Sabtu, 18 April 2020

JIWAKU HAUS KEPADA TUHAN


Kotbah Minggu Quosimodegeniti,
19 April 2020
Nas: Mazmur 42:1-6


Sahabat yang baik hati!

Kami mengajak kita semua Parhalado dan Jemaat HKBP Depok 1 untuk mengikuti Ibadah Minggu besok, Minggu 19 April 2020 di Rumah kita masing-masing. Ibadah dapat kita ikuti pada channel YouTube HKBP Depok 1.

Acara Nyanyian sudah ada di kanal YouTube :  HKBP Depok 1
Click link berikut dibuka pada pukul 09.00 Wib

>>https://youtu.be/WmW9rZdqwrw

Sekolah Minggu Kelas 1 - Pra Remaja Klik Link ini ya : https://youtu.be/2VvUv-xJx14
Click link berikut dibuka pada pukul 08.00 wib

Sekolah Minggu Kelas Ceria dan Balita Klik Link ini ya : https://youtu.be/sGDI9fduns8
Click link berikut dibuka pada pukul 08.00 Wib


JIWAKU HAUS KEPADA TUHAN

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, nama Minggu pertama setelah Paskah menurut Kalender gerejawi disebut dengan Quosimodegeniti. Artinya adalah seperti bayi yang haus akan susu yang murni. Nama Minggu ini hendak menjelaskan peristiwa kebangkitan Yesus Kristus menjadikan kita menjadi manusia baru atau lahir baru. Manusia baru harus menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa, pelanggaran dan keinginan daging. Kini haus akan kebaikan, hidup dalam ketaatan dan menuruti kehendak Allah.

Mazmur 42 salah satu mazmur yang tergolong paling indah dari 150 pasal kitab Mazmur. Syairnya sangat indah menggambarkan kerinduan orang percaya kepada Tuhan. Seperti rusa rindukan sungai yang berair demikian kerinduan pemazmur kepada Tuhan. 

Pemazmur menghadapi pergumulan berat. Dia tiak berdaya menjalani hidupnya. Dalam pergumulannya dia mengalami duka yang menyedihka. Setiap hari dia dirundung kesedihan, bahkan air mata adala makanannya sehari-hari. Bukan hanya itu, nampaknya musuh-musuhnya sudah mengejek Pemazmur berkata: dimana Allahmu? Tuhan yang dipercaya dan disembahnya tak berkuasa melakukan apapun dalam hidupnya. Merana dan gundah gulana. Ingin memberontak dia tak berdaya. Kalau dirinya tak berdaya dapat dimaklumi karena pemazmur adalah manusia lemah namun kalau orang lain beranggapan bahwa Tuhan yang dipercaya tak memiliki kuasa apapun untuk menolongnya hal ini telah menggugat iman dan bhatinnya.

Bagaimana Pemazmur menghadapi pergumulan berat ini? Dari bacaan teks kotbah Minggu ini ada beberapa hal yang sangat menarik, selengkapnya marilah kita baca:

Mazmur 42:1-5 (TB)  Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2) Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
(42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
(42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
(42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
(42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Dari bacaan ini, Mazmur mengajak kita untuk menghadapi pergumulan yang berat:

01. Adore Him - Datang  ke hadapan Tuhan

Kerinduan Pemazmur adalah datang kehadiran Tuhan. Dia sujud dan berhadapan dengan Tuhan di dalam dia. Dia menundukkan kepala dan merebahkan diri dihadapan Tuhan. Seperti orang yang menyerah dihadapan musuh dan pasrah, lebih dari itulah Pemazmur menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Pasrah dan berserah, hanya Tuhan menjadi penolong baginya.

Kerinduan pemazmur datang ke hadapan Tuhan. Dia tidak memusatkan perhatiannya pada masalah dan musuh-musuhNya tetapi memusatkan hati dan pikirannya berada di hadiran Tuhan.

Hal ini bisa menjadi evaluasi bagi kita semua. Jika di rumah Tuhan kita bisa tenang, riang dan bersuka cita mengapa tidak datang ke rumah Tuhan? Jangan bawah kesedihan, kekhawatiran dan kegalauan ke tempat lain mencari hiburan sesaat, bisa menambah persoalan.

Kotbah ini menjawab segala kegalauan dan kekhawatiran pemazmur dengan berharap kepada Tuhan. Tuhan adalah penolong, Dia mengetahui pergumulan terdalam di hati kita. Sehebat apapun seseorang menyembunyikan kesedihan di hatinya namun di mata Tuhan semua terbuka dan Tuhan tahu apa yang hendak dilakukanNya untuk menolong dan membantu kita. Jika demikian mengapa harus galau? Datanglah dan mendekatlah kepadaNya kegalauanmu akan diangkatNya.

 02. Self correct - menyadari keterbatasan dir

Berangkat dari ayat 5, Pemazmur mengingat dan mereview masa hidupnya. Bagaimana dia beradu dengan semua umat manusia.
Mazmur 42:4 (TB)  (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

Sesungguhnya dia telah berusaha bahkan lebih keras dari usaha orang lain. Dia tidak mau tertinggal dari orang lain. Hidup ini sangat kompetitip, seolah berlomba siapa cepat itu dapat dan tertinggal sedikit akan kehilangan harapan.

Pemazmur datang dihadapan Tuhan, melihat dirinya sendiru. Di dalam dunia yang kompetitif ini, Pemazmur berharap hanya pada Tuhan.

Berharap akan Tuhan juga suatu pengakuan atas keterbatasan diri kita. Kita terbatas mengantisipasi akan apa yang akan terjadi di depan kita, namun kita bisa melangkah dengan pasti karena berpengharapan kepada Tuhan. Tuhan menyertai, menuntun dan menolong kita.

03. Self motivation - memotivasi diri

Berangkat dari pertanyaan di ayat 6: "Mengapa engkau tertekan hai jiwaku?" Suatu pertanyaan yang mengundang jiwa dan bathinnya. Melihat apa yang bisa digerakkan dari dirinya sendiri.

Dalam masa PSBB ini, banyak vidio dan kata-kata yang motivasi kita lewat medsos. Melawan Covid bukan hanya dilawan lewat media tetapi berpikiran bahagia adalah kunci meningkatkan immunitas tubuh. Semakin kita senang dan tidak takut sesungguhnya kekuatan daya tahan tubuh kita akan meningkat. Namun sebaliknya jika takut berlebihan dan rasa frustrasi di hati slterus menghantui pikiran kita daya immun kitabdrop dan mudah diserang berbagai penyakit.

Pemazmur dalam kotbah ini, mencoba merecoveru dirinya dengan bertanya: mengapa engkau tertekannhai jiwaku? Dia mau mencoba menemukan mengapa harus tertekan, bukankah Allah yang besar adalah penolongnya? Semacam kontemplasi.

Jiwa yang tertekan atas tekanan-tekanan psikis, beban kerja dan beban apapun yang menimpa hidup kita. Tuhan mau dan bersedia menolong kita.

Kesimpulan dalam hatinya yang menemukan jawaban pada Tuhan, membangkitkan semangat Pemazmur untuk tampil tangguh menghadapi pergumulannya.

04  Renungan Jejak Kaki!

Mungkin anda pernah baca kisah jejak kaki; seorang berjalan di pantai bersama Tuhan, dia dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan menyertainya, hal itu terbukti dengan adanya empat jejak kaki: dua jejak kakinya dan dua jejak kaki Tuhan. Namun dijalan yang sulit dan berduri dia hanya melihat hanya dua jejak kaki. Maka dia pun menanyakan Tuhan:  Tuhan, bukankah Engkau telah berjanji menyertai aku dalam perjalanan ini, mengapa di jalan sulit dan berduri hanya ada dua jejak kaki. Mengapa Tuhan tidak menyertai aku? Maka Tuhan pun menjawab dengan lembut: anakku, memang benar ketika di jalan yang sulit dan berduri hanya ada dua jejak kaki. Namun perhatikanlah, jejak kaki itu adalah jejak kaki-Ku, karena ketika di jalan yang sulit dan berduri, saat itu Aku menggendong engkau.

Kotbah minggu ini, khususnya menghadapi covid-29 dan berbagai dampaknya dalam kehidupan kita sehari-hari menyakinkan kita akan pertolongan Tuhan. Pertanyaan: mengapa engkau tertekan hai jiwaku? Dalam semua kegelisahan, kegalauan dan berbagai hal yang membuat hidup kita terbeban, berharaplah akan Tuhan, Dia akan menggendong, menolong dan memberi kelegaan bagi kita. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...