Selasa, 06 Maret 2018

TETAP TEGUH DALAM PANGGILAN ALLAH

TETAP TEGUH DALAM PANGGILAN ALLAH

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Rabu, 13/03/2018

2 Petrus 1:10 (TB)  Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

2 Peter 1:10 (RSV)  Therefore, brethren, be the more zealous to confirm your call and election, for if you do this you will never fall;

Seorang atlet atau olah ragawan yang meraih juara pasti memiliki prinsip: mempertahankan kejuaraan lebih sulit dibanding merebutnya. Prinsip semacam itu memacu dirinya untuk sungguh-sungguh tetap menjadi juara di bidangnya. Dia harus berlatih terus agar lawan-lawannya jangan merebut mahkotabjuara yang disandangnya. Apa jadinya jika petinju juara bertahan kalah KO oleh sang penantang. Tentu sang juara menjadi sulit mempertahankan dirinya sebagai juara. Itulah sebabnya sang juara selalu berlatih dan meningkatkan kapasitas dirinyamelalui latihan sekalipun sudah juara.

Gambaran seperti diatas ada juga kesamaannya dengan pesan rasul Petrus kepada jemaat. Dia meyakinkan bahwa kita telah dipanggil dan dipilih Allah menjadi umat pilihan Allah. 1 Petrus 2:9 (TB)  Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Dahulu adalah anak kegelapan, tidak mengenal Allah namun di dalam Kristus kita menjadi umat pilihanNya: bangsa yang terpilih,  imamat yang rajani, bangsa yang kudus dan milik kepunyaan Allah. Di dalam Kristus kita memiliki status baru yakni umat yang dipanggil dan dipilih Allah untuk tugas memberitakan kebesaran dan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib.

Berusaha sungguh-sungguh agar tetap teguh berdiri dalam status baru yakni sebagai umat pilihan Allah. Perlu juga diperhatikan penekanan berusaha sungguh-sungguh, berarti butuh kerja keras. Ada orang yang bekerja namun tidak sungguh-sungguh hasilnya pun tidak akan maksimal. Dalam hal iman kita harus berusaha sungguh-sungguh dan tetap berdiri teguh di dalam panggilan Allah sampai pada pemenuhannya pada kedatangan Yesus Kristus. Mengerjakan keselamatan dengan memelihara iman dan melakukan pelayanan kasih terhadap sesama.

Umat Pilihan jangan menjadi batu sandungan, oleh perkataan, sikap dan perbuatan, orang lain tersandung. Benar juga kritik Mahad Magandhi kepada Kekristenan di negaranya di India. Sebagaimana kita tahu bahwa Gandhi sangat mencintai Injil dan rajin membaca kotbah di bukit dan membacakan doa bapa, namun pengalaman buruknya terhadap sikap hidup orang Kristen dijamannya membuat dia berkata: Saya Suka Kristusmu, namun saya tak suka perilakumu. Maksudnya menujuk kepada hidup Kristen yang menjadi batu sandungan baginya. Ini pukulan berat bagi orang percaya, semestinya menjadi teladan, menjadi garam dan terang, menjadi berkat bagi sekitar.

Nats ini mengajak kita: jagalah jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain. Hidup kita harus menjadi kesaksian bagi orang lain yang memberitakan kasih karunia dan perbuatan-perbuatan Allah.

Sahabat yang baik hati, kita adalah umat pilihan Allah yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai garam dan terang, menjadi berkat dan saksi Kristus dimana pub kita berada. Tunjukkanlah teladan dalam perkataan, sikap dan perbuatan yang penuh kasih. Ingatlah jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain. Dengan demikian kita telah berusaha sunguh-sungguh menunjukkan identutas kita sebagai umat pilihanNya.

Sahabatku, kiranya segala kebaikan dan kasih karunia Kristus menyertai saudara. Amin

Salam
#Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...