Sabtu, 13 April 2019

MENYONGSONG TUHAN DENGAN SETIA DAN BIJAKSANA

Kotbah Minggu Palmarum, 14 April 2019
Nas: Matius 25:1-13

*MENYONGSONG TUHAN DENGAN SETIA DAN BIJAKSANA*

Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, beriman harus bijaksana. Bijaksana bersrti ada kesetiaan menantikan Tuhan, mempersiapkan bekal, terjaga dan tidak tertidur.  Itulah suatu kesimpulan yang dapat kita ambil dari pengajaran Tuhan Yesus tentang gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh dalam Mat 25:1-13. Gadis-gadis bijak selain membawa dian juga membawa persediaan minyak dalam buli-bulinya. Berbeda dengan Gadis-gadis bodoh hanya membawa dian menyongsong mempelai, namun karena pengantinnya datang larut malam, selain tertidur, diannya sudah mati. Mereka meminta agar gadis lain memberi minyak namun gadis bijak tak memberi dengan alasan yang sangat bijak pula; untuk apa dibagi nanti tidak cukup pada keduanya. Jika pun gadis-gadis bodoh hendak membeli minyak, namun tahukah mereka masih ada toko yang terbuka menjual minyak bagi mereka? Dalam kotbah ini justru ketika mereka pergi disitu sang pengantin datang dan lihatlah mereka terlambat sudah rumah telah tertutup bagi mereka sekalipun mereka menggedor tak akan ada yang membukanya karena mereka tak dikenalnya.

*1. Gadis bijak gambaran orang beriman menyongsong hari Tuhan.*
Beriman juga harus bijak. Setiap orang percaya harus punya pengharapan, pengharapan kita adalah menantikan kedatangan Tuhan membawa kita kepada kebahagiaan dan hidup yang kekal. Selama penantian itu kita harus bijak sana dengan setia menunggu,  mempersiapkan diri, berjaga-jaga hingga Tuhan datang. Persiapkan diri dan tetap terjaga, jangan sampai tertidur atau lalai akan kenikmatan dunia. Kelima gadis bijak sana ini adalah gambaran orang percaya yang memiliki iman sungguh-sungguh. Bekal minta adalah gambaran ada kemauan membekali diri memenuhi panggilan pertobatan dan memperbaiki diri. Itulah bekal minyak yang disebut dalam perumpamaan ini. Dia punya energi cadangan agar pelitanya dapat menyala sampai fajar menyingsing.

Beriman harus bijak, kita menantikan kedatangan Tuhan sampai maranatha. Bagi saya sangat sederhana apa yang dikatakan oleb Paulus dalam 1 Kor 13:13; iman, pengharapan dan kasih. Iman adalah dian kita yang harus selalu menyala. Beriman berarti percaya kepada Yesus Kristus sang Yuruselamat. Sedangkan pengharapan dan kasih yang ada dalam diri orang percaya di dunia ini adalah persediaan minyak kita yang selalu kita persiapkan dalam hidup ini sampai kedatangan Tuhan.

*2. Gambaran gadis bodoh: manusia yang larut kenikmatan dunia,  sibuk mencari kepentingan sesaat tanpa memikirkan kehidupan hari esok.*
Sepintas gadis ini ikut menyongsong pengantin, mereka membawa pelitanya dan mungkin make up dan segala pesonanya lebih apik. Tapi sungguh sayang mereka hanya ingin merwasakan enaknya berjumpa dengan sang pengantin. Mereka tidak pernah berpikir kemungkinan lain yang akan terjadi, seberapa lama mereka menunggu dan persiapan apa yang harus dipersiapkan.

Kelima gadis bodoh ini adalah gambaran manusia yang tidak pernah memikirkan akan kehidupan rohaninya. Mereka hanya berpikir apa yang mereka butuhkan sekarang, berpikir sesaat dan tak punya pengharapan akan kehidupan kekal. Kristen apa yang enak, apa yang menyenangkan dirinya dan kristen yang ikut-ikutan. Biasanya tipe seperti ini tak tahan menderita, ketika ada pergumulan pelitanya padam.

Gadis bodoh ini adalah gambaran orang yang tak peduli pelayanan. Ketika diminta terlibat dalam pelayanan selalu beralasan: masih muda besok lusa saya bertobat atau waktu,  masih terlalu sibuk untuk urusan kantor dan bisnis, apakah anda akan melakukan panggilan Tuhan setelah non job? Mungkin juga kita beralasan; masih banyak waktu saya masih sibuk dengan pekerjaan dan bisnis yang sedang berkembang. Bukankah banyak orang Kristen demikian? Seolah Tuhan itu masih lama datangnya sehingga lalai memperbaiki kehidupan rohaninya. Ingatlah ketika Tuhan memanggil apa persiapan anda? Jangan sampai seperti gadis-gadis yang bodoh, tanpa ada persiapan iman sehingga mereka tidak ikut bersukacita dan bahagia.  Kita dipanggil dan ditetapkan bukan untuk dihukum atau ditimpa murka, tetapi untuk memperoleh keselamatan melalui Yesus Kristus. (Baca 1 Tes 5:9)
Kelima gadis bodoh ini adalah gambaran orang beriman hanya dimulut tanpa merenungkan secara mendalam akan persiapan apa yang harus dimilikinya. Orang yang hendak mengambil keuntungan dan kesusksesan dari buah beriman. Iman seperti itu adalah hanya menuntut hak-hak, cengeng dan tak ada hati untuk mau melayani dan perencanaan jangka panjang.

Yesus menghendaki agar kita tetap di dalam pengharapan seperti gadis berhikmat. Dian yang mereka miliki adalah simbol terang hidup dan persediaan minyak tersebut memiliki arti sebagai persiapan diri orang percaya agar siap siaga menghadapi segala bentuk tantangan, rela dan setia memikul salib dan tetap terjaga.

*3. Tetap setia dan jadilah bijak sana*
Iman adalah pengharapan akan sesuatu yang pasti sekalipun tidak kita lihat. Maka bagaimana kita memperoleh sesuatu yang pasti itu di dalam diri kita? Perumpamaan Yesus ini mengajatkan kepada setiap orang percaya agar setia menantikan Tuhan dan hidup bijaksana dalam mengelola hidup.  Orang beriman akan hidup bijaksana, memgelola hidupnya dengan baik dan punya perencanaan yang baik. Beriman dengan bijak sana tidak aka  larut dan terjebak dalam lebutuhan sesaat dan pelitanya pun tak padam walau ada badai dan topan meniup.
Beriman dengan bijaksana bukanlah kristen yang ikut-ikutan saja mencari apa yang menyenangkan diri sendiri.

*4. Bijaksana Minggu Palmarum*
Konteks minggu palmarum adalah menyongsong Tuhan Yesus memasuki Yerusalem. Setiap orang dengan ramai bersorak-sorak: Hosanna, Hosanna bagi Yesus Kristus. Anak Daud. Sambutan yang mengagumkan dengan meletakkan daun-daun hijau atau palm di jalan-jalan. Demikian kita menyambut Yesus yang akan datang menyelamatkan kita manusia berdosa. Jadilah bijaksana, jangan terilang peristiwa minghu palmarum pertama mereka menyambut dan berseru: hosanna, hosanna tapi lihatlah dalam peradilan dihadapan Pilatus mereka berseru: salibkan dia, salibkan dia.

Bijaksana di minggu palmarum adalah menyambut Yesus dengan iman yang setia, memaknai kedatangan Yesus Kristus dengan pengenalan yang sungguh-sungguh. Sorak-sorai mereka bukan hanya di dalam mulut, tetapi terpatri di dalam hati sanubari yang terdalam, mau mengikut Yesus dan pelita imannya tidak padam oleh tantangan dan persoalan hidup yang dihadapi.

Sahabat yang baik hati! Beriman haruslah hidup bijaksana yang setia menantikan keselamatan yang dianugerahkan Tuhan dalam hidupnya. Beriman dengan bijaksana adalah sikap yang setia menunggu kedatangan dan dengan pelita yang tetap menyala. Orang yang bijak memastikan pelitanya tak padam oleh karena beban dan pergumulan hidup. Berinan dengan bijaksana berarti mempersiapkan minyak untuk  pelitanya.

Selamat memasuki minggu Palmarum. Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...