Sabtu, 27 Oktober 2018

PUASA YANG SEJATI

Kotbah Minggu 28 Okt 2018
Nats: Yesaya 58:6-12

*PUASA YANG SEJATI*

Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini membahas tentang arti puasa yang sejati. Jika pada minggu lalu kita membahas tentang ibadah yang sejati dengan mempersembahkan tubuh kita, pertobatan dan  sikap rendah hati dihadapan Tuhan adalah persembahan yang dikehendaki Tuhan maka minggu kita berbicara tentang bagaimana puasa yang sejati.

Puasa aktifitas keagamaan biasanya menahan diri dengan tidak makan dan tidak minum dalam waktu tertentu, berhenti dari aktifitas dan memfokuskan diri berdoa memohon kepada Tuhan. Bahkan dalam puasa ada orang yang menaruh debu diatas kepala untuk menyampaikan permohnan dan nazar kepada Tuhan (band Yes 58:5). Sehingga tak heran penampilan yang religius sangat menonjol pada diri seseorang,  lebih saleh dan ciri-ciri yang berpuasa sangat mudah dikenal orang. Pemahaman seperti itulah yang dikritisi oleh para nabi dalam PL dan Tuhan Yesus. Ibadah puasa bukanlah trend untuk menunjukkan identitas pribadi yang dekat dengan Tuhan, alim dan pendoa.  Bagi para nabi puasa yang sejati adalah menegakkan keadilan, memberikan orangg lapar makanan dan membuka belenggu orang-orang yang tertendas.

Puasa sangat baik dan berguna bagi orang percaya. Namun puasa bukanlah sdsuatu yang diwahibkan atau diperintahkan untuk dilakukan oleh Kristen. Marilah kita lihat beberapa catatan berikut:

- Pertama: Puasa dilakukan ketika meminta bimbingan dan bantuan kepada Allah sebagai mana pengalaman Ezra dalam membangun Bait Allah (Ezra 8:21-23), demikian dengan Paulus sebelum melantik para penilik jemaat dia dan Barnabas berpuasa (Kis 14:23)
- Kedua: Puasa dilakukan saat hendak melakukan kehendak Allah dalam panggilan khusus. Musa ketika menerima Sepuluh Perintah Allah dia berpuasa selama empat pulu hati dan empat puluh malam (Ulangan 9:9). Yesus sebelum memulaimissinya terlebih dahulu berpuasa selama empat pulu hari empat puluh malam (Luk 4:2)
- Ketiga, puasa dilakukan sebagai tanda pertobatan dan penyesalan di hadaan Allah (Yoel 2:12-15).
- Keempat, umat Israel melakukan puasa setiap hari raya Perdamaian berpuasa sebagai bentuk doa dan kebutuhan pengampunan dari Tuhan (Band Imamat 16:29-31)

PUASA YANG SEJATI
Dalam kotbah minggu ini Trito Yesaya memberikan penjelasan yang luas akan makna puasa yang sejati. Apalagi mereka masih baru kembali dari pembuangan Babel. Bagaimana mereka membangun kembali Yerusalem, bagaimana mereka membangun kembali umat Allah. Mimpi mereka adalah bagaimana proses pemulihan kejayaan mereka sebagai bangsa. Memang dalm Yes 56:1 dua hal yang mereka lakukan adalah melakukan Taurat dan menegakkan keadilan. Sejakan dengan itulah ibadah adalah bahagian dari rencana untuk memulihkan Israel, tetapi ibadah puasanya harus disertai dan ditunjukkan dengan apa yang disampaikan oleh Yesaya

1. Puasa Sejati adalah menegakkan keadilan dan membebaskan dari penindasan.
Apa yang disampaikan oleh Yesaya dalam ayat 6 ini adalah membongkar kemunafikan dibalik kedok keagamaan. Bukanlah sudah terlalu sering bahwa  ahama adalah topeng yang sangat sakral untum menutupi dosa.  Itulah sebabnya penyelewengan atas nama agama sangat rentan terjadi. Lihatlah panji-panji keagamaan semestinya menegakkan kebenaran dan keadilan namun justru menjadi tameng kemunafikan,  memakai simbol-simbol keagamaan untuk kentingsnnya sendiri.. Yesaya sangat keras dalam kotbah minggu ini bahwa Tuhan tidak menghendaki kemunafikan. Membungkus dosa, kejahatan, penindasan dan pemerasannyang menyengsarakan orang lain atas nama agama. Yesaya mementang ibadah yang munafik.  Bagi Yesaya, ibadah puasa yang sejati adalah praktek hidup manusia yang adil dan membebaskan orang lain dari lingkatan kekerasan dan oenindasan menuju kebebasan dannkemerdekaan di dalam Kristus (Band Gal 5:1 dyb).  Bagaimana kita menyatakan mengatakan syukur kepada Tuhan dan doa-doa kita panjatkan dengan diiringi nyanyian yang nyaring padahal sikap, tindakan dan perbuatan kita menindas dan melakukan kelaliman dalam hidup ini.

2. Puasa yang sejati adalah mempersembahkan hidupnya dengan kerelaan menolong orang lain. Selengkapnya dikatakan pada Yesaya 58:7 (TB)  supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Beriman itu dibuktikan dengan kesediaan memberikan roti bagi yang membutuhkan, memperhatikan hidup orang miskin.  Disini Yesaya menuntut keberagamaan kita bukanndilihat dari wajah yang berpuasa, tetapi hati yang mau berbagi. Berpuasa bukanlah menghentikan untuk tidak makan dan minum tetapi hidup dalam perenungan yang mendalam akan kehidupan ini bagi orang lain. Sungguh telah banyak kita terima dari Tuhan. Jangan hanya penerima, tetapi jadilah pelopor dan pemberi dalam.

3. Tuhan akan memberkati orang yang melakukan puasa yang sejati.
Ayat 12 ini merupakan jawaban atas segala keri duan umat Allah yang kemvali dari pembuangan.  Salah satu kerinduan merwka adalah memulihkan Yerusalem, mengembalikan kejayaan mereka dengan membangunn kota yang telah lama menjadi reruntuhan dan tinggal puing-puing. Allah akan menjawab kerinduan mereka.
Yesaya 58:12 (TB)  Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

Sahabat yang baik hati! Membangun kembali kejayaan umat Allah hanya dapat dilakukan jika bangsa itu mau melakukan puasa yang sejati sebagaimana dijelaskan di atas: menjauhakn diri dari segala bentuk kelaliman, membebaskan orang dari lingkaran penindasan serta mau berbagai, memberikan roti bagi yang lapar dan kepeduliaan terhadap orang yang miskin. Semua perbuatan baik ini akan memulihkan keadaan umatNya.

Yesaya 58:8 (TB)  Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

Sahabatku! Selamat hari minggu dan selamat beribadah. Tuhan memberkati.

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...