Senin, 01 Oktober 2018

MENJADI GARAM

*MENJADI GARAM*

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam melakukan aktifitas hari ini. Selasa, 02/20/2018

Matius 5:13 (TB)  "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Matthew 5:13 (RSV)  "You are the salt of the earth; but if salt has lost its taste, how shall its saltness be restored? It is no longer good for anything except to be thrown out and trodden under foot by men.

Garam atau Kloroid Sodium, adalah garam biasa, salah satu bahan pokok yang selalu tersedia di dapur. Garam dipakai untuk pemberi rasa bagi makanan, dan juga sebagai pengawet. Berkaitan dengan pengawet ini salah satu yang langsung anda ingat adalah ikan asin, bukan?  Seberapa lama pun ikan asin akan awet karena garam yang melindungi ikan dari pembusukan. Intinya garam mengingatkan kita akan dua hal ini, memberi rasa dan melindungi makanan dari pembusukan.

Jika kita baca ayat Alkitab, garam ini berkaitan juga dengan persembahan kurban. Garam disini sebagai bahagian dari perjanjian. Membubuhkan garam dalam kurban sajian adalah mengingatkan kesetiaan dalam memegang perjanjian. Bacalah Bilangan 18:19 (TB)  Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu."
Dan  Imamat 2:13 (TB)  "Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam."

Dalam renungan pagi hari ini, Yesus mengingatkan murid-murid: kamu adalah garam dunia. Mengingatkan fungsi anak-anak Tuhan untuk memberikan rasa, mengubah sesuatu yang tawar menjadi berasa. Sebagai mana garam dalam fungsinya sebagai bumbu dapur garam membuat suatu perubahan rasa dsri tawar ke arah yang lebih enak dan sedap. Demikianlah fungsi anak-anak Tuhan di dunia ini memberikan rasa bagi dunia ini untuk lebih indah dan lebih baik.

Fungsi garam harus pula kita lihat sebagai fungsi transformatif anak-anak Tuhan di dunia ini. Dunia ini menuju pembusukan, pergeseran nilai-nilai terus berjalan waktu demi waktu, dekadensi moral dan berbagai kejahatan terus meningkat. Perusakan alam berdampak pada perubahan iklim yang sangat mengkuatirkan . Dunia terus berubah menuju pembusukan. Yesus memanggil orang percaya menjadi garam di dunia ini untuk memberikan suatu perlawanan perusakan moralitas umat manusia. Menjadi garam dunia berfungsi melindungi dunia ini dari upaya pembusukan yang terus berlangsung agar tetap bertahan di dalam nilai-nilai yang dikehendaki oleh Allah.

Dengan mengutip fungsi garam  dalam ibadah penyerahan qurban sebagai perjajian garam kekal dengan Tuhan. Hal ini mengingatkan kita kepada kesetiaan, hidup setia dan mau melakukan kehendak Allah sepanjang hidup dan diwariskan secara turun temurun.

Sahabatku yang baik hati! Renungan ini mengingatkan dan mengajak kita menggarami dunia ini melalui totalitas hidup kita. Kehadiran orang percaya di dunia ini harus menggarami mulai dari perkataan, pemikiran dan tindakan.
Mari mulai dalam aktifitas sederhana, dari kata-kata yang kita ucapkan hendaknya menggarami sebagaimana tertulis pada Kolose 4:6 (TB)  Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Sahabatku! Tuhan memberkati saudara fengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR

  Kotbah Minggu Exaudi Minggu, 12 Mei 2024 Ev. Mazmur 1:1-6 KEBAHAGIAAN ORANG BENAR Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah ming...