TINGGALLAH DI DALAM KASIH
Yohanes 15:9-17
Yohanes 15:9-17
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini menyapa kita agar hidup di dalam kasih. Hidup di dalam kasih adalah keunggulkan pengajaran Yesus. Hidup Yesus yang mempersembahkan diriNya menjadi korban penebusan dosa adalah bukti kasih. Mengikut Yesus berarti meneladaninya hidup di dalam kasih.
Perintah agar hidup di dalam kasih menjadi sangat penting di tengah-tengah krisis persahabatan dan krisis kasih sayang. Harus kita akui jaman ini menggiring kita bahwa hidup ini adalah berkompetisi, bertanding memenangkan kehidupan sehingga tak terelakkan persaingan yang satu dengan yang lain. Jika bersaing sehat masih dalam harmoni namun apa jadinya jika hidup saling serang dan mengganggap yang lain adalah musuh yang harus dimusnahkan. Inilah salah satu kehebatan Berita Injil dalam segala keadaan hidup tang kita alamai Yesus memerintahkan kita hidup di dalam kasih sebagai nilai universal dalam hidup manusia. Hidup di dalam kasih adalah suatu perintah atau keharusan.
1. Kasih itu imperatif atau perintah
Apa artinya kaaih itu imperatif? Hidup di dalam kasih adalah suatu keharusan karena itu adalah perintah Yesus Kristus. Yohanes 15:12 (TB) Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Apa artinya kaaih itu imperatif? Hidup di dalam kasih adalah suatu keharusan karena itu adalah perintah Yesus Kristus. Yohanes 15:12 (TB) Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Sebelum ayat ini Yesus telah menjelaskan bahwa Dia hidup di dalam perintah Allah dan tinggal di dalam Kasih. Yesus melakukan perintah Allah karena Yesus mengasihi Allah. Jadi rumus kasih adalah terletak ketaatan untuk tinggal di dalam Kasih dan kesediaan melakukan kasih. Bagaimana seseorang berkata mengasihi namun tak menghiraukan perintahbyang dikasihinya?
Allah adalah kasih, kasih Allah yang nyata ada di dalam diri Yesus Kristus yang melaukan perintah Allah hingga taat mati di kayu salib. Hal demikianlah yang diharapkan oleh Yesus dari orang yang percaya. Mengaku Yesus dan menjadi murid Yesus harus mau hidup harus tinggal di dalam kasih dan melakukan perintahNya untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
Kasih adalah gaya hidup orang percaya, sebagaimana diajarkan oleh Yesus: berdoa bagi orang yang membenci kita, tidak membalas perbuatan jahat dengan kejahatan, tetapi sebaliknya berilah pipi kanan bagi orang yang menampar pipi kiri, berjalanlah dua mill ketika orang meminta anda mendampinginya berjalan 1 mill. Kasih itu adalah hati nurani yang murni yang tidak membenci, dendam dan membalaskan kejahatan dengan apa yang jahat. Mengasihi adalah tangan yang selalu terbuka untuk menolong serta kaki yang sedia melangkah menopang yang lain dan kesediaan berbagi dan berkorban untuk sesama. Jangan balaskan sinis kepada ornag yang membenci anda, tetapi maafkan dan berkatilah mereka. Dengan demikian kita melakukan perintah Yesus Kristus.
2. Kasih seorang sahabat
Kasih bukanlah hubungan pemberi dan penerima, atasan ke bawahan tetapi kasih itu menempatkan diri sejajar dengan orang yang kita kasihi sebagaimana Yesus membuat kita sahabatNya. Yesus tidak menempatkan diriNya sebagai pemberi terhadap muridNya atau atau tuan atas orang yang dikasihiNya, tetapi Yesus menyebut kita sahabatnya dan melayani murid-muridNya dengan bersedia membasu kaki para muridNya.
Kasih bukanlah hubungan pemberi dan penerima, atasan ke bawahan tetapi kasih itu menempatkan diri sejajar dengan orang yang kita kasihi sebagaimana Yesus membuat kita sahabatNya. Yesus tidak menempatkan diriNya sebagai pemberi terhadap muridNya atau atau tuan atas orang yang dikasihiNya, tetapi Yesus menyebut kita sahabatnya dan melayani murid-muridNya dengan bersedia membasu kaki para muridNya.
Baiklah kita perdalam mengenai makna pernyataan Yesus ini: Yohanes 15:13-14 (TB) Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Kamu adalah sahabatKu. Ini penting, Yesus menempatkan diriNya sejajar dengan murid. Ini Yesus mengajarkan sesuatu yang baru. Pada jaman itu jika seseorang menebus seorang hamba maka yang ditebus itu menjadi hamba atas tuan yang menebusnya. Namun lihatlah Yesus yang melakukan penebusan atas umat manusia bukan menjadikan diriNya tuan atas manusia yang ditebus, tetapi kita diangkat menjadi sahabatNya.
Makna sahabat sangat penting menurut Alkitab: ada hati, kepedulian dan pengorbanan. Sahabat lebih karib dari seorang saudara (Amsal 18:24) dan Amsal 17:17 (TB) Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
Jadi jika Yesus menyebut kita sebagai sahabatNya ini berarti ada kedekatan, ada kepedulian dan pengorbanan diri.
Persahabatan kita sangat berarti ketika saling berkorban dan mau menyerahkan waktu menolong sesama.
Persahabatan kita sangat berarti ketika saling berkorban dan mau menyerahkan waktu menolong sesama.
3. Kasih itu berbuah.
Bukan kita yang memilih Yesus sebagai sahabat kita, tetapi Yesuslah yang memanggil dan menetapkan kita menjadi umat pilihanNya. Kita dipanggil agar kita berbuah. Pohon tak pernah berbuah untuk dirinya sendiri, tetapi berbuah untuk orang lain. Kita dipilih dan ditetalkan untuk menghasilkan buah.
Bukan kita yang memilih Yesus sebagai sahabat kita, tetapi Yesuslah yang memanggil dan menetapkan kita menjadi umat pilihanNya. Kita dipanggil agar kita berbuah. Pohon tak pernah berbuah untuk dirinya sendiri, tetapi berbuah untuk orang lain. Kita dipilih dan ditetalkan untuk menghasilkan buah.
Ayat 16 ini mengingatkan kita akan hakekat orang percaya yaitu produktif dalam hal perbuatan baik yang membangun manusia. Inilah panggilan am orang percaya. Menghasilkan buah sebagai produk kasih meneladani Yesus yang penuh kasih.
Pohon yang berbuah tetan harus tetap dekat dengan sumber air. Sebagaimana dijelaskan dalam Mazmur 1 bahwa orang benar akan seperti pohon di oinggir aliran sungai, daunnya hijau dan berbuah lebat pada musimnya. Kucinya adalah tetap dengan pada sumber air. Demikian dengan hidup orang percaya: hiduonya akan produkrif menghasilkan buah jika tetap tinggal bersama Yesus Kristus.
Selagi tinggal di dalam Kristus tidak perlu kuatir karena Tuhan mendengarkan apa yang kita minta di dalam namaNya.
Dengan bagian yang ketiga ini kita diajak agar produktif menghasilkan buah yang baik dengan tulus iklas. Karena hakekat kasih adalah tulus iklas (baca = agape).
Berkaitan dengan Minggu Letare, artinya bersukacitalah! Sukacita Yesus, ketika kita murid-muridnya tinggal di dalam kasih. Suka cita akan datang dalam hidup kita masing-masing, dalam lingkungan keluarga, kerja dan persekutuan kita jika tetap di dalam kasih.
Sahabat yang baik hati, selamat hari minggu, Tuhan memberkati firmanNya bagi kita semua sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Amin
Salam
#Nekson M Simanjuntak
#Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar