan perbuatan yang ada di dalam Kristus adalah panggilan bagi kita semua untuk meneladani Kristus untuk rendah hati, mengabdikan diri dalam pelayanan kasih, rela berkorban, mengampuni dan memaafkan tidak pernah membalaskan serta setia kepada missi dan kehendak Allah. Apa yang dilakukanNya adalah untuk mendatangkan sukacita dan keselamatan bagi setiap orang.
Kennosis Kristus, Kristus yang mengosongkan diri menjadi sumber motivasi yang kuat bagi kita untuk selalu menempa diri rendah hati dan melakukan kasih gang tulus dan tanpa pamrih. Tuhan memberkati.
#pdt nekson m sjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar