Sabtu, 04 April 2020

RAJAMU TELAH DATANG

Kotbah Minggu 5 April 2020, Minggu Palmarum
Ev: Yohanes 12:12-19

HKBP DEPOK 1 mengadakan ibadah di rumah masing-masing secara serempak pukul 09.00 Wib

Tata ibadah Minggu 5 April 2020 (channel ini buka pd pukul 09.00 wib
>> https://youtu.be/yOjp4gT1_Qg

RAJAMU TELAH DATANG

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati khotbah Minggu Palmarum tanggal 5 April 2020 tertulis pada Yohanes 12 ayat 12-19 mengundang kita untuk bersama-sama menyambut Tuhan Yesus sang Raja Gereja dalam kehidupan kita.

Minggu palmarum merupakan Minggu sentral memahami arti kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.  Saat penghuni Yerusalem mengetahui Yesus hendak memasuki Yerusalem mereka menyambut Tuhan Yesus: ada memegang daun palem, mereka pergimenyongsong Dia meletakkan dijalan-jalan yang dilalui Tuhan Yesus. Mereka menyanyikan:  Hosana... Hosana untuk menyambut Yesus sebagai sambutan bagi Raja damai yang akan masuk ke Yerusalem.

Mengapa Yesus memasuki Yerusalem? Ini suatu peristiwa yang sangat penting. Setidaknya ada dua hal yang menarik bagi kita.

Pertama: Yerusalem adalah pusat ibadah bagi orang Yahudi, disana berada Bait Allah simbol kehadiran Allah bagi umat Israel. Setiap tahun orang Yahudi memberikan kurban keselaman, korban penghapusan dosa dan korban perdamaian. Kala itu imam besar akan memasuki ruang yang Maha Kudus memimpin doa pengampunan dosa atas umatNya. Jika orangYahudi dan imam besar menyampaikan korban keselamatan dan penghapusan dosa berulang ulang. Maka Yesus melakukannya untuk kita sekali untuk selama-lamanya.
Yesus memasuki Yerusalem mempersembahkan diriNya menjadi korban penghapusan dosa melalui kematianNya di kayu salib. Hal itu dilakukan sekali untuk selama-lamaNya. DarahNya yang tercurah menjadi korban penghapusan dosa dan oleh pengorbananNya manusia memperoleh pendamaian. Pendamaian ini penting, dimana Allah menjadikan kita anak-anakNya, dosa warisan yang turun temurun dari Adam dan dosa perbuatan kita diselesaikan oleh Tuhan Yesus di Golgata.

Kedua,  Yerusalem adalah pusat pemerintahan dan kekuasaan. Daud membangun kota Jerusalem sebagai pusat pemerintahan, menyatukan seluruh bangsa Israel, mensejahterakan seluruh umat dan memimpin negeri itu dengan penuh damai sejahtera.

Inilah yang hendak dipenuhi oleh Tuhan Yesus, Yesus memerintah dunia ini dengan mendirikan Kerajaan Allah diatas dasar kasih dan damai sejahtera. Pemerintahan Yesus tidak sama seperti raja-raja dunia ini yang memimpin dengan tangan besi, naik di atas kuda dengan melakukan kekerasan dan perang untuk menahklukkan orang lain. Yesus adalah raja damai, yang naik di atas keledai memerintah dunia ini dengan penuh damai. Tanda-tanda Kerajaan adalah hadirnya kebenaran, keadilan, sukacita dan damai sejahtera.

Jadi Yesus Kristus memasuki Jerusalem bukan memerintah seperti raja-raja dunia, memimpin dengan pedang dan kekerasan tetapi Yesus Raja memerintah dan menghadirkan damai sejahtera di bumi.  Itulah sebabnya Yesus menamakan anak-anak Allah sebagai pembawa damai. Menerima Yesus berarti berkenan menghadirkan damai sejahtera di bumi ini.

Bagaimana respon kita ketika kita mendengar Yesus akan memasuki Jerusalem khotbah Yohanes 12 ayat 12-19 temukan empat kata yang sangat penting:

1. Mengambil daun palma
Bagaimana saya mengambil daun palem, dimana akan saya letakkan, bukankah kami stay at home saat ini?  Bagaimana saya menghiasi jalan-jalan yang akan dilalui Tuhan Yesus? Sahabatku tidak perlu pergi untuk memotong daun pohon palem,  anda tidak perlu membeli kain hijau dan meletakkan di jalan-jalan atau di pintu gerbang untuk menyongsong Tuhan Yesus. Daun palm adalah simbol kesediaan hati membuka jalan masuk bagi Yesus di hati kita. Katakan saja ya Tuhan Yesus datanglah di hatiku, Ya Tuhan Yesus datanglah kerumah kami, penuhi hatiku dan rumahku dengan kehendakMu. Itu sudah cukup! Hadirkan kasih Yesus di rumah, kebahagiaan dan sukacita di rumah itu sudah cukup bagi Tuhan Yesus.

Mari kita membuka hati kita lebih luas lagi untuk menyambut Yesus dalam kehidupan kita.

2.  Menyongsong Tuhan Yesus
Penghuni Yerusalem melangkahkan kaki, bergerak dan berjalan menyambut Yesus di jalan yang akan dilaluinya. Ini penting membawa fisiknya, membawa dirinya hadir di hadapan Tuhan Yesus.
Saya herankan kalau saat pendeta dan.majels cape mengundang jemaat untuk datang beribadah, mereka mengatakan beribadah itu bukan hanya di gereja, kita bisa berdoa secara personal? Saat situasi begini, orang seperti ini yang berkata tidak ada iman, apakah ibadah dirumah hanya trend saja? Berkomentar sana sini tapi tidak menggerakkan dirinya hadir di hadapan Tuhan Yesus.

Mari langkahkan kaki untuk menyongsong Tuhan Yesus, bangkit bergerak menyambut Yesus, jika perlu memanjat seperti Zakeus. Ketika ramai dan tidak ada ruang baginya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, dia memanjat pohon jarak. Yesus tau upaya Zakeus dan akhirnya Yesus mau hadir ke rumahNya. Jika ada usaha kita untuk menyosong Yesus, Yesus justru mau berkenan hadir di rumah kita.

3. Berseru-seru: Hosana..Hosana! Mereka menyanyikan: hosana hosana hosana bagi anak Daud. Raja Israel. Disini ada pujian dan mengagungkan Tuhan Yesus sebagai Raja Damai.  Yesus mendirikan Kerajaan Allah dan akan memerintah umatNya dengan penuh damai sejahtera.

Kerajaan Yesus tidak sama dengan raja-raja dunia, itulah sebabnya Yesus naik di atas keledai. Jika raja dunia memerintah dengan pedang, menunggang kuda, penuh kekuasaan dan kekerasan. Yesus mendirikan kerajaan Allah dengan landasan kasih, pengampunan dan damai sejahtera.


Memuji Tuhan harus dari hati yang sungguh-sungguh dari pengenalan kita kepada Tuhan Yesus.
Bagaimana kita bisa memuji Tuhan dalam keadaan begini, sakit,  ada beban, ancaman, tekanan dan ketakutan? Ingat, tantangan kehidupan tak boleh menghentikan  orang percaya memuji dan memuliakan Tuhan. Kita harus memuji Tuhan dalam segala keadaan.

Jika ada upanya orang-orang menghentikan pujian orang percaya, seperti orang Farisi yang protes dan meminta agar Yesus menghentikan sorak-sorai yang menyanyikan Hosana..hosana...maka Yesus berkata: Lukas 19:40 (TB)  Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."

Jika pun kita tidak bisa berkumpul, karena tetapi pujian kepada Tuhan semakin menyebar karena pujian darj rumah kita masing-masing. Masalah dan pergumulan tak boleh menghentikan pujian orang percaya.

 Justru ini menjadi ujian bagi kita untuk menaiki tahap demi tahap tingkat pertumbuhan Iman seperti khotbah Minggu lalu.  Iman kita harus bertumbuh. Iman ditambahkan kebajikan, kebajikan ditambahkannpengetahuan, pengetahuan ditambahkan penguasaan diri, penguasaan diri ditambahkan ketekunan, ketekunan ditambahkan kesalehan dan kesalehan ditambahkan kasih kepada saudara dan semua orang.

4. Menyaksikan Dia.
Yesus memasuki Yerusalem membuat murud-murid dan dan orang banyak tentang apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.

Minggu Palmarum mengingatkan bahwa semua yang dilakukan oleh Tuhan Yesus: mengajar, berkotbah dan tanda-tanda mujizat menjadi kesaksian. Apa yang mereka dengar dan lihat disaksikannya kepada orang lain agar orang lain percaya kepada Tuhan Yesus.

Sahabat yang baik hati di minggu palmarum saat ini merupakan Minggu yang lain daripada yang biasanya tetapi menurut saya ini menjadi kesempatan yang lebih luas bagi seluruh warga Jemaat dan seluruh umat Kristen di dunia ini.

Jika selama ini Minggu palmarum kita hiasi gerbang-gerbang gereja dengan dekorasi daun palem, saat ini kita hiasi rumah kita dan hati kita dengan membuka diri seluas-luasnya abagi Tuhan Yesus. Saat ini Yesus mau datang dan sedang berjalan hendak menjumpai kita, jangan sampai rumahmu terkunci, hatimu tertutup tetapi sambut dan songsonglah Dia yang akan memberikan sukacita dan keselamatan.

Tuhan memberkati! Mari sambut Tuhan Yesus dengan menyatakan Hosanna..Hosanna!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...