Sabtu, 04 Agustus 2018

BERSYUKUR ATAS PEMBEBASAN YANG DILAKUKAN OLEH TUHAN

Kotbah Minggu, 5 Agustus 2018
Nats: Keluaran 13:11-16

BERSYUKUR ATAS PEMBEBASAN YANG DILAKUKAN OLEH TUHAN

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, setiap memasuki bulan Agustus kita selalu teringat akan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kemerdekaan adalah berkat dan karunia Tuhan, bisa lepas dari penjajahan menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Tugas terberat kini adalah mengisi kemerdekaan dengan membangun nasionalisme bangsa dan membebaskan bangsa Indonesia dari "mental-mental kolonialisme" dalam bentuk baru.   Indonesia harus berjuang membebaskan diri mental para politisi parsial yang hanya berorientasi pada kepentingan kelompok dan golongan kepada panggilan kebangsaan menuju cita-cita bersama yaitu kesejahteraan bangsa (welfare state) Indonesia. Bagaimana pun harus diingat tak akan mungkin suatu bangsa  maju jika tidak ada rasa nasionalisme yang kuat. Indonesia seharusnya belajar dari Bapak Bangsa India yang mengatakan: "politik tanpa idiologi adalah dosa terbesar suatu bangsa".  Hal ini sangat betul karena akan mudah kompromistis demi mencapai kekuasaan. Politik tanpa idiologi adalah politik yang hanya  bertujuan pada kekuasaan. Nasionalismenya bisa luntur demi mencapai kekuasaan. Sebaliknya idiologi yang kuat akan muncul dari kesadaran sejarah dan keprihatinan mendalam atas pengalaman sejarah serta cita-cita yang kuat untuk mewujudkan cita-cita bangsa.  Semoga masa pendaftaran Capres dan Cawapres dapat direnungkan secara mendalam dari kotbah minggu ini dengan pengalaman sejarah pembebasan Israel dari Mesir.

Kotbah minggu ini dari Keluaran 13:11-16 menjadi inspirasi berharga bagi kita bahwa tercapainya cita-cita kebangsaan harus terpatri dalam diri setiap orang sebagaimana pengalaman bangsa Israel. Bangsa Israel sebelum keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan dan menjadi bangsa yang merdeka dan mendiami negeri yang dijanjikan dalam diri mereka telah terpatri tiga hal:

1) Pengakuan Atas Kuasa Tuhan
Pengakuan bangsa Israel atas kuasa Tuhan dibukukan menjadi Credo.
Bangsa Israel mengakui bahwa mereka dahulu adalah budak di Mesir, mereka dapat bebas menjadi satu bangsa dan diam di negeri Kanaan yang subur penuh susu dan madu adalah anugerah Allah. Pembebasan Israel dsri Kanaan meruoakan kuasa dan mujizat Allah yang disaksikan oleh bangsa Israel. Tulah demi tulah diberikan Allh untuk menghajar Firaun agar mau membebaskan Israel.

Sebelum kotbah ini telah disampaikan sembilan tulah di tanah Mesir agar Israel dibebaskan. Air menjadi darah, nyamuk, lalat oikat, penyakit sampar, barah, hujan es, belalang, gelap gulita. Belum cukup untuk membuat Firaun menyerah. Baru setelah tulah ke sepuluh yaitu: kematian anak sulung, Firaun menyerah dan membiarkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Itupun setelah mereka keluar, Firaun mengejar Israel hingga ditenggelamkan di laut Tiberau.

Namun sebelum tulah kesepuluh itu, ada peringatan yang disampaikan oleh Musa agar mereka mengenang peristiwa itu sebagai peristiwa sejarah yang harus diingat dan diwariskan kepada anak cucu mereka.
Itulah sebabnya setiap Israel mengajarkan dan mendidik anak-anak mereka menghargai sejarah pembebasan Israel dari Mesir. Sungguh hanya karena tangan yang kuat dari Allah mereka bisa bebas dan keluar dari perbudakan Mesir.

Kanaan adalah negeri pemberian Allah yang harus dihargai, dijaga dan dipelihara. Kanaan adalah negeri pusaka yang harus dipertahankan dari segala ancaman, tantangan dan gangguan manapun. Itulah nasionalisme yang terpatri dalam setiap bangsa Israel. Menghargai sejarah dan menghargai negerinya sebagai pemberian Tuhan.

2) Melawan Lupa: Mengingat Sejarah dan MewariskanNya
Hal kedua ini adalah bagaimana bangsa Israel mengingat sejarah? Keluaran 13:16 (TB)  Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir."  (Lih juga Ulangan 6:8-9)

Mengikatnya sebagai "tanda pada tangan" menunjukkan bahwa apapun aktifitas dan keputusan mereka dalam melakukan sesuatu tidak boleh melupakan sejarah kehidupan bangsanya. 

Menjadi "lambang di dahi", membubuhkan suatu tanda di dahi berarti menunjukkan suatu identitas. Mudah dikenal dan dapat mengenal seseorang.  Disini identitas seorang Israel jelas, tidak abu-abu sebagai suatu bangsa, yaitu umat Allah. Identitas mereka sebagai suatu kesatuan yaitu umat pilihan Allah. Di Indonesia politik identitas sangat kuat, namun identitas yang parsial, memakai politik identitas suku, agama dan kedaerahan yang sangat rapuh dan mudah merobek-robek kesatuan dan persatuan republik Indonesia. Lihatlah bagaimana lambang dan simbol-simbol diperlakukan oleh politisi yang berseberangan dengan pemerintah. Sangat mudah dipecah hanya karena kepentingan politik sesaat. Negara yang kuat  sebenarnya harus ada identitas yang sama yang harus dihormati dan dijunjung tinggi.

Atas hal ini, saya jadi ingat program Metro TV yang sangat menarik yaitu "Melawan Lupa", dalam setiap sesi tayangan ini diungkapkan sejarah-sejarah perjuangan bangsa yang mudah dilupakan bahkan diabaikan oleh masyarakat Indonesia. Israel adalah salah satu contoh menjadi negara yang bertahan dalam badai sejarah karena mereka berjuang melawan lupa.

3) Mensyukuri Pembebasan melalui Persembahan  Sulung dan Perayaan Paskah.
Dalam rangka melawan lupa, Musa memerintahkan bangsa Israel sebelum memasuki tanah Kanaan jauh-jauh telah diingatkan bahwa mereka harus melakukan

a. Perayaan Paskah.
Kematian anak sulung di seluruh negeri Mesir membuat negeri itu penuh ratap dan tangis namun bangsa Israel terluput karena "darah anak domba". Peristiwa itu membuat mereka harus merayakan paskah setiap tahun dengan hari raya roti tidak beragi. Perayaan ditetapkan menjadi agenda tahunan untuk mengenang sejarah pembebasan Allah atas kematian anak sulung. Bagi setiap orang Israel merupakan kewajiban merayakan Paskah dengan ziarah ke Yerusalem

Dalam perjanjian Baru Makna Paskah digenapi dalam diri Yesus sebagai anak Domba Allah. PengorbananNya di kayu salib menebus kita dari dosa dannkematian kepada kehidupan yangnkekal. Pengorbanan Kristus di kayu salib harus terus kita syukuri dalam hidup ini.

b. Persembahan Sulung Merupakan Hak Allah.
Kotbah ini mengingatkan bangsa Israel harus mempersembahkan buah sulung dari ternak mereka. Sebenarnya bukan hanya buah sulung dari ternak tetapi dari buah sulung dari hasil panen ladang dan buah sulung atas penghasilan dan pendapatan mereka harus dipersembahkan sebagai milik Allah.

Persembahan buah sulung ini mengingatkan bahwa setiap berkat dan penghasilan yang kita terima itu adalah pemberian Allah. Penetapan ini sekaligus mengingat bangsa Israel agar tidak melupakan Tuhan atas apa yang mereka peroleh dan terima dalam hidupnya.

Tentu saat ini buah sulung yang kita terima bukanlah dari ternak, tetapi dengan kotbah ini kita diingatkan dari sekian banyak berkat yang kita terima, mari teyap ingat Tuhan dan memberikan persembahan syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan.

Sahabat yang baik hati! Melawan lupa merupakan salah satu pesan yang sangat berharga dalam kotbah ini. Mari bersyukur atas keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui pengorbanan Yesus Kristus.  Ingatlah Tuhan dalam segala keadaan dan sampaikan syukur berupa persembahan yang terbaik dari hidup kita untuk kemuliaan nama Tuhan.

Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam
Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...