1 Korintus 1:18 (TB) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1 Corinthians 1:18 (RWV) For the preaching of the cross is to them that perish foolishness; but to us who are saved it is the power of God.
Apakah salib menurut anda? Itulah yang hendak dijawab oleh renungan hari ini.
Bagi kalangan Yunani salib adalah kebodohan, bagaimana seseorang mau rela mati demi orang lain? Kaum Yunani adalah tipe orang yang mengagungkan pengetahuan. Telah banyak lahir pemikir-pemikir besar dari kalangan Yunani. Sedangkan kaum Yahudi memahami bahwa salib batu sandungan. Sebagai mana kita ketahui bahwa orang Yahudi telah lama menantikan Mesias sebagaimana dijanjikan sejak Perjanjian Lama. Mesias adalah Anak Allah yang membebaskan bangsa Israel dari tirani bangsa asing, memiliki kuasa dan raja adil dan perkasa dalam peperangan. Sejak Yesus hadir di tengah-tengah Yahudi, mereka terus cari tanda untuk membuktikan apakah Yesus itu Mesias atau bukan.
Bagi orang percaya salib adalah kekuatan dan hikmat Allah.
Bagi Paulus menalar pikiran Allah dari perfektif manusia memang adalah kebodohan 1 Korintus 1:18 (TB) Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Tetapi bagi orang percaya pemberitaan tentang salib adalah hikmat dan kekuatan Allah. Paulus meyingkapkan hikmat dibalik peristiwa salib. Peristiwa salib adalah pemenuhan kasih Allah; memulihkan hubungan manusia dengan Allah (hubungan vertikal). Salib memulihkan hubungan manusia dengan sesamanya (hubungan horisontal). Dengan demikian benar ajaran Yesus tentang kasih. Matius 22:39-40 (TB) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Pemberitaan tentang salib adalah hikmat dan kekuatan Allah. Dari mana kita mengukur suatu kekuatan? Umumnya kekuatan diukur dari kemampuan mengalahkan musuh. Seperti seorang pahlawan yang heroik, semakin banyak musuh yang dikalahkan semakin kuatlah seseorang. Namun pertanyaan siapakah lawan terkuat yang dihadapi manusia? Lawan terbesar manusia bukanlah musuh tetapi mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan diri sendiri adalah pengorbanan. Inilah kekuatan Allah yang ditunjukkan di salib sebagai pengorbanan. Bagi Paulus, salib itu kuat menegur setiap orang untuk melihat diri sendiri, mengoreksi diri dan bertobat dari sikap yang selama ini mengorbankan orang lain. Saat ini memulai dengan perubahan dari dalam diri sendiri. Kekuatan terbesar dalam diri seseorang adalah kemampuan mengalahkan diri sendiri. Itulah pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di kayu salib.
Sahabat yang baik hati! Apakah salib bagi kita saat ini? Salib bisa juga kita pahami sebagai tragedi kemanusiaan. Yesus yang tidak bersalah dalam hal apapun sebagaimana tuntutan orang banyak namun hukuman salib harus dijatuhkan kepada Yesus. Dalam kekuasaan dunia suara kebencian yang deras yang berseru: "salibkan Dia!", "salibkan Dia!" lebih berkuasa dari kebenaran. Ini adalah kekerasan. Dengan peristiwa salib dunia (Yahudi dan Yunani) memahami bahwa mereka telah membungkam dan menghentikan Yesus, tetapi justru Allah mewujudkan keselamatan lewat peristiwa salib.
Dalam mempersiapkan diri memasuki minggu-minggu mengenang sengsara dan penderitaan Yesus disemangati dari teologi salib. Mari memikul salib dengan sikap lebih berhikmat, taat memikul salib dalam pengorbanan, kasih dan kerendahan hati!
Sahabatku! Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam saudara. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar