Senin, 24 September 2018

TUHAN MENGHENDAKI KEBENATAN DAN KEADILAN

TUHAN MENGHENDAKI KEBENARAN DAN KEADILAN

Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita. Senin 22/09/2018

Amsal 21:3 (TB)  Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.

Proverbs 21:3 (RSV)  To do righteousness and justice is more acceptable to the LORD than sacrifice.

Salah satu yang dilawan oleh Tuhan Yesus dari kaum agamawan Farisi adalah kemunafikan.  Munafik adalah sifat buruk bahkan jahat yang disembunyikan/dibungkus dibalik citra positip agama. Semua orang menganggap agama itu mulia, suci, dan religius (saleh atau solehah) yang mengedepankan nilai-nilai moral. Namun telah banyak pula yang memanfaatkan tameng agama dengan tujuan yang tidak baik pula. Hal inilah yang sangat ditentang oleh Tuhan Yesus  dalam dialog Yesus dan Farisi sebagaimana dituliskan oleh kitab-kitab Injil. Kaum Farisi sering memakai aturan keagamaan menjadi dasar pembelaan diri dan menghakimi orang lain.

Kritik terhadap aturan keagamaan sebenarnya tidak dimulainoleh Yesus, tetapi  sudah dimulai sejak para nabi-nabi, termasuk dalam renungan hari ini dari Amsal. Sebagaimana kita ketahui bahwa agama Yahudi merupakan salah satu agama yang paling ketat terhadap aturan keagamaan. Sejak Musa menerima kesepuluh perintah Tuhan di Sinai, kaum agamawan (Lewi) menjabarkan dan merinci peratursn keagamaan maka lahirlah Taurat yang diharuskan untuk dilakukan oleh setiap kaum Yahudi. Persturan peribadahan, persembahan, kurban, doa, puasa dan sikap sehari-hari. Ketatnya peraturan keagamaan ini, dianggap sebagai bukti ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. 

Dampak dari ketatnya peraturan keagamaan dan ketakutan terhadap ulama Yahudi (Farisi dan tokih agama lainnya) menjadikan peraturan agama sebagai formalisme semata. Disinilah terjadi pergeseran makna peraturan religius dari ketulusan untuk ketaatan kepada Tuhan berubah menjadi pemenuhan formalisme agama.  Hal yang diutamakan bukan lagi dari pelaksanaan agama dari jiwa tetapi  melakukan peraturannagama hanya sebatas memenuhi diperintahkan agama.
Dikap seperti inilah yangbditentangboleh para nabi dan kitab Amsal, sikap formalisme agama hanya akan membawa agama itu kepada kemunafikan. Coba anda bayangkan demi ketaatan terhadap peraturan korban; orang memberikan kurban persembahan berupa ternak lembu tang tambu atau domba tetapi hatinya jauh malah pelaku penindasan. Orang bisa benar secara aturan keagamaan memberikan kurban persembahan berupa kurban bakaran namun mereka tetap melaksanakan kejahatan, kebencian dan haus akan dara orang-orang yang lemah. Atas keadaan seperti ini banyak Nabi tampil untuk melawan kemunafikan keagamaan

- Yesaya 1:13, 29 (TB)  Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.

- Amos 5:22-23 (TB)  Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.

Maka pertanyaan, apakah semua kewajiban agama dilakukan secara formal dilakukan menyukakan hati Tuhan?  Nats renungan ini mengingatkan Tuhan menghendaki keadilan dan kebenaran. Pemberian kurban persembahan harus didasari dengan jiwa dan hati yang tulus.  Apalah artinya kurban-burban dipersembahkan sedemikian rupa bagi Tuhan namun hiduonya jauh bahkan dengan sengaja melakukan yang bertentangan dengan kehendsk Allah seperti: korupsi, kejahatan, penindasan dan pemerasan dll. Amsal ini mengingatkan kita bahwa yang dikehendaki Tuhan adalah keadilan dan kebenaran.

Sahabat yang baik hati, dimana pun saudara berada Tuhan memberkati dengan mimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin

Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...