Sabtu, 22 Desember 2018

MENANTIKAN RAHMAT TUHAN

Khotbah Minggu Advent IV: 23 Des 2018
Nas : Yudas 17-21

*MENANTIKAN RAHMAT TUHAN*

Selamat Advent dan Hari Minggu!  Sahabat yang baik hati, Lama kita meyakini ungkapan ini: "menunggu adalah pekerjaan yang membosankan". Namun dengan kehadiran Smart Phone kini ungkapan itu sudah sedikit teratasi, dimana sambil menunggu anda bisa melakukan berbagai aktifitas seperti: membaca artikel, game, chatting bahkan memonitoring pekerjaan anda. Kita bisa mengetahui posisi yang kita tunggu dan prediksi waktu.  Inilah dunia kita sekarang ini, mungkin tidak bosan tetapi terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Perubahan zaman yang sangat real lewat IT.

Sehubungan dengan perubahan zaman! Benar apa yang disampaikan oleh para ahli bahwa zaman now serba berubah. Lihatlah ada banyak teman dan follower di dunia maya namun sangat sedikit teman sejati. Rumah semakin besar, rumah tangga semakin kecil. Inkam semakin tinggi, bahagia semakin rapuh. Strata pendidikan semakin tinggi namun kualitas emosi semakin rendah. Orang sudah keliling dunia namun tetangganya tidak di kenal. Semakin canggih alat-alat medis namun semakin buruk kondisi kesehatan kita. Dalam perubahan zaman yang kita alami ini kita seolah bertanya akan ke arah manakah dunia ini dibawah oleh arus jaman? Kotbah ini mengingatkan kita jangan terlena tetapi tetaplah berpegang di dalam pengharapan yang pasti yaitu kedatangan Kristus dalam kemuliaan.

Khusus di Advent keempat ini, Khotbah minggu ini mengingatkan jangan asyik dengan diri sendiri tetapi menantikan Tuhan dengan waspada terhadap pengajar palsu, membangun diri diatas iman dan melayani.  Menantikan Kristus bukan passif tetapi proaktif,  bukan pekerjaan yang membosankan tetapi rasanya terlalu sedikit waktu karena pekerjaan masih begitu banyak. Doa kita adalah: Ya Tuhan tangan kami hanya dua, sementara pekerjaan ini begitu banyak.

Sekarang marilah kita dalam pesan kotbah ini:

1. Waspadai Ajaran Palsu dan Roh Pemecah Belah Jemaat.
Yesus dan rasul mengingatkan, waspadalah dan berjaga-jagalah. i) Akan ada ajaran-ajaran yang menyimpang dari Injil Kristus dan para rasul. Para guru palsu membawa nama Kristus namun bukan kehendak Kristus yang diberitakan. ii) Akan ada propaganda yang memecah belah kesatuan jemaat karena mereka tahu kesatuan jemaat adalah kekuatan. Banyak hal yang membuat kita berbeda namun Kristus telah menyatakannya (Gal 3:28). Waspadai rupa-rupa ajaran-ajaran yang merusak persekutuan jemaat.

Jika kita baca ayat 4-11 dapat kita deteksi guru-guru palsu ini memiliki pribadi rusak, tidak percaya kepada Tuhan dan merusak orang lain. Mereka adalah pengejar-pengejar hawa nafsu, mencemarkan tubuhnya dan menghujat Allah. Bukan hanya itu di tengah-tengah jemaat mereka pemecah belah, roh perusak yang destruktif. Guru-guru palsu ini pengikut Iblis Mikael yang mendatangkan penderitaan bagi orang percaya. Mereka adalah pengikut-pengikut Bileam yang bernubuat atas bayaran dan upah. Bagi rasul Judas semua mereka akan mendapatkan hukuman dari Tuhan seperti hukuman Sodom dan Gomora.

Kepada pengajar-pengajar Palsu ini Paulus sangat keras dalam Galatia 1:8 (TB)  Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.

2. Membangun diri menjadi Kristen yang dewasa;
Jangan terpesona dengan ajaran-ajaran yang memukau: enak di telinga, pintar menghayutkan perasaan namun tak mencerahkan jiwa.  Ikutilah ajaran Injil yang membangun iman jemaat seperti ajaran rasul. Jemaat harus membangun dirinya menjadi Kristen yang berdiri kokoh, Kristen yang bertumbuh dari Kristen susu menjadi Kristen yang dewasa. Kristen yang berakarn bertumbuh dan berbuah. Karena kita dipilih dan ditetapkan untuk berbuah (Band You 15:16).

Jemaat bertumbuh bukan hanya sebagai penerima pelayanan tetapi yang terlibat dalam pelayanan dan pengabdian gereja itu sendiri. Jemaat bukan lagi obyek yang dilayani, tetapi menjadi subyek yang melayani (Band Markus 10:45). Sebagai jemaat yang bertumbuh dalam Kristus ikutlah ambil peran dalam persekutuan yang saling membangun.

3. Tunjukkanlah Belas kasihan
Kita yang telah menerima kasih karunia Kristus berkewajiban mempersembahkan hidup kita untuk menunjukkan belas kasihan. Bukankah  telah banyak orang yang tersandra keinginannya atau terpenjara dalam keinginan daging. Jika dibiarkan mereka akan segera hangus terbakar. Adalah hutang bagi kita yang memperoleh kasih karunia dari Tuhan namun orang di sekitar kita tidak ikut menerima kasih karunia Kristus. Yudas memakai istilah merampas mereka dari kebinasaan  Yudas 1:23a (TB)  "selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api."

Besok kita akan merayakan Malam Natal, 24 Des. Sukacita penuh karena Kristus telah datang, sebelum merayakannya, orang yang merayakan kasih karunia setidaknya telah membuat orang lain senyum bahagia. Siapa tahu dalam perjalan tahun ini, ada wajah murung dan masam oleh sikap dan perbuatan kita. Sebelum merayakan Malam Natal besok, lakukanlah sesuatu berdamai dan membuat orang lain senyum dan merasakan suka cita.

Sahabat yang baik hati! Mari mengambil peran sebagai orang percaya yang membangun diri berdiri kokoh di dalam pengajaran rasul yang benar. Ikutlah ambil bagian dalam pelayanan yang saling membangun. Kristus segera datang, dimanakah kita berada? Pastikan kita adalah bahagian dari yang menantikan rahmat Tuhan. Selamat advent bagi kita semua.  Amin!

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...