PERCAYA DAN BERPENGHARAPAN HANYA PADA TUHAN DALAM SEGALA KEADAAN (Psalm 43:1-5)
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, Ada ungkapan yang sering kita dengar: "the right person in right time" : orang yang tepat pada momen yang tepat. Ungkapan ini hendak menjelaskan situasi menggembirakan, situasi tertentu mendukung orang baik berbuahkan kebaikan. Pada pihak lain kehadiran orang baik sangat ditunggu untuk melakukan perubahan di sekitarnya. Namun bagaimana jadinya jika keadaan terbalik: "the right person in the wrong time or wrong place"? Orang baik ada dalam situasi yang tidak tepat. Seorang yang baik berada di tengah-tengah situasi buruk, berhadapan dengan penipu, pendusta dan pelaku-pelaku kecurangan. Orang baik berhadapan manusia-manusia arogan dan kasar, bengis dan kejam. Apakah yang dapat dilakukan orang baik itu untuk mengubah keadaan sekitar? Tentu akan serba sulit; baik dari diri orang baik itu dan dari lingkungan sekitarnya yang akan terus mensiasati setiap gerak orang baik. Bahkan orang baik bisa menjadi korban para pelaku kejahatan.
Mazmur 43 adalah mazmur yang menggambarkan keadaan orang baik di tengah-tengah keadaan buruk. Dia tertekan, tertindas, hak-haknya dirampas oleh orang lain dan seolah keadilan jauh darinya. Rasanya kebenaran hanya milik orang yang bertangan besi. Panas di hati berkecamuk di dalam dirinya, rohnya tidak tenang dan jiwanya tertekan atas beban hidup yang dialami. Pemazmur gelisah dan tak nyaman. Mazmur 43 sekalipun tidak disebutkan sumbernya namun besar kemungkinan dari Daud: sebagaimana kita tahu pengalaman terburuk yang dialami Daud ketika di dikejar-kejar Saul. Pengejaran itu bukan karena kesalahan Daud, tetapi karena keinginan Saul melenyapkan Daud. Saul tak berterima jika Daud lebih unggul darinya di kalangan rakyat Israel. Daud harus bergerillya menyelamatkan diri dari pengejaran Saul, disinilah Daud merasa terasing dan terbuang.
Bagaimana pemazmur mengelola ketikadilan yang terjadi dan mengelola kegelisahan dalam hidupnya? Marilah kita ambil pelajaran dari kotbah minggu ini:
1. Beriman dan berharap kepada Tuhan: Tuhan adalah hakim yang adil baginya. Keadaan buruk yang dialaminya akan diperbaiki menurut keadilan Tuhan. Pemazmur percaya bahwa Tuhan tak membiarkan kebenaran tenggelam oleh kedurjanaan, kebaikan kalah atas kejahatan. Tuhan itu adalah adil dan akan memperjuangkan hak-hak orang benar. Andalannya bukan kebenarannya tetapi iman: percaya kepada Allah sang hakim yang adil.
2. Suruhlah terangMu dan KesetiaanMu supaya aku dituntun (ay 3).
Apa sikap orang jika diperlakukan tidak adil? Cobtohbsederhana saja jima ada antrian panjang namun tiba-tiba ada orang yang mendahului semua antrian dan diperlakukan khusus serasa tak peduli? Umumnya orang akan marah besar. Inilah kelebihan pemazmur menyikapi situasi ketidak adilan. Dia tidak langsung panik dan meluapkan amarahnya. Tetapi tetap menenangkan hatinya dengan berkata: tunjukkanlah terangMu dan kesetianMu. Pemazmur meminta penjelasan atas segala keadaan. Inilah hati yang bijak sana, tidak lekas, marah, memvonnis dan menyalahkan situasi dan kondisi tetapi berusaha menyakinkan diri agar Tuhan memberi penjelasan sebingga semua terang benderang. Pemazmur tidak bersandar pada pengertiannya sendiri (Amsal 3:5).
Apa sikap orang jika diperlakukan tidak adil? Cobtohbsederhana saja jima ada antrian panjang namun tiba-tiba ada orang yang mendahului semua antrian dan diperlakukan khusus serasa tak peduli? Umumnya orang akan marah besar. Inilah kelebihan pemazmur menyikapi situasi ketidak adilan. Dia tidak langsung panik dan meluapkan amarahnya. Tetapi tetap menenangkan hatinya dengan berkata: tunjukkanlah terangMu dan kesetianMu. Pemazmur meminta penjelasan atas segala keadaan. Inilah hati yang bijak sana, tidak lekas, marah, memvonnis dan menyalahkan situasi dan kondisi tetapi berusaha menyakinkan diri agar Tuhan memberi penjelasan sebingga semua terang benderang. Pemazmur tidak bersandar pada pengertiannya sendiri (Amsal 3:5).
3. Menenangkan Jiwa dan berdoa di rumah Tuhan.
Pelajaran ketiga dari kotbah minggu ini adalah, seluruh gejolak bathin disuarakan di rumah Tuhan. Ini berarti dipergumulkan di dalam doa. Pengelolaan konflik bathin yang dirasakan bukan diselesaikan dengan mengkomunikasikan masalah itu kepada sesama. Tetapi curahan hatinya disampaikan dalam doa di Rumah Tuhan.
Pelajaran ketiga dari kotbah minggu ini adalah, seluruh gejolak bathin disuarakan di rumah Tuhan. Ini berarti dipergumulkan di dalam doa. Pengelolaan konflik bathin yang dirasakan bukan diselesaikan dengan mengkomunikasikan masalah itu kepada sesama. Tetapi curahan hatinya disampaikan dalam doa di Rumah Tuhan.
Sahabat yang baik hati! Kotbah minggu ini memberikan contoh yang baik bagi kita. Kelolahlah permasalahan hidup kita dengan mempergumulkannya kepada Tuhan. Percaya dan berpengharapan kepadaNya. Tuhan akan menolong dan memberikan keadilan kepada kita.
Sahabatku, kiranya Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan. Amin!
Salam
#Nekson M Simanjuntak
#Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar