Kekuatan, Inspirasi dan Motivas
Renungan Harian, Senin 27 April 2020
TUHAN MENGAMPUNI DAN MEMAAFKAN
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hari, marilah gunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan
Mikha 7:18 (TB) Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
Micah 7:18 (RWV) Who is a God like thee, that pardoneth iniquity, and passeth by the transgression of the remnant of his heritage? he retaineth not his anger for ever, because he delighteth in mercy.
Kealpaan pemimpin sebagai gembala merupakan titik berangkat nabi Mikha menyampaikan pesan Tuhan. Menurut catatan Alkitab Mikha menyampaikan kritik terhadap kerajaan Yehuda dan kepada Israel Utara karena raja tidak benar-benar menjadi pemimpin yang mensejahterahkan rakyatnya. Nabi Mikha pernah berdialog dengan Raja Ahab (Israel Utara) bahkan menubuatkan kematian raja Ahab (1 Raj 22). Namun konsekwensi seorang nabi yang menyatakan kebenaran dialami oleh Mikha, dia ditampar pegawai istana dan Mikha ditahan dan dipenjarakan (1 Raj 22:24,27).
Itulah kenyataan yang dialami Mikha atas kedegilan hati Israel yang menolak pertobatan. Nabi Mikha sendiri melihat bagaimana kebobrokan para pemimpin-pemimpin di tengah-tengah umat namun apakah Tuhan akan menghukum umatNya? Mikha 7:1-2 (TB) Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai.
Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring.
Bagaimana dengan Mikha? Dia tidak mau berjalan dengan orang-orang yang telah meninggalkan Tuhan. Dia akan setia dan sabar dijalan Tuhan.
Mikha 7:7, 9 (TB) Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
Sekalipun Mikha percaya akan ada kemarahan Tuhan yang menimoa umatNha akan ada pengampunan. Tuhan itu mengampuni dan memaafkan. KasihNya lebih besar dibanding murkaNya. Itulah sebabNya Mika berkata: TIADA ALLAH SEPERTI ENGKAU.
Mikha 7:18 (TB) Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
Ada kekaguman tersendiri bagi nabi Mikha atas kebaikan Tuhan terhadap umat Allah. Sampai bertanya: siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milikNya? Pertanyaan ini penting karena melihat realitas kehidupan umat Allah telah jauh dari Tuhan, mereka melanggar ketetapan dan perintah Tuhan. Bukan hanya rakyat, tetapi pemimpin-pemimpin mereka tidak hadir lagi sebagai gembala yang memelihara kehidupan umatNya. Raja dan para pemimpin tidak berjalan lagi dalam kebenaran dan hukum. Keputusan pengadilan hanya berdasarkan order dan titipan suap (Mikha 3:9). Para pemimpin telah membengkokkan segala yang lurus dan tangan mereka penuh dengan darah. Bangsa ini semakin parah, imam yang seharusnya menjadi pendoa, dan imam pengajar moral dan panutan di tengah umat telah berubah menjadi mengajar karena upah atau banyaran (Mikha 3:11). Imam yang seharus berdoa membawa kurban persembahan bagi Allah dan memberikan hak-hak Allah atas setiap kurban yang dipersembahankan telah mengambil keuntungan bagi dirinya sendiri. Kurban persembahan untuk Tuhan dan perbendaharaan Bait Allah telah dirampas dan dikeruk habis. Semestinya Tuhan akan murka dan mendatangkan hukuman terhadap umatNya tetapi karena kasihNya Tuhan tetap mengampuni dan hadir sebagai gembala yang melindungi, mensejahterakan dan membawa kesejukan. KasihNya lebih besar dari murkaNya. Allah sendiri akan menggembalakan umatNya: mengasihi, mengampuni dan memaafkan seluruh pelanggaran umatNya. Pelanggaran mereka tak menjadi penghalang bagi Allah mengasihi umatNya. Bahkan pelanggaran umatNya dibuang ke tubir laut. Mikha 7:19 (TB) Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
Sejalan dengan itu, Yesaya 1:18 (TB) Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
Sahabat yang baik hati! Selama pandemik covid-19 ini, tidak sedikit orang yang menghubungkn pandemik ini dengan hukuman Tuhan dan tanda jaman. Saya pribadi tidak setuju akan hal itu. Saya pribadi pandemik ini adalah suatu kenyataan yang terjadi di tengah ciptan Tuhan, dimana manusia memperoleh tantangan. Tantangan ini.mengajar manusia untuk lebih berhikmat dan mawas diri. Mari belajar bersama untuk menjaga diri untuk terhindari dari covid melalui anjuran pemerintah dan para media. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membangun diri dan menolong sesama. Di atas semua itu berdoa kepada Tuhan agar dunia ini cepat pulih dari pandemi Corona. Tuhan itu baik dan penuh kaaih karunia, tidak.membalaskan setimpal dengan perbuatan kita. Kita percaya Allah pengasih dan penyayang, memaafkan dan menghapus kesalahan umatNya. Pelanggaran kita tak menjadi penghambat bagi kita menerima kasih Tuhan.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar